Anda di halaman 1dari 2

Nama : Maria Novita Wira Momot

NIM : 1601035186
Jurusan : Akuntansi
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Mei 2020

Tugas
Jelaskan pandangan Yesus dalam kitab Injil tentang pemaknaan kasih dalam
kebersamaan hidup di tengah masyarakat dan berikan data tentang perbuatan kasih
Yesus !

Di hari-hari terakhir pelayanan fana-Nya, Yesus memberikan kepada para murid-


Nya apa yang Dia sebut “perintah baru” (Yoh. 13:34). Diulangi tiga kali, perintah itu
sederhana namun sulit: “Saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh.
15:12-17). Ajaran untuk saling mengasihi telah menjadi ajaran sentral dari pelayanan
Juruselamat. Perintah besar kedua adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri” (Mat. 22:39). Yesus bahkan mengajarkan, “Kasihilah musuhmu” (Mat. 5:44).
Tetapi perintah untuk mengasihi orang lain sebagaimana Dia telah mengasihi kawanan
domba-Nya adalah bagi para murid-Nya dan bagi kita sebuah tantangan yang unik.
Sesungguhnya, kita harus hidup di dunia namun tidak menjadi dari dunia. Kita harus
hidup di dunia karena sebagaimana Yesus ajarkan dalam sebuah perumpamaan,
kerajaan-Nya adalah “seperti ragi,” yang fungsinya adalah untuk menggembungkan
seluruh adonan melalui pengaruhnya (lih. Luk. 13:21; Mat. 13:33). Para pengikut-Nya
tidak dapat melakukan itu jika mereka bergaul hanya dengan mereka yang memiliki
kepercayaan dan kebiasaan yang sama. Namun Juruselamat juga mengajarkan bahwa
jika kita mengasihi Dia, kita akan menaati perintah-perintah-Nya (lih. Yoh. 14:15).
Injil memiliki banyak ajaran mengenai menaati perintah sementara hidup di antara
orang-orang yang berbeda kepercayaan dan kebiasaan. Ajaran mengenai perselisihan
adalah penting. Ketika Kristus yang telah bangkit mendapati orang-orang Nefi
berbantahan mengenai cara pembaptisan, Dia memberikan petunjuk yang jelas
mengenai bagaimana tata cara ini hendaknya dilaksanakan. Yesus dekat dengan semua
orang, maka ia juga sangat terbuka terhadap semua orang. Ia bergaul dengan semua
orang. Ia tidak mengkotak-kotakkan dan membuat kelas-kelas diantara manusia. Yesus
tidak pernah hanya dekat dengan sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok yang
lainnya. Yesus akrab dengan semua orang (Yoh 7 : 42-52) dan penguasa, bahkan
penjajah (Mrk. 7 : 1-10) yang beritikad baik. Yesus pun akrab dengan para pegawai
pajak yang korupsi (Luk 19 : 1-10), dengan wanita tuna susila (Luk 7 : 36-50) dan para
penderita penyakit berbahaya yang dikucilkan.
Pergaulan Yesus dengan orang-orang yang berdosa dan najis sering dipandang oleh
Farisi amat tidak sesuai dengan adab, sopan santun dan peraturan agama yang berlaku
pada saat itu. Injil Matius 7: 12 mengatakan bahwa apapun yang kita ingin orang lain
lakukan untuk kita, lakukan jugalah kepada mereka. Yesus tidak mengatakan agar kita
sengaja melakukan beberapa hal untuk orang lain demi mendapatkan perlakuan yang
sama. Tetapi Yesus lebih menekankan agar kita melakukan sesuatu yang pantas kita
lakukan kepada orang lain.

Berikut ini data tentang perbuatan kasih Yesus :

1. Juruselamat memperlihatkan caranya ketika para lawan-Nya menghadapkan


kepada-Nya perempuan yang telah “tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
zina” (Yohanes 8:4). Ketika merasa malu dengan kemunafikan mereka sendiri, para
penuduh itu menarik diri dan meninggalkan Yesus sendirian dengan perempuan
itu. Dia memperlakukan perempuan itu dengan kebaikan hati dengan menolak
untuk menghukum dia pada waktu itu. Tetapi Dia juga dengan tegas mengarahkan
dia untuk “jangan berbuat dosa lagi” (Yohanes 8:11). Kebaikan hati yang penuh
kasih diperlukan.
2. Yesus jauh lebih pintar dan bijaksana daripada manusia yang tidak sempurna.
Kemampuan berpikir dan fisiknya juga pasti melebihi semua orang di sekitarnya.
Namun, dia melayani orang lain dengan rendah hati.
3. Yesus merasakan kesedihan orang lain. Misalnya, ketika sahabatnya Lazarus
meninggal, Yesus ”mengerang” dan ”merasa susah” saat ia melihat kesedihan
keluarga dan teman-teman Lazarus (lih. Yohanes 11:33-36). Meski ia tahu bahwa ia
akan membangkitkan Lazarus, Yesus menangis. Ia tidak malu menunjukkan
perasaannya. Yesus sangat mengasihi Lazarus dan keluarganya sehingga ia
menggunakan kuasa Allah untuk membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:43-44)

Anda mungkin juga menyukai