Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Farida Amalia

NIM : SIP.151965

Semester : VII (Tujuh)

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syariah

Judul :PERATURAN MENTERI NOMOR 12/PRT/M/2014 TENTANG

PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (studi

Perumahaan Kembar Lestari 2 Kecamatan Kota Baru, Provinsi Jambi)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia,

permasalahan drainase semakin meningkat pula pada umumnya melampaui kemampuan

penyediaan prasarana dan sara perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan

semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak Kota di

Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan

genangan secara tuntas1.

Banjir juga merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada

musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir.

1
http://www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-teknik-dan-manajemen-drainase?ref=http://www.sanitasi.net/
dasar-dasar-teknik-dan-manajemen-drainase.html diakses tanggal 16 November 2018

1
Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun sampai saat ini belum terselesaikan

bahkan cenderung makin meningkat.

Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah semestinya dirancang untuk

menampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinya kapasitas

saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang terjadi

sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Jika kapasitas

sistem saluran drainase menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debit yang

normal sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh sistem yang ada. Sedangkan sebab

menurunnya kapasitas sistem antara lain, banyak terjadi endapan, terjadi kerusakan fisik

sistem jarigan, adanya bangunan lain di atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu tertentu

saat musim hujan sering terjai peningkatan debit aliran, atau telah terjadi peningkatan

debit yang dikarenakan oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yang tidak bisa lagi

menampung debit aliran, sehingga mengakibatkan banjir disuatu kawasan. Sedangkan

penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi luar kebiasaan,

perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

disuatu kawasan. Kemudian jika suatu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan

kapasitas sistem sekaligus terjadi peningkatan debit aliran, maka banjir akan semakin

meningkat, baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.

Jika di lihat, problematika banjir di perkotaan berawal dari pertambahan

pendudukan yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman ataupun

permanen). Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana

dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan

menjadi semerawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan

2
persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat komplek. Hal ini barangkali juga

disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli

terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase adalah lemahnya

koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain. Sering juga

dihadapi penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana tidak

melibatkan instansi pengendali tata ruang2.

Pada dasarnya kebijakan atau peraturan mutlak diperlukan dalam melakukan

suatu perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan, agar kegiatan tersebut pada

prakteknya nanti tidak akan menimbulkan dampak negatif yang meresahkan masyarakat

dan merugikan pihak pembangun itu sendiri. Karena itu pemerintah sebagai pihak yang

berwenang menetapkan suatu kebijakan dan peraturan yang mengatur segala sesuatu

yang berhubungan dengan drainase perkotaan dan pengendalian banjir perkotaan, serta

segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan sumber daya air.

Kondisi drainase (selokan air) di Kota Jambi kini masih belum memadai. Bahkan

saat turun hujan, genangan air tampak merata di seluruh jalan bahkan hingga pusat-pusat

perdagangan serta permukiman. Hingga kini Pemerintah Kota Jambi belum dapat

mengatasi buruknya drainase di Jambi. Bahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jambi

belum memiliki data valid mengenai drainase di Kota Jambi 3. Padahal data itu diperlukan

untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang kerap terjadi akibat meluapnya air akibat
2
http://www.ampl.or.id/digilib/read/PERMASALAHAN-DRAINASE-PERKOTAAN/4996 diakses tanggal 16
November 2018

3
http://rosenmanmanihuruk.blogspot.com/2011/03/kondisi-drainase-di-kota-jambi-masih.html diakses tanggal 16
November 2018

3
drainase tidak berfungsi. Dengan kondisi yang demikian ini partisipasi masyarakat juga

sangat diharapkan sehingga kebijakan pemerintah yang diharapkan berfungsi dan

berjalan sebagaimana mestinya.

Tidak tegasnya peraturan dan pemetaan yang jelas terhadap drainase

menyebabkan tidak pernah hilang di Kota Jambi. Masalah genangan dan luapan yang

terjadi di perumahan kembar lestari 2, kecamatan kota baru, kota jambi dan di sekitarnya

lebih didominasi oleh faktor penyebab alamiah, meskipun demikian kontribusi aktifitas

masyarakat juga ikut mempengaruhi seperti adanya kegiatan pemukiman, pembuangan

sampah yang bermuara didalam saluran drainase dan lain-lain.

Selain itu, genangan dan luapan juga bisa disebabkan belum terciptanya sistem

irigasi yang tertata dengan baik atau desain drainase yang ada dan tidak lagi sesuai

dengan kondisi dan potensi luapan dan genangan yang terjadi (volume air genangan dan

luapan sudah lebih besar dibandingkan dengan kapasitas saluran drainase).

Masalah-masalah tersebut memerlukan pemecahan pengelolaan yang diantaranya

mencakup bagaimana merencanakan suatu sistem drainase yang baik, membuat

perencanaan terinci, melakukan restrukturisasi institusi dan peraturan terkait, dan

membina partisipasi masyarakat untuk ikut memecahkan masalah drainase. Yang menjadi

titik rawan banjir adalah salah satunya perumahan Kembar Lestari 2, sistem yang diiringi

dengan partisipasi masyarakat yang apatis terhadap pengelolaan drainase.

Dengan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul

penelitian ilmiah yaitu PERATURAN MENTERI NOMOR 12/PRT/M/2014

TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN (studi

Perumahan Kembar Lestari 2 Kecamatan Kota Baru, Provinsi Jambi).

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa masalah :

1. Bagaimana sistem pembangunan drainase dan dampaknya terhadap penanggulangan

banjir di perumahan Kembar Lestari 2 kota jambi ?

2. Bagaimana kendala dan upaya pemerintah Kota dalam peyelenggaraan sistem

drainase di perkotaan ?

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah ini agar tidak melebar dan meluas serta tepat sasaran,

maka masalah ini di fokuskan pada kebijakan pemerintah dinas pekerjaan umum

sehingga ada kesesuaian judul dan masalah yang akan diteliti.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui bagaimana sistem drainase yang ada di perumahan Kembar

Lestari 2 dan dampaknya terhadap penanggulangan banjir.

b. Ingin mengetahui kendala dan upaya Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan

sistem drainase di perkotaan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penulis ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan khususnya dibidang kebijakan drainase.

b. Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua dan

bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jeas dalam masalah kebijakan

pemerintah dan partisipasi public dalam penyelenggaraan sistem drainase di

perkotaan.

5
c. Untuk memenuhi salah satu syarat yang diperlukana guna memeperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Syari’ah Jurusan Ilmu Pemerintahan.

E. Kerangka Teori

1. Pemerintahan

a. Pemerintah

Istilah pemerintah berasal dari kata “ perintah” yang berarti menyuruh

melakukan sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah adalah kekuasaan

yang memerintah suatu Negara atau daerah atau badan tertinggi yang memerintah

suatu Negara, seperti kabinet merupakan suatu pemerintah. Istilah pemerintahan

diartikan denan perbuatan seperti cara, hal urusan dan sebagainya. Memerintah

secara etimologis dapat diartikan sebagai tindakan yang terus menerus atau

kebijakan dengan menggunakan suatu rencana maupun akal dan tata cara tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki4. Pemerintah juga diartikan

sebagai suatu ilmu dan seni, dikatakan sebagai seni karna berapa banyak

pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu berkiat

serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan dikatakan

sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, adalah karna memenuhi syarat-syaratnya

yaitu dapat dipelajari dan diajarkan, memiliki objek, baik objek material maupun

formal, universal sifatnya sistematis serta sistematik 5. Dan istilah pemerintah

sebagai organ (alat) Negara yang menjalankan tugas6. Pemerintah adalah


4
Inu Kencana Syafe’I, Ilmu Pemerintahan, (Bandung: Mandar Maju, 2007), hlm 31.

5
Inu Kencana Syafe’I, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 8.

6
Kansil dan Christine S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm
17.

6
“organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum

serta undang-undang di wilayah tertentu”.

Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan

Sistem Drainase Perkotaan BAB II PENYELENGGARAAN, Bagian Kesatu,

Umum, Pasal 4 adalah :

(1) Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan menganut sistem pemisahan

antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada wilayah

perkotaan.

(2) Tahapan penerapan sistem pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah berdasarkan

hasil kajian teknis.

(3) Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan menjadi tanggung jawab

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan

kewenangannya.

(4) Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah dalam

Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan .

(5) Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dilakukan oleh instansi teknis yang bertanggungjawab dalam sub

bidang drainase.7

7
Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan

7
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 tahun 2009 tentang Fungsi Dinas,

Sekertariat, Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja

pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jmabi. Pada BAB II pasal 2 fungsi dinas

adalah :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum;

b. Penyelenggaraan urusan pekerjaan umum dibidang Bina Marga, Cipta Karya

dan Pengairan;

c. Perencanaan program dibidang pekerjaan umum;

d. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan dibidang pekerjaan umum;

e. Pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun

swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya;

Serta Bidang Pengairan dan Drainase pada pasal 21 adalah :

(1) Bidang pengairan dan drainase berkedudukan sebagai unsur pembantu

kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi;

(2) Bidang pengairan dan drainase dipimpin oleh sekertaris yang

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas

melalui sekertariat;

(3) Kepala dinas mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam

pembangunan jaringan drainase, irigasi rawa dan sungai, operasi dan

pemeliharaan serta melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh kepala

dinas sesuai dengan tugasnya.

8
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3),

bidang pengairan dan drainase mempunyai fungsi dalam pasal 22 sebagai

berikut :

a. Penyusunan perencanaan teknis bidang pengairan dan drainase;

b. Penyusunan bahan koordinasi teknis bidang pengairan dan drainase;

c. Pengawasan, pengendalian dan pembinaan dalam pelaksanaan

pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta pemeliharaan sarana dan

prasarana pengairan dan drainase;

d. Penanggulangan kerusakan bangunan air akibat erosi dan bencana

alam8.

2. Pengelolaan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang

dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam

mencapai tujuan tertentu. Jadi pengelolaan adalah usaha yang dilakukan untuk

membuat tatanan yang baik dan tujuannya adalah mencapai hasil yang diinginkan.

3. Selokan/Drainase

Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau

mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani

persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah

8
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 tentang, Fungsi Dinas, Sekertariat, Bidang dan
RincianTugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi.

9
maupun di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas

hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum drainase

dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan

air yang berlebihan pada suatu kawasan9.

Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umumdapat didefenisikan sebagai

suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air

hujan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air

tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air

permukaan tapi juga air tanah10.

Selokan adalah saluran unttuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air

hujan untuk dibawa kesuatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan

kesehatan. Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk mengalirkan

kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parker, sisi jalan, dan

atap11.

Setiap pekerjaan drainase diperkotaan memerlukan suatu investigasi atau

penyelidikan untuk menganalisa informasi yang dibutuhkan dilapangan/lokasi.

Biasanya informasi yang dibutuhkan sangat penting untuk mengevaluasi dan

mengevaluasi kebutuhan yang diperlukan untuk drainase perkotaan12.

A. Jenis Drainase

1. Menurut Sejarah Terbentuknya

9
Wesli, Drainase Perkotaan (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008),hlm 1.

10
Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, (Yogyakarta: Andi,2004),hlm 7.

11
http://id.wikipedia.org/wiki/Selokan diakses tanggal 16 November 2018

12
http://jbptunikompp-gdl-irailraswa-23632-4-bahandr-(1) diakses tanggal 17 November 2018

10
Menurut sejarah terbentuknya drainase terbagi 2, yaitu :

a. Drainase Alamiah (Natural Drainase)

Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-

bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-

gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena

grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

b. Drainase Buatan (Arficial Drainage)

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga

memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton,

gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya13.

2. Menurut Letak Bangunan

Menurut letak bangunan drainase pun dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)

Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi

mengalirkan air limpasan permukaan.

b. Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)

Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan

melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan

tertentu. Alasan itu antara lain tuntutan artistic, tuntutan fungsi permukaan tanah

yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan

sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

13
Welsi, Drainase Perkotaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm 3.

11
3. Menurut Fungsi

Menurut fungsinya drainase menjadi 2 fungsi antara lain :

a. Single Purpose

Single purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air

buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti

limbah domestik, air limbah industri dan lain-lain.

b. Multi Purpose

Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air

buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

4. Menurut Konstruksi

Menurut konstruksinya drainase dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. Saluran Terbuka

Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan

yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk

drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan atau mengganggu

lingkungan.

b. Saluran Tertutup

Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk

aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang

terletak di kota/permukiman14.

14
Ibid, hlm 9.

12
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

13
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kota Jambi yang bertempat

di Kelurahan Kenali Besar dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi. Penelitian ini

bersifat kualitatif deskriptif.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan, dimana metode ini lebih

menekankan pada kenyataan yang akan menghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan

hasil akhir dari suatu penelitian yang dibuat oleh peneliti.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupkan data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa ada

perantara,15 atau Data primer merupakan data yang diperoleh atau di kumpulkan

langsung di lapangan oleh yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya. Data primer ini disebut juga sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data,16 data primer yang peneliti maksud adalah

informasi-informasi yang di peroleh secara langsung yang dilakukan dengan

wawancara dan observasi mengenai pokok permasalahan dalam penelitian, data

primer inni digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai Peraturan Menteri

Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan (studi

Perumahan Kembar Lestari 2 Kecamatan Kota Baru, Provinsi Jambi).

15
Amin Hadi&Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm 125.

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2010),hlm 308.

14
b. Data Sekunder

Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu melalui pengumpulan

atau pengelolaan data yang bersifat dokumntasi atau data yang berbentuk sudah jadi17,

data tersebut data yang berkenaan dan mendukung data primer.

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah suubjek dari mana

data diperoleh18, seperti :

1. Pemerintah Dinas Pekerjaan Umum (PU)

2. Masyarakat Perumahan Kembar Lestari 2

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pemerintah Dinas

Pekerjaan Umum dan seluruh masyarakat Perumahan Kembar Lestari 2.

2. Sample

Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling,dimana pengambilan

sample yang pada awalnya sedikit dan lama kelamaan menjadi besar 19, mengikuti

sumber pertama dan pada akhirnya menemukan titik jenuh atau kejenuhan. Yang

berawal dari kepala dinas pekerjaan umum dan selanjutnya mengelinding seperti bola

salju untuk mendapatkan informasi yang jenuh. Sample penelitian ini adalah :

a. Kabag Dinas Pekerjaan Umum (Drainase/perairan)

b. Ketua RT Perumahan Kembar Lestari 2


17
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif , (Jakarta: GP Press,
2008), hlm 253.
18
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, 1998), hlm 114.
19
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, (Yogyakarta: Paradigma, 2012), hlm 78.

15
c. Serta masyarakat yang memenuhi standar peneliti

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data ddengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung20.

Observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dan

berinteraksi dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik iini digunakan untuk

mengamati, memahami peristiwa yang terjadi dilapangan tentang kebijkan pemerintah

dan partisipasi public terhadap pengelolaan selokan/drainase. Sehingga data yang

diperoleh secara langsung dan lebih akurat dan mendalam.

2. Wawancara

Wawancara yaitu proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan dengan dua orang atau lebih. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data

mewawancarai pihak terkait. Wawancara dilakukan secara formal dan informal

(terjadwal dan tidak terjadwal), di tempat resmi dan tidak resmi21.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan langsung dengan sample yang telah

peneliti tentukan. Dengan proses wawancara ini peneliti benar-benar bisa mendapatkan

data.

3. Dokumentasi

20
Nana Syadih SukmaDinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 220.
21
Nasution, Metode Reseach (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 98.

16
Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari dokumen

resmi internal yang berupa memo, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan

sebagainya. Penggunaan metode dokumentasi ini sangat berguna dalam pengamatan dan

wawancara22.

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan

observasi dan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur fenomena,

analisis data sebagai proses yang mencari usaha formal untuk menemukan tema dan

merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan pada tema dan ide itu23. Untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan

maka hasil penelitian akan penulis analisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

Analisis ini penulis lakukan dengan langkah-langkah berikut :

1. Analisis Domain

Analisis domain memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek

penelitian atau situasi sosial24. Dimana analisis domain ini digunakan untuk menganalisis

data yang sudah diperoleh dari lapangan berupa gambaran umum tentang objek yang

diteliti yaitu mengenai kondisi lapangan masalah kebijakan pemerintah dan partisipasi

publik terhadap penyelenggaraan sistem drainase/selokan di Perumahan Kembar Lestari

2 Kecamatan Kota Baru.

2. Analisis Taksonami

22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 236
23
Iskandar, Metode Penelitian Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif (Jakarta: GP Press, 2008), hlm 254.
24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, cetakan ke-15 2012), hlm 255.

17
Analisis taksonami adalah analisis yang lebih rinci dan mendalam dan fokus

penelitian ditetapkan terbatas pada doamian tertentu yanga sangat berguna dalam upaya

mendeskripsikan atau menjelaskan fenoma atau fokus menjadi sasaran semula

penelitian25. Jadi analisis ini digunakan dalam menganalisis lebih mendalam yang dibatasi

oleh domain.

3. Analisis Komponensial

Pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan daam domain

bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru meiliki perbedaan atau kontras 26.

Analisis komponensial ini digunakan setelah mendapat informasi data secara nyata dalam

kebijakan pemerintah dan partisipasi publik terhadap penyelenggaraan drainase/selokan

di Perumahan Kembar Lestari 2 Kecamatan Kota Baru, Jambi.

G. Sistematika penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara rutin, pembahasan dalam penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan

kerangka teori.

Bab II membahas tentang Metode Penelitian, yang di dalamnya membahas mengenai

ruang lingkup penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan

sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, jadwal

penelitian.

25
Ibid, hlm 98.
26
Ibid, hlm 360.

18
Bab III berisi tentang aspek geografis, aspek demografi, aspek ekonomi, aspek

pemerintahan, keadaan sosial.

Bab IV tentang pembahasan dan hasil penelitian tentang kebijakan pemerintah Kota dalam

penyelenggaraan sistem drainase/selokan di perumahan Kembar Lestari 2 Kecamatan

Kota Baru, Provinsi Jambi, dan kendala dan upaya pemerintah terhadap pengelolaan

drainase.

Bab V berisi tentang kesimpulan serta saran-saran dan kata penutup.

H. Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap :

1. Pertama, meliputi : kegiatan penyusunan proposal, pengajuan proposal, perbaikan

proposal.

2. Kedua, meliputi : pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

3. Ketiga, meliputi : penulisan draf laporan dan penyempurnaan laporan.

A. Jadwal penelitian

Table 01

19
Jadwal Penelitian

Bulan

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2 Pembuatan Proposal

3 Perbaikan Proposal Dan

Seminar

4 Surat Izin Riset

5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan Data

7 Pembuatan Laporan

8 Bimbingan Dan Perbaikan

9 Agenda Ujian Skripsi

10 Perbaikan Dan Perjilidan

DAFTAR ISI SEMENTARA

20
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 5

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5

E. Kerangka Teori .......................................................................................... 6

BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 15

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 15

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 15

C. Jenis Dan Sumber Data .............................................................................. 15

D. Populasi Dan Sample .................................................................................. 16

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 17

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 18

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 19

H. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 20

DAFTAR ISI SEMENTARA .............................................................................. 22

DAFTRA PUSTAKA SEMENTARA ................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

21
Literatur

Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008), hlm 20.

Budi Winarno, Kebijakan Publik (Teori, Proses, Dan Studi Kasus) (Yogyakarta: Caps,2012), hlm

20.

Inu Kencana Syafe’I, Ilmu Pemerintahan, (Bandung: Mandar Maju, 2007), hlm 31.

Inu Kencana Syafe’I, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 8.

Kansil dan Christine S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

hlm 17.

Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan

Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 tentang, Fungsi Dinas, Sekertariat, Bidang dan

RincianTugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum

Kota Jambi.

Wesli, Drainase Perkotaan (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008),hlm 1.

Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, (Yogyakarta: Andi,2004),hlm 7.

Welsi, Drainase Perkotaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm 3.

Ibid, hlm 9.

Amin Hadi&Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm 125.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2010),hlm 308.

22
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif , (Jakarta: GP
Press, 2008), hlm 253.

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, 1998), hlm 114.

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, (Yogyakarta: Paradigma, 2012), hlm 78.

Nana Syadih SukmaDinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), hlm 220.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 98.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 236

Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif (Jakarta: GP

Press, 2008), hlm 245

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, Cetakan Ke-

15, 2012), hlm 255.

Ibid, hlm 98.

Ibid, hlm 360.

Sumber Lain

http://www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-teknik-dan-manajemen-drainase?ref=http://

www.sanitasi.net/dasar-dasar-teknik-dan-manajemen-drainase.html diakses tanggal 16

November 2018

http://www.ampl.or.id/digilib/read/PERMASALAHAN-DRAINASE-PERKOTAAN/4996

diakses tanggal 16 November 2018

23
http://rosenmanmanihuruk.blogspot.com/2011/03/kondisi-drainase-di-kota-jambi-masih.html

diakses tanggal 16 November 2018

http://ayubpetrijon.blogspot.com/2010/10/pengertian-kebijakan-publik-menurut.html diakses

tanggal 16 November 2018

http://id.wikipedia.org/wiki/Selokan diakses tanggal 16 November 2018

http://jbptunikompp-gdl-irailraswa-23632-4-bahandr-(1) diakses tanggal 17 November 2018

24

Anda mungkin juga menyukai