Anda di halaman 1dari 5

YESUS SANGGUP MEMULIHKANKU

Lukas 7:11-17

Pendahuluan
Apakah kita pernah merasakan kehilangan yang begitu mendalam? Ketika kita
mengalami kehilangan, hati kita seperti dibelenggu dengan kesedihan, harapan menjadi
pudar dan terjerat dengan keputusasaan.
Kabarbaiknya adalah firman Tuhan dalam Lukas 7:11-17 memberi tahu kita bahwa
ditengah rasa duka, kehilangan, putus asa dan rasa bersalah, kita memiliki Tuhan Yesus
Kristus yang selalu menaruh belas kasihan, berinisistif untuk datang, mengulurkan
tangan-Nya sehingga kita memiliki pengharapan serta kehidupan baru di dalam Dia.
Kehilangan yang Mendalam
Apa yang dialami oleh Janda ini bisa disebut sebagai suatu tragedi yang menghancurkan
bagi siapa pun. Pada umumnya Ketika kita ada diposisi janda, akan muncul perasakan
beragam emosi yang intens dan kompleks. Misalnya:
1. Kesedihan mendalam. Kehilangan anak lelaki satu-satunya adalah kehilangan yang
paling berat yang dapat dirasakan oleh seorang ibu. Kesedihan akan merajai
perasaan janda tersebut, dengan rasa kehilangan, duka yang mendalam, dan
kekosongan yang tak terlukiskan.
2. Rasa kehilangan dan kekosongan. Kehadiran anak adalah bagian penting dalam
hidup seorang ibu. Setelah kehilangannya, seorang janda mungkin merasa
kehilangan identitas sebagai ibu dan merasakan kekosongan yang mendalam tanpa
adanya anak di sisinya.
3. Rasa bersalah dan pertanyaan diri. Dalam situasi yang tragis seperti ini, seorang
janda mungkin merasa bersalah dan bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang bisa
dia lakukan untuk mencegah atau mengubah nasib anaknya. Rasa bersalah ini bisa
sangat menyiksa dan membebani pikiran dan hati.
4. Putus asa dan kehilangan harapan. Kehilangan anak lelaki satu-satunya juga dapat
membuat seseorang merasa putus asa dan kehilangan harapan terhadap masa
depan. Rencana dan impian yang melibatkan anak tersebut hancur, dan seorang
janda mungkin merasa tidak ada lagi arti atau tujuan dalam hidupnya.
Tentunya berbagai gejala emosi ini dapat mempengaruhi hidup kita dan menyebabkan
kesedihan yang mendalam.
Firman Tuhan menyaksikan bahwa Tuhan Yesus peka terhadap penderitaan dan
kesedihan kita. Ia selalu hadir dalam saat-saat penderitaan kita. Ketika dilihat-Nya
rombongan pengusung jenazah (ayat 11-13), Ia tidak hanya berhenti dan melihat,
namun juga menghampiri usungan itu (ayat 14).
Kisah serupa juga dapat kita temukan dalam Yohanes 11:1-44. Dalam Kisah Lazarus,
kita melihat bagaimana Yesus menyatakan belas kasihan dan menghadapi kehilangan
dengan tangis.
Kedua peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan selalu hadir dalam
penderitaan kita. Kehadiran-Nya menjadi tempat perlindungan, kekuatan, dan
pertolongan bagi kita, Ia siap memberikan dukungan dan penyelamatan di setiap
waktu.
1. Mazmur 46:2-4 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut,
sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;
sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh
geloranya.
Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan dan kekuatan
bagi umat-Nya. Ketika umat-Nya menghadapi kesesakan dan goncangan dalam
hidup, Tuhan hadir untuk memberikan pertolongan dan menguatkan. Kita tidak
perlu takut, karena Tuhan tetap teguh dan setia di tengah-tengah perubahan dan
krisis.
2. Yesaya 43:2 Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai
engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila
engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak
akan membakar engkau.
Ayat ini mengungkapkan janji Tuhan bahwa Ia akan selalu menyertai umat-Nya
dalam situasi sulit dan berbahaya. Ketika umat-Nya menghadapi air bah atau api,
simbol kesulitan dan bencana, Tuhan akan melindungi mereka. Ia tidak
membiarkan umat-Nya tenggelam atau terbakar oleh kesulitan, tetapi hadir
untuk menyelamatkan dan melepaskan kita.
3. Mazmur 34:9 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia
menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah dekat dengan mereka yang
mengalami patah hati dan terhina. Ia tidak meninggalkan umat-Nya dalam
kesedihan dan kesulitan, tetapi hadir untuk memberikan penyembuhan dan
penghiburan. Tuhan mengangkat yang rendah hati dan memberikan harapan bagi
kita yang merasa terhina dan putus asa.
Belas Kasihan dan Kuasa Tuhan
Firman Tuhan pada ayat 13 berkata Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah
hati-Nya oleh belas kasihan…. Ini fakta yang sangat menarik.
Banyak orang yang senang melihat kesusahan sesamanya (di foto, dikomen, dilike, dll),
namun tidak tergerak untuk menolongnya. Bahkan tidak jarang kesusahan sesama
dijadikan steppingstone atau batu pijakan, untuk mencapai tujuan pribadinya. Hal ini
dapat kita temukan dalam kisah Perempuan yang berzinah (Yoh. 8:1-11). Mengapa hal
ini bisa terjadi? Ada beberapa factor yang menjadi penyebab, antara lain:
 Ketidakpedulian dan egoisme: Beberapa orang mungkin tidak peduli dengan
penderitaan orang lain karena terlalu fokus pada diri sendiri dan kepentingan
pribadi. Mereka mungkin tidak memiliki empati atau tidak mau melibatkan diri
dalam masalah orang lain.
 Rasa puas dengan melihat orang lain menderita: Ada beberapa individu yang
merasa senang atau merasa lebih baik dengan melihat orang lain menderita. Hal
ini bisa disebabkan oleh rasa kepuasan dalam membandingkan diri mereka
sendiri dengan orang lain yang lebih buruk nasibnya, atau karena mereka merasa
lebih berkuasa atau dominan atas orang-orang yang sedang menderita.
 Kekurangan pengalaman atau pemahaman: Beberapa orang mungkin tidak
memiliki pemahaman yang cukup tentang kesusahan dan penderitaan orang lain,
sehingga mereka tidak memiliki belas kasihan atau keinginan untuk membantu.
Kurangnya pengalaman atau eksposur terhadap kondisi yang sulit atau
kurangnya pemahaman tentang dampak emosional dan fisik penderitaan dapat
membuat seseorang menjadi kurang peka terhadap kebutuhan orang lain.
 Ketakutan atau rasa tidak berdaya: Melihat kesusahan sesama bisa memicu
ketakutan atau rasa tidak berdaya dalam diri seseorang. Mereka mungkin merasa
tidak mampu menangani atau memperbaiki situasi tersebut, sehingga mereka
lebih memilih untuk menghindar atau mengabaikan masalah tersebut.
Namun tidak demikian dengan Yesus Kristus. Firman Tuhan menyaksikan Dan ketika
Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan….
Dan Ketika Tuhan melihat janda itu …. Kata yang diterjemahkan melihat diterjemahkan
dari kata ἰδὼν. Kata ini bukan hanya memiliki arti melihat dengan mata, akan tetapi
melibatkan emosi dan perasaan. Sehingga penggunaan kata melihat (idon) pada ayat
dini difungsikan untuk menunjukkan pengamatan yang lebih dalam atau makna yang
lebih mendalam dari apa yang sekedar terlihat oleh mata, seperti pemahaman,
perhatian, atau reaksi yang ditimbulkan dari pengamatan tersebut.
Siapakah yang menjadi pusat pengamatan Yesus? Bukan anaknya yang mati dan sedang
diusung menuju ke pemakaman, melainkan pribadi si janda. Mengapa si janda yang
menjadi focus pengamatan Yesus? Sebab kata yang diterjemahkan janda (khēra)
mengkonfirmasi keberadaan Wanita tersebut yakni kondisinya yang sangat rentan oleh
karena ditinggal mati oleh suaminya sehingga sangat membutuhkan perhatian khusus
dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan emosional.
Apa yang Yesus Kristus lakukan setelah mengetahui kondisi hidup si janda? Firman
Tuhan menyaksikan … tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan…. Belas kasihan
(splagchnizomai) menjelaskan tentang empati dan kepedulian yang sangat dalam dari
Yesus terhadap orang-orang yang menderita, yang tercermin dalam tindakan-Nya
dalam menyembuhkan, menghibur, dan memberikan pertolongan kepada mereka.
Kata belas kasihan ditulis dalam bentuk verb-aorist indicative passive yang berarti
bahwa sekalipun tanpa diminta tolong oleh si janda, Yesus Kristus berinisiatif
bertindak atau melakukan sesuatu untuk menolong si janda ini Sebagai bentuk empati
dan kepedulian-Nya.
Belas kasihan Yesus ditunjukkan dengan cara:
 Berfirman: Jangan menanggis. Kata jangan menangis ditulis dalam bentuk verb-
present imperative active. Jadi dibalik perintah untuk berhenti bersedih dan
berdukacita, ada janji akan kesanggupan-Nya untuk mengubah situasi dan
kondisi yang ada.
 Membangkitkan anak muda. Setelah Yesus berfirman dan berjanji bahwa Ia
sanggup mengubah keadaan, Ia bertindak membangkitkan anak tersebut (ayat
14-15).
Kabar baiknya adalah Tuhan Yesus Kristus yang sama saat ini juga sedang berjalan
bersama-sama kita. Dengan demikian, belas kasihan-Nya pun akan diberlakukan-Nya
kepada kita.
Dan Ketika Tuhan sudah menaruh belas kasihan kepada kita, ia sanggup mengubah
situasi yang mustahil menjadi tidak mustahil. Beberapa contoh kisah Alkitab:
 Kisah Mujizat Pembelahan Laut Merah (Keluaran 14:21-31) menunjukkan belas
kasih dan kuasa Tuhan yang membebaskan umat-Nya dari perbudakan dan
memungkinkan mereka melewati lautan dengan berjalan diatas tanah yang
kering.
 Kesembuhan Orang Lumpuh di Kolam Betesda (Yohanes 5:1-15). Dalam kisah ini,
Yesus pergi ke Kolam Betesda di Yerusalem, di mana terdapat banyak orang sakit
dan lumpuh yang berharap untuk sembuh. Di antara mereka, ada seorang pria
yang sudah lumpuh selama 38 tahun. Meskipun ada begitu banyak orang yang
menderita, Yesus memilih untuk menyembuhkan pria ini dengan kata-kata
sederhana, "Bangun, angkat tempat tidurmu, dan berjalanlah." Dalam tindakan-
Nya, Yesus menunjukkan belas kasihan yang besar terhadap penderitaan pria itu.
Meskipun tidak ada indikasi bahwa pria itu memohon atau mencari pertolongan
langsung dari Yesus, Tuhan dengan penuh belas kasihan menjangkau kepadanya
dan memberinya kesembuhan.
Kehidupan dan Pengharapan Baru
Apakah yang terjadi setelah Tuhan Yesus Kristus menunjukkan belas kasihan-Nya?
Yesus membangkitkan anak janda dan mengembalikan kehidupan kepada ibunya.
Firman Tuhan pada ayat 15 berkata Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Saya membayangkan jika menjadi si janda yang menyaksikan Putera tunggalnya hidup
kembali. Pastilah saya memiliki emosi yang campur aduk.
 Kegembiraan dan Syukur.
 Kejutan dan Keterkejutan.
 Rasa Harapan yang Ditepati.
 Rasa Terharu dan Penuh Kasih.
Belas kasihan Yesus membuat harapan si janda yang telah pupus kembali tumbuh dan
bersemi. Belas kasihan Yesus Kristus membuat si janda ini kembali memperoleh
kembali kehidupan dan harapan baru.
Kisah serupa juga kita temukan dalam Markus 5:25-34. Dalam kisah ini, seorang
perempuan yang telah menderita pendarahan selama 12 tahun mendekati Yesus
dengan harapan dapat disembuhkan. Ketika ia menyentuh jubah Yesus, ia segera
disembuhkan. Yesus merasakan bahwa kuasa telah keluar dari-Nya dan mencari tahu
siapa yang menyentuh-Nya. Perempuan itu takut dan jatuh di hadapan-Nya, tetapi Yesus
berkata kepadanya, "Anakku, imanmu menyembuhkan engkau, pergilah dengan selamat
dan bebas dari penyakitmu." (Markus 5:34). Tindakan penyembuhan dan kata-kata
penghiburan ini membangkitkan harapan baru dalam kehidupan perempuan itu setelah
bertahun-tahun mengalami penderitaan yang sia-sia.
Saat ini, bisa jadi posisi kita seperti Si Janda ini. Hidup kita terasa sudah tidak ada
harapan lagi, oleh karena berbagai peristiwa dalam hidup yang menimbulkan luka
begitu dalam.
Namun dari kisah Yesus membangkitkan anak muda di Nain , saya mengajak jemaat
untuk memiliki iman dan pengharapan dalam Yesus Kristus yang memberikan hidup
kekal dan kebangkitan. Mari kita belajar mempercayai bahwa Tuhan memiliki kuasa
untuk mengubah keadaan kita dan memberikan hidup baru di tengah-tengah kesulitan
dan keputusasaan.
Jika Tuhan sudah memberikan Putra Tunggal-Nya untuk membebaskan kita dari
belenggu dan kutuk dosa (Yoh. 3:16), sehingga setiap orang percaya beroleh kehidupan
(Yoh. 11:25-26). Pastilah Ia akan menolong dan memampukan kita menyelesaikan rute
perjalanan iman di bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai