Anda di halaman 1dari 2

Bercermin dari Lukas 17:11-7; Yesus tidak menyepelekan penderitaan siapapun.

Dia melakukan
mukjizat terhadap setiap orang dari latar belakang yang berbeda, apakah orang itu orang Yahudi
atau tidak, teman atau tidak, kenal atau tidak, dan sebagainya. Yesus bergerak berdasarkan kasih
dan kepedulian.

Tanpa melihat, melalui Firman Tuhan kita sering diberi pemahaman agar sadar diri akan
keterbatasan kita selaku manusia dan kita butuh orang-orang disekitar kita. Tetapi Firman
Tuhan sering kurang atau tidak sama sekali “menggores hati” dan membawa kita kepada suatu
perubahan . Namun kita lebih sulit saat berhadapan dengan kematian yang berhubungan
dengan orang-orang yang kita kasihi. Kita sering tidak sanggup, tidak terima, bahkan histeris
bilamana anggota keluarga mengalami kematian yang begitu tiba-tiba.

Di Luk. 7:11-17 kita dapat menyaksikan tentang seorang Janda di kota Nain yang menghadapi
kematian anaknya. Janda tersebut terus menangisi kepergian anak laki-lakinya. Tangisan janda
tersebut pada esensinya mau menyatakan ketidaksanggupan kehilangan anak satu-satunya anak
yang dimiliki. Makna kematian menunjuk kepada ketidaksanggupan seseorang untuk berpisah
dengan orang yang sangat Mereka sadar telah kehilangan orang yang mereka kasihi selama-
lamanya, tetapi apakah mungkin ada pertolongan yang datang dan melampaui apa yang mereka
pikirkan?Di Luk. 7:13 menyatakan, yaitu ketika Tuhan Yesus melihat kesedihan dan air mata
janda tersebut, maka disebutkan: tergeraklah hati Yesus oleh belas-kasihan. Lalu Tuhan Yesus
menghampiri usungan itu dan menyentuh keranda jenasah sambil berkata: Hai anak muda, Aku
berkata kepadamu, bangkitlah! (Luk. 7:14). Dengan perkataan Tuhan Yesus tersebut, anak
muda yang telah mati itu menjadi hidup kembali.

Mukjizat yang terjadi di kota Nain pada esensinya dilandasi oleh belas-kasihan dan kepedulian
Tuhan Yesus kepada janda itu. Kita harus memahami bahwa karya-karya mukjizat Kristus pada
intinya merupakan wujud dari rasa kepedulian dan belas-kasihanNya kepada orang yang sedang
menderita. Pada prinsipnya tindakan yang dilakukan Yesus merupakan:sympathy for the
suffering of others, often including a desire to help (rasa simpati terhadap penderitaan
sesamanya yang dinyatakan dengan keinginan untuk menolong). Itu sebabnya setiap kali
disebutkan “tergeraklah” hati Yesus oleh belas-kasihan maka ada suatu tindakan nyata dari
Tuhan Yesus sebagai respon .

Di Luk. 7:16 orang banyak yang melihat karya mukjizat Tuhan Yesus yang dapat
membangkitkan pemuda Nain tersebut memberikan suatu respon. Mereka segera memuliakan
Allah sambil berkata: Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah
melawat umatNya.

Hal ini membawa dampak penting dalam kehidupan iman kita, yaitu setiap orang percaya yang
telah mengenal kasih Allah seharusnya ditandai oleh rasa kasih dan sikap kepedulian , sehingga
setiap orang percaya bersedia ambil bagian dalam karya keselamatan Allah untuk menolong
sesamanya. Bukankah saat kita dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dan mengasihi kita,
maka kita akan diteguhkan saat menghadapi kedukaan karena ditinggal pergi oleh orang-orang
yang kita kasihi.
Berbicara mengenai kuasa Tuhan, saya sendiri pernah mengalami kuasa Tuhan dalam kehidupan saya.
Pada waktu itu saya duduk bangku sekolah dasar tepatnya pada saat kelas 2 SD, saya mengalami suatu
kecelakaan yang dimana itu terjadi karena saya tidak mendengarkan omongan orangtua saya.

Anda mungkin juga menyukai