Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN MENDAKI GUNUNG UNTUK SISPALA Al-UKHUWAH

  Menyusun Rencana

1. Anggaran Keuangan :

1. -Alokasi dana harus disesuaikan dengan perjalanna yang akan dilakukan


2. -Pengeluaran dan pemasukan dilakukan oleh bendahara atau pemimpin perjalanan
3. Peserta
4. Perizinan:
a. -Surat jalan organisasi
b. -Identitas diri (KTP, Kartu Mahasiswa, Kartu Pelajar)
c. -Surat ijin jalan dari pos pendakian
5. Transportasi:
a. -Lakukan survei untuk  menentukan transportasi paling efectif dan efisien, serta
sesuai dengan anggaran dan waktu yang telah direncanakan.
6. Perencanaan di lapangan:
a. -Rumuskan jadwal secara rinci.Susun rencana waktu jam per jam.
b. -Susun strategi yang akan digunakan.
c. -Tetapkan waktu yang diperlukan untuk mencapai target/tujuan perjalanan.
7. Pelaksanaan di lapangan
a. -Kerjasama dan kekeompakan dalam satu tim
b. -Tiap anggota harus menuruti semua keputusan pemimpinnya.

  Persiapan Fisik

1.       Pemanasan (10-15 menit)


2.       Latihan kekuatan otot lengan (Sit-up 10-25 kali sehari secara rutin)
3.       Latihan kekuatan lengan dan dada(Push-up 10 kali setiap hari)
4.       Jogging/lari (30-45 menit)
-Dua kali seminggu
-Agar pembuluh kapiler bekerja dengan baik untuk memaju kerja jantung sehingga VO2
max meningkat.
-Meningkatkan kelenturan dan kekuatan persendian.
5.       Melatih kekuatan bahu (pull-up rutin  hitungan 10-25kali sehari)
6.       Joging dengan beban.
7.       Latihan angkat beban

  Perlengkapan Perjalanan

-Berat beban perjalanan tidak boleh melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg)

1.       Ransel                                                             
2.       Baju Lapangan
3.       Topi lapangan                                           
4.       Jam Tangan
5.       Sabuk penggendong                                 
6.       Sarum Tangan
7.       Baju Lapangan                                          
8.       Celana Lapangan
9.       Sabuk pinggang                                       
10.   Sepatu
(Hal yang perlu diperhatikan)

-Sepatu Lapangan  :

         Nyaman dan sesuai kaki pengguna


         Bentuk sol bawahannya dapat mencengkram ke segala arah dan cukup kaku
         Lentur
         Berkulit tebal, tidak mudah sobek

-Kaos kaki:

         Menyerap keringat


         Menghindari lecet pada kaki
         Menghangatkan kaki
         Plester kaos untuk melindungi kaki agar terhindar dari lecet karena gesekan

-Gaiters (pelindung tambahan):

         Berfungsi melindungi kaki dari masuknya binatang atau pasir. (biasanya digunakan pada
kondisi tanah becek serta rawa-rawa atau saat menyebrangi sungai.

-Pakaian :
 (Fungsi pakaian adalah mempertahankan lapisan udara hangat bertahan di sekitar kulit, namun
membiarkan keringat keluar)

         Memiliki sirkulasi udara di bagian punggung, berlengan panjang, terbuat dari katun tipis.
         Jangan menggunakan bahan nilon karena bahan ini tidaj menyerap keringan

-Celana Lapangan:

         Kuat namun ringan, serta memiliki lapisan ganda


         Mempunyai kantung tambahan untuk menaruh perlengkapan
         Terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
         Mudah kering dan bila basah tidak bertambah berat
         Jangan menggunakan celana Jin karena akan berat bila basah dan butuh waktu lama
untuk dikeringkan

-Topi Lapangan:
         Melindungi kepala dari kemungkinan cedera karena duri
-Sarung Tangan:
         Sebaiknya terbuat dari kulit, tidak kaku, dan tidak menghalangi pergerakan
-Kacamata hitam:
         Digunakan saat akan menuju puncak untuk menghindari sinar matahari secara langsung.

-Pakaiaan Pengganti:
(Menganti pakaian yang basah saat akan beristirahat atau tidur agar panas tubuh terjaga)

         Menyerap keringat, berbahan sutraatau katun.


         Jumlah sesuai dengan lama perjalanan.

-Pakaian Dalam:

         Untuk menghangatkan tubuh dan keringat, berbahan katun.


         Sesuaikan jumlah dengan lama perjalanan

-Perlengkapan Mandi

         Sabun antiseptic


         Pasta gigi
         Minimalkan penggunakan sabun atau pasta gigi agar tidak mencemari lingkungan.

  Perlengkapan Masak
(ringan namun banyak fungsi)
1. Pematik Api:
-Korek gas atau pematik biasa. Pematik biasa sebaiknya ditempatkan pada tabung bekas film
foto agar tetep kering.
2. Panci/Nestil
3. Tempat Air (Jerigen air berukuran 3-5 liter)
4. Sendok dan garpu
5. Kompor:
         Kompor Gas Butana
+Api biru, cepat matang,tidak menimbulkan kerak .
-Mudah meledak apabila kepanasan, harga lebih mahal, efek pendek.
         Kompor Minyak Tanah
+Lebih hemat dan Aman
-Makanan lama masak,menimbulkan kerak di panci.
         Kompor Parafin
+Praktis,dapat digunakan di segala medan.
         Kompor Spriritus Cair
+Digunakan memasak di dlm tenda apabila hujan

“HINDARI MENEBANG POHON UNTUK MEMASAK!!!”


-Api kurang maksimal.
  Makanan

         Contoh makanan yang mengandung   karbihidrat: Roti, Biscuit , Bubur Gandum , Beras ,
Susu , Coklat, Mie.
         Contoh makanan yang mengandung banyak lemak: Daging, Keju , Kuning Telur.
Seorang pendaki membutuhkan sekitar 5000kalori &  ? gram protein setiap hari.Sumber
tenaga utama berasal dari karbohidrat, protein bagi pendaki hendaknya dikurangi karena
asam amino dan ammonia yang tertimbun dalam darah dapat menyebabkan pendaki sering
kencing dan cepat lelah.
         Menu Makanan
-Makan Pagi (makanan yang mudah masak dan hangat) misalnya: mie instan, bubur gandum,
biscuit, susu.
-Makan Siang (Sebainya tidak mengeluarkan makanan yang perlu dimasak, namun meiliki
kalori yg tinggi): Coklat, Biskuit, Roti
-Makan Malam (Boleh memasak karna waktu yang tersedia banyak):  Nasi, The Manis, lauk
pauk dan sayur.

  Pengepakan Barang

         Letakkan barang-barang berat di dekat punggung, antara kiri dan kanan seimbang
         Barang penting taruh di atas: P3K,jas hujan, agar mudah diambil.
         Masukan barang kedalam kantung plastic yang tidak tembus air.
         Gunakan ruang seefisien mungkin.
(Berikut urutan mengepak barang dari atas)
-Jaket dan jas hujan
-Kantung Tenda
-Kotak P3K
-Alat masak
-Tempat air minum
-Kantung Makanan
-Kantung Pakaian
-Sleeping Bag/Kantong tidur
-Frame tenda dan alas tidur bisa diikat diluar ransel
      Ransel
Ringan, kuat, sesuai kebutuhan dan keadaan medan, praktis, nyaman dipakai, adapun
komponen penting pada ransel yaitu:
-Plastik
-Sabuk penggendong berisi busa yang menahan beban di bahu.
-Sabuk pinggang untuk menahan berat agar terbagi ke pinggang.
-Tas Kecil, untuk menempatkan barang-barang berharga, seperti dompet, kamera,senter dll.

  Perlengkapan Tidur
      Jaket: terbuat dari bahan katun dan nilon dan lapisan penghangat tubuh
      Kantung tidur/sleeping bag: Terbuat dari sutra nilon pada lapisan luar, bagian dalam berisi
down (bulu-bulu sintetis) yang menghangatkan.
      Matras: Terbuat dari busa karet yang ringan sehingga hangat sebagai alas.
 TIPS memilih tenda
-Bagian dalam/internal wall: terbuat dari nilon yang tembus uap air, alas kedap air dari nilon
yang lebih tebal untuk menghindari kelembaban tanah, memiliki 2 pintu untuk sirkulasi udara,
kerangga tenda yang baik terbuat dari alloy aluminium yang kuat namun lentur dan ringan
-Bagian luar/flysheet: berbahan nilon, usahakan ada jarak dengan lapisan dalam untuk
menghindari masuknya embun, gunakan pasak alumunium yang ringan dan kuat, tenda
mempunyai serambi pada bagian luarnya.
  Lokasi tenda yang baik
-Jangan letakkan pintu tenda di arah datangnya angina
-Jangan mendirikan tenda dekat sungai karna ada ancaman banjir dan bintang bua
-Buatlah saluran air yang baik agar air tidak masuk tenda saat hujan.
-Taburi garam disekeliling tenda untuk menghindari gangguan binatang buas.
-Usahakan tenda tetap bersih agar nyaman ditempati.
-Jika memilih tenda dome usahakan yang berkonstruksi rendah agar kerangka tidak patah saat
ada angina besar atau badai.

  Perlengkapan Anti Hujan


         Jas Hujan/Raincoat: Bahan nilon yang dilapisi karet anti air, Pilih yang berwarna cerah
agar mudah dikenali
         Ponco: Selain dapat digunakan sebagai pelindung hujan, ponco juga dapat digunakan
sebagai bivak (tempat perlindungan).

  Navigasi Darat
Navigasi darat adalah suatu cara untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik dalam
kenyataan maupun dlam peta.
         Perhatikan pergerakan bintang. Bintang bergeser ke arah barat, Hadapkan tubuh kearah
bintang yang bergerak tadi maka sebelah kanan anda adalah utara sedangkan yang kiri
adalah selatan.
         Rasi Bintang :
-Ursa Mayor/Biduk, rasi bintang ini menunjukkan arah utara.
-Crux/laying-layang, rasi gubuk peceng-menurut orang jawa- ini menentukan arah
selatan.
         Kenali tanda-tanda alam seperti pohon besar sebagai patokan.
         Gunakan matahari sebagai pedoman arah
         Buatlah tanda atau pita mencolok bila menemui jalan bercabang
         Tentukan posisi awal keberangkatan. Bidiklah dengan kompas arah puncak yang dituju,
catat arah dan posisinya sebagai pegangan.

  Perlengkapan Navigasi
1.       Peta
2.       Kompas

  Leave No Trace
Program ini dirancamg untuk memperkecil dampak social dan lingkungan dalam kawasan
pendakian gunung yang didasarkan pada prinsip sebagai berikut:
a)   Perencanaan dan persiapan yang baik
b)   Berkemah dan bepergian diatas permukaan tanah dan awet.
c)    Buanglah kotoran dengan benar
d)   Biarkan yang anda temukan
e)   Minimkan penggunaan dan akibat dari api unggun
f)    Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan
g)   Dengan memelihara diri sendiri dan grup anda dlam perjalanan di alam bebas, anda termasuk
posisi melindungi lingkungan

  Teknik Mendaki Gunung


Ukuran pendakian yang normal adalah berjalan selama 1 jam dan istirahat 10 menit, saat
istirahat minumlah minuman manis dan sedikit panganan ringan. Konsep bahwa minum
minuman keras dapat menghangatkan tubuh sebenatnya adlah salah, karena itu dpat
menyebabkan pembuluh darah kulit mengembang, sehingga udara dingin dapat masuk ke dalam
tubuh, selain juga memabukkan.
         Berjalan/Hiking
Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, dengan nafaf teratur, untuk menghemat
tenaga. Jangan memaksakan melangkah terlalu lebar karena akan mengurangi
keseimbangan dan cepat lelah.
         Beristirahat
Saat beristirahat duduklah dengan merentangkan kaki agar aliran darah kembali normal.
         Memanjat/Climbing
Teknik ini memerlukan keseimbangan dan konsentrasi tinggi karen jalur yang dilalui
nyaris tegak lurus dan cukup berbahaya, diperlukan alat pengaman untuk melaluinya.
         Merangkak/Scrambling
Teknik ini digunakan apabila melewati jalur menajak sehingga diperlukan koordinasi
kaki dengan bantuan kedua tangan untuk mendaki

  Puncak
         Lindungi kulit dengan pelindung kulit untuk mengurangi effect kulit terbakar sinar
matahari.
         Gunakan kacamata hitam untuk mengurangi effect pantulan sinar matahari secara
langsung
         Siapkan kain atau handuk yang dibasahi  air untuk menutupi hidung dan mulut apabila
kita mencapai puncak gunung berapi yang masih aktif untuk mengindari sengatan
belerang.

  Turun tebing
Pengetahuan untuk menuruni tebing:

         Menuruni tebing dalam tingkat mudah: sperti berjalan, namun memerlukan bantuan
tangan untuk menjaga keseimbangan.
         Menuruni tebing dalam tingkat medium: memerlukan koordinasi yang baik antara badan
dan tangan, untuk mendapatkan keseimbangan.
         Menuruni tebing dalam tingkat sulit               : diperlukan kehati-hatian dan kecermatan,
karena posisi tebing tegak lurus.
  STOP
STOP adalah rumus yang penting digunakan saat kita tersesat. STOP merupakan
singkatan dari:
S – Stop / Seating             : berhenti dan beristirahat, tenangkan diri agar tidak panik.
T – Think                              : berifkir jernih (logis) dalam situasi yang dihadapi.
O – Observation               : lakukan observasi (pengamatan) lapangan di sekitar kita,
tentukan tanda-tanda yang dapat kita manfaatkan atau yang harus dihindari.
P – Planning                       : buat rencana dan pikirkan konsekuensinya.

Langkah-langkah yang harus ditempuh bila tersesat:


         Mengkoordinasokan anggota.
         Melakukan pertolongan pertama.
         Melihat kemampuan dan keadaan anggota.
         Mengadakan orientasi medan.
         Mengadakan penjatahan makanan.
         Membuat rencana dan pembagian tugas.
         Berusaha menyambung komunikasi dengan penduduk.
         Membuat jejak dan perhatian.
         Mendapatkan pertolongan.

  Bertahan Hidup (Survival)


survival adalah keahlian untuk bertahan hidup dalam situasi mendesak.
S – Sadari sungguh-sungguh situasimu.
U – Untung malang tergantung ketenanganmu.
R – Takut, panik, dan putus asa segera dikuasai.
V – Viva/hidup hargailah dia.
A – Adat-istiadat setempat harus dihargai.
L – Latihlah dirimu dan belajarlah selalu.

Elemen survival:
  Air
  Api
  Makanan
  Jebakan
  Perlindungan
  Penyelamatan
Hal-hal penting dalam survival:
  Sikap mental
  Semangat hidup
  Kepercayaan diri
  Akal sehat
  Disiplin
  Kemampuan belajar dari pengalaman

  Pengetahuan
  Membuat bivak
  Memperoleh air
  Makanan
  Membuat api
  Orientasi medan
  Pertolongan

  Pengalaman dan latihan


  Identifikasi tanaman
  Membuat trap

  Peralatan
  Kotak survival

  Kemauan belajar
Bahaya dalam survival:
  Ketegangan dan panik
  Sengatan sinar matahari dan panas
  Serangan penyakit
  Demam
  Disentri
  Tipus
  Malaria
  Kemerosotan mental
  Bahaya dari semua jenis binatang yang mungkin ditemui
  Keracunan
  Keletihan yang amat sangat
  Kelaparan (to starve)
  Lecet (blister)
  Kedinginan

  Membuat Shelter (Bivak)


Tujuan pembuatan shelter adalah sebagai tempat perlindungan diri dari pengaruh alam seperti
hujan, angin, dingin, dan panas.

Macam:
a)      Shelter asli alam
b)      Shelter buatan dari alam
c)       Shelter buatan
Syarat-syarat dalam pembuatan shelter:
  Hindari daerah aliran air, karena kemungkinan banjir disaat hujan.
  Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh, termasuk pohon kelapa, untuk
menghindari tertimpa dahan atau pun buah kelapa.
  Bukan sarang nyapuk atau serangga lain.
  Berbahan kuat dan nyaman.
  Jangan terlalu merusak alam ketika membuatnya.
  Terlindung langsung dari angin.

Beberapa model shelter yang bisa dibuat:

  Mengatasi Gangguan Binatang


  Nyamuk
  Obat nyamuk, lotion pengusir nyamuk, dll.
  Bunga kluwih dibakar.
  Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan agar asapnya bisa mengusir
nyamuk.
  Gosokan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk.

  Laron
  Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan.

  Lebah
  Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali.
  Tempelkan tanah liat di atas luka.
  Jangan dipijit-pijit.
  Tempelkan pecahan genting panas di atas luka.

  Lintah
  Teteskan air tembakau pada lintahnya.
  Taburkan garam di atas lintahnya.
  Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya.
  Taburkan abu rokok di atas lintahnya.

  Semut
  Bosokan obat gosok pada luka gigitan.
  Letakan cabe merah pada jalan semut.
  Letakan sobekan daun sirih pada jalan semut.

  Kalajengking dan lipan


  Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar.
  Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit.
  Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka.

  Ular
  Jaga agar korban tetap berbaring dan berdiam diri (percepatan aliran darah akan
membahayakan).
  Pasang tourniquet pada bagian atas dari luka, sebagai alternative bisa digunakan dasi, syal,
sabuk, dsb.
  Keluarkan racun, caranya sebagai berikut:
-          Beri yodium tinctor (obat merah) disekitar luka.
-          Toreh pada luka gigitan dengan menggunakan pisau lipat/silet yang telah ditserilkan.
-          Keluarkan darahnya  dari luka irisan itu sebelum pengikat pembalut dikendorkan. Cara
mengeluarkannya dengan menggunakan penghisap atau dapat dilakukan oleh mulut kurang
lebih sampai 3 kali. Perlu diperhatikan pada waktu menghisap dipastikan tidak terdapat luka
di dalam mulut. Bisa juga mngeluarkan botol yang berleher kecil. Sebelumnya kosongkan
udara di dalam botol itu. Caranya yaitu dengan membakar kertas atau korek di dalam botol,
lalu ditempelkan hingga dapat menyedot darah keluar.
-          Setelah tourniquet dibuka, luka bekas torehan diberi yodium tincture (5%), taburi dengan
bubuk sulfa, lalu tutup dengan pembalut steril.
-          Jika torehan terus berdarah, berilah kain kasa steril (di atas luka) dan tekan kuat-kuat dengan
jempol hingga pendarahan berhenti.
-          Apabila korban tak bernafas, beri nafas buatan.
  Dapatkan pertolongan dokter secepatnya.

  Mendapatkan Air

  Dari air hujan


Metode ini dilakukan dengan cara menampung air hujan yang jatuh, menggunakan plastik dan
barang-barang yang tidak tembus air.

  Air dari tanaman


  Pengumpul air dari ranting pohon: kuncup pohon ditutup dengan menggunakan plastik
untuk mendapatkan air.

  Mendapatkan air dari pohon bambu: potong menukik setiap ruas dari pohon bambu.

  Pengumpul air dari daun dan bunga: daun pakis dan kuncup bunga terompet biasanya
menimbun air dari embun atau air hujan.

  Menyuling dengan matahari


Cara:
1.       Gali lubang lebar ±50 cmdan dalam ± 30 cm.
2.       Tempatkan penampungan air di tengah-tengah lubang dan tutup lubang dengan plastik
hingga rapat.
3.       Tempatkan batu di atas plastik agar air menetes ke tempat penampungan.
Matahari akan meningkatkan suhu dari udara dan tanah di bawah plastik, sehingga
terproduksi uap air. Pengembunan air yang terjadi di bawah plastik akan mengalirkan air
menuju tempat penampungan.
Sangat efektif pada siang yang panas dan malam yang dingin. Mampu mengumpulkan air
sampai ½ liter per hari.
  Dengan proses kondensasi
Cara: ikatkan kantong plastik pada cabang pohon yang sehat atau tempatkan lapisan tenda di atas
tumbuhan. Proses penguapan pada daun akan memproduksi kondensasi dalam kantong.

  Tumbuhan Survival

  Yang bisa dikonsumsi


         Keluarga palem-paleman
Contoh: aren, sagu, siwalan, kelapa.

         Jenis jambu-jambuan (Myrtaceae)


Ciri:
- Daunnya berbau agak manis jika diremas
- Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.

         Tumbuhan merambat di pohon


Ciri:
Bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan.
Contoh: gembolo, ubi rambat, gembili, markisa.

         Keluarga rumput-rumputan


Contoh: bambu, pisang hutan, tebu.

         Tumbuhan semak (Begonia)


Ciri:
- Daunnya berbentuk jantung, tidak simetris.
- Bila tangkai daun yang muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

         Keluarga sirsak (Annonaceae)


Contoh: pakis, jamur merang, arbei hutan.

  Tumbuhan yang tidak bisa dikonsumsi


Ciri:
- Berbau tidak sedap
- Membuat pusing
- Bergetah pekat, berwarna
- Berwarna mencolok
- Berbulu/kasar
- Daunnya keras

  Ciri-ciri jamur beracun


         Mempunyai warna mencolok
         Baunya tidak sedap
         Bila dimasukan ke dalam nasi, warnanya menjadi kuning
         Sendok menjadi hitam bila dimasukan ke dalam masakan
         Bila diraba, mudah hancur
         Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
         Tumbuh dari kotoran hewan
         Mengeluarkan getah putih

  Panduan menemukan makanan


         Makanan yang dimakan kera juga bisa dimakan manusia.
         Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
         Hindari makanan.  yang mengeluarkan getah putih seperti sabun kecuali sawo.
         Tanaman yang akan dimakan dicoba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir, tunggu
sesaat. Apabila aman bisa dimakan.
         Hindari makanan yang terlalu asam dan pahit.
NB:
Sebelum memakan tumbuhan liar di hutan, sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak
buruk seperti diare dan alergi.
Jika keracunan makanan, sebaiknya “dipancing” untuk memuntahkannya, kemudian minumlah
susu atau pil norit (bila ada).
  Membuat Api
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk membuat api, yaitu:
         Lensa Konveks
Digunakan saat ada sinar matahari. Fokuskan sinar yang melewati lensa ke tender
(material kering yang mudah terbakar), kemudian tiuplah tender sampai nyala apinya
terlihat.

         Flints Dan Still (Batu Api dan Besi)


Benturkan batu api dan besi di atas tinder, hingga timbul percikan api. Setelah percikan
api mengenai tinder, tiuplah agar menyebar dan terbakar.

         Metode Friksi Pengapian


Gosokan batang akayu keras melawan batang kayu lunak sebagai alas. Untuk
menggunakan metode ini, lubangi dasarnya secara memanjang dan gerakan seperti
membajak naik turun batang kayu yang keras tersebut. Gerakan ini akan mendesak keluar
partikel atau butir serabut kayuyang lambat laun akan menimbulkan bunga api.

         Busur Dan Drill


Ada beberapa materi yang perlu digunakan dalam metode ini:
a)      Drill        : kayu keras berdiameter 2 cm dan panjang 25 cm. ujung atasnya bulat rata, ujung
bawahnya dbuat mengecil dan tumpul.

b)      Bow       : busur, tongkat yang terbuat dari kayu muda dengan diameter 2,5 cm dilengkapi
benang. Ikatlah ujung busur yang satu dengan yang lainnya dan jangan sampai kendur.

c)       Socket  : suatu pegangan yang terbuat dari kayu atau tulang yang diberikan lubang untuk
menahan dan menekan drill.

d)      Fire Board: ukuran terserah anda, merupakan kayu lunak dengan tebal kira-kira 2,5 cm dan
lebar 10 cm. buat lubang permukaan bawahnya untuk tekanan.

  Cara Membuat Jebakan


  Membuat Jerat
Dibuat dari tali prusik atau senar yang cukup lentur, ditempatkan di tepi lubang persembunyian
hewan. Saat kepala atau tubuh hewan tersebut masuk, maka tali akan langsung melepaskan
trigger dari pasaknya. Lalu tali akan menegang dan tertarik ke atas.

  Jebakan Binatang Besar


Jebakan ini diletakan di atas tanah dengan lubang 15 cm. binatang yang menginjaknya akan
terjerat.

  Kandang Jebakan
Jebakan ini harus dijaga sehingga penempatannya harus pada jalur yang sering dilewati binatang
buruan. Sebar umpan, apabila mangsa datang, kita tinggal menarik tali yang menggerakan trigger
untuk menutup kandang.

  Survival Kit
Merupakan kebutuhan yang harus dimiliki bagi pendaki gunung sebagai antisipasi apabila
menghadapi suatu masalah dalam pendakian gunung. Survival Kit terdiri dari:
  Perlengkapan jahit
  Cermin
  Peniti
  Pisau multiguna
  Peralatan mincing
  Peluit
  Senter
  Korek api
  Kaca pembesar
  Lilin
  Jas hujan (bivax

  SOS / Signal Komunikasi

  Batang Fosfor
Untuk meminta pertolongan di malam hari. Dipatahkan untuk menghasilkan cahaya

  Peluit
Untuk memanggil pertolongan maupun anggota dengan cara ditiup.

  Radio Komunikasi
Untuk memudahkan komunikasi antar sesame anggota.

  Cermin
Untuk meminta pertolongan pada siang hari dengan cara memantulkan sinar matahari dan
mengirimkan kode SOS.
  Dokumentasi

Daftar periksa:
1.       Tas Kamera
2.       Plastik pelindung
3.       Kamera saku
4.       Lampu kilat
5.       Baterai dan film (memori) cadangan
6.       Tisu pembersih lensa
7.       Kaki tiga
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1.       Periksalah peralatan fotografi maupun video benar-benar berfungsi dengan baik.
2.       Pelajari peta wisata dan buat daftar khusus objek-objek yang menarik.
3.       Bawa baterai, film / memori, dan lampu cadangan.
4.       Lindungi peralatan dokumentasi dari pengaruh cuaca.

  Risiko Medis
  High Risk
Adalah risiko medis yang dapat menyebabkan kematian, antara lain:
         Hipotermia             : penurunan suhu tubuh di bawah suhu normal (370). 
         Dehidrasi                 : kekurangan cairan yang disebabkan oleh kurangnya pemasukan
cairan atau pengeluaran cairan yang berlebihan pada tubuh.

  Medium Risk
Adalah risiko medis yang dapat menyebabkan kecacatan, antara lain patah tulang.

  Low Risk
Adalah risiko medis yang mengganggu aktifitas pendakian, antara lain trauma, luka, dan cedera
otot.

  Perlengkapan P3K
  Obat-obatan standar    : obat sakit kepala, obat flu, obat alergi, obat diare, salep pegal-pegal,
dll.

  Pembalut segitiga (Mitela)          : digunakan untuk mengikat luka dan membalut bagian
tubuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

  Sun block             : melindungi kulit agar tidak terbakar akibat dari sinar matahari langsung.

  Anti septik           : menghindari infeksi pada luka.

  Minyak gosok   :mengurangi rasa sakit akibat gigitan serangga, dan untuk menghangatkan
tubuh.

  Alkohol                 : mematikan kuman, menghindari infeksi pada luka berdarah.


  Plester                  : menutupi luka, menghindari infeksi.

  Gunting              
               
  Pinset                    : mengambil benda-benda kecil pada luka.

  Thermometer    : mengukur suu tubuh.

  Sarung tangan karet      : digunakan pada tangan saat melakukan penanganan luka, agar
terhindar dari infeksi.

  Kapas                   : untuk membalut dan membersihkan luka berdarah , agar terhindar dari
infeksi.

  Kain kasa            : untuk membalut luka.

  Dasar-dasar pertolongan
1.       Airways control
Langkah langkah:
1)      Leher diangkat agak ditegakan sehingga jalur pernafasan tidak terhambat.
2)      Pendorongan rahang bawah ke depan sambil merasakan apakah korban sudah bisa bernafas.
Perhatikan juga dada korban, apakah ada gerakan.
3)      Pembukaan mulut dilakukan agar pernafasan spontan.

2.       Breathing support


Langkah-langkah:
1)      Tiupkan udara dari mulut ke mulut sambil tangan menutup lubang hidung.
2)      Lakukan tiup lepas setiap 5 detik sekali sampai terlihat dada mengembang dengan harapan
terjadi pengembangan paru sehingga bernafas kembali.
3)      Pemberian nafas bantuan ini bisa juga dengan cara meniupkan udara dari mulut ke hidung.

3.       Circulation support


Langkah-langkah:
1)      Periksa nadi pada pergelangan tangan.
2)      Cari titik pertemuan antara tulang rusuk dengan jari-jari anda.
3)      Letakan tangan di dada korban dengan posisi yang benar, jangan sampai jari-jari anda
menekan tulang rusuk korban.
4)      Tekan ke bawah pangkal tangan anda. Sebaiknya dihitung secara berirama.
5)      Lakukan sebanyak 15 kali lalu bergaintian dengan Breathing support sebanyak 2 kali.
6)      Setelah kondisi korban stabil segeralahbawa korban turun menuju rumah sakit terdekat.

  Hipotermia
Adalah suatu keadaan di mana inti tubuh berada di bawah suhu tubuh normal.
  Macam-macam hipotermia:
         Hipotermia ringan (35-320C)
         Hipotermia sedang (32-300C)
         Hipotermia berat (<300C)

  Tanda-tanda hipotermia:
         Kelelahan, jalan suka tersandung.
         Menggigil, daya ingat kacau, dan mengantuk.
         Malas bergerak, tidak punya keinginan untuk bangun.
         Bicara melantur dan suka marah-marah sendiri.
  Kondisi yang mendukung terjadinya hipotermia:
         Temperatur rendah.
         Pakaian dan peralatan yang tidak memadai.
         Kehujanan dan kelelahan.
         Kehilangan cairan tubuh (dehidrasi).
         Kurang makan. 

  Kondisi hipotermia berat:


         Pingsan
         Dingin
         Kulit pucat kebiruan
         Denyut nadi tidak teraba
         Pernafasan tidak terlihat

  Penanganan korban hipotermia:


         Segera masukan ke dalam bivak/tenda.
         Beri minuman yang hangat namun sedikit saja.
         Ganti seluruh pakaiannya dengan yang kering.
         Bila tidak ada pakaian kering, lepaskan seluruh pakaiannya dan langsung masukan ke
dalam kantong tidur, yang sebelumnya sudah dihangatkan oleh orang yang normal.

  Dehidrasi
Adalah suatu keadaan di mana inti tubuh berada pada suhu di atas normal.
Tanda-tanda dehidrasi tidak berbeda dengan gejala yang dialami oleh penderita hipotermia ,
terutama kepala pusing dan kulit terasa terbakar.

  Penanganan:
         Diberi pelindung dengan lapisan tenda dan disiram air untuk mendinginkan tubuh.
         Kulit diberi sunblock.
         Dikompres dengan air untuk mendinginkan suhu tubuh.

  Tandu darurat:
         Cari 2 batang kayu/bambu yang kuat sepanjang ± 2 meter kemudian gunakan jaket atau
kantong tidur sebagai alasnya.
         Untuk lebih aman, korban diikat pada tandu terutama apabila ada bagian tubuh yang
patah.
  Mengenal Kontur
  Lembah (valley)
Kerendahan yang panjang dan sempit antara dua dataran yang lebih tinggi.

  Susuh (spur)
Proyeksi dari tanah yang tinggi ke tanah yang lebih rendah.

  Pelana (sadle)
Kerendahan dari garis bukit/antara dua puncak.

  Punggung (ridge)
Rentangan panjang dan sempit dari tanah tinggi.

  Tanah datar tinggi (plateau)


Bagian datar panjang, atau bagian dari tanah yang tinggi.

  Tebing curam (escarpment)


Punggungan dengan lereng curam di satu sisi dan di sisi lain lereng yang menurun landai. Bagian
tertinggi dari punggung merupakan puncak.

  Puncak bukit kecil (knoll)


Bukit kecil bundar. 

Anda mungkin juga menyukai