NIM : SIP.151965
Fakultas : Syariah
BAB I
PENDAHULUAN
penyediaan prasarana dan sara perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan
semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak Kota di
Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan
Banjir juga merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada
musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir.
1
http://www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-teknik-dan-manajemen-drainase?ref=http://www.sanitasi.net/
dasar-dasar-teknik-dan-manajemen-drainase.html diakses tanggal 16 November 2018
1
Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun sampai saat ini belum terselesaikan
menampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinya kapasitas
saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang terjadi
sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Jika kapasitas
sistem saluran drainase menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debit yang
normal sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh sistem yang ada. Sedangkan sebab
menurunnya kapasitas sistem antara lain, banyak terjadi endapan, terjadi kerusakan fisik
sistem jarigan, adanya bangunan lain di atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu tertentu
saat musim hujan sering terjai peningkatan debit aliran, atau telah terjadi peningkatan
debit yang dikarenakan oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yang tidak bisa lagi
penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi luar kebiasaan,
perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
disuatu kawasan. Kemudian jika suatu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan
kapasitas sistem sekaligus terjadi peningkatan debit aliran, maka banjir akan semakin
pendudukan yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman ataupun
menjadi semerawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan
2
persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat komplek. Hal ini barangkali juga
disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli
koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain. Sering juga
dihadapi penggalian saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana tidak
prakteknya nanti tidak akan menimbulkan dampak negatif yang meresahkan masyarakat
dan merugikan pihak pembangun itu sendiri. Karena itu pemerintah sebagai pihak yang
berwenang menetapkan suatu kebijakan dan peraturan yang mengatur segala sesuatu
yang berhubungan dengan drainase perkotaan dan pengendalian banjir perkotaan, serta
Kondisi drainase (selokan air) di Kota Jambi kini masih belum memadai. Bahkan
saat turun hujan, genangan air tampak merata di seluruh jalan bahkan hingga pusat-pusat
perdagangan serta permukiman. Hingga kini Pemerintah Kota Jambi belum dapat
mengatasi buruknya drainase di Jambi. Bahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jambi
belum memiliki data valid mengenai drainase di Kota Jambi 3. Padahal data itu diperlukan
untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang kerap terjadi akibat meluapnya air akibat
2
http://www.ampl.or.id/digilib/read/PERMASALAHAN-DRAINASE-PERKOTAAN/4996 diakses tanggal 16
November 2018
3
http://rosenmanmanihuruk.blogspot.com/2011/03/kondisi-drainase-di-kota-jambi-masih.html diakses tanggal 16
November 2018
3
drainase tidak berfungsi. Dengan kondisi yang demikian ini partisipasi masyarakat juga
menyebabkan tidak pernah hilang di Kota Jambi. Masalah genangan dan luapan yang
terjadi di perumahan kembar lestari 2, kecamatan kota baru, kota jambi dan di sekitarnya
lebih didominasi oleh faktor penyebab alamiah, meskipun demikian kontribusi aktifitas
Selain itu, genangan dan luapan juga bisa disebabkan belum terciptanya sistem
irigasi yang tertata dengan baik atau desain drainase yang ada dan tidak lagi sesuai
dengan kondisi dan potensi luapan dan genangan yang terjadi (volume air genangan dan
membina partisipasi masyarakat untuk ikut memecahkan masalah drainase. Yang menjadi
titik rawan banjir adalah salah satunya perumahan Kembar Lestari 2, sistem yang diiringi
Dengan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul
4
B. Rumusan Masalah
drainase di perkotaan ?
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah ini agar tidak melebar dan meluas serta tepat sasaran,
maka masalah ini di fokuskan pada kebijakan pemerintah dinas pekerjaan umum
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
b. Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua dan
bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jeas dalam masalah kebijakan
perkotaan.
5
c. Untuk memenuhi salah satu syarat yang diperlukana guna memeperoleh gelar
E. Kerangka Teori
1. Pemerintahan
a. Pemerintah
yang memerintah suatu Negara atau daerah atau badan tertinggi yang memerintah
diartikan denan perbuatan seperti cara, hal urusan dan sebagainya. Memerintah
secara etimologis dapat diartikan sebagai tindakan yang terus menerus atau
kebijakan dengan menggunakan suatu rencana maupun akal dan tata cara tertentu
sebagai suatu ilmu dan seni, dikatakan sebagai seni karna berapa banyak
yaitu dapat dipelajari dan diajarkan, memiliki objek, baik objek material maupun
5
Inu Kencana Syafe’I, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 8.
6
Kansil dan Christine S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm
17.
6
“organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum
antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada wilayah
perkotaan.
kewenangannya.
(4) Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah dalam
pada ayat (3) dilakukan oleh instansi teknis yang bertanggungjawab dalam sub
bidang drainase.7
7
Peraturan Menteri Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan
7
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 tahun 2009 tentang Fungsi Dinas,
Sekertariat, Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja
pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jmabi. Pada BAB II pasal 2 fungsi dinas
adalah :
dan Pengairan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
melalui sekertariat;
8
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3),
berikut :
alam8.
2. Pengelolaan
mencapai tujuan tertentu. Jadi pengelolaan adalah usaha yang dilakukan untuk
membuat tatanan yang baik dan tujuannya adalah mencapai hasil yang diinginkan.
3. Selokan/Drainase
Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau
persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah
8
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 tentang, Fungsi Dinas, Sekertariat, Bidang dan
RincianTugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi.
9
maupun di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas
hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum drainase
dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan
suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air
hujan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air
hujan untuk dibawa kesuatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan
kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parker, sisi jalan, dan
atap11.
A. Jenis Drainase
9
Wesli, Drainase Perkotaan (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008),hlm 1.
10
Suripin, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, (Yogyakarta: Andi,2004),hlm 7.
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Selokan diakses tanggal 16 November 2018
12
http://jbptunikompp-gdl-irailraswa-23632-4-bahandr-(1) diakses tanggal 17 November 2018
10
Menurut sejarah terbentuknya drainase terbagi 2, yaitu :
gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
tertentu. Alasan itu antara lain tuntutan artistic, tuntutan fungsi permukaan tanah
13
Welsi, Drainase Perkotaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm 3.
11
3. Menurut Fungsi
a. Single Purpose
Single purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti
b. Multi Purpose
Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
4. Menurut Konstruksi
a. Saluran Terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk
lingkungan.
b. Saluran Tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk
aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang
terletak di kota/permukiman14.
14
Ibid, hlm 9.
12
BAB II
METODE PENELITIAN
13
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kota Jambi yang bertempat
di Kelurahan Kenali Besar dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi. Penelitian ini
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan, dimana metode ini lebih
menekankan pada kenyataan yang akan menghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupkan data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa ada
perantara,15 atau Data primer merupakan data yang diperoleh atau di kumpulkan
memerlukannya. Data primer ini disebut juga sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data,16 data primer yang peneliti maksud adalah
15
Amin Hadi&Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm 125.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2010),hlm 308.
14
b. Data Sekunder
atau pengelolaan data yang bersifat dokumntasi atau data yang berbentuk sudah jadi17,
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah suubjek dari mana
1. Populasi
Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pemerintah Dinas
2. Sample
sample yang pada awalnya sedikit dan lama kelamaan menjadi besar 19, mengikuti
sumber pertama dan pada akhirnya menemukan titik jenuh atau kejenuhan. Yang
berawal dari kepala dinas pekerjaan umum dan selanjutnya mengelinding seperti bola
salju untuk mendapatkan informasi yang jenuh. Sample penelitian ini adalah :
15
c. Serta masyarakat yang memenuhi standar peneliti
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
sedang berlangsung20.
berinteraksi dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik iini digunakan untuk
2. Wawancara
Wawancara yaitu proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan dengan dua orang atau lebih. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan langsung dengan sample yang telah
peneliti tentukan. Dengan proses wawancara ini peneliti benar-benar bisa mendapatkan
data.
3. Dokumentasi
20
Nana Syadih SukmaDinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 220.
21
Nasution, Metode Reseach (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 98.
16
Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari dokumen
resmi internal yang berupa memo, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan
sebagainya. Penggunaan metode dokumentasi ini sangat berguna dalam pengamatan dan
wawancara22.
analisis data sebagai proses yang mencari usaha formal untuk menemukan tema dan
merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan ide itu23. Untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan
maka hasil penelitian akan penulis analisis dengan menggunakan analisis kualitatif.
1. Analisis Domain
penelitian atau situasi sosial24. Dimana analisis domain ini digunakan untuk menganalisis
data yang sudah diperoleh dari lapangan berupa gambaran umum tentang objek yang
diteliti yaitu mengenai kondisi lapangan masalah kebijakan pemerintah dan partisipasi
2. Analisis Taksonami
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 236
23
Iskandar, Metode Penelitian Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif (Jakarta: GP Press, 2008), hlm 254.
24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, cetakan ke-15 2012), hlm 255.
17
Analisis taksonami adalah analisis yang lebih rinci dan mendalam dan fokus
penelitian ditetapkan terbatas pada doamian tertentu yanga sangat berguna dalam upaya
penelitian25. Jadi analisis ini digunakan dalam menganalisis lebih mendalam yang dibatasi
oleh domain.
3. Analisis Komponensial
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru meiliki perbedaan atau kontras 26.
Analisis komponensial ini digunakan setelah mendapat informasi data secara nyata dalam
G. Sistematika penulisan
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan
kerangka teori.
ruang lingkup penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan
sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, jadwal
penelitian.
25
Ibid, hlm 98.
26
Ibid, hlm 360.
18
Bab III berisi tentang aspek geografis, aspek demografi, aspek ekonomi, aspek
Bab IV tentang pembahasan dan hasil penelitian tentang kebijakan pemerintah Kota dalam
Kota Baru, Provinsi Jambi, dan kendala dan upaya pemerintah terhadap pengelolaan
drainase.
H. Jadwal Penelitian
proposal.
A. Jadwal penelitian
Table 01
19
Jadwal Penelitian
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
Seminar
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Pembuatan Laporan
20
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
21
Literatur
Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008), hlm 20.
Budi Winarno, Kebijakan Publik (Teori, Proses, Dan Studi Kasus) (Yogyakarta: Caps,2012), hlm
20.
Inu Kencana Syafe’I, Ilmu Pemerintahan, (Bandung: Mandar Maju, 2007), hlm 31.
Inu Kencana Syafe’I, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 8.
Kansil dan Christine S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm 17.
Peraturan Walikota Jambi Nomor 9 Tahun 2009 tentang, Fungsi Dinas, Sekertariat, Bidang dan
RincianTugas Sub Bagian, Seksi, UPTD serta Tata Kerja pada Dinas Pekerjaan Umum
Kota Jambi.
Ibid, hlm 9.
Amin Hadi&Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm 125.
22
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif , (Jakarta: GP
Press, 2008), hlm 253.
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, 1998), hlm 114.
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, (Yogyakarta: Paradigma, 2012), hlm 78.
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 98.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 236
Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif (Jakarta: GP
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, Cetakan Ke-
Sumber Lain
http://www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-teknik-dan-manajemen-drainase?ref=http://
November 2018
http://www.ampl.or.id/digilib/read/PERMASALAHAN-DRAINASE-PERKOTAAN/4996
23
http://rosenmanmanihuruk.blogspot.com/2011/03/kondisi-drainase-di-kota-jambi-masih.html
http://ayubpetrijon.blogspot.com/2010/10/pengertian-kebijakan-publik-menurut.html diakses
24