Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAHAN PENGELOLAAN

KAB.BANYUASIN OBAT HIGH ALERT

No.Dokumen No.Revisi Halaman

RSUD BANYUASIN
Jln.Palembang-
Betung
Km.45 Kel.Saterio
Kab.Banyuasin
Disahkan Oleh :
DIREKTUR RSUD BANYUASIN
BAGIAN
FARMASI Tanggal Terbit

dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si


NIP.19730313 200604 2 009

Pengertian : Pengelolaan obat high alert adalah kegiatan untuk


meningkatkan kewaspadaan dalam pengelolaan
obat-obat high alert mulai dari penyimpanan,
peresepan, penyiapan, penyerahan pada
penggunaan kepada pasien sampai pada
pemantauan.
Tujuan : Menghindari resiko terjadinya kesalahan
penggunaan obat yang dapat membahayakan
pasien hingga terjadi sentinel atau cacat tetap.
Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD Banyuasin Nomor
/PKPO/RSUD/VII/2018 tentang Kebijakan
Pengelolaan Obat High Alert, LASA dan Elektrolit
Pekat RSUD Banyuasin.
Prosedur : A. Penyimpanan
Tenaga Teknis Kefarmasian :
1. Menerima obat high alert dari distributor
diperiksa mutu secara organoleptis dan
spesifikasi sesuai yang dipesan.
2. Menempelkan label high alert pada
kemasan terkecil dengan tidak menutup
tulisan pada obat
3. Menyimpan obat high alert pada tempat
yang di list warna merah.
B. Peresepan
Dokter :
1. Memastikan obat yang akan diresepkan
merupakan high alert
2. Menuliskan nama, kekuatan, bentuk
sediaan, aturan pakai, dan jumlah obat
high alert dengan jelas tidak disingkat
dengan mengikuti kaidah penulisan obat
yang benar
C. Penyiapan
Farmasi : Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Memeriksa kelengkapan resep; identitas
pasien, nama dokter, nama, kekuatan,
bentuk sediaan, aturan pakai, dan jumlah
obat high alert
2. Memberi underline merah pada nama obat
3. Melakukan telaah resep obat high alert;
ketepatan dosis, indikasi, interaksi.
4. Mengambil dan mengemas obat high alert
dengan double check
D. Penyerahan
TTK dan Perawat
1. Mendistribusikan atau melakukan serah
terima obat high alert antar petugas
tenaga teknis kefarmasian di ruang rawat
dengan double check
2. Menyerahkan obat high alert ke pasien
dengan melakukan double check dengan
disertai informasi penggunaan obat
E. Pemantauan
Ka. Tim
1. Menyiapkan worksheet untuk pemantauan
penyimpanan obat high alert meliputi :
pelabelan dan keamanan penyimpanan.
2. Mengambil secara sampling pada tempat
penyimpanan obat high alert
3. Mengolah data hasil pemantauan
penyimpanan obat high alert
4. Membuat laporan pemantauan
penyimpanan obat high alert kepada
Koordinator Mutu dan Keselamatan
Unit Terkait : 1. Departemen/SMF
2. Bidang Pelayanan Medik
3. Bidang Keperawatan
4. Komite Mutu

PEMERINTAHAN PENGELOLAAN
KAB.BANYUASIN OBAT LASA
No.Dokumen No.Revisi Halaman

RSUD BANYUASIN
Jln.Palembang-
Betung
Km.45 Kel.Saterio
Kab.Banyuasin
Disahkan Oleh :
DIREKTUR RSUD BANYUASIN
BAGIAN
FARMASI Tanggal Terbit

dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si


NIP.19730313 200604 2 009

Pengertian : Pengelolaan obat LASA adalah kegiatan untuk


meningkatkan kewaspadaan dalam pengelolaan
obat-obat LASA mulai dari penyimpanan,
peresepan, penyiapan, penyerahan pada
penggunaan kepada pasien sampai pada
pemantauan.
Tujuan : Menghindari resiko terjadinya kesalahan
penggunaan obat yang dapat membahayakan
pasien.
Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD Banyuasin Nomor
/PKPO/RSUD/VII/2018 tentang Kebijakan
Pengelolaan Obat High Alert, LASA dan Elektrolit
Pekat RSUD Banyuasin.
Prosedur : A. Penyimpanan
Tenaga Teknis Kefarmasian :
1. Menerima obat LASA dari distributor
diperiksa mutu secara organoleptis dan
spesifikasi sesuai yang dipesan.
2. Menempelkan label LASA pada kemasan
terkecil dengan tidak menutup tulisan pada
obat
3. Menyimpan obat LASA pada rak dengan tidak
berdekatan menggunakan penandaan
Tallman untuk penulisan masing-masing
nama obat LASA.
B. Peresepan
Dokter :
1. Memastikan obat yang akan diresepkan
merupakan LASA
2. Menuliskan nama, kekuatan, bentuk sediaan,
aturan pakai, dan jumlah obat high alert
dengan jelas tidak disingkat dengan
mengikuti kaidah penulisan obat yang benar
C. Penyiapan
Apoteker/ Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Memeriksa kelengkapan resep; identitas
pasien, nama dokter, nama, kekuatan,
bentuk sediaan, aturan pakai, dan jumlah
obat LASA
2. Mencatat dan membaca ulang dengan
mengeja secara alfabetik obat LASA bila order
melalui telepon.
3. Melakukan telaah resep obat LASA; ketepatan
dosis, frekuensi, rute pemberian, duplikasi
indikasi , interaksi, alergi, kontra indikasi
dan kesuaian dengan standar.
4. Mengambil, melabel LASA pada obat yang
nama mirip bila di dalam saty kemasan.
D. Penyerahan
TTK dan Perawat
1. Mengecek kebenaran nama obat LASA
sebelum mendistribusikan atau melakukan
serah terima obat LASA antar petugas di
ruang rawat dengan dengan mengecek
kebenaran nama obat LASA sebelum
menyerahkan ke pasien disertai informasi
penggunaan obat.
E. Pemantauan
Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Menyiapkan worksheet untuk pemantauan
penyimpanan obat LASA meliputi : pelabelan
dan penyusunan letak obat LASA.
2. Mengambil secara sampling pada tempat
penyimpanan obat LASA
3. Mengolah data hasil pemantauan
penyimpanan obat LASA
4. Membuat laporan pemantauan penyimpanan
obat LASA kepada Koordinator Mutu dan
Keselamatan
Unit Terkait : 1. Departemen/SMF
2. Bidang Pelayanan Medik
3. Bidang Keperawatan
4. Komite Mutu

PEMERINTAHAN PENGELOLAAN
KAB.BANYUASIN OBAT ELEKTROLIT PEKAT
No.Dokumen No.Revisi Halaman

RSUD BANYUASIN
Jln.Palembang-
Betung
Km.45 Kel.Saterio
Kab.Banyuasin
Disahkan Oleh :
DIREKTUR RSUD BANYUASIN
BAGIAN
FARMASI Tanggal Terbit

dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si


NIP.19730313 200604 2 009

Pengertian : Pengelolaan obat Elektrolit Pekat adalah kegiatan


untuk meningkatkan kewaspadaan dalam
pengelolaan obat-obat Elektrolit Pekat mulai dari
penyimpanan, peresepan, penyiapan, penyerahan
pada penggunaan kepada pasien sampai pada
pemantauan.
Tujuan : Menghindari resiko terjadinya kesalahan
penggunaan obat yang dapat membahayakan
pasien.
Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD Banyuasin Nomor
/PKPO/RSUD/VII/2018 tentang Kebijakan
Pengelolaan Obat High Alert, LASA dan Elektrolit
Pekat RSUD Banyuasin.
Prosedur : A. Penyimpanan
Tenaga Teknis Kefarmasian :
1. Menerima obat Elektrolit Pekat dari
distributor diperiksa mutu secara
organoleptis dan spesifikasi sesuai yang
dipesan.
2. Menempelkan label high alert pada
kemasan terkecil dengan tidak menutup
tulisan pada obat
3. Menyimpan obat Elektrolit Pekat pada rak
yang dilist dengan warna merah.
B. Peresepan
Dokter :
1. Menuliskan nama, kekuatan, bentuk
sediaan, aturan pakai, dan jumlah obat
Elektrolit Pekat dengan jelas tidak
disingkat dengan mengikuti kaidah
penulisan obat yang benar
2. Memberi underline merah pana nama obat
C. Penyiapan
Apoteker/ Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Memeriksa kelengkapan resep; identitas
pasien, nama dokter, nama, kekuatan,
bentuk sediaan, aturan pakai, dan jumlah
obat Elektrolit Pekat
2. Memberi underline merah pada bagian
nama obat Elektrolit Pekat
3. Melakukan telaah resep obat Elektrolit
Pekat; ketepatan dosis, frekuensi, rute
pemberian, duplikasi indikasi , interaksi,
alergi, kontra indikasi dan kesuaian
dengan standar.
4. Mengambil dan mengemas obat high alert
dengan double check
D. Penyerahan
TTK dan Perawat
1. Mendistribusikan atau melakukan serah
terima obat Elektrolit Pekat antar petugas
tenaga teknis kefarmasian di ruang rawat
dengan double check
2. Menyerahkan obat Elektrolit Pekat ke
pasien dengan melakukan double check
dengan disertai informasi penggunaan
obat
E. Pemantauan
Ka. Tim
1. Menyiapkan worksheet untuk pemantauan
penyimpanan obat Elektrolit Pekat
meliputi : pelabelan dan keamanan
penyimpanan.
2. Mengambil secara sampling pada tempat
penyimpanan obat Elektrolit Pekat
3. Mengolah data hasil pemantauan
penyimpanan obat Elektrolit Pekat
5. Membuat laporan pemantauan
penyimpanan obat Elektrolit Pekat kepada
Koordinator Mutu dan Keselamatan
Unit Terkait : 1. Departemen/SMF
2. Bidang Pelayanan Medik
3. Bidang Keperawatan
4. Komite Mutu

PEMERINTAHAN PENGELOLAAN
KAB.BANYUASIN PERBEKALAN FARMASI EMERGENSI
No.Dokumen No.Revisi Halaman

RSUD BANYUASIN
Jln.Palembang-
Betung
Km.45 Kel.Saterio
Kab.Banyuasin
Disahkan Oleh :
DIREKTUR RSUD BANYUASIN
BAGIAN
FARMASI Tanggal Terbit

dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si


NIP.19730313 200604 2 009

Pengertian : Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergensi adalah


kegiatan mengelola perbekalan farmasi emergensi
(troli emergensi) yang meliputi usulan, penyiapan,
penyimpanan, pemakaian dan pemantauan troli
emergensi.
Tujuan : 1. Menjaga persediaan perbekalan farmasi
emergensi di ruang rawat.
2. Agar penanganan pasien pada kasus
emergensi dapat segera dilakukan
Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD Banyuasin Nomor
/PKPO/RSUD/VII/2018 tentang Kebijakan
Pengelolaan dan Penggunaan Perbekalan Farmasi
RSUD Banyuasin.
Prosedur : A. Usulan
Tim anastesi mengusulkan perbekalan
farmasi yang harus ada di troli emergensi dan
B. Penyiapan
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
1. Menyiapkan perbekalan farmasi awal
sesuai usulan tim anastesi
2. Memasukkan perbekalan farmasi
emergensi ke troli emergensi kemudian
mengunci dengan kunci disposible
bernomor
3. Melakukan serah terima perbekalan
farmasi kepada kepala ruang perawatan
dan mengisi formulir serah terima
perbekalan farmasi emergensi
C. Penyimpanan
Perawat
1. Menempatkan troli emergensi di ruang
perawatan sesuai dengan daftar pemetaan
troli emergensi (daftar terlampir)
2. Memamtau suhu tempat penyimpanan
perbekalan farmasi emergensi dan
menuliskan di form pemantauan suhu.
D. Pemakaian
Dokter/Perawat :
1. Mengambil perbekalan farmasi emergensi
yang dibutuhkan oleh pasien pada kasus
emergensi dengan memutus kunci
disposible bernomor.
2. Mencatat pemakaian perbekalan farmasi
emergensi ke dalam formulir pemakaian
obat/alkes troli emergensi dan melaporkan
ke TTK melalui telepon sesuai dengan
ruangan:
Ruangan Tempat Pelayanan Obat
(TPO)

Dokter :
Menuliskan pemakaian perbekalan farmasi
emergensi ke form Instruksi Medis Farmakologis
di Rekam Medis.
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
Mengisi/mengganti perbekalan farmasi emergensi
yang terpakai paling lambat 3 (tiga) jam setelah
mendapat laporan dari perawat dan langsung
mengunci kembali troli emergensi dengan kunci
disposible bernomor.
E. Pemantauan
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
1. Melakukan pemantauan/inspeksi troli
emergensi setiap hari
2. Memeriksa tanggal kadaluarsa, mutu dan
kelayakannnya setiap 1 bulan sekali
3. Mengisi form Inspeksi yang telah
disiapkan

Unit Terkait : 1. Komite Medik


2. Bidang Pelayanan Medik
3. Seluruh Departemen
4. Seluruh Instalasi
5. Bidang Keperawatan
6. Tim Blue Code

PEMERINTAHAN PENGELOLAAN
KAB.BANYUASIN OBAT PSIKOTROPIKA
No.Dokumen No.Revisi Halaman

RSUD BANYUASIN
Jln.Palembang-
Betung
Km.45 Kel.Saterio
Kab.Banyuasin
Disahkan Oleh :
DIREKTUR RSUD BANYUASIN
BAGIAN
FARMASI Tanggal Terbit

dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si


NIP.19730313 200604 2 009

Pengertian : Pengelolaan Obat Psikotropika adalah kegiatan


merencanakan, mengadakan, menyimpanan,
meresepkan, menyiapkan, memberikan dan
memantau obat Psikotropika yang akan telah
digunakan pasien.
Tujuan : 1. Tersedianya obat Psikotropika yang bermutu
dan aman
2. Menjamin psikotropika disimpan dan
didistribusikan sesuai perunda-undangan
yang berlaku
Kebijakan : Keputusan Direktur RSUD Banyuasin Nomor
/PKPO/RSUD/VII/2018 tentang Kebijakan
Pengelolaan dan Penggunaan Perbekalan Farmasi
RSUD Banyuasin.
Prosedur : A. Perencanaan dan Pengadaan
Kepala Instalasi Farmasi
1. Mengajukan ke Direktur rencana
kebutuhan psikotropika untuk dianalisa
dan disetujui serta ditandatangani
2. Menyiapkan Surat Pesanan psikotropika
berdasarkan perencanaan perbekalan
farmasi, disetujui dan ditandatangani
Kepala Instalasi Farmasi
3. Mengajukan ke Pejabat Pembuat
Komitmen untuk dianalisa, disetujui dan
ditandatangani
4. Menyerahkan Surat Pesanan tersebut ke
Distributor
B. Penyiapan
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
1. Mencatat obat psikotropika yang telah
diterima dari distributor ke dalam kartu
stok
2. Menyimpan obat psikotropika di dalam
lemari khusus
3. Mengunci kembali lemari psikotropika
tersebut
4. Memeriksa secara berkala kesesuaian stok
psikotropika
C. Peresepan
1. Mencatat permintaan obat psikotropika
dalam instruksi medis farmakologis untuk
pasien rawat inap dan dalam resep untuk
pasien rawat jalan
2. Menulis unsur-unsur kelengkapan resep :
 Tanggal resep
 Nama ruangan pelayanan
 Nama, paraf, tanda tangan dokter
 Nomor rekam medis
 Nama pasien (minimal dua kata)
 Tanggal lahir
 Riwayat alergi
 Berat badan untuk pasien anak
 Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute
pemberian) tidak boleh “s.p.r.n atau
jika perlu”.
D. Penyiapan
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
Menerima resep obat psikotropika yang
ditulis dokter untuk pasien rawat inap atau
rawat jalan dengan memastikan kesesuain
identitas pasien :
1. Menulis permintaan obat

Perawat
3. Menempatkan troli emergensi di ruang
perawatan sesuai dengan daftar pemetaan
troli emergensi (daftar terlampir)
4. Memamtau suhu tempat penyimpanan
perbekalan farmasi emergensi dan
menuliskan di form pemantauan suhu.
E. Pemakaian
Dokter/Perawat :
3. Mengambil perbekalan farmasi emergensi
yang dibutuhkan oleh pasien pada kasus
emergensi dengan memutus kunci
disposible bernomor.
4. Mencatat pemakaian perbekalan farmasi
emergensi ke dalam formulir pemakaian
obat/alkes troli emergensi dan melaporkan
ke TTK melalui telepon sesuai dengan
ruangan:
Ruangan Tempat Pelayanan Obat
(TPO)
Dokter :
Menuliskan pemakaian perbekalan farmasi
emergensi ke form Instruksi Medis Farmakologis
di Rekam Medis.
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
Mengisi/mengganti perbekalan farmasi emergensi
yang terpakai paling lambat 3 (tiga) jam setelah
mendapat laporan dari perawat dan langsung
mengunci kembali troli emergensi dengan kunci
disposible bernomor.
F. Pemantauan
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK):
4. Melakukan pemantauan/inspeksi troli
emergensi setiap hari
5. Memeriksa tanggal kadaluarsa, mutu dan
kelayakannnya setiap 1 bulan sekali
6. Mengisi form Inspeksi yang telah
disiapkan

Unit Terkait : 7. Komite Medik


8. Bidang Pelayanan Medik
9. Seluruh Departemen
10. Seluruh Instalasi
11. Bidang Keperawatan
12. Tim Blue Code

Anda mungkin juga menyukai