MAKALAH
Karya ilmiah untuk memenuhi mata kuliah PAI
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang islam dan
gender. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PAI dan
memberikan informasi serta pengetahuan tambahan bagi mahasiswa dan bagi para pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap
pihak yang telah membantu baik secara moril atau material dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data
dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II Pembahasan
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
Daftar Pustaka....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak memasuki abad ke-21, perhatian dunia terhadap kesetaraan gender semakin
meningkat. Isu-isu tentang kesenjangan gender menjadi masalah serius yang mesti direspon.
Jika dibiarkan akan menghambat terwujudnya pemerataan keejahteraan sosial sebagai tujuan
pembangunan. Perjalanan untuk memperjuangkan masyarakat setara dan adil gender dapat
diterima oleh masyarakat secara proporsional diwarnai dengan saratnya problematika, baik
secara keagamaan, sosial, maupun politik. Kebanyakan membahas mengenai kedudukan
perempuan yang seringkali dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Inilah yang menjadi perhatian para peneliti untuk mengkaji apa sebenarnya kesetaraan
gender yang seringkali dikaitkan dengan ketidakadilan hingga mengacu pada teks Al-Qur’an.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan tentang kesetaraan gender dalam islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal munculnya kesetaraan gender
Perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan baik bagi kaum laki-laki
dan terutama erhadap kaum perempuan. Baik itu disengaja maupun tidak disengaja yang
akhirnya mempengaruhi sebuah sistem dalam masyarakat tersebut. Beberapa manifestasi
ketidakadilan gender tersebut antara lain:
a. Stereotipe
b. Subordinasi
c. Marjinalisasi
d. Beban kerja
5
e. Kekerasan
Kesetaraan dan keadilan gender merupakan bagian dari penegakan hak-hak asasi
manusia yang menjadi pembahasan khusus. Perhatian dunia semakin meningkat terhadap
kesetaraan gender sebagai bagian penting dalam mencapai kesejahteraan dan keberhasilan
pembangunan. Pembahasan pemahaman gender menurut sejumlah ulama terdapat tiga
kategori pemikiran tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam islam:
a. Kelompok konservatif
b. Kelompok moderat
c. Kelompok liberal
6
2.3 Kesetaraan gender dalam islam
Sebelum islam datang, posisi perempuan berada pada strata sosial tidak imbang
dibandingkan dengan strata sosial laki-laki. Selama berabad-abad kaum perempuan terus
menerus berada dibawah dominasi kaum laki-laki. Nasib perempuan begitu sengsara dan
memprihatinkan. Perempuan dijadikan boneka istana untuk memuaskan nafsu para raja atau
penguasa, bahkan perempuan juga dijadikan seperti barang yng diperjualbelikan. Dalam
kehidupan rumah tangga, kedudukan perempuan sepenuhnya berada pada kekuasaannya
suaminya. Islam telah memberikan hak-hak kaum perempuan secara adil, sehingga kaum
perempuan tidak perlu meminta apalagi menuntut atau memperjuangkan, sebagaimana dalam
surah al-Ahzab:35
Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.
7
7. Adanya kebiasaan perkawinan syighar yang berati pertukaran anak perempuan yaitu
apabila dua orang mempunyai dua anak gadis dewasa yang belum kawin, mereka
biasa mempertukarkan anak-anak perempuan itu sehingga mahar sebagai seorang
anak perempuan dianggap telah terbayar dengan mahar bayi si anak perempuan yang
lain. Jadi, anak perempuan dari seorang ayah berpindah tangan kepada ayah dari anak
perempuan yang lain dan sebaliknya
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa.
Pada dasarnya hubungan antara perempuan dan laki-laki dalam islam bersifat adil.
Subordinasi terhadap kaum perempuan merupakan suatu keyakinan yang berkembang dalam
masyarakat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan semangat keadilan yang diajarkan
islam. Konsep kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki dalam Al-Quran sebagai
berikut:
8
3. Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial
4. Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi
Ajaran islam tidak secara skematis membedakan faktor-faktor perbedaan laki-laki dan
perempuan tetapi lebih memandang kedua insan tersebut secara utuh. Tinggi rendahnya
kualitas seseorang hanya terletak pada tinggi rendahnya kualitas pengabdian dan ketakwaan
kepada Allah SWT.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam memberi hak-hak kepada perempuan sebagaimana yang diberikan kepada kaum
laki-laki dan membebankan kewajiban yang sama kepada keduanya. Ajaran islam tidak
secara skematis membedakan faktor-faktor perbedaan antara laku-laki dan perempuan tetapi
lebih memandang kedua insan tesebut secara utuh.
10
DAFTAR PUSTAKA
Islamulana volume 1 nomor 1 Juni.(2016). Islam dan Gender.
11