Anda di halaman 1dari 14

610.

723
Ind
p

PETUNJUK TEKNIS
VALIDASI DATA DI
FASYANKES

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Tahun 2022

0 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


610.723
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes.— Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2022

1. Judul I. TUBERCULOSIS
II. RESEARCH REPORT
III. COMMUNITY HEALTH CENTERS
IV. DATA COLLECTION
V. VALIDATION STUDY
VI. PROGRAM EVALUATION

1 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


PETUNJUK TEKNIS VALIDASI DATA DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN 2022

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Jakarta, 2022

Pengarah
dr. Imran Pambudi, MPHM Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular (P2PM)

Koordinator
dr. Tiffany Tiara Pakasi Ketua Tim Kerja TBC & ISPA

Tim Penulis
Adi Setya Frida Utami, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Alya Salsabila, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Amelia Yuri Karlinda, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Andini Ayu Lestari, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Dinda Kharisa Aurora, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Kartika Pratiwi, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Linda Devega, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Noerachma Indah Amalia, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Nur Atika, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Nurul Badriyah, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Paskalia Clara Siahaan, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
R.A. Della Patrisia Pramesti, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Shena Masyita Deviernur, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Siti Zaenab, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Sulistyo, S.K.M., M.Epid. Tim Kerja TBC & ISPA

2 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


KATA PENGANTAR

Kewajiban pelaporan kasus tuberkulosis (TBC) oleh fasilitas pelayanan kesehatan


(fasyankes) telah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis dan Surat Edaran Menteri Kesehatan No.
HK.02.02/MENKES/660/2020 tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberkulosis. Namun belum semua fasyankes
melaporkan penemuan kasus TBC ke sistem informasi TBC dan terdapat potensi kasus TBC
yang tidak terlaporkan (under-reporting cases) sehingga berpengaruh pada rendahnya capaian
program TBC.
Dalam rangka mencapai target program nasional TBC, maka perlu dilakukan upaya
akselerasi dan optimalisasi pencatatan dan pelaporan kasus TBC di fasyankes, salah satu upaya
yang dilakukan untuk menemukan under-reporting cases adalah melalui kegiatan Validasi Data
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Demi mendukung pelaksanaan upaya ini, diharapkan semua
pihak baik di tingkat fasyankes, kabupaten/kota, provinsi, dan pusat dapat saling berkontribusi
dan bekerja sama.
Kami harapkan petunjuk teknis ini dapat bermanfaat dan mempermudah semua pihak
terkait dalam melaksanakan tugasnya dalam penanggulangan TBC melalui upaya Validasi Data
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak terkait yang
telah berkontribusi dalam penyusunan petunjuk teknis ini.

Jakarta, 7 November 2022


Direktur P2PM,

dr. Imran Pambudi, MPHM

3 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 3


A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................................... 5
B. TUJUAN............................................................................................................................................... 5
C. SASARAN ........................................................................................................................................... 6
D. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................................................................ 6
E. PESERTA KEGIATAN ...................................................................................................................... 6
1. Fasyankes ...................................................................................................................................... 6
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.............................................................................................. 6
3. Dinas Kesehatan Provinsi ............................................................................................................ 6
4. Tim Pusat........................................................................................................................................ 7
F. MEKANISME PELAKSANAAN ...................................................................................................... 7
1. Persiapan ........................................................................................................................................ 7
2. Alur Kegiatan Validasi Data ......................................................................................................... 9
a. Tahap Sosialisasi dan Konsolidasi Data .............................................................................. 9
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 9
3. Pemantauan dan Pelaporan Hasil Kegiatan ........................................................................... 11
4. Mekanisme Pelaporan Hasil Kegiatan ..................................................................................... 12

4 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


A. LATAR BELAKANG
Capaian program tuberkulosis (TBC) tahun 2021 di Indonesia masih menunjukkan
angka yang jauh di bawah target program nasional tahun 2021. Jumlah penemuan kasus
TBC tahun 2021 adalah sebanyak 443.235 kasus TBC dengan Treatment Coverage 54%
dari target 85%. Angka keberhasilan pengobatan atau Treatment Success Rate (TSR)
adalah sebesar 86% dari target 90%.
Salah satu yang memengaruhi rendahnya capaian program tuberkulosis (TBC)
tahun 2021 adalah fasyankes belum melaporkan semua penemuan kasus ke SITB
(under-reporting cases). Padahal kewajiban pelaporan kasus Tuberkulosis oleh
fasyankes telah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/660/2020 tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam
Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberkulosis. Berdasarkan jenis dan
kepemilikan fasyankes, persentase fasyankes lapor ke sistem informasi Tuberkulosis
adalah sebagai berikut, BBKPM/BKPM/BP4 89%, Puskesmas 92%, RS Pemerintah 75%,
RS Swasta 60%, Klinik pemerintah 28%, serta DPM/Klinik swasta sebesar 3%.
Dalam rangka mencapai target program nasional TBC tahun 2021, maka perlu
dilakukan upaya akselerasi pencatatan dan pelaporan kasus TBC di fasyankes untuk
menemukan kasus-kasus yang belum dilaporkan ke sistem informasi Tuberkulosis
(under-reporting cases) di tingkat fasilitas layanan kesehatan baik Puskesmas, rumah
sakit, maupun DPM/Klinik. Adapun upaya deteksi kasus under-reporting di fasilitas
kesehatan agar dapat lebih efektif dan efisien maka akan dilakukan melalui kegiatan
pertemuan validasi data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

B. TUJUAN
Tujuan Umum
Melaporkan semua kasus TBC yang ditemukan di fasyankes dan hasil pengobatan
kasus TBC SO serta kasus TBC RO melalui aplikasi sistem informasi Tuberkulosis.
(menurunkan under-reporting cases).

Tujuan Khusus
1. Menindaklanjuti alert dan reminder di SITB
2. Memastikan seluruh data di form manual/buku bantu/rekam medis dicatat di SITB

5 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


3. Memberikan umpan balik kepada fasyankes terkait data yang perlu dilengkapi
pada SITB
4. Memastikan seluruh DPM/Klinik yang belum melaporkan ke SITB lapor WIFI TB

C. SASARAN
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC adalah seluruh fasyankes di semua wilayah
kabupaten/kota.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC di fasyankes dilakukan setiap akhir triwulan.

E. PESERTA KEGIATAN
1. Fasyankes
Petugas program TBC di fasyankes (petugas yang memegang data TBC atau petugas
rekam medis).
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC di fasyankes akan dikoordinir oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan melibatkan seluruh sumber daya manusia (SDM)
program TBC yang tersedia di wilayah kerja masing-masing. Adapun SDM yang akan
terlibat ialah sebagai berikut:
a. Pengelola Program TBC Kab/Kota
b. Technical Officer GF Kab/Kota
c. Field Executive PPM GF Kab/Kota
d. Technical Officer dari Partner
3. Dinas Kesehatan Provinsi
Dinkes Provinsi bertugas untuk melakukan pendampingan di wilayah-wilayah prioritas
yakni wilayah yang beban kasusnya besar namun kekurangan ketersediaan SDM di
kabupaten/kota. Adapun SDM yang akan terlibat ialah sebagai berikut:
a. Pengelola Program TBC Provinsi
b. Technical Officer GF Provinsi
c. Technical Officer dari Partner

6 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


4. Tim Pusat
Tim Kerja TBC bersama Tim Partner (WHO, USAID, dll) bertugas untuk melakukan
pendampingan di wilayah-wilayah prioritas yakni wilayah yang beban kasusnya besar
namun kekurangan ketersediaan SDM di kabupaten/kota.

F. MEKANISME PELAKSANAAN
1. Persiapan
Sebelum kegiatan validasi dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
a. Tim Kerja TBC
1) Menyiapkan dan mendistribusikan surat pemberitahuan kegiatan dari Direktur
P2PM kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
2) Menyiapkan dan mendistribusikan dokumen petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
3) Menyiapkan skema anggaran pelaksanaan kegiatan.
b. Dinkes Provinsi
1) Meneruskan surat pemberitahuan kegiatan kepada Dinas Kesehatan
Kab/Kota di wilayahnya.
2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan kegiatan dengan Dinas Kesehatan
Kab/Kota di wilayahnya.
3) Menyusun rencana mobilisasi sumber daya manusia (SDM) di tingkat
kabupaten/kota maupun provinsi, yang akan membantu pelaksanaan kegiatan
validasi data di setiap Kabupaten/Kota.
c. Dinkes Kabupaten/kota
1) Mapping layanan untuk kegiatan validasi data dengan kriteria fasyankes
sebagai berikut :
a) Fasyankes yang sudah lapor ke sistem informasi
b) Fasyankes yang sudah lapor ke sistem informasi namun belum semua
poli
c) Fasyankes tidak lapor ke sistem informasi, namun sudah dilatih dan
memiliki akun sistem informasi
2) Pembuatan surat pemberitahuan kegiatan kepada fasyankes di wilayahnya
dengan melampirkan umpan balik data yang perlu ditindaklanjuti oleh
fasyankes.

7 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


3) Mensosialisasikan kegiatan validasi data fasyankes secara daring sebelum
kegiatan luring untuk persiapan dan memberikan umpan balik data sebelum
dilakukan validasi data.
4) Menyiapkan ruangan untuk pelaksanaan kegiatan.
5) Koneksi internet yang memadai untuk penginputan data pada saat validasi
data dilaksanakan.
d. Fasyankes
1) Mengidentifkasi terduga dan kasus TBC yang belum terlaporkan di sistem
informasi TBC berdasarkan data sistem informasi fasyankes (form manual,
SIMRS, dan pencatatan lainnya).
2) Menyiapkan kelengkapan data berdasarkan hasil umpan balik Dinkes. Data
yang perlu dipersiapkan adalah :
a) Fasyankes pengguna SITB adalah:
• TBC.01 Kartu Pengobatan Pasien TBC tercetak
• Buku Pengobatan Pasien TBC RO tercetak
• TBC.03 Fasyankes/Buku Register Pasien TBC SO dan RO tercetak
• TBC.04 Fasyankes/Buku Register Lab TBC untuk Fasyankes
Mikroskopis dan Xpert TCM tercetak
• TBC 04 Rujukan/Buku Register Lab TBC untuk rujukan Xpert (TCM),
Biakan, dan Uji Kepekaan tercetak
• TBC.06/Buku Register Terduga TBC tercetak
• TBC.03 SO dan RO dari SITB
• TBC.06 dari SITB
• TBC.04 Fasyankes dan/atau rujukan dari SITB
• Rekam medis/buku bantu dari seluruh poli/unit terkait
• Laptop/Smart phone untuk melakukan validasi dan input data ke SITB
b) Fasyankes pengguna WIFI TB adalah:
• TBC.01 Kartu Pengobatan Pasien TBC tercetak
• TBC.03 Fasyankes/Buku Register Pasien TBC SO dan RO tercetak
• TBC.06/Buku Register Terduga TBC tercetak
• Form TBC.05 fasyankes tercetak/Form Bantu/Surat Pengantar untuk
pemeriksaan dan hasil laboratorium
• TBC.03 dari WIFI TB

8 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


• TB.06 dari WIFI TB
• Laptop/Smart phone untuk melakukan validasi dan input data ke WIFI
TB

2. Alur Kegiatan Validasi Data


a. Tahap Sosialisasi dan Konsolidasi Data
1) Tujuan dari tahap ini adalah untuk mensosialisasikan kegiatan validasi data
fasyankes secara daring sebelum kegiatan luring.
2) Kabupaten/Kota memberikan umpan balik capaian terkini seluruh fasyankes.
3) Fasyankes mempersiapkan seluruh data yang diperlukan dari semua sumber
(form TBC, buku bantu, data lab, data obat, poli lain, dll).
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap 3 Semua data kasus


Tahap 1 Tahap 2 (final check kesesuaian
dan hasil pengobatan
pasien TBC di
(Validasi Hasil akhir data manual dan sistem fasyankes dilaporkan
(Validasi Penemuan Kasus) pengobatan) informasi TBC, ke sistem informasi.
penginputan data ke
sistem informasi TBC)

Gambar 1. Alur pelaksanaan kegiatan validasi data Puskesmas

Penjelasan alur:
1) Tahap 1 :
a) Tujuan dari tahap ini adalah validasi data penemuan kasus TBC.
b) Petugas fasyankes memastikan data yang ada di TBC.04 tercetak/buku
bantu hasil lab tercatat pada form TBC.06 tercetak/buku bantu terduga,
apabila ada terduga yang dilakukan pemeriksaan lab TBC namun belum
dicatat di TBC.06 maka petugas wajib membuatkan register terduga di
TBC.06 tercetak.
c) Petugas fasyankes memastikan pasien dengan hasil pemeriksaan
radiologis mendukung TBC tercatat pada form TBC.06 tercetak/buku bantu

9 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


terduga, apabila ada pasien dengan hasil pemeriksaan radiologis
mendukung TBC namun belum dicatat di TBC.06 maka petugas wajib
membuatkan register terduga di TBC.06 tercetak.
d) Petugas fasyankes memastikan pasien yang terkonfirmasi dan diobati di
TBC.06 tercetak tercatat di TBC.01/buku pengobatan pasien TBC
RO/TBC.03 tercetak/buku pantu pasien, apabila ada pasien yang
terkonfirmasi dan diobati belum tercatat di TBC.01/buku pengobatan
pasien TBC RO/TBC.03 maka petugas wajib membuatkan kartu pasien di
TBC.01/buku pengobatan pasien TBC RO/register pasien di TBC.03.
e) Petugas fasyankes memastikan pasien TBC yang menerima obat
berdasarkan form bantu/data obat dari farmasi tercatat di TBC.01/buku
pengobatan pasien TBC RO /TBC.03/buku bantu pasien, apabila ada
pasien yang mendapatkan obat TBC namun belum tercatat di
TBC.01/buku pengobatan pasien TBC RO/TBC.03 maka petugas wajib
membuatkan kartu pasien di TBC.01/buku pengobatan pasien TBC RO
/register pasien di TBC.03.
f) Petugas fasyankes memastikan pasien TBC* yang tercatat di rekam medis
(eletronik/non-elektronik)/buku bantu pasien dari poli lain tercatat di
TBC.01/buku pengobatan pasien TBC RO/TBC.03, apabila ada pasien
yang belum tercatat di TBC.01 buku pengobatan pasien TBC RO/TBC.03
maka petugas wajib membuatkan kartu pasien di TBC.01/buku
pengobatan pasien TBC RO/register pasien di TBC.03.
*(pasien TBC di RS dengan kode ICD-10 A.15-A.19)

g) Jika ditemukan data kasus TBC yang tercatat di formulir TBC manual
namun belum ada di sistem informasi Tuberkulosis, maka data tersebut
masuk dalam kriteria kasus under-reporting dan wajib dimasukan ke
dalam template “formulir bantu” (Lampiran 1) agar data yang ditemukan
dari hasil kegiatan ini dapat tercatat dan teridentifikasi, template formulir
bantu tersebut hanya digunakan pada level fasyankes.
2) Tahap 2
a) Tujuan dari tahap ini adalah validasi data hasil akhir pengobatan kasus
kohort tahun sebelumnya yang sudah menyelesaikan pengobatan.
b) Petugas fasyankes memastikan data yang ada di TBC.04 tercetak/buku
bantu hasil lab untuk follow up pengobatan tercatat pada form TBC.01

10 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


tercetak/buku pengobatan pasien TBC RO/TBC.03/buku bantu pasien,
apabila ada pasien yang dilakukan pemeriksaan lab untuk follow up namun
belum dicatat di TBC.01 tercetak/TBC.03/buku bantu pasien maka petugas
wajib mencatatanya di TBC.01 tercetak/buku pengobatan pasien TBC
RO/TBC.03/buku bantu pasien.
c) Jika ditemukan data pasien TBC yang sudah menyelesaikan pengobatan
di formulir manual namun hasil pengobatannya belum dilaporkan ke sistem
informasi Tuberkulosis, maka wajib dimasukan ke dalam template “formulir
bantu” (Lampiran 2) agar data yang ditemukan dari hasil kegiatan ini dapat
tercatat dan teridentifikasi, template formulir bantu tersebut hanya
digunakan pada level fasyankes.
3) Tahap 3
a) Tujuan dari tahap ini adalah memastikan seluruh data yang ditemukan dari
tahap 1 dan tahap 2 dari seluruh sumber data (form TBC.06/TBC.01/buku
pengobatan pasien TBC RO/TBC.03 tercetak/form bantu) diinputkan ke
dalam sistem informasi Tuberkulosis.

3. Pemantauan dan Pelaporan Hasil Kegiatan


a. Fasyankes
1) Fasyankes memastikan data hasil kegiatan validasi data diinputkan ke sistem
informasi Tuberkulosis maksimal 7 hari setelah waktu kegiatan
2) Melaporkan data terduga dan pasien yang ditemukan pada Lampiran 1 dan 2
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
Setelah seluruh pelaksanaan kegiatan selesai dilakukan dan semua missing
cases telah terinput kedalam sistem informasi Tuberkulosis, Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota perlu melakukan hal sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan fasyankes untuk memantau pengobatan pasien sampai
selesai masa pengobatan.
2) Melaporkan informasi jumlah data pasien yang ditemukan kedalam template
“Data Agregat Kabupaten/kota” yang telah disediakan oleh Tim Kerja TBC
agar dapat diketahui besaran kasus under-reporting yang berada di
wilayahnya (Lampiran 3)

11 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


c. Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi merekap template “Data Agregat Kabupaten/kota” dari
kabupaten/kota yang ada di wilayahnya ke dalam template “Agregat Provinsi”
(Lampiran 4) dan selanjutnya dikirimkan kepada Tim Kerja TBC.

4. Mekanisme Pelaporan Hasil Kegiatan

Tim Kerja TBC


Mingguan

Dinkes Provinsi
Harian

Dinkes Kab/kota

Gambar 2. Alur pelaporan template hasil kegiatan

a. Mekanisme laporan harian:


Dinkes kab/kota melaporkan jumlah data yang didapatkan dari kegiatan validasi ke
Dinkes Provinsi
b. Mekanisme laporan mingguan:
1) Provinsi merekap informasi dari kab/kota
2) Provinsi melaporkan rekapan data kasus under-reporting per kab/kota di
wilayahnya ke Tim Kerja TBC

12 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022


13 | Petunjuk Teknis Validasi Data di Fasyankes, 2022

Anda mungkin juga menyukai