Anda di halaman 1dari 53

Panduan Operasional Satgas COVID-19 Tingkat Desa/Kelurahan dan Komunitas

(COVER)
A. Latar Belakang

A.1 Informasi Umum COVID-19

Coronavirus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-COV2 . COVID-19 dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD) oleh
WHO pada tanggal 30 januari 2020 dengan penyebaran yang cepat dan meluas. Penyebaran
Corona Virus disease 2019 (COVID-19) yang makin meningkat ini membutuhkan penanganan
dan pengendalian dengan segera dan Pemerintah Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai
bencana non alam sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
penetapan bencana non alam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
bencana nasional. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan-pendekatan berupa langkah-
langkah penanggulangan terpadu termasuk keterlibatan seluruh komponen masyarakat secara
partisipatif.

Dalam pengendalian COVID-19 yang efektif dan cepat membutuhkan upaya pencegahan baik
preventif dan promotif, penanganan kesehatan, dampak ekonomi, dan sosial mulai dari tingkat
terkecil yaitu desa/kelurahan dan komunitas. Peran-peran ini dapat dilaksanakan dengan wadah
yang spesifik, maka dibutuhkan Satuan Tugas COVID-19 Tingkat Desa/Kelurahan dan
Komunitas yang dilaksanakan dengan pendekatan kesepakatan, komunitas, gotong royong,
kompak dan adaptif sebagai pusat koordinasi, pengawasan, dan evaluasi penanganan COVID-
19.

Dengan mengerahkan ujung tombak pada komunitas di tingkat desa/kelurahan, kelompok anak,
perempuan, difabel, lansia, dan kelompok rentan lainnya dapat lebih terlibat dalam perencanaan
dan pelaksanaan pengendalian COVID-19. ( Dengan mengerahkan ujung tombak pada
komunitas di tingkat desa/kelurahan, sangat penting untuk melibatkan kelompok anak,
perempuan, difabel, lansia, dan kelompok rentan lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan
pengendalian COVID-19. Mengingat kelompok ini memiliki risiko yang tinggi mengalami
kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan selama masa pembatasan penyebaran COVID-19 maka
penting untuk memastikan komunitas anak, perempuan dan difabel mendapatkan informasi
yang benar tentang COVID-19, anak terus belajar, Gizi dan kesehatan keluarga terpenuhi, )
Dokumen ini merupakan panduan untuk pelaksanaan dari Surat Edaran Kepala Satuan Tugas
COVID-19 No. 9 Tahun 2021 tentang Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan COVID-19 Dalam Rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
TIngkat Desa/Kelurahan, Surat Edaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi No. 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat
Karya Tunai Desa, Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri No. 440/5184/SJ tentang
Pembentukan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah, Pedoman Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa oleh Kementerian Kesehatan, dan
praktik baik komunitas di Dusun Tembi, Kabupaten Bantul.

A.2 Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Anak Dalam Penanggulangan


Bencana

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 59 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Koordinasi


Penyelenggaraan Perlindungan Anak bahwasanya Anak adalah sumber daya manusia yang
diharapkan mampu bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara. Maka dari
itu pemerintah perlu menyelenggarakan Perlindungan Anak secara komprehensif agar dapat
terlaksana secara efektif, efisien, dan tepat guna dalam mewujudkan kesejahteraan Anak serta
memberikan jaminan terhadap pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak dalam
situasi dan kondisi tertentu dalam hal ini kondisi darurat bencana. Koordinasi penyelenggaraan
Perlindungan Anak diperlukan mengingat kegiatan Perlindungan Anak Merupakan kegiatan
lintas sektoral yang melibatkan banyak lembaga terkait. Pemantauan penyelenggaraan
Perlindungan Anak dilakukan terhadap pelaksanaan (a) pemenuhan Hak Anak, (b)
Perlindungan Khusus Anak. Pemantauan pelaksanaan pemenuhan Hak Anak dapat dilakukan
(1) pemenuhan hak sipil dan kebebasan; (2) lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; (3)
pemenuhan hak kesehatan dasar dan kesejahteraan. (4) pemenuhan hak pendidikan, waktu
luang budaya, dan rekreasi

Hak - Hak perlindungan anak merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
setiap anak dan hak-haknya supaya dapat hidup, tumbuh, berpartisipasi dan berkembang
secara maksimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapatkan
perlindungan yang layak untuk mendapatkan hak hidup bermartabat.
Perlindungan anak dalam kondisi darurat bencana yaitu berupa pencegahan dari dan
penanganan terhadap perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi dan kekerasan terhadap anak
dalam sebuah kondisi yang mengancam dan memerlukan penanganan segera.

Pengarusutamaan layanan terhadap anak yaitu kepentingan anak untuk tetap menjadi perhatian
secara optimal bagi pelaku - pelaku program Penanggulangan Bencana termasuk perlindungan
khusus yang diterima anak. Perlindungan khusus tersebut dapat diterjemahkan mendapatkan
jaminan rasa aman terhadap ancaman bencana yang membahayakan diri dan tumbuh kembang
jiwa anak.

A.3 Protokol Perlindungan Anak dalam Situasi Pandemi COVID-19

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Anak (Kemen PPPA) menyusun protokol Lintas Sektor
untuk anak yang memerlukan perlindungan khusus dalam situasi pandemi COVID-19 untuk
melengkapi berbagai protokol yang sudah tersedia. Dalam protokol perlindungan anak lintas
sektor ini secara khusus bertujuan untuk mempercepat penanganan COVID-19 pada anak.
Semua ini tidak terlepas pada upaya agar anak - anak dan remaja aman, dengan melihat
perkembangan dan guna untuk mencegah risiko, serta menangani dampak kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi, dan penelantaran. Untuk mendukung kegiatan dan program
pencegahan COVID-19 pada anak ada protokol yang ada untuk melakukan pencegahan yaitu;
(a) Protokol Tata Kelola Data Anak; (b) Protokol Pengasuhan bagi Anak Tanpa Gejala, dalam
Pemantauan, Pasien Anak dalam Pengawasan, kasus konfirmasi, dan Anak dengan
Orangtua/Pengasuh/Wali berstatus Orang Dalam Pemantauan, Pasien Dalam Pengawasan,
Kasus Konfirmasi, dan Orangtua yang meninggal Karena COVID-19 ; (b) Protokol Pengeluaran
dan Pembebasan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi, Pembebasan Tahanan, Penangguhan
Penahanan dan Bebas Murni. Protokol tersebut untuk memastikan sistem rujukan dan layanan
bagi anak yang disediakan oleh K/L dapat terhubung dalam berbagai protokol penanganan
COVID-19. Dengan adanya protokol tersebut diharapkan tidak ada anak yang terlantar,
mengalami kekerasan, eksploitasi, stigma dan pengucilan di lingkungan masyarakat. Sebaliknya
harapan anak - anak tetap dapat menerima layanan kesehatan dan pendidikan yang diperlukan,
serta tetap dapat menerima layanan kesehatan dan pendidikan yang diperlukan.
A. 4 Pemahaman Dasar Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan dan Komunitas

Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan dan Komunitas merupakan perangkat pelaksana yang


menjadi pusat perencanaan, koordinasi, pengendalian, dan evaluasi kegiatan penanganan
COVID-19 di suatu wilayah Desa/Kelurahan melalui fungsi pencegahan, penanganan,
pembinaan, dan pendukung.

B. Tujuan

Penyusunan panduan SOP ini bertujuan memberikan panduan bagi


desa/kelurahan atau komunitas untuk membentuk, memahami peran dan fungsi ,
serta pengelolaan Satuan Tugas COVID-19.

C. Ruang Lingkup SOP

SOP Satgas COVID-19 ini disusun untuk memberikan perlindungan dan penanganan
anak dan kelompok rentan.

D. Tahapan Pembentukan Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan

D.1 Pembentukan Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan

Pembentukan Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan dapat dimulai dengan melakukan


musyawarah desa/kelurahan yang dihadiri oleh unsur-unsur yang dapat berkontribusi dalam
Satgas yaitu Kepala Desa/Kelurahan dan aparat Desa/Kelurahan, Ketua RT/RW, Satlinmas,
Babinsa, Bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
tokoh pemuda, penyuluh, pendamping, relawan, PKK, Karang Taruna, perlindungan anak
terpadu berbasis masyarakat (PATBM), dan kelompok anak/forum anak. Musyawarah ini
diadakan untuk membahas pentingnya melakukan kegiatan untuk merespon COVID-19 hingga
akhirnya disepakati untuk membentuk Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan sebagai wadah
seluruh elemen masyarakat dalam berkegiatan menghadapi COVID-19.
Tahapan pembentukan Satgas COVID-19 bisa sangat fleksibel dengan kondisi setempat. Tetapi
sebagai gambaran di bawah ini disajikan tahapan proses pembentukan di tingkat
desa/kelurahan:

1. Persiapan
a. Pertemuan dengan tokoh-tokoh kunci (kepala desa/kelurahan, perangkat desa,
BPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, ormas/LSM,
perwakilan anak dan pemuda) di tingkat desa/kelurahan untuk menjelaskan
perlunya Satgas untuk menyatukan berbagai pihak, meliputi; pemangku
kepentingan, tokoh masyarakat dan elemen dalam masyarakat yang memiliki
perhatian dalam pengurangan risiko COVID-19 di tingkat Desa/Kelurahan.
b. Mengidentifikasi keberadaan semua kelompok masyarakat yang dapat menjadi
pendukung pembentukan Satgas.
c. Identifikasi dapat dilakukan dengan mengisi formulir yg berisi informasi dasar dari
setiap kelompok masyarakat.

2. Pembentukan
a. Kesepakatan pembentukan Satgas

Pembentukan Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan dapat dimulai dengan melakukan


musyawarah desa/kelurahan yang dihadiri oleh unsur-unsur yang dapat berkontribusi
dalam Satgas yaitu Kepala Desa/Kelurahan dan aparat Desa/Kelurahan, Ketua RT/RW,
Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, tokoh pemuda, penyuluh, pendamping, relawan, PKK, Karang
Taruna, ormas/LSM, perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM), dan
kelompok anak/forum anak dan kelompok disabilitas. Musyawarah ini diadakan untuk
membahas pentingnya melakukan kegiatan untuk pencegahan dan penanganan dalam
merespon COVID-19. Pada akhirnya dalam musyawarah ini disepakati untuk
membentuk Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan sebagai wadah seluruh elemen
masyarakat dalam berkegiatan menghadapi COVID-19.

b. Perumusan Fungsi Satgas


Setelah kelembagaan terbentuk dilanjutkan dengan merumuskan tujuan Satgas COVID-
19 yang sudah dibentuk tersebut. Adapun fungsi dari Satgas COVID tersebut seperti di
bawah ini :

a) Fungsi Informasi, yang terdiri dari dukungan informasi, komunikasi, diseminasi,


dan kompilasi.
b) Fungsi pencegahan, yang terdiri dari sosialisasi dan penerapan 5M (memakai
masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai
sabun, membatasi mobilitas dan aktivitas) dan pembatasan mobilitas.
c) Fungsi penanganan, yang terdiri dari penanganan kesehatan, penanganan
dampak ekonomi, layanan masyarakat, penegakan disiplin dan pemberian sanksi
c. Struktur dan Tugas

Dalam pembentukan ini termasuk memilih pengurus dan menentukan strukturnya dan
unit-unit (Pokja) yang diperlukan. Kepengurusan Satgas ini harus merepresentasikan
semua unsur perwakilan masyarakat desa/kelurahan termasuk keterwakilan perempuan
minimal 30%, keterwakilan difabel dan forum anak/kelompok remaja. Pemilihan
pengurus bisa melalui musyawarah maupun dengan melalui voting, tergantung
kesepakatan bersama.

Struktur Satgas bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber
daya atau perangkat desa/kelurahan dengan memperhatikan keterwakilan kelompok di
masyarakat, baik kelompok anak, perempuan, disabilitas, lansia, adat, dan terutama
yang paling rentan. Dalam pembahasan selanjutnya akan menjelaskan struktur secara
lebih detail dan terdapat contoh yang dapat dijadikan referensi.

Adapun contoh struktur dan tugas dari masing - masing personil dalam struktur sebagai
berikut :

a) Struktur Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan


(a) Ketua: Sekretaris Desa/Kelurahan; Dengan fungsi
● Menyusun kepengurusan dan menunjuk personil Satgas Kelurahan/Desa;
● Menyusun rencana kegiatan penanganan COVID-19 dengan mengacu pada
kecamatan;
● Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan penanganan
COVID-19 bersama Satgas Komunitas.
● Melaporkan pelaksanaan kegiatan penanganan COVID-19 serta hal-hal penting
lainnya kepada Satgas Kecamatan secara rutin minimal satu minggu sekali dan
setiap saat jika terjadi situasi mendesak atau darurat; dan
● Melaporkan kepada Satgas Kecamatan jika menerima berita yang meragukan untuk
dikonfirmasi kebenarannya.
(b) Sekretaris: Tokoh Masyarakat; dengan Fungsi:
● Melakukan korespondensi, pengurusan surat menyurat dan pendokumentasian
kegiatan penanganan COVID-19 serta menyusun laporan situasi terkini dan capaian
kegiatan.
● Mengoordinasikan keterlibatan sumber daya berbagai mitra di wilayahnya untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan.
● Membantu Ketua dalam menjalankan fungsinya.

(c) Bendahara: Bendahara Desa/Kelurahan; dengan fungsi:

Melakukan pencatatan administrasi dan laporan keuangan pada kegiatan penanganan


COVID-19.

(d) Penasehat: Kepala Desa/Kelurahan


(e) Seksi Informasi
● Perangkat Desa
● Anggota BPD
● Karang Taruna
● Pendamping Desa
● Forum Anak/Kelompok Anak
● Ormas/LSM

Fungsi:

● Melaksanakan pendampingan dan dukungan kepada Satgas Komunitas terkait


informasi tentang COVID-19.
● Mendiseminasikan informasi publik yang diterima dari Satgas Kecamatan dan
informasi penting tentang COVID-19 lainnya ke Satgas Komunitas dengan
menggunakan metode dan jalur yang sesuai dengan masyarakat setempat,
terutama dapat dimengerti oleh anak, disabilitas, lansia dan sesuai dengan adat dan
budaya setempat.
● Mengkompilasi hasil pendataan Satgas Komunitas terkait warga kelompok rentan
seperti anak, orang tua, balita, warga yang memiliki penyakit menahun, penyakit
tetap, penyakit kronis, dan kelompok yang terdampak COVID-19.
● Mengkompilasi hasil pendataan yang dilakukan oleh Satgas Komunitas terkait
warga pendatang/pemudik, warga rentan, warga sakit pendatang sakit, warga
dalam karantina/isolasi dan petugas/relawan yang melayani karantina/isolasi dan
melaporkan setiap hari ke Satgas Kecamatan, termasuk ketika tidak terjadi
perubahan:
● Mengkompilasi hasil pengumpulan data pilah dari Satgas Komunitas terkait warga
yang berhak mendapat bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah, baik yang
telah maupun yang belum menerima;

Catatan: data pada point c,d,e merupakan data terpilah berbasis gender, keragaman
usia dan[MR1] keragaman kerentanan sehingga hasil pendataan yang disampaikan pada
satgas kecamatan dan komunitas maupun masyarakat umum akan berupa data terpilah
tersebut

[MR1]Mau dibuat catatan untuk 3 poin atau digabung ke masing-masing untuk penegasan,
silahkan.

a. Diseminasi hasil pendataan ke Satgas Kecamatan dan Satgas Komunitas


b. Adanya media umpan balik, call center yang bisa diakses oleh masyarakat dan
disediakan dalam rangka akuntabilitas

(f) Seksi Pencegahan

Seksi pencegahan bertanggung jawab untuk melakukan upaya - upaya


pencegahan terhadap infeksi COVID-19. Seksi ini memiliki anggota berasal dari
perwakilan masyarakat desa/kelurahan. Sedangkan secara detail yang masuk
team seksiksi tersebut terdiri dari :

● Perangkat Desa
● Anggota BPD
● Tokoh Agama
● Tokoh Adat
● Tokoh Masyarakat
● Kader Kesehatan
● Pendamping Desa Sehat
● Perwakilan Perempuan
● Perwakilan anak
● Ormas/LSM

Dengan Fungsi masing - masing bidang adalah :

● Membantu Puskesmas dalam melakukan upaya surveilans berbasis masyarakat


atau deteksi dini kasus COVID-19 di wilayah Desa/Kelurahan dengan melibatkan
sumber daya di wilayahnya;
● Penyediaan tempat cuci tangan di tempat umum, sosialisasi, dan edukasi terkait
3M.
● Melakukan pendataan anak perempuan dan anak lelaki, anak difabel, sebagai
upaya rencana kontingensi penanganan masalah terkait isu anak dalam situasi
bencana;
● Melakukan koordinasi dengan Puskesmas untuk berkonsultasi terkait tindak lanjut,
dan analisis data khususnya terkait kesehatan warga di wilayah Kelurahan/Desanya
yang perlu mendapatkan perhatian khusus; dan
● Melaksanakan sterilisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial secara berkala dan
menutup sementara area publik yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan
melibatkan banyak orang;
● melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan masyarakat
Desa/Kelurahan setempat maupun warga pendatang untuk mentaati protokol
kesehatan, menghindari kerumunan dan mematuhi protap isolasi ketat; dan
● melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan kepada pengelola
kegiatan sosial, keagamaan, hajatan, pariwisata, layanan publik, maupun kegiatan
program jaring pengaman sosial, dsb.

(g) Seksi Penanganan


Seksi penanganan merupakan seksi yang bertanggung jawab untuk melakukan
penanganan pada masyarakat atau komunitas yang positif terinfeksi COVID-19.
Anggota tim seksi penanganan ini berasal dari perwakilan masyarakat, terdiri dari :

● Perangkat Desa
● Anggota BPD
● Bidan Desa
● PKK
● Tokoh Agama
● Tokoh Adat
● Tokoh Masyarakat
● Bhabinkamtibmas
● Babinsa
● Pendamping Program Keluarga Harapan
● Ormas/LSM

Dengan Fungsi:

● Identifikasi fasilitas desa untuk ruang isolasi dan pendirian tempat isolasi dan
karantina mandiri dengan memperhatikan aspek gender dan keamanan anak.
● Bekerjasama dengan perangkat desa, rumah sakit, puskesmas, gugus tugas
COVID - 19 RT/RW, dan BPBD dalam tindak lanjut warga yang isolasi mandiri.
● Penyediaan logistik untuk warga karantina/isolasi dan memobilisasi sumberdaya
(Posyandu, PKK, Karang Taruna, Babinsa, Gugus Tugas RT/RW COVID - 19,
PATBM, dsb) untuk membantu karantina/isolasi dengan menyediakan kebutuhan
makanan atau kebutuhan logistik lainnya;
● Mengaktivasi lumbung pangan warga dengan melibatkan sumber daya lokal serta
membantu penyaluran program bantuan jaring pengaman sosial pemerintah, seperti
Padat Karya Tunai Desa, dsb sesuai kemampuan untuk membantu warga yang
terdampak sosial ekonomi;
● Memberikan layanan dan perlindungan bagi kelompok lansia, difabel, ibu hamil, dan
anak terutama kelompok yang mengalami keterpisahan dikarenakan terkonfirmasi
positif COVID-19.
● Penyediaan bantuan keuangan berupa bantuan non/transfer-tunai bagi keluarga
terdampak yang terganggu penghasilannya akibat karantina/isolasi dengan jumlah
bantuan disesuaikan dengan panduan dan ketersediaan anggaran dana desa
● Pemulihan ekonomi warga berbasiskan potensi lokal.

(h) Seksi Mobilisasi Sumberdaya :

Seksi mobilisasi sumberdaya bertanggung jawab terhadap upaya - upaya penggalangan


sumberdaya baik pendanaan maupun sumber daya lain. Sumberdaya bisa berasal dari
iuran masyarakat, donasi dari pihak lain yang tidak mengingkat maupun berasal dari
dana desa atau pemerintah kabupaten, provinsi dan kabupaten/kota. Anggota tim
mobilisasi berasal dari perwakilan masyarakat.

Dengan tugas/fungsi :

● Menggalang sumberdaya dari masyarakat, pihak swasta, maupun dari


pemerintah desa, kabupaten dan pusat
● Bersama dengan bendahara mengelola sumberdaya dari hasil penggalangan
dana diatas
● Membuat laporan berkala terkait pemasukan dan pengeluaran sumberdaya

b) Perumusan AD/ART

Perumusan AD/ART dilakukan setelah Satgas disepakati, dengan mendokumentasikan


hasil dari pembahasan Visi, Misi, serta tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian,
sebagai pedoman dalam Satgas bertindak. Rencana Kerja Satgas paling tidak dibuat
untuk satu tahun. Membuat rencana tindak lanjut termasuk rencana legalisasi melalui SK
atau Perdes.

3. Perencanaan
Tabel di bawah merupakan alat bantu untuk merencanakan kegiatan yang tidak terlepas
dari komponen-komponen lain seperti tujuan, indikator capaian, waktu, biaya, dan
sumber biaya. Hal ini demi memastikan bahwa perencanaan tidak terlepas dari AD/ART,
Visi, Misi, serta tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian. Pada bagian terakhir
terdapat contoh yang bisa digunakan untuk memperjelas fungsi tabel pada praktek-
praktek spesifik. Perencanaan ini secara spesifik juga dikhususkan untuk fungsi-fungsi
yang telah ada, yaitu fungsi informasi, pencegahan, dan penanganan.

Lembar Kerja 1. Perencanaan Kegiatan Satgas Covid-19 Desa


Seksi :
Desa, Kec. :
Kabupaten :
Provinsi :

Kegiatan Tujuan Indikator Waktu Biaya Sumber Biaya


Capaian (Rp)

Contoh Pengisian Perencanaan Kegiatan Satgas Covid-19 Desa


Seksi : Penanganan
Desa, Kec. : Tembi
Kabupaten : Bantul
Provinsi : Yogyakarta

Kegiatan Tujuan Indikator Waktu Biaya Sumber


Capaian (Rp) Biaya

Pelatihan Meningkatk 15 warga ikut pelatihan 29/3/2021 15.000.000 Swadaya


Pembibitan an
Lele pendapatan
keluarga

Penyiapan Menyediaka 10 ruangan siap pakai 1/5/2021 10.000.000 Dana


Tempat n tempat di 5 dusun. Desa
Karantina bagi warga
dan Isolasi untuk
Mandiri karantina
dan isolasi

Perawatan Memenuhi ½ hektar lahan dengan 3/5/2021 1.500.000 Swadaya


tanah kas kebutuhan tanaman umbi-umbian
desa pangan dan sayur.
menjadi darurat di
lumbung desa
pangan
kolektif

Seksi : Pencegahan
Desa, Kec. : Tembi
Kabupaten : Bantul
Provinsi : Yogyakarta

Kegiatan Tujuan Indikator Waktu Biaya Sumber


Capaian (Rp) Biaya

Pembuatan Setiap 23.423 lembar masker 20/3/2021 50.000.000 Dana


Masker warga Desa dan
untuk mendapat Swadaya
Seluruh satu lembar
Warga masker
Desa

Pelatihan Tiap RT 40 warga mengikuti 2/5/2021 5.000.000 Dana


pembuatan diwakili satu pelatihan Desa
tempat cuci orang
tangan dan
sabun cair
D.2 Penguatan Kelembagaan dan Jejaring Satgas COVID-19 Tingkat Desa

a. Penguatan Kelembagaan

Dengan tingkat kecepatan informasi dan kebijakan mengenai pandemi yang tinggi dan
perlu dikritisi dengan seksama, Satgas COVID-19 perlu menyusun rencana penguatan
kelembagaan secara teratur dan terus menerus, meliputi:

● Peningkatan kapasitas sumber daya manusianya, meliputi peningkatan kapasitas


anggotanya dalam menjalankan fungsi masing-masing, pengelolaan organisasi,
pengelolaan keuangan, dan penyebaran informasi mutakhir yang dipercaya baik
bagi anggota maupun masyarakat dengan mekanisme umpan balik dari
masyarakat.
● Peningkatan pelayanan, meliputi pelayanan informasi bagi masyarakat,
pembaruan standar prosedur pelayanan secara teratur dan terus menerus,
penempatan anggota satgas secara tepat sesuai kapasitas masing-masing.

b. Penguatan Jejaring

Penguatan jejaring, meliputi adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti dinas
terkait, puskesmas dan lembaga kesehatan lainnya, lembaga adat maupun agama,
lembaga masyarakat, petugas keamanan, lembaga informasi, lembaga pendidikan yang
terkait dengan pencegahan, pengurangan dan mitigasi risiko penyebaran pandemi
COVID-19.

Jejaring kerjasama dalam pengelolaan risiko bencana dengan pihak ketiga sangat
mungkin dilakukan untuk melaksanakan kegiatan pengurangan risiko COVID-19. Selain
ruang lingkup di atas, desa/kelurahan dapat merumuskan ruang lingkup dan kerjasama
bidang lain yang bersifat strategis sesuai kondisi ekonomi dan sosial budaya
masyarakat.

c. Kerjasama Antar Satgas COVID-19 dan Pihak Ketiga

Desa dapat melakukan kerjasama antar desa sesuai Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 atas tiga hal:
● Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai
ekonomi yang berdaya saing;
● Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat antar-Desa;
● Keamanan dan ketertiban.

Kerjasama dengan pihak ketiga seringkali diartikan dengan kemitraan antara pihak
eksternal desa dengan desa. Kerjasama idealnya saling berbagi sumber daya dan saling
menguntungkan. Maka sebelum Desa menjalin kemitraan, kedua belah pihak harus
menyepakati nilai-nilai: (1) kesamaan perhatian/kepentingan bersama; (2) adanya sikap
saling mempercayai dan saling menghormati; (3) tujuan yang jelas dan terukur; (4)
kesediaan untuk berbagi waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Kedua belah
pihak juga harus berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip kemitraan yaitu (1) kesamaan
kedudukan (equality); (2) keterbukaan (transparancy), (3) saling menguntungkan (mutual
benefit).

Struktur Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan


Ketua: Sekretaris Desa/Kelurahan
Fungsi:
● Menyusun kepengurusan dan menunjuk personil Satgas Kelurahan/Desa;
● Menyusun rencana kegiatan penanganan COVID-19 dengan mengacu pada
kecamatan;
● Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan
penanganan COVID-19 bersama Satgas Komunitas.
● Melaporkan pelaksanaan kegiatan penanganan COVID-19 serta hal-hal penting
lainnya kepada Satgas Kecamatan secara rutin minimal satu minggu sekali dan
setiap saat jika terjadi situasi mendesak atau darurat; dan
● Melaporkan kepada Satgas Kecamatan jika menerima berita yang meragukan
untuk dikonfirmasi kebenarannya.

Sekretaris: Tokoh Masyarakat


Fungsi:
● Melakukan korespondensi, pengurusan surat menyurat dan pendokumentasian kegiatan
penanganan COVID-19 serta menyusun laporan situasi terkini dan capaian kegiatan.
● Mengoordinasikan keterlibatan sumber daya berbagai mitra di wilayahnya untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan.
● Membantu Ketua dalam menjalankan fungsinya.
Bendahara: Bendahara Desa/Kelurahan
Fungsi:
● Melakukan pencatatan administrasi dan laporan keuangan pada kegiatan penanganan
COVID-19.

Penasehat: Kepala Desa/Kelurahan


Fungsi:
● Melakukan pemberian masukan, nasehat, dan pengawasan fungsi-fungsi Satgas
COVID-19 yang telah disepakati.

Seksi Informasi
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Karang Taruna
4. Pendamping Desa
5. Forum Anak/Kelompok Anak

Fungsi:
1. Melaksanakan pendampingan dan dukungan kepada Satgas Komunitas terkait informasi
tentang COVID-19.
2. Mendiseminasikan informasi publik yang diterima dari Satgas Kecamatan dan informasi
penting tentang COVID-19 lainnya ke Satgas Komunitas dengan menggunakan metode
dan jalur yang sesuai dengan masyarakat setempat, terutama dapat dimengerti oleh
anak, disabilitas, lansia dan sesuai dengan adat dan budaya setempat.
3. Mengkompilasi hasil pendataan Satgas Komunitas terkait warga kelompok rentan seperti
anak, orang tua, balita, warga yang memiliki penyakit menahun, penyakit tetap, penyakit
kronis, dan kelompok yang terdampak COVID-19.
4. Mengkompilasi hasil pendataan yang dilakukan oleh Satgas Komunitas terkait warga
pendatang/pemudik, warga rentan, warga sakit pendatang sakit, warga dalam
karantina/isolasi dan petugas/relawan yang melayani karantina/isolasi dan melaporkan
setiap hari ke Satgas Kecamatan, termasuk ketika tidak terjadi perubahan:
5. Mengkompilasi hasil pengumpulan data pilah dari Satgas Komunitas terkait warga yang
berhak mendapat bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah, baik yang telah
maupun yang belum menerima;
Catatan: data pada point c,d,e merupakan data terpilah berbasis gender, keragaman
usia dan[MR1] keragaman kerentanan sehingga hasil pendataan yang disampaikan pada
satgas kecamatan dan komunitas maupun masyarakat umum akan berupa data terpilah
tersebut

[MR1]Mau dibuat catatan untuk 3 poin atau digabung ke masing-masing untuk penegasan,
silahkan.
c. Diseminasi hasil pendataan ke Satgas Kecamatan dan Satgas Komunitas
d. Adanya media umpan balik, call center yang bisa diakses oleh masyarakat dan
disediakan dalam rangka akuntabilitas

Seksi Pencegahan
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Tokoh Agama
4. Tokoh Adat
5. Tokoh Masyarakat
6. Kader Kesehatan
7. Pendamping Desa Sehat

Fungsi:
1. Membantu Puskesmas dalam melakukan upaya surveilans berbasis masyarakat atau
deteksi dini kasus COVID-19 di wilayah Desa/Kelurahan dengan melibatkan sumber
daya di wilayahnya;
2. Penyediaan tempat cuci tangan di tempat umum, sosialisasi, dan edukasi terkait 3M.
3. Melakukan pendataan anak perempuan dan anak lelaki, anak difabel, sebagai upaya
rencana kontingensi penanganan masalah terkait isu anak dalam situasi bencana;
4. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas untuk berkonsultasi terkait tindak lanjut, dan
analisis data khususnya terkait kesehatan warga di wilayah Kelurahan/Desanya yang
perlu mendapatkan perhatian khusus;
5. Melaksanakan sterilisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial secara berkala dan menutup
sementara area publik yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan melibatkan banyak
orang;
6. melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan masyarakat Desa/Kelurahan
setempat maupun warga pendatang untuk mentaati protokol kesehatan, menghindari
kerumunan dan mematuhi protap isolasi ketat; dan
7. melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan kepada pengelola kegiatan
sosial, keagamaan, hajatan, pariwisata, layanan publik, maupun kegiatan program jaring
pengaman sosial, dsb.

Seksi Penanganan
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Bidan Desa
4. PKK
5. Tokoh Agama
6. Tokoh Adat
7. Tokoh Masyarakat
8. Bhabinkamtibmas
9. Babinsa
10. Pendamping Program Keluarga Harapan

Fungsi:
1. Identifikasi fasilitas desa untuk ruang isolasi dan pendirian tempat isolasi dan karantina
mandiri dengan memperhatikan aspek gender dan keamanan anak.
2. Bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas, dan BPBD dalam tindak lanjut warga
yang isolasi mandiri.
3. Penyediaan logistik untuk warga karantina/isolasi dan memobilisasi sumberdaya
(Posyandu, PKK, Karang Taruna, dsb) untuk membantu karantina/isolasi dengan
menyediakan kebutuhan makanan atau kebutuhan logistik lainnya;
4. Mengaktivasi lumbung pangan warga dengan melibatkan sumber daya lokal serta
membantu penyaluran program bantuan jaring pengaman sosial pemerintah, seperti
Padat Karya Tunai Desa, dsb sesuai kemampuan untuk membantu warga yang
terdampak sosial ekonomi;
5. Memberikan layanan dan perlindungan bagi kelompok lansia, difabel, ibu hamil, dan
anak terutama kelompok yang mengalami keterpisahan dikarenakan terkonfirmasi positif
COVID-19.
6. Penyediaan bantuan keuangan berupa bantuan non/transfer-tunai bagi keluarga
terdampak yang terganggu penghasilannya akibat karantina/isolasi dengan jumlah
bantuan disesuaikan dengan panduan dan ketersediaan anggaran dana desa
7. Pemulihan ekonomi warga berbasiskan potensi lokal.

a. Pembentukan Satgas Komunitas

Satgas Komunitas merupakan bagian dari Satgas Desa/Kelurahan yang menjadi pusat
pendataan, sosialisasi, dan edukasi kegiatan penanganan COVID-19 di suatu wilayah dusun
atau yang setara, walaupun secara fleksibel dapat dikembangkan ke bentuk kegiatan lainnya.
Kegiatan dapat dilakukan oleh Ketua RT/RW sesuai dengan kewenangan atas wilayah.

Struktur Satgas COVID-19 Komunitas

Ketua: Kepala Dusun atau yang setara


Fungsi:
a. Menyusun kepengurusan dan menunjuk personil Satgas Komunitas.
b. Menyusun rencana kegiatan penanganan COVID-19 dengan mengacu pada
desa/kelurahan.
c. Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan penanganan
COVID-19 bersama Satgas Desa/Kelurahan.
d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan penanganan COVID-19 serta hal-hal penting lainnya
kepada Satgas Desa/Kelurahan secara rutin minimal satu minggu sekali dan setiap saat
jika terjadi situasi mendesak atau darurat.
e. Melaporkan kepada Satgas Desa/Kelurahan jika menerima berita yang meragukan untuk
dikonfirmasi kebenarannya.

Seksi Pendataan:
1. Ketua RT
2. Ketua RW
Fungsi
a. Pendataan kelompok rentan seperti anak, balita, lansia, warga yang memiliki penyakit
menahun, penyakit tetap, dan penyakit kronis lainnya.rentan penyakit, sosial, ekonomi,
dan warga dengan kebutuhan khusus.
b. Pendataan, pemeriksaan, dan pemantauan harian untuk mereka yang baru
datang/pemudik/warga yang memaksa mudik
c. Pendataan warga yang mengalami gejala-gejala COVID-19
d. Pendataan warga yang menyatakan pernah memiliki kontak dengan kasus suspek atau
kasus konfirmasi COVID-19
e. Pendataan keluarga yang berhak atas jaring pengamanan sosial.

Seksi Sosialisasi dan Edukasi:


1. Tokoh Masyarakat
2. Tokoh Agama
3. Tokoh Adat
4. Perwakilan Anak
5. Aktivis PATBM
Fungsi:
a. Sosialisasi program Satgas Desa/Kelurahan kaitannya dengan pengurangan risiko
COVID-19 dengan mempertimbangkan cara dan alat komunikasi yang tepat dan
bermartabat untuk anak, disabilitas, lansia dan tuna aksara
b. Sosialisasi terkait peran tokoh dan masyarakat luas di lingkungannya untuk berperan
dalam penegakan protokol kesehatan.
c. Edukasi terkait kebiasaan baik untuk mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga
jarak.
Kriteria Teknis Karantina dan Isolasi Mandiri Berbasis Masyarakat

Parameter Karantina Mandiri Isolasi Mandiri

Definisi Proses karantina dan isolasi yang dilakukan secara mandiri


dilaksanakan di rumah atau tempat yang tidak dikelola oleh
pemerintah dengan tetap mengikuti arahan dari petugas setempat
dengan pengawasan oleh petugas kesehatan yang ditunjuk

Jenis Pemantauan suhu dan Pemantauan suhu, gejala dan tanda


intervensi gejala baik yang dilakukan perubahan harian oleh petugas
secara mandiri dengan kesehatan.
dipantau oleh petugas Pemberian obat-obatan sesuai dengan
maupun dilakukan secara gejala sesuai anjuran dan
aktif oleh petugas secara sepengetahuan petugas kesehatan.
langsung dengan Menyediakan layanan konseling
mendatangi lokasi psikologis

Ketersediaan Penggunaan masker hanya bila ada kontak dengan orang luar
masker

Privasi/ Kamar tidur terpisah dengan penghuni lainnya


tempat tidur

Teras atau ● Disesuaikan untuk memungkinkan ventilasi yang baik,


akses ruang pencahayaan dan ada aktivitas fisik (jika memungkinkan)
terbuka ● Sebaiknya tersedia ruang terbuka dengan sinar matahari
cukup untuk berjemur demi kesehatan, olahraga, memberikan
aspek kesegaran dan menghindarkan stress dengan tetap
melakukan tindakan pencegahan infeksi
● Terdapat papan informasi untuk menempatkan materi-materi
edukasi, komunikasi, dan informasi, termasuk nomor-nomor
penting yang bisa dihubungi

Lokasi ● Tidak dalam pemukiman yang padat dan terdapat jarak lebih
dari 2 meter dari rumah lainnya.
● Terdapat akses kendaraan roda empat.
● Bangunan dan lokasi aman dari ancaman bahaya lainnya
seperti banjir, tanah longsor, tsunami, atau gempa.

Ketersediaan ● Ketersediaan air bersih yang mencukupi sesuai dengan


air bersih standar yang berlaku dan dipastikan adanya sistem
penyediaan saluran air bersih yang baik (terdapat tempat
penampungan air dan saluran ke fasilitas MCK, tempat cuci
tangan, tempat cuci pakaian dan peralatan makan)
● Fasilitas air bersih dibersihkan dengan desinfektan minimal 1x
sehari

Fasilitas cuci ● Disediakan fasilitas CTPS terpisah dengan penghuni lainnya


tangan pakai dan selalu dibersihkan dan didesinfeksi.
sabun ● Jangan menggunakan lap yang sama. Untuk orang yang
dikarantina lebih dianjurkan menggunakan kertas tissue.
● Sediakan tempat sampah tertutup untuk sampah tisu dan
sampah lainnya. Terdapat prosedur pengelolaan sampah.
● Sediakan hand sanitizer bila memungkinkan
● Fasilitas air bersih dibersihkan dengan desinfektan minimal 1x
sehari

MCK ● Sebaiknya terpisah dengan penghuni rumah lainnya, jika tidak


memungkinkan maka harus sering dibersihkan (minimal 1x
sehari dan setiap setelah digunakan oleh orang yang
dikarantina) dengan desinfektan.
● Ketersediaan air bersih mengalir yang memadai
● Pastikan aksesibilitas disesuaikan untuk kebutuhan penghuni
yang lokasinya dekat dari lokasi perawatan dan tidak
digunakan orang lainnya
● Sediakan peralatan kebersihan diri (hygiene kit, misalnya odol,
sikat gigi, sabun, sisir, dll) dalam wadah sendiri-sendiri dan
tidak berbagi dengan yang lain.
● Sediakan pula pembalut untuk perempuan dalam jumlah yang
cukup dan jenis yang sesuai

Cuci pakaian ● Terpisah dari anggota keluarga lain, dan jika mencuci
direndam dengan deterjen
● Menggunakan masker dan sarung tangan dari karet saat
mencuci.
● Cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sesudah mencuci
pakaian

Drainase Saluran air yang tidak mengalir ke lingkungan luar, dapat disalurkan
langsung terkoneksi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
atau menuju tempat septictank yang ada dan kondisi septictank yang
sesuai standar SNI

Sampah ● Sampah dimasukkan kedalam plastik terpisah yang diletakkan


dalam kamar, saat mengambil harus menggunakan masker
dan sarung tangan
● Cuci tangan pakai sabun setelah membuang sampah
● Edukasi penanganan sampah infeksius dan komunikasi
dengan dinas kesehatan terkait pengelolaan sampah termasuk
sampah infeksius, termasuk sampah tissue, sampah yang
terkontaminasi dengan cairan tubuh, dan sampah pembalut

Ventilasi ● Ventilasi alami. Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka
dengan aliran udara yang baik dan lancar (60 liter/detik)
● Untuk kamar terpisah maka satu kamar satu ventilasi/jendela
(aliran udara tunggal) lebih baik
● Ruangan juga perlu ventilasi yang baik untuk menjaga
kenyamanan (dari panas atau dingin)

Logistik ● Disediakan oleh keluarga atau warga sesuai dengan


makanan kesepakatan atau dengan memanfaatkan dana pemerintah
daerah yang dikelola oleh warga setempat
● Pastikan kebersihan makanan yang disajikan. Termasuk bila
menggunakan layanan pesan antar (delivery) makanan.
● Disajikan makanan yang bergizi dan seimbang. Menyesuaikan
pula dengan kebutuhan penghuni (misalnya makanan lunak
untuk lansia)
● Tersedia akses air minum

Peralatan ● Gunakan alat makan yang berbeda dengan penghuni lainnya,


makanan cuci dengan menggunakan air dan sabun cuci piring.
● Gunakan sarung tangan saat mengumpulkan peralatan makan,
hindari menyentuh wajah saat memindahkan dan
membersihkan peralatan makanan yang sudah digunakan.
● Cuci tangan pakai sabun saat sesudah membersihkan
peralatan makan

Penerangan ● Memiliki penerangan dan sumber listrik yang memadai (dapat


didukung dengan sumber listrik/penerangan cadangan)
● Memastikan cahaya terang di area ruangan, selasar, dan toilet.

Alat medis ● Disesuaikan dengan kebutuhan dan panduan dari petugas


kesehatan setempat
● Penyediaan obat-obatan dan P3K, terutama bagi yang memiliki
penyakit bawaan lainnya.

Akses Ada akses hiburan misalnya televisi, buku atau internet


hiburan

Fasilitas Terpisah dengan penghuni lainnya dan menggunakan peralatan


ibadah ibadah sendiri. Peralatan perlu dibersihkan setiap hari.

Keamanan ● Ada petugas yang melakukan pemantauan dengan


berkoordinasi dengan gugus tugas setempat
● RT/RW (satuan gugus tugas tingkat RT/RW) juga dapat
berkoordinasi dengan pihak kelurahan/ BPBD setempat untuk
mendapatkan bantuan dan penjagaan keamanan

Aksesibilitas ● Seluruh ruangan (tempat tidur, MCK, fasilitas cuci tangan,


ruang ibadah ruangan lainnya untuk istirahat) perlu
disesuaikan kebutuhan aksesibilitas untuk seluruh penghuni,
termasuk bagi orang yang memiliki disabilitas fisik (misalnya
menggunakan kursi roda), disabilitas sensorik (misalnya
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran), disabilitas
mental, dan disabilitas intelektual serta lansia.
● Pendamping perlu memahami juga dampak dan risiko COVID-
19 terhadap penyandang disabilitas serta upaya pencegahan
penularan. Pendamping dalam kondisi sehat, tidak memiliki
gejala, dan bukan dalam golongan kelompok berisiko tinggi
COVID-19 (yaitu lansia, ibu hamil, memiliki penyakit bawaan
lainnya).
● Alat bantu mobilitas (seperti kursi roda, tongkat penyangga,
‘walker’ atau penyangga untuk berjalan dan tongkat putih)
sesering mungkin dibersihkan menggunakan cairan antiseptic
atau desinfektan.

Akses ● Memiliki akses untuk evakuasi terutama jika muncul gejala


evakuasi COVID, terdapat daftar nomor darurat seperti ketua Satuan
Gugus Tugas RT/RW/Kelurahan, Focal Point Fasilitas Layanan
Kesehatan-Rumah Sakit/Puskesmas
● Koordinasi dengan fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk
rujukan bila kondisi kesehatan memburuk
● Memiliki rencana evakuasi (menggunakan ambulans, atau
moda transportasi lainnya) dan juga mempertimbangkan bila
terjadi ancaman bencana lainnya seperti gempa, banjir, tanah
longsor, dan tsunami, dimana prosedur evakuasi perlu tetap
memperhatikan jaga jarak dan prosedur karantina dan/ atau
isolasi

Relasi ● Sosialisasi dan edukasi dengan warga sekitar perlu dilakukan


dengan untuk mencegah stigma (persepsi negatif), diskriminasi, dan
warga penolakan dari warga setempat.
sekitar ● Masyarakat memahami risiko, serta upaya yang harus
dilakukan dengan berkoordinasi dengan petugas fasilitas jika
ada kondisi yang memburuk dan pemahaman yang baik terkait
keberadaan dan fungsi fasilitas shelter yang disediakan.
● Koordinasi perlu dilakukan dengan struktur pemerintah
setempat (RT/RW/Kel) serta dengan pihak keamanan
setempat agar tidak ada gejolak sosial;
● Masyarakat sekitar ikut menjaga situasi yang kondusif di
lingkungan fasilitas

Keluarga Harus memahami bagaimana upaya pencegahan infeksi: cara CTPS


yang baik, etika batuk dan bersin, cara membersihkan perabotan,
cara melakukan desinfeksi di rumah, cara menyiapkan makanan, cara
mencuci pakaian, cara berkomunikasi dengan orang dalam
karantina/isolasi

Akomodasi Tidak diperlukan Tidak diperlukan, sebagai gantinya


petugas petugas kesehatan harus melakukan
kesehatan monitoring harian

APD Tidak diperlukan Sarung tangan, masker bedah, apron


petugas/ (jika berisiko terjadi percikan)
yang
melakukan
perawatan
langsung

Kriteria Teknis Karantina dan Isolasi di Fasilitas Umum Berbasis


Masyarakat

Parameter Karantina di Fasilitas Umum Isolasi di Fasilitas Umum


yang Ditunjuk yang Ditunjuk
Definisi Proses karantina dan isolasi yang dilakukan di fasilitas umum yang
dikelola oleh pemerintah desa dengan tetap mengikuti arahan dari
petugas setempat dengan pengawasan oleh petugas kesehatan
yang ditunjuk, baik di gedung permanen atau non permanen

Jenis Pemantauan suhu dan gejala baik ● Pemantauan suhu, gejala


intervensi yang dilakukan secara mandiri dan tanda perubahan
dengan dipantau oleh petugas harian oleh petugas
maupun dilakukan secara aktif kesehatan
oleh petugas secara langsung ● Pemberian obat-obatan
dengan mendatangi lokasi sesuai dengan gejala
sesuai anjuran dan
sepengetahuan petugas
kesehatan.
● Menyediakan layanan
konseling gratis

Ketersediaan Selalu menggunakan masker. Selalu menggunakan masker.


masker Tersedia persediaan masker kain Tersedia persediaan masker
minimal untuk penggunaan 14 hari medis (2-3 masker per hari)
minimal untuk 14 hari

Privasi/ Jika tidak memungkinkan kamar ● Sangat


tempat tidur tidur terpisah, maka jarak antar direkomendasikan untuk
tempat tidur minimal 2 meter merawat pasien
dibatasi dengan tirai atau sekat terkonfirmasi di kamar
untuk privasi dan mencegah hunian tunggal dengan
penyebaran penyakit. Penghuni pintu dan sistem ventilasi
laki-laki dan perempuan dipisah. udara yang terpisah
untuk menghindari
bercampurnya udara
antar ruangan
● Jika tidak memungkinkan
kamar tidur terpisah,
maka jarak antar tempat
tidur minimal 2 meter dan
pemisahan ruangan
untuk pria dan wanita.
Antar tempat tidur
dibatasi dengan tirai atau
sekat untuk privasi dan
mencegah penyebaran
penyakit. Perhatian:
kasus positif tidak boleh
dicampur dengan kasus
PDP/ODP (konsultasikan
dengan dinas kesehatan
setempat)

Teras atau ● Disesuaikan untuk memungkinkan ventilasi yang baik,


akses ruang pencahayaan dan ada aktivitas fisik (jika memungkinkan)
terbuka ● Sebaiknya tersedia ruang terbuka dengan sinar matahari
cukup untuk berjemur demi kesehatan, olahraga, memberikan
aspek kesegaran dan menghindarkan stress dengan tetap
melakukan tindakan pencegahan infeksi
● Terdapat papan informasi untuk menempatkan materi-materi
edukasi, komunikasi, dan informasi, termasuk nomor-nomor
penting yang bisa dihubungi.
● Setiap penghuni harus jaga jarak minimal 2 meter sehingga
perlu ruangan terbuka yang cukup luas (4m2 per orang) atau
penggunaan secara bergilir

Lokasi ● Tidak dalam pemukiman yang padat dan terdapat jarak lebih
dari 2 meter dari rumah lainnya.
● Terdapat akses kendaraan roda empat.
● Bangunan dan lokasi aman dari ancaman bahaya lainnya
seperti banjir, tanah longsor, tsunami, atau gempa.

Ketersediaan ● Ketersediaan air bersih yang mencukupi sesuai dengan


air bersih standar yang berlaku dan dipastikan adanya sistem
penyediaan saluran air bersih yang baik (terdapat tempat
penampungan air dan saluran ke fasilitas MCK, tempat cuci
tangan, tempat cuci pakaian dan peralatan makan)
● Fasilitas air bersih dibersihkan dengan desinfektan minimal 2x
sehari.

Fasilitas cuci ● Fasilitas CTPS hanya digunakan untuk orang dalam karantina.
tangan pakai ● Jumlah fasilitas CTPS minimal cuci tangan minimal satu
sabun fasilitas untuk setiap penghuninya
● Sediakan kertas tissue untuk mengeringkan tangan. Jangan
disediakan lap pengering.
● Sediakan tempat sampah tertutup untuk sampah tisu dan
sampah lainnya. Terdapat prosedur pengelolaan sampah.
● Dibuat tanda jaga jarak untuk penghuni yang mengantri.
● Sediakan hand sanitizer bila memungkinkan
● Fasilitas air bersih dibersihkan dengan desinfektan minimal 2x
sehari.

MCK ● Jumlah toilet tersedia minimal 1 toilet untuk setiap 20 pasien


serta terpisah untuk laki-laki, perempuan, anak-anak dan
petugas Kesehatan
● Toilet dibersihkan dengan desinfektan minimal 2x sehari. Di
dalam toilet disediakan bahan desinfektan yang bisa dipakai
pengguna sebelum dan sesudah.
● Dibuat tanda jaga jarak untuk penghuni yang mengantri.
● Dipastikan bahwa terdapat tangki septik yang aman (kedap
dan tidak mencemari lingkungan)
● Pastikan aksesibilitas disesuaikan untuk kebutuhan penghuni
yang lokasinya dekat dari lokasi perawatan
● Ketersediaan air bersih mengalir yang memadai Sediakan
peralatan kebersihan diri (hygiene kit, misalnya odol, sikat gigi,
sabun, sisir, dll) sendiri-sendiri dan tidak berbagi dengan yang
lain.
● Sediakan pula pembalut untuk perempuan dalam jumlah yang
cukup dan jenis yang sesuai
● Keberadaan MCK perlu dievaluasi sesuai dengan kebutuhan
yang ada dengan mempertimbangkan jumlah unit dengan
calon pengguna (untuk mengurangi lamanya antrian),
memisahkan antrian/ penggunaan MCK untuk kelompok
rentan (misalnya kelompok lansia), serta memastikan terdapat
MCK yang dapat digunakan untuk kelompok orang
berkebutuhan khusus
● Pastikan ada penerangan yang cukup di dalam MCK dan
pada akses antara MCK dan tempat tidur. Pastikan pula
privasi antara penggunaan MCK laki-laki dan perempuan.

Cuci pakaian ● Terpisah dari orang lainnya dalam karantina, dan jika mencuci
direndam dengan deterjen.
● Menggunakan masker dan sarung tangan dari karet saat
mencuci.
● Cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sesudah mencuci
pakaian

Drainase Saluran air yang tidak mengalir ke lingkungan luar, dapat disalurkan
langsung terkoneksi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
atau menuju tempat septictank yang ada dan kondisi septictank yang
sesuai standar SNI

Sampah ● Sampah dimasukkan kedalam plastik terpisah yang diletakkan


dalam kamar, saat mengambil harus menggunakan masker
dan sarung tangan
● Cuci tangan pakai sabun setelah membuang sampah
● Edukasi penanganan sampah infeksius dan komunikasi
dengan dinas kesehatan terkait pengelolaan sampah
termasuk sampah infeksius, termasuk sampah tissue, sampah
yang terkontaminasi dengan cairan tubuh, dan sampah
pembalut

Ventilasi ● Ventilasi alami


● Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka dengan aliran
udara yang baik dan lancer (60 liter/detik/pasien)
● Ventilasi terpisah antar ruangan isolasi, aliran udara tunggal
(non recirculating)
● Ruangan juga perlu ventilasi yang baik untuk menjaga
kenyamanan (dari panas atau dingin), terutama untuk fasilitas
umum/ kolektif

Logistik ● Disediakan oleh pemerintah setempat (bisa juga dengan


makanan sistem gotong royong antar warga dengan mengantarkan
makanan siap saji atau memasak di luar wilayah karantina
untuk diantarkan)
● Pastikan kebersihan makanan yang disajikan.
● Termasuk bila menggunakan layanan pesan antar (delivery)
makanan.
● Disajikan makanan yang bergizi dan seimbang.
● Menyesuaikan pula dengan kebutuhan penghuni (misalnya
makanan lunak untuk lansia)
● Tersedia akses air minum
● Ada meja kecil di balik pintu/ sekat/ tirai untuk meletakkan
makanan atau kebutuhan lainnya

Peralatan ● Gunakan alat makan yang berbeda dengan penghuni lainnya,


makanan cuci dengan menggunakan air dan sabun cuci piring.
● Gunakan sarung tangan saat mengumpulkan peralatan
makan, Hindari menyentuh wajah saat memindahkan dan
membersihkan peralatan makanan yang sudah digunakan.
● Cuci tangan pakai sabun saat sesudah membersihkan
peralatan makan

Penerangan ● Memiliki penerangan dan sumber listrik yang memadai (dapat


didukung dengan sumber listrik/penerangan cadangan)
● Memastikan cahaya terang di area ruangan, selasar, dan
toilet.

Alat medis ● Disesuaikan dengan kebutuhan dan panduan dari petugas


kesehatan setempat.
● Penyediaan obat-obatan dan P3K, terutama bagi yang
memiliki penyakit bawaan lainnya.

Akses Ada akses hiburan misalnya televisi, buku atau internet


hiburan

Fasilitas ● Ada ruang yang cukup untuk melakukan ibadah untuk setiap
ibadah penghuni.
● Ibadah dilakukan secara terpisah dengan setiap penghuni,
Jarak minimal 2 meter dengan penghuni lainnya saat
beribadah.
● Peralatan ibadah (misalnya kitab suci, sajadah, tasbih) dimiliki
masing-masing dan tidak berbagi. Peralatan perlu dibersihkan
setiap hari.

Keamanan ● Ada petugas yang melakukan pemantauan dengan


berkoordinasi dengan gugus tugas setempat
● RT/RW (satuan gugus tugas tingkat RT/RW) juga dapat
berkoordinasi dengan pihak kelurahan/ BPBD setempat untuk
mendapatkan bantuan dan penjagaan keamanan

Aksesibilitas ● Seluruh ruangan (tempat tidur, MCK, fasilitas cuci tangan,


ruang ibadah, ruangan lainnya untuk istirahat) perlu
disesuaikan kebutuhan aksesibilitas untuk seluruh penghuni,
termasuk bagi orang yang memiliki disabilitas fisik (misalnya
menggunakan kursi roda), disabilitas sensorik (misalnya
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran),
disabilitas mental, dan disabilitas intelektual serta lansia.
● Pendamping perlu memahami juga dampak dan risiko COVID-
19 terhadap penyandang disabilitas serta upaya pencegahan
penularan. berbadan sehat, Pendamping dalam kondisi sehat,
tidak memiliki gejala, dan bukan dalam golongan kelompok
berisiko tinggi COVID-19 (yaitu lansia, ibu hamil, memiliki
penyakit bawaan lainnya).
● Alat bantu mobilitas (seperti kursi roda, tongkat penyangga,
‘walker’ atau penyangga untuk berjalan dan tongkat putih)
sesering mungkin dibersihkan menggunakan cairan antiseptic
atau desinfektan.

Akses ● Memiliki akses untuk evakuasi terutama jika muncul gejala


evakuasi COVID, terdapat daftar nomor darurat seperti ketua Satuan
Gugus Tugas RT/RW/Kelurahan, Focal Point Fasilitas
Pelayanan Kesehatan-Rumah Sakit/Puskesmas
● Koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
untuk rujukan bila kondisi kesehatan memburuk
● Memiliki rencana evakuasi (menggunakan ambulans, atau
moda transportasi lainnya) dan juga mempertimbangkan bila
terjadi ancaman bencana lainnya seperti gempa, banjir, tanah
longsor, dan tsunami, dimana prosedur evakuasi perlu tetap
memperhatikan jaga jarak dan prosedur karantina dan/ atau
isolasi

Relasi ● Sosialisasi dan edukasi dengan warga sekitar perlu dilakukan untuk
dengan mencegah stigma (persepsi negatif), diskriminasi, dan penolakan
warga sekitar dari warga setempat.
● Masyarakat memahami risiko, serta upaya yang harus dilakukan
dengan berkoordinasi dengan petugas fasilitas jika ada kondisi yang
memburuk dan pemahaman yang baik terkait keberadaan dan
fungsi fasilitas shelter yang disediakan.
● Koordinasi perlu dilakukan dengan struktur pemerintah setempat
(RT/RW/Kel) serta dengan pihak keamanan setempat agar tidak
ada gejolak sosial;
● Masyarakat sekitar ikut menjaga situasi yang kondusif di lingkungan
fasilitas

Keluarga ● Harus memahami bagaimana upaya pencegahan penularan:


cara CTPS yang baik, etika batuk dan bersin, cara
membersihkan perabotan, cara melakukan desinfeksi, cara
menyiapkan makanan, cara mencuci pakaian, cara
berkomunikasi dengan orang dalam karantina/isolasi.
● Keluarga dan kerabat hanya diperkenankan mengunjungi
dengan jarak lebih dari 2 meter dengan menggunakan
masker, tidak melakukan kontak fisik selama masa karantina
dan harus memahami bagaimana upaya pencegahan infeksi.
● Disediakan ruang khusus terbuka bagi pengunjung yang
diharapkan terpisah dari rumah karantina/isolasi.

Akomodasi Tidak diperlukan ● Kebutuhan tenaga medis,


petugas tenaga kesehatan serta
kesehatan tenaga penunjang
(misalnya petugas
kebersihan) perlu
disesuaikan dengan
standar dan protokol
yang ditetapkan Gugus
Tugas nasional dan
daerah.
● Akomodasi perlu tersedia
dan di tempat terpisah
dengan akses yang dekat
dan mudah dan memiliki
fasilitas yang memadai.

APD Tidak diperlukan Masker bedah, gaun, apron,


petugas/yang sarung tangan, pelindung mata,
melakukan
perawatan
langsung
SOP Karantina dan Isolasi Mandiri
1. Setiap dusun memiliki tempat karantina dan isolasi mandiri.
2. Menyediakan pengelolaan kamar sesuai kebutuhan untuk laki-laki, perempuan, dan
keluarga dengan memperhatikan hubungan anak dan keluarga.
(unsur sebelumnya dimasukan kesini & anak secara personal?)
3. Menyediakan nomor telepon siap panggil untuk memenuhi kebutuhan baik pelaku
karantina dan isolasi mandiri laki-laki maupun perempuan.
4. Menyediakan penjagaan secara bergiliran dilakukan oleh Satgas
Desa/Kelurahan/Komunitas untuk menjamin keamanan dan ketertiban.
5. Menyediakan dua kamar mandi yang berbeda untuk pelaku karantina dan isolasi
mandiri.

Penghuni karantina dan isolasi mandiri 16. Menjaga kerapian kamar dan kebersihan
hendaknya mematuhi karantina sebagai lingkungan
berikut: 17. Disiplin berjemur di halaman selama 30
menit sekitar pukul 09.00
1. Wajib memberikan informasi secara jujur 18. Disiplin olahraga pagi di halaman selama
kepada petugas 30 menit sekitar pukul 09.00
2. Disiplin memakai masker dengan benar 19. Membuang sampah medis (masker/benda
3. Disiplin melakukan karantina mandiri yang kontak dengan cairan tubuh) ke
4. Disiplin menjaga Perilaku Hidup Bersih plastik kuning, dan sampah non medis
dan Sehat (PHBS) (kertas dll) ke plastik hitam
5. Disiplin melakukan cuci tangan pakai 20. Batas pemesanan makanan dengan kurir
sabun hingga pukul 21.00, dengan pembayaran
6. Disiplin menjaga jarak antar penghuni elektronik.
7. Dilarang keluar masuk/berjalan di luar 21. Pengambilan barang dari kurir dilakukan
karantina tanpa kontak langsung
8. Dilarang bertukar tempat tidur tanpa 22. Karantina selama 10 hari terhitung dari
arahan petugas tanggal masuk, disediakan makan 3 kali
9. Dilarang merokok sehari.
10. Dilarang membuat kegaduhan 23. Keluhan pribadi disampaikan ke
11. Dilarang ditunggu bidan/perawat dan terkait fasilitas tempat
12. Dilarang dijenguk karantina menghubungi pengelola fasilitas
13. Dilarang berkumpul di teras melalui nomor handphone yang telah
14. Dilarang berkumpul antar kamar tersedia.
15. Membuka jendela kamar setiap pagi

Perlengkapan:

1. Vitamin C, Vitamin E, Zinc, Obat sesuai kebutuhan.


2. Tensimeter, Oximeter, Termometer, Hand Sanitizer, Tabung Oksigen.

SOP Satgas COVID-19 Desa (Berdasarkan fungsinya)


1. Seksi Informasi

Gambaran umum alur kerja Seksi Informasi Satgas COVID-19 Desa

Sebagaimana tugas, fungsi dan alur kerja dari Seksi Informasi Satgas COVID-19 Desa, maka
untuk menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi dari Seksi Informasi Satgas COVID-19 Desa
sebagaimana alur kerja diatas, perlu dibuat SOP sesuai tugas dan fungsi Seksi Informasi.
Dibawah ini adalah SOP dari Seksi Informasi sesuai dengan tugas dan fungsi:
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Pendampingan dan dukungan


kepada Satgas Komunitas
yang berkaitan dengan
informasi COVID-19

Tujuan Dasar Hukum


1. Melakukan pendampingan 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
kepada Satgas Komunitas untuk tentang Penetapan Bencana Non Alam
menyebarluaskan informasi yang Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
berkaitan dengan COVID-19 ke 19) Sebagai Bencana Nasional
masyarakat 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
2. Memberikan dukungan kepada Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
Satgas Komunitas dalam 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
menyebarluaskan informasi yang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
berkaitan dengan COVID-19 ke Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
masyarakat Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterang
an
Ketua Koordinator Anggota Kelengkapan Waktu Output
Satgas Seksi Seksi
Komunitas Informasi Informasi

1 Memerintahkan
koordinator seksi
informasi untuk
menyiapkan
seluruh informasi
terkait dengan
COVID-19

2 Menyiapkan
seluruh informasi
terkait COVID-19

6
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Diseminasi Informasi Publik


dan Informasi tentang COVID-
19 dari Satgas Kecamatan
kepada Satgas Komunitas

Tujuan Dasar Hukum

1. Menyebarkan informasi terkait 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020


informasi publik dan informasi tentang Penetapan Bencana Non Alam
tentang COVID-19 yang Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
bersumber dari Satgas
19) Sebagai Bencana Nasional
Kecamatan kepada Satgas
Komunitas 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
2. Memastikan seluruh informasi Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
yang disebarkan bukan 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
merupakan informasi hoax Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan

Koordinator Anggota Ketua Kelengk Waktu Output


Seksi Seksi Satgas apan
Informasi Informasi Komunitas

6
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Kompilasi hasil pendataan


Satgas Komunitas terkait
warga kelompok rentan seperti
orang tua, balita, warga yang
memiliki penyakit menahun,
penyakit tetap, dan penyakit
kronis lainnya

Tujuan Dasar Hukum

Melakukan kompilasi hasil pendataan 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020


terkait kelompok rentan di masyarakat, tentang Penetapan Bencana Non Alam
yaitu orang tua, balita, difabel, warga Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
dengan penyakit menahun, penyakit 19) Sebagai Bencana Nasional
tetap dan penyakit kronis lain yang 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
dilakukan oleh Satgas Komunitas Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan

Koordinator Anggota Ketua Kelengk Waktu Output


Seksi Seksi Satgas apan
Informasi Informasi Komunitas

6
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Kompilasi hasil pendataan


Satgas Komunitas terkait
warga pendatang/pemudik,
warga rentan, warga sakit
pendatang sakit, warga dalam
karantina/isolasi dan
petugas/relawan yang
melayani karantina/isolasi dan
melaporkan setiap hari ke
Satgas Kecamatan, termasuk
ketika tidak terjadi perubahan

Tujuan Dasar Hukum

1. Melakukan kompilasi pendataan 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020


terkait warga pendatang/pemudik, tentang Penetapan Bencana Non Alam
warga rentan, warga sakit Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
pendatang sakit, warga dalam
19) Sebagai Bencana Nasional
karantina/isolasi yang dilakukan
oleh Satgas Komunitas 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
2. Melakukan kompilasi data Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
terkait petugas/relawan yang 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
melayani karantina/isolasi yang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
dilakukan Satgas Komunitas Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
3. Melaporkan hasil kompilasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
pendataan setiap hari ke Satgas
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Kecamatan, termasuk apabila
tidak terjadi perubahan data HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan

Koordinator Anggota Ketua Kelengk Waktu Output


Seksi Seksi Satgas apan
Informasi Informasi Komunitas

6
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Kompilasi hasil pengumpulan


data pilah dari Satgas
Komunitas terkait warga yang
berhak mendapat bantuan
sosial pemerintah pusat
maupun daerah, baik yang
telah maupun yang belum
menerima

Tujuan Dasar Hukum

Melakukan kompilasi data terkait 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020


warga yang berhak mendapat tentang Penetapan Bencana Non Alam
bantuan sosial pemerintah pusat Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
maupun daerah, baik yang telah 19) Sebagai Bencana Nasional
maupun yang belum menerima yang 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
dilakukan oleh Satgas Komunitas Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan

Koordinator Anggota Ketua Kelengk Waktu Output


Seksi Seksi Satgas apan
Informasi Informasi Komunitas

6
LOGO DESA Nomor SOP :

Tanggal :
Pembuatan

Tanggal :
Revisi

Tanggal :
Efektif

Pelaksana : Seksi Informasi Satgas Desa


SOP

Disahkan oleh : Ketua Satgas Desa

Nama SOP : Diseminasi hasil pendataan ke


Satgas Kecamatan dan
Satgas Komunitas

Tujuan Dasar Hukum

………………………………... 1. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020


tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) Sebagai Bencana Nasional
2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Daerah
6. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Nomor 9 Tahun 2021 Tentang
Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Dalam Rangka Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat
Desa/Kelurahan

Peralatan/Perlengkapan Peringatan

1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan

Koordinator Anggota Ketua Kelengk Waktu Output


Seksi Seksi Satgas apan
Informasi Informasi Komunitas

6
Sumber:

Keputusan Presiden No.12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 6


Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2020

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Koordinasi


Perlindungan Anak

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/247/2020 tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan


Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) Sebagai Penyakit yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease

Surat Edaran Menteri Agama No. 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan
Aman COVID di Masa Pandemi

Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Daerah

Surat Edaran No. 8 Tahun 2020 Tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan
Padat Karya Tunai Desa

Surat Edaran No. 9 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Pembentukan Pos Komando
(Posko) Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Rangka
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat Desa/Kelurahan

Anda mungkin juga menyukai