Setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan
A dalam pengembangan kompetensi, dengan memperhatikan hasil penilaian
kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang bersangkutanyang dilakukan paling
sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun.
Pengembangan
Kompetensi
Pendidikan Pelatihan
source : storyset.com
Bobot Penilaian Indeks Profesionalitas ASN
BOBOT
NO DIMENSI INDIKATOR BOBOT SUB
DIMENSI
II KOMPETENSI Data/Informasi Riwayat Pengembangan Kompetensi 40%
1 Diklatpim (bagi Jabatan Struktural) 15%
a. Sudah ikut Diklatpim 15%
b. Belum ikut Diklatpim 0%
2 Diklat Fungsional (bagi JF) 15%
a. Sudah ikut Diklat Fungsional 15%
b. Belum ikut Diklat Fungsional 0%
3 Diklat Teknis 20 JP 15% 22,5%
a. Sudah ikut Diklat Teknis 20 JP 15%
b. Belum ikut Diklat Teknis 20 JP 0%
4 Seminar/Workshop/sejenis 10% 17,5%
a. Sudah ikut Seminar/Workshop/sejenis 10%
b. Belum ikut Seminar/Workshop/sejenis 0%
Coaching, Mentoring,
dan Belajar Mandiri
Coaching
Pembimbingan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui
pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan
mengoptimalkan potensi diri.
Mentoring
Pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih
berpengalaman pada bidang yang sama yang dapat diperankan
oleh atasan langsung, pegawai lain, atau pihak lain yang memiliki
keahlian di bidang yang dibutuhkan oleh pegawai/peserta
mentoring (Mentee), sehingga diharapkan bisa menuntun,
membimbing, memberikan tips dan saran yang dapat
mempercepat proses belajar Mentee, serta menghindarkan
Mentee dari membuat kesalahan yang biasa terjadi.
Belajar Mandiri
Upaya pegawai untuk mengembangkan kompetensinya secara
mandiri melalui proses belajar dengan memanfaatkan sumber
pembelajaran yang tersedia.
TUGAS COACH
ü Membantu pegawai untuk melihat tujuan pekerjaan jangka
pendek yang akan dicapai dan hasil kinerja yang akan diperoleh
(outcome);
ü Membangun kesepakatan dengan pegawai untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan dan hasil kinerja;
ü Membimbing pegawai dalam mengurai permasalahan dan
mengembangkan alternatif solusi sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan;
ü Mengajak dan menggali pegawai untuk berpikir, membuka
wawasan, merumuskan gagasan/ide, dan menstrukturkan
narasinya;
ü Memberi masukan, umpan balik, dan saran untuk memperkaya
dan mempertajam gagasan pegawai; dan
ü Memastikan pegawai melaksanakan apa yang telah diperolehnya
dari hasil Coaching.
PERAN COACH
Kebutuhan Pegawai Pengembangan diri untuk Bimbingan untuk mencapai Upaya pegawai untuk
meningkatkan kinerja pertumbuhan (pekerjaan/karir) mengembangkan kompetensinya
Peran Pemimpin Membantu coachee untuk Memberi saran dan petunjuk Membimbing pegawai untuk
mereview persoalan mereka serta menjadi role model bagi mengisi kesenjangan
dan mendorong coachee untuk pertumbuhan individu kompetensi
mencari solusi terbaik bagi diri
mereka sendiri
Tipe Pemimpin Partner Expert Partner
Sistematika • Fokus pada tujuan yang ingin • Fokus pada area yang harus • Fokus pada area yang ingin
dicapai dikembangkan dikembangkan
pelaksanaan
• Ada interaksi antara coach dan • Ada interaksi antara mentor • Berkelanjutan
coachee dan mentee • Tidak ada interaksi dalam
proses pembelajaran
PEMBERIAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PNS
Nasional
Belajar Mandiri a. Jumlah durasi Belajar Mandiri dihitung
paling tinggi 2 (dua) JP sehari.
1. Upaya individu PNS untuk mengembangkan kompetensinya melalui proses b. Belajar Mandiri paling tinggi dihitung 2
secara mandiri dengan memanfaatkan sumber pembelajaraan yang tersedia (dua) kali dalam 1 (satu) bulan.
2. Diperlukan bagi peningkatan kemampuan dalam penyelesaian tugas jabatan Internasional
3. Menghasilkan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam a. Ditambahkan 20% (dua puluh persen) dari
penyelesaian tugas JP program belajar mandiri (self learning).
b. Paling tinggi dihitung 2 (dua) kali dalam 1
source : storyset.com (satu) bulan.
Monitoring dan Evaluasi
1. Untuk memastikan setiap pegawai terpenuhi pengembangan kompetensi
sejumlah 20 (dua puluh) JP setiap tahunnya, setiap unit kerja dalam hal ini
adalah Sub Bagian tata usaha di BKN Pusat atau Sub Bagian Kepegawaian di
kantor Regional diwajibkan melakukan monitoring dan evaluasi;
2. Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuat dalam
bentuk Kartu Pengendali sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Surat Edaran dan dilakukan oleh pengelola kepegawaian unit
kerja masing-masing;
3. Unit kerja wajib menyampikan hasil rekapitulasi Kartu Pengendali ke Biro
Sumber Daya Manusia setiap 3 (Tiga) bulan sekali;
4. Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada angka 3 dibuat sesuai dengan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Surat Edaran ini;
5. Evaluasi dilaksanakan setiap 4 (empat) bulan sekali terhadap pelaksanaan
pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai melalui Coaching, Mentoring,
dan Belajar Mandiri; dan
6. Apabila terdapat pegawai yang belum terpenuhi atau dianggap tidak akan
tercapai pengembangan kompetensinya, pimpinan unit kerja dapat
menugaskan pegawai yang bersangkutan dalam kegiatan
workshop/sosialisasi/pelatihan dan atau dapat meminta atasan langsung
pegawai tersebut/pegawai yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan
Coaching, Mentoring, dan Belajar Mandiri.
SE COACHING, MENTORING, DAN
BELAJAR MANDIRI