723
Ind
p
PETUNJUK TEKNIS
VALIDASI DATA DI
FASYANKES
1. Judul I. TUBERCULOSIS
II. RESEARCH REPORT
III. COMMUNITY HEALTH CENTERS
IV. DATA COLLECTION
V. VALIDATION STUDY
VI. PROGRAM EVALUATION
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Jakarta, 2022
Pengarah
dr. Imran Pambudi, MPHM Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular (P2PM)
Koordinator
dr. Tiffany Tiara Pakasi Ketua Tim Kerja TBC & ISPA
Tim Penulis
Adi Setya Frida Utami, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Alya Salsabila, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Amelia Yuri Karlinda, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Andini Ayu Lestari, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Dinda Kharisa Aurora, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Kartika Pratiwi, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Linda Devega, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Noerachma Indah Amalia, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Nur Atika, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Nurul Badriyah, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Paskalia Clara Siahaan, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
R.A. Della Patrisia Pramesti, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Shena Masyita Deviernur, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Siti Zaenab, S.K.M. Tim Kerja TBC & ISPA
Sulistyo, S.K.M., M.Epid. Tim Kerja TBC & ISPA
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Melaporkan semua kasus TBC yang ditemukan di fasyankes dan hasil pengobatan
kasus TBC SO serta kasus TBC RO melalui aplikasi sistem informasi Tuberkulosis.
(menurunkan under-reporting cases).
Tujuan Khusus
1. Menindaklanjuti alert dan reminder di SITB
2. Memastikan seluruh data di form manual/buku bantu/rekam medis dicatat di SITB
C. SASARAN
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC adalah seluruh fasyankes di semua wilayah
kabupaten/kota.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC di fasyankes dilakukan setiap akhir triwulan.
E. PESERTA KEGIATAN
1. Fasyankes
Petugas program TBC di fasyankes (petugas yang memegang data TBC atau petugas
rekam medis).
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pelaksanaan kegiatan validasi data TBC di fasyankes akan dikoordinir oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan melibatkan seluruh sumber daya manusia (SDM)
program TBC yang tersedia di wilayah kerja masing-masing. Adapun SDM yang akan
terlibat ialah sebagai berikut:
a. Pengelola Program TBC Kab/Kota
b. Technical Officer GF Kab/Kota
c. Field Executive PPM GF Kab/Kota
d. Technical Officer dari Partner
3. Dinas Kesehatan Provinsi
Dinkes Provinsi bertugas untuk melakukan pendampingan di wilayah-wilayah prioritas
yakni wilayah yang beban kasusnya besar namun kekurangan ketersediaan SDM di
kabupaten/kota. Adapun SDM yang akan terlibat ialah sebagai berikut:
a. Pengelola Program TBC Provinsi
b. Technical Officer GF Provinsi
c. Technical Officer dari Partner
F. MEKANISME PELAKSANAAN
1. Persiapan
Sebelum kegiatan validasi dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
a. Tim Kerja TBC
1) Menyiapkan dan mendistribusikan surat pemberitahuan kegiatan dari Direktur
P2PM kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
2) Menyiapkan dan mendistribusikan dokumen petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
3) Menyiapkan skema anggaran pelaksanaan kegiatan.
b. Dinkes Provinsi
1) Meneruskan surat pemberitahuan kegiatan kepada Dinas Kesehatan
Kab/Kota di wilayahnya.
2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan kegiatan dengan Dinas Kesehatan
Kab/Kota di wilayahnya.
3) Menyusun rencana mobilisasi sumber daya manusia (SDM) di tingkat
kabupaten/kota maupun provinsi, yang akan membantu pelaksanaan kegiatan
validasi data di setiap Kabupaten/Kota.
c. Dinkes Kabupaten/kota
1) Mapping layanan untuk kegiatan validasi data dengan kriteria fasyankes
sebagai berikut :
a) Fasyankes yang sudah lapor ke sistem informasi
b) Fasyankes yang sudah lapor ke sistem informasi namun belum semua
poli
c) Fasyankes tidak lapor ke sistem informasi, namun sudah dilatih dan
memiliki akun sistem informasi
2) Pembuatan surat pemberitahuan kegiatan kepada fasyankes di wilayahnya
dengan melampirkan umpan balik data yang perlu ditindaklanjuti oleh
fasyankes.
Penjelasan alur:
1) Tahap 1 :
a) Tujuan dari tahap ini adalah validasi data penemuan kasus TBC.
b) Petugas fasyankes memastikan data yang ada di TBC.04 tercetak/buku
bantu hasil lab tercatat pada form TBC.06 tercetak/buku bantu terduga,
apabila ada terduga yang dilakukan pemeriksaan lab TBC namun belum
dicatat di TBC.06 maka petugas wajib membuatkan register terduga di
TBC.06 tercetak.
c) Petugas fasyankes memastikan pasien dengan hasil pemeriksaan
radiologis mendukung TBC tercatat pada form TBC.06 tercetak/buku bantu
g) Jika ditemukan data kasus TBC yang tercatat di formulir TBC manual
namun belum ada di sistem informasi Tuberkulosis, maka data tersebut
masuk dalam kriteria kasus under-reporting dan wajib dimasukan ke
dalam template “formulir bantu” (Lampiran 1) agar data yang ditemukan
dari hasil kegiatan ini dapat tercatat dan teridentifikasi, template formulir
bantu tersebut hanya digunakan pada level fasyankes.
2) Tahap 2
a) Tujuan dari tahap ini adalah validasi data hasil akhir pengobatan kasus
kohort tahun sebelumnya yang sudah menyelesaikan pengobatan.
b) Petugas fasyankes memastikan data yang ada di TBC.04 tercetak/buku
bantu hasil lab untuk follow up pengobatan tercatat pada form TBC.01
Dinkes Provinsi
Harian
Dinkes Kab/kota