KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Blok A Lt.6 Jakarta Selatan
Acuan Normatif PBK
1. UU No. 13 / 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal
10
2. PP 31 / 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional
3. ILO Recommendation 195 : Human Resources
Development : education, training and lifelong
learning
4. Pemenakertrans No. 8 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis
Kompetensi
5. Keputusan Dirjen Binalattas Kemenakertrans No.
2/554/LP.00.01/VII/2020 Tentang Pedoman
Penyusunan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi
10/09/2021
Pendekatan PBK (CBT)
10/09/2021
ISU PELATIHAN KERJA
• Skills mismatch
• Lulusan BLK belum siap kerja
• Peserta dan Pengelola BLK tidak
cukup memiliki informasi tentang
kesempatan kerja di
lingkungan/wilayahnya (demand)
• SDM Pelatihan “sulit berubah dari
zona nyaman”
• Kurangnya dorongan untuk menjadi
wirausaha
Peranan
Lembaga Pelatihan Kerja
Supply Demand
• Skills Lembaga Pelatihan • Skills
• Knowledge Kerja • Knowledge
• Attitudes • Attitudes
Fungsi Balai Latihan Kerja
Membangun Kompetensi
KKNI
KEBUTUHAN STANDAR
KEMENTERIAN/
KEMENTERIAN/
INDUSTRI/
INDUSTRI/ KOMPETENSI LEMBAGA
PENGGUNA
KERJA
PELATIHAN
BERBASIS SERTIFIKASI LEMBAGA
LEMBAGA
LEMBAGA
LEMBAGA
KOMPETENS KOMPETENSI SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
DIKLAT
DIKLAT
I (PBK)
1. Pendidikan Formal
2. Pelatihan Kerja
TK Peningkatan (Vokasi)
>60% kompetnsi
• Skilling
• Up-skilling
• Re-skiling
• Pemagangan
• Pendidikan SMP ke
bawah
• Usia di atas 18 th
TRIPLE SKILLING
PELATIHAN VOKASI
Sasaran : Pekerja
Tujuan : peningkatan kompetensi kerja,
updating skill, dan multi-skilling,
peningkatan karir
Outcome: meningkatkan produktivitas dan daya saing
PBK Ukurannya :
bisa atau belum bisa
AHLI
TEKNISI
Peserta Pelatihan
Karyawan OPERATOR
INDUSTRI
LPK
SELEKSI
WIRAUSAHA
MENGIDENTIFIKASI
STANDAR KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI KERJA
(N.78SPS02.011.1)
KODE UNIT : N.78SPS02.011.1
https://skkni.kemnaker.go.id/tentang-skkni/dokumen
Google play store:
KU
K
1.2
Mengidentifikasi
Jenis-jenis Standar Kompetensi
Berdasarkan Kebutuhan Pelatihan
PENGERTIAN
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi oleh keterampilan dan
pengetahuan kerja yang dituntut
oleh pekerjaan tersebut.
(Wibowo (2007:86)
STANDAR INTERNASIONAL
STANDAR KHUSUS
MENGIDENTIFIKASI FUNGSI PRODUKTIF
BIDANG USAHA FUNGSI DASAR1.1.1
FUNGSI DASAR2.2.2
FUNGSI UTAMA 3.1
FUNGSI KUNCI 3
FUNGSI DASAR2.2.3
FUNGSI UTAMA 3.2
DST
FUNGSI UTAMA 4.2
FUNGSI KUNCI 4
Mengidentifikasi Struktur
Standar Kompetensi Sesuai
Aturan Yang Berlaku
MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN UNIT KOMPETENSI
FUNGSI DASAR
UNIT KOMPETENSI
(KEGIATAN)
P
A
URAIAN
KEGIATAN ELEMEN KOMPETENSI
N
D
P
SOP U
E
KRITERIA UNJUK KERJA N
N
TOLOK UKUR
KEBERHASILAN
I
L
A
REGULASI, LINGKUNGAN, BATASAN VARIABEL
PERALATAN, BAHAN KERJA I
10
MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN STANDAR KOMPETENSI
KEY FUNCTION :
MAJOR FUNCTION :
BASIC
FUNCTION :
ELEMEN KRITERIA UNJUK RENTANG PANDUAN
KOMPETENSI KERJA VARIABEL PENILAIAN
1. A 1.1. ………………….. Konteks Penilaian
1.2. ………………….
1.3. …………………. Persyaratan
Konteks Variabel Kompetensi
Sebelumnya
2. B 2.1. ………………….. Peralatan dan
2.2. …………………. Perlengkapan Pengetahuan Yang
2.3. …………………. Diperlukan
Peraturan dan
Ketentuan Keterampilan Yang
3. C 3.1. ………………….. Diperlukan
3.2. ………………….
Norma dan Standar Sikap Kerja
3.3. ………………….
Yang Diperlukan
Elemen
Elemen
Kompetensi
Kompetensi Kontekstual di tempat kerja
dan/atau di tempat pelatihan
Kriteria
KriteriaUnjuk
Unjuk
Kerja Deskripsi aspek kritis
Kerja
pengetahuan dan
ketrampilan penting
untuk asesmen
Batasan
Batasan
Instruksi Kerja pada Industri yang
Variabel
Variabel
Terukur dan dapat diobservasi
Panduan
Panduan
Penilaian
Penilaian
Cara Memahami Unit Kompetensi dalam SKKNI
Elemen Kompetensi
Deskripsi Unit
merupakan sub
pekerjaan/sub tugas yang Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk
membentuk rangkaian Kerja
suatu yang
proses
menjamin tercapainya judul 1. 1. K Kriteri Unjuk Kerja berisi uraian
kompetensi 2. 2. S setiap elemen kompetensi pada
3 3. A aspek pengetahuan, terampilan
4. dan sikap yang dapat diobseravi
Batasan Variabel 2 dan terukur
merupakan .
tentang dimana informasi
unit 1
kompetensi tersebut akan Batasan Variabel
diberlakukan serta memuat
ketetntuan-ketentuan lain Panduan Penilaian 2
yang menjadi dasar untuk .
Panduan Penilaian berisi tentang 2konteks penilaian,
menetapkan parameter
Kriteria Unjuk Kerja.
persyaratan kompetensi, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan,, sikap kerja yang
diperlukan, aspek kritis
9
FORMAT SKKNI
6. RENTANG VARIABEL
1. Konteks Variabel 3. Peraturan dan Ketentuan
2. Peralatan dan Perlengkapan 4. Norma dan Standar
7. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian 3. Pengetahuan dan Keterampilan
2. Kompetensi Yang Harus Dikuasai Sebelumnya 4. Sikap Kerja 5. Aspek Kritis
DIMENSI KOMPETENSI PADA SKKNI
• Pengetahuan yang melandasi suatu
Dimensi pelaksanaan pekerjaan. Pengetahuan
tersebut dapat bersumber dari pendidikan
Pengetahuan formal, pelatihan atau berdasarkan
pengalaman.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
2. Peralatan dan perlengkapan
3. Peraturan yang diperlukan
4. Norma dan standar
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
2. Persyaratan kompetensi
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
4. Sikap kerja
5. Aspek kritis
FORMAT UNIT KOMPETENSI
(1)= Kode Kategori (A, B, C ... dst), diisi 1 huruf sesuai kode huruf kategori pada KBLI 2015;
(2)= Kode Golongan Pokok, terdiri dari 2 angka pada KBLI 2015;
(3)= Singkatan dari kelompok/lapangan usaha atau area pekerjaan, diisi 3 huruf kapital
(misalnya; GAR untuk Garmen, OTO untuk otomotif roda 4, dan lain-lain);
(4)= Kode penjabaran kelompok/lapangan usaha atau area pekerjaan, terdiri dari 2 angka, jika
tidak ada penjabaran kelompok/lapangan usaha atau area pekerjaan diisi dengan angka
00;
(5)= Nomor urut unit kompetensi dari SKKNI pada kelompok/ lapangan usaha atau area
pekerjaan, terdiri dari 3 digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003 dan seterusnya;
(6)= Versi penerbitan SKKNI sebagai akibat dari adanya perubahan, diisi dengan 1 digit
angka, mulai dari angka 1, 2 dan seterusnya. Versi merupakan urutan penomoran
terhadap urutan penyusunan atau penetapan unit kompetensi dalam penyusunan
standar kompetensi yang disepakati, apakah standar kompetensi tersebut disusun
merupakan yang pertama kali, hasil revisi dan atau seterusnya.
FORMAT UNIT KOMPETENSI
Deskripsi Unit
1. Konteks Variabel
Contoh:
1. Konteks Variabel
1. Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang
beresiko tinggi maupun rendah, baik di industri maupun di
perkantoran.
2. Meja inspecting yang digunakan berupa meja atau yang
dilengkapi dengan peralatan penggerak kain otomatis atau
dengan penggerak kain manual
FORMAT UNIT KOMPETENSI
Contoh:
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2014
tentang Pedoman Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
3.2 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
05 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan SKKNI di Bidang
Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib
FORMAT UNIT KOMPETENSI
Panduan Penilaian
Berisi penjelasan tentang berbagai kondisi atau keadaan yang
dapat dipergunakan sebagai panduan dalam penilaian atau
asesmen kompetensi pada unit kompetensi baik pada saat
pelatihan maupun uji kompetensi.
Bagian ini menginformasikan bagaimana proses penilaian untuk unit
kompetensi dilakukan. Panduan penilaian sebagai acuan bagi
pelatih, assesor maupun penilai lainnya untuk menentukan
bagaimana proses penilaian unit kompetensi dilakukan.
Informasi yang dituangkan dalam panduan penilaian harus sinkron
dengan elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan batasan
variable yang berisi :
1. Konteks Penilaian
2. Persyaratan Kompetensi
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang diperlukan
4. Sikap Kerja yang diperlukan
5. Aspek Kritis
FORMAT UNIT KOMPETENSI
1. Konteks Penilaian
Contoh:
1. Konteks Penilaian
1.1 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan serta dapat diterapkan secara individu
maupun sebagai bagian dari suatu kelompok.
1.2 Dalam pelaksanaannya, peserta/asesi harus dilengkapi dengan
. peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta fasilitas asesmen yang
dibutuhkan serta dilakukan pada tempat kerja/TUK yang aman.
1.3 Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tujuan dan konteks asesmen, ruang lingkup,
kompetensi, persyaratan peserta, sumber daya asesmen, tempat asesmen
serta jadwal asesmen.
1.4 Metode asesmen yang dapat diterapkan meliputi kombinasi metode tes lisan, tes
tertulis, observasi - tempat kerja/demonstrasi/simulasi, verifikasi bukti/portofolio
dan wawancara serta metode lain yang relevan.
FORMAT UNIT KOMPETENSI
2. Persyaratan Kompetensi
• Memberikan penjelasan tentang unit kompetensi yang harus
dikuasai/dipenuhi sebelumnya (jika di perlukan) sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi.
• Bagian ini berisi unit kompetensi yang harus dikuasai terlebih dahulu
sebelum berlatih atau mengikuti uji kompetensi. Jika unit-unit
kompetensi yang menjadi persyaratan tidak kuasai terlebih dahulu
maka dapat dipastikan tidak akan dapat mengikuti pelatihan atau
mengikuti uji kompetensi unit yang bersangkutan.
Contoh :
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 A.032521.010.01 Melakukan Seleksi Induk Udang Air Payau
.
FORMAT UNIT KOMPETENSI
Contoh:
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang diperlukan
. 3.1 Pengetahuan
3.1.1 Teori magnit bumi dan kemagnitan
3.1.2 Geologi dan Geomorfologi permukaan dasar laut
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat penarik towfish Magnetometer
3.2.2 Mengoperasikan konsol alat Magnetometer
FORMAT UNIT KOMPETENSI
Contoh:
4. Sikap Kerja yang diperlukan
4.1 Tanggung jawab terhadap penyelesaian dan mutu
hasil pekerjaan
4.2 Teliti dalam menganalisa data
FORMAT UNIT KOMPETENSI
5. Aspek Kritis
• Memberikan penjelasan tentang aspek atau kondisi yang sangat
mempengaruhi atau menentukan keberhasilan pelaksanaan unit
kompetensi.
• Aspek kritis adalah aspek pengetahuan dan keterampilan yang sangat
berpengaruh terhadap pencapaian unit kompetensi. Aspek kritis
memberikan informasi tentang hal-hal yang benar-benar perlu
diperhatikan ketika melaksanakannya. Ketika aspek kritis ini tidak
terpenuhi, maka unit kompetensi tidak akan tercapai.
Contoh:
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian mengkonfigurasi alat magnetometer di atas kapal
5.2 Ketepatan dalam menentukan parameter yang diperlukan
pada pendeteksian objek magnetik yang berada di atas
dan di bawah permukaan dasar laut menggunakan
magnetometer
EK.2
MENGIDENTIFIKASI
KERANGKA KUALIFIKASI
NASIONAL INDONESIA
(KKNI)
KU
K
2.1
Mengidentifikasi Informasi
Kualifikasi Kerja Berdasarkan KKNI
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
8
7
KU
K
2.3
Mengidentifikasi
Unit Kompetensi Berdasarkan
Kebutuhan Deskripsi Kualifikasi
8
7
8
7
EK.3
MENYIAPKAN RENCANA
KEGIATAN PELATIHAN KERJA
Matriks Pelatihan Kerja
Menguraikan
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi
Dan Kriteria Unjuk Kerja Ke Dalam
Indikator Unjuk Kerja/Capaian Unit
Kompetensi
CONTOH
CONTOH
CONTOH
Pedoman Baru
KU
K
3.2
Kriteria Capaian:
Adalah panduan untuk menentukan apa ukuran agar peserta pelatihan dapat dikatakan
menunjukkan pemenuhan target capaian pada unit kompetensi yang dimaksud
Pokok Bahasan:
Adalah minimal aspek yang harus disajikan dalam pelatihan yang dilakukan untuk unit kompetensi dimaksud,
merujuk kepada pengetahuan, keterampilan dan aspek kritis sesuai dengan unit kompetensi pada
SKKNI
KU
K
3.3
Menyusun
Rencana Kegiatan Dalam Bentuk
Matriks Pelatihan Kerja
MATRIKS PELATIHAN KERJA