(COVER)
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-COV2 . COVID-19 dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD) oleh
WHO pada tanggal 30 januari 2020 dengan penyebaran yang cepat dan meluas. Penyebaran
Corona Virus disease 2019 (COVID-19) yang makin meningkat ini membutuhkan penanganan
dan pengendalian dengan segera dan Pemerintah Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai
bencana non alam sebagaimana Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
penetapan bencana non alam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
bencana nasional. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan-pendekatan berupa langkah-
langkah penanggulangan terpadu termasuk keterlibatan seluruh komponen masyarakat secara
partisipatif.
Dalam pengendalian COVID-19 yang efektif dan cepat membutuhkan upaya pencegahan baik
preventif dan promotif, penanganan kesehatan, dampak ekonomi, dan sosial mulai dari tingkat
terkecil yaitu desa/kelurahan dan komunitas. Peran-peran ini dapat dilaksanakan dengan wadah
yang spesifik, maka dibutuhkan Satuan Tugas COVID-19 Tingkat Desa/Kelurahan dan
Komunitas yang dilaksanakan dengan pendekatan kesepakatan, komunitas, gotong royong,
kompak dan adaptif sebagai pusat koordinasi, pengawasan, dan evaluasi penanganan COVID-
19.
Dengan mengerahkan ujung tombak pada komunitas di tingkat desa/kelurahan, kelompok anak,
perempuan, difabel, lansia, dan kelompok rentan lainnya dapat lebih terlibat dalam perencanaan
dan pelaksanaan pengendalian COVID-19. ( Dengan mengerahkan ujung tombak pada
komunitas di tingkat desa/kelurahan, sangat penting untuk melibatkan kelompok anak,
perempuan, difabel, lansia, dan kelompok rentan lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan
pengendalian COVID-19. Mengingat kelompok ini memiliki risiko yang tinggi mengalami
kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan selama masa pembatasan penyebaran COVID-19 maka
penting untuk memastikan komunitas anak, perempuan dan difabel mendapatkan informasi
yang benar tentang COVID-19, anak terus belajar, Gizi dan kesehatan keluarga terpenuhi, )
Dokumen ini merupakan panduan untuk pelaksanaan dari Surat Edaran Kepala Satuan Tugas
COVID-19 No. 9 Tahun 2021 tentang Ketentuan Pembentukan Pos Komando (Posko)
Penanganan COVID-19 Dalam Rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di
TIngkat Desa/Kelurahan, Surat Edaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi No. 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat
Karya Tunai Desa, Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri No. 440/5184/SJ tentang
Pembentukan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah, Pedoman Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa oleh Kementerian Kesehatan, dan
praktik baik komunitas di Dusun Tembi, Kabupaten Bantul.
Hak - Hak perlindungan anak merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
setiap anak dan hak-haknya supaya dapat hidup, tumbuh, berpartisipasi dan berkembang
secara maksimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapatkan
perlindungan yang layak untuk mendapatkan hak hidup bermartabat.
Perlindungan anak dalam kondisi darurat bencana yaitu berupa pencegahan dari dan
penanganan terhadap perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi dan kekerasan terhadap anak
dalam sebuah kondisi yang mengancam dan memerlukan penanganan segera.
Pengarusutamaan layanan terhadap anak yaitu kepentingan anak untuk tetap menjadi perhatian
secara optimal bagi pelaku - pelaku program Penanggulangan Bencana termasuk perlindungan
khusus yang diterima anak. Perlindungan khusus tersebut dapat diterjemahkan mendapatkan
jaminan rasa aman terhadap ancaman bencana yang membahayakan diri dan tumbuh kembang
jiwa anak.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Anak (Kemen PPPA) menyusun protokol Lintas Sektor
untuk anak yang memerlukan perlindungan khusus dalam situasi pandemi COVID-19 untuk
melengkapi berbagai protokol yang sudah tersedia. Dalam protokol perlindungan anak lintas
sektor ini secara khusus bertujuan untuk mempercepat penanganan COVID-19 pada anak.
Semua ini tidak terlepas pada upaya agar anak - anak dan remaja aman, dengan melihat
perkembangan dan guna untuk mencegah risiko, serta menangani dampak kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi, dan penelantaran. Untuk mendukung kegiatan dan program
pencegahan COVID-19 pada anak ada protokol yang ada untuk melakukan pencegahan yaitu;
(a) Protokol Tata Kelola Data Anak; (b) Protokol Pengasuhan bagi Anak Tanpa Gejala, dalam
Pemantauan, Pasien Anak dalam Pengawasan, kasus konfirmasi, dan Anak dengan
Orangtua/Pengasuh/Wali berstatus Orang Dalam Pemantauan, Pasien Dalam Pengawasan,
Kasus Konfirmasi, dan Orangtua yang meninggal Karena COVID-19 ; (b) Protokol Pengeluaran
dan Pembebasan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi, Pembebasan Tahanan, Penangguhan
Penahanan dan Bebas Murni. Protokol tersebut untuk memastikan sistem rujukan dan layanan
bagi anak yang disediakan oleh K/L dapat terhubung dalam berbagai protokol penanganan
COVID-19. Dengan adanya protokol tersebut diharapkan tidak ada anak yang terlantar,
mengalami kekerasan, eksploitasi, stigma dan pengucilan di lingkungan masyarakat. Sebaliknya
harapan anak - anak tetap dapat menerima layanan kesehatan dan pendidikan yang diperlukan,
serta tetap dapat menerima layanan kesehatan dan pendidikan yang diperlukan.
A. 4 Pemahaman Dasar Satgas COVID-19 Desa/Kelurahan dan Komunitas
B. Tujuan
SOP Satgas COVID-19 ini disusun untuk memberikan perlindungan dan penanganan
anak dan kelompok rentan.
1. Persiapan
a. Pertemuan dengan tokoh-tokoh kunci (kepala desa/kelurahan, perangkat desa,
BPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, ormas/LSM,
perwakilan anak dan pemuda) di tingkat desa/kelurahan untuk menjelaskan
perlunya Satgas untuk menyatukan berbagai pihak, meliputi; pemangku
kepentingan, tokoh masyarakat dan elemen dalam masyarakat yang memiliki
perhatian dalam pengurangan risiko COVID-19 di tingkat Desa/Kelurahan.
b. Mengidentifikasi keberadaan semua kelompok masyarakat yang dapat menjadi
pendukung pembentukan Satgas.
c. Identifikasi dapat dilakukan dengan mengisi formulir yg berisi informasi dasar dari
setiap kelompok masyarakat.
2. Pembentukan
a. Kesepakatan pembentukan Satgas
Dalam pembentukan ini termasuk memilih pengurus dan menentukan strukturnya dan
unit-unit (Pokja) yang diperlukan. Kepengurusan Satgas ini harus merepresentasikan
semua unsur perwakilan masyarakat desa/kelurahan termasuk keterwakilan perempuan
minimal 30%, keterwakilan difabel dan forum anak/kelompok remaja. Pemilihan
pengurus bisa melalui musyawarah maupun dengan melalui voting, tergantung
kesepakatan bersama.
Struktur Satgas bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber
daya atau perangkat desa/kelurahan dengan memperhatikan keterwakilan kelompok di
masyarakat, baik kelompok anak, perempuan, disabilitas, lansia, adat, dan terutama
yang paling rentan. Dalam pembahasan selanjutnya akan menjelaskan struktur secara
lebih detail dan terdapat contoh yang dapat dijadikan referensi.
Adapun contoh struktur dan tugas dari masing - masing personil dalam struktur sebagai
berikut :
Fungsi:
Catatan: data pada point c,d,e merupakan data terpilah berbasis gender, keragaman
usia dan[MR1] keragaman kerentanan sehingga hasil pendataan yang disampaikan pada
satgas kecamatan dan komunitas maupun masyarakat umum akan berupa data terpilah
tersebut
[MR1]Mau dibuat catatan untuk 3 poin atau digabung ke masing-masing untuk penegasan,
silahkan.
● Perangkat Desa
● Anggota BPD
● Tokoh Agama
● Tokoh Adat
● Tokoh Masyarakat
● Kader Kesehatan
● Pendamping Desa Sehat
● Perwakilan Perempuan
● Perwakilan anak
● Ormas/LSM
● Perangkat Desa
● Anggota BPD
● Bidan Desa
● PKK
● Tokoh Agama
● Tokoh Adat
● Tokoh Masyarakat
● Bhabinkamtibmas
● Babinsa
● Pendamping Program Keluarga Harapan
● Ormas/LSM
Dengan Fungsi:
● Identifikasi fasilitas desa untuk ruang isolasi dan pendirian tempat isolasi dan
karantina mandiri dengan memperhatikan aspek gender dan keamanan anak.
● Bekerjasama dengan perangkat desa, rumah sakit, puskesmas, gugus tugas
COVID - 19 RT/RW, dan BPBD dalam tindak lanjut warga yang isolasi mandiri.
● Penyediaan logistik untuk warga karantina/isolasi dan memobilisasi sumberdaya
(Posyandu, PKK, Karang Taruna, Babinsa, Gugus Tugas RT/RW COVID - 19,
PATBM, dsb) untuk membantu karantina/isolasi dengan menyediakan kebutuhan
makanan atau kebutuhan logistik lainnya;
● Mengaktivasi lumbung pangan warga dengan melibatkan sumber daya lokal serta
membantu penyaluran program bantuan jaring pengaman sosial pemerintah, seperti
Padat Karya Tunai Desa, dsb sesuai kemampuan untuk membantu warga yang
terdampak sosial ekonomi;
● Memberikan layanan dan perlindungan bagi kelompok lansia, difabel, ibu hamil, dan
anak terutama kelompok yang mengalami keterpisahan dikarenakan terkonfirmasi
positif COVID-19.
● Penyediaan bantuan keuangan berupa bantuan non/transfer-tunai bagi keluarga
terdampak yang terganggu penghasilannya akibat karantina/isolasi dengan jumlah
bantuan disesuaikan dengan panduan dan ketersediaan anggaran dana desa
● Pemulihan ekonomi warga berbasiskan potensi lokal.
Dengan tugas/fungsi :
b) Perumusan AD/ART
3. Perencanaan
Tabel di bawah merupakan alat bantu untuk merencanakan kegiatan yang tidak terlepas
dari komponen-komponen lain seperti tujuan, indikator capaian, waktu, biaya, dan
sumber biaya. Hal ini demi memastikan bahwa perencanaan tidak terlepas dari AD/ART,
Visi, Misi, serta tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian. Pada bagian terakhir
terdapat contoh yang bisa digunakan untuk memperjelas fungsi tabel pada praktek-
praktek spesifik. Perencanaan ini secara spesifik juga dikhususkan untuk fungsi-fungsi
yang telah ada, yaitu fungsi informasi, pencegahan, dan penanganan.
Seksi : Pencegahan
Desa, Kec. : Tembi
Kabupaten : Bantul
Provinsi : Yogyakarta
a. Penguatan Kelembagaan
Dengan tingkat kecepatan informasi dan kebijakan mengenai pandemi yang tinggi dan
perlu dikritisi dengan seksama, Satgas COVID-19 perlu menyusun rencana penguatan
kelembagaan secara teratur dan terus menerus, meliputi:
b. Penguatan Jejaring
Penguatan jejaring, meliputi adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti dinas
terkait, puskesmas dan lembaga kesehatan lainnya, lembaga adat maupun agama,
lembaga masyarakat, petugas keamanan, lembaga informasi, lembaga pendidikan yang
terkait dengan pencegahan, pengurangan dan mitigasi risiko penyebaran pandemi
COVID-19.
Jejaring kerjasama dalam pengelolaan risiko bencana dengan pihak ketiga sangat
mungkin dilakukan untuk melaksanakan kegiatan pengurangan risiko COVID-19. Selain
ruang lingkup di atas, desa/kelurahan dapat merumuskan ruang lingkup dan kerjasama
bidang lain yang bersifat strategis sesuai kondisi ekonomi dan sosial budaya
masyarakat.
Desa dapat melakukan kerjasama antar desa sesuai Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 atas tiga hal:
● Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai
ekonomi yang berdaya saing;
● Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat antar-Desa;
● Keamanan dan ketertiban.
Kerjasama dengan pihak ketiga seringkali diartikan dengan kemitraan antara pihak
eksternal desa dengan desa. Kerjasama idealnya saling berbagi sumber daya dan saling
menguntungkan. Maka sebelum Desa menjalin kemitraan, kedua belah pihak harus
menyepakati nilai-nilai: (1) kesamaan perhatian/kepentingan bersama; (2) adanya sikap
saling mempercayai dan saling menghormati; (3) tujuan yang jelas dan terukur; (4)
kesediaan untuk berbagi waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Kedua belah
pihak juga harus berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip kemitraan yaitu (1) kesamaan
kedudukan (equality); (2) keterbukaan (transparancy), (3) saling menguntungkan (mutual
benefit).
Seksi Informasi
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Karang Taruna
4. Pendamping Desa
5. Forum Anak/Kelompok Anak
Fungsi:
1. Melaksanakan pendampingan dan dukungan kepada Satgas Komunitas terkait informasi
tentang COVID-19.
2. Mendiseminasikan informasi publik yang diterima dari Satgas Kecamatan dan informasi
penting tentang COVID-19 lainnya ke Satgas Komunitas dengan menggunakan metode
dan jalur yang sesuai dengan masyarakat setempat, terutama dapat dimengerti oleh
anak, disabilitas, lansia dan sesuai dengan adat dan budaya setempat.
3. Mengkompilasi hasil pendataan Satgas Komunitas terkait warga kelompok rentan seperti
anak, orang tua, balita, warga yang memiliki penyakit menahun, penyakit tetap, penyakit
kronis, dan kelompok yang terdampak COVID-19.
4. Mengkompilasi hasil pendataan yang dilakukan oleh Satgas Komunitas terkait warga
pendatang/pemudik, warga rentan, warga sakit pendatang sakit, warga dalam
karantina/isolasi dan petugas/relawan yang melayani karantina/isolasi dan melaporkan
setiap hari ke Satgas Kecamatan, termasuk ketika tidak terjadi perubahan:
5. Mengkompilasi hasil pengumpulan data pilah dari Satgas Komunitas terkait warga yang
berhak mendapat bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah, baik yang telah
maupun yang belum menerima;
Catatan: data pada point c,d,e merupakan data terpilah berbasis gender, keragaman
usia dan[MR1] keragaman kerentanan sehingga hasil pendataan yang disampaikan pada
satgas kecamatan dan komunitas maupun masyarakat umum akan berupa data terpilah
tersebut
[MR1]Mau dibuat catatan untuk 3 poin atau digabung ke masing-masing untuk penegasan,
silahkan.
c. Diseminasi hasil pendataan ke Satgas Kecamatan dan Satgas Komunitas
d. Adanya media umpan balik, call center yang bisa diakses oleh masyarakat dan
disediakan dalam rangka akuntabilitas
Seksi Pencegahan
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Tokoh Agama
4. Tokoh Adat
5. Tokoh Masyarakat
6. Kader Kesehatan
7. Pendamping Desa Sehat
Fungsi:
1. Membantu Puskesmas dalam melakukan upaya surveilans berbasis masyarakat atau
deteksi dini kasus COVID-19 di wilayah Desa/Kelurahan dengan melibatkan sumber
daya di wilayahnya;
2. Penyediaan tempat cuci tangan di tempat umum, sosialisasi, dan edukasi terkait 3M.
3. Melakukan pendataan anak perempuan dan anak lelaki, anak difabel, sebagai upaya
rencana kontingensi penanganan masalah terkait isu anak dalam situasi bencana;
4. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas untuk berkonsultasi terkait tindak lanjut, dan
analisis data khususnya terkait kesehatan warga di wilayah Kelurahan/Desanya yang
perlu mendapatkan perhatian khusus;
5. Melaksanakan sterilisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial secara berkala dan menutup
sementara area publik yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan melibatkan banyak
orang;
6. melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan masyarakat Desa/Kelurahan
setempat maupun warga pendatang untuk mentaati protokol kesehatan, menghindari
kerumunan dan mematuhi protap isolasi ketat; dan
7. melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pendisiplinan kepada pengelola kegiatan
sosial, keagamaan, hajatan, pariwisata, layanan publik, maupun kegiatan program jaring
pengaman sosial, dsb.
Seksi Penanganan
1. Perangkat Desa
2. Anggota BPD
3. Bidan Desa
4. PKK
5. Tokoh Agama
6. Tokoh Adat
7. Tokoh Masyarakat
8. Bhabinkamtibmas
9. Babinsa
10. Pendamping Program Keluarga Harapan
Fungsi:
1. Identifikasi fasilitas desa untuk ruang isolasi dan pendirian tempat isolasi dan karantina
mandiri dengan memperhatikan aspek gender dan keamanan anak.
2. Bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas, dan BPBD dalam tindak lanjut warga
yang isolasi mandiri.
3. Penyediaan logistik untuk warga karantina/isolasi dan memobilisasi sumberdaya
(Posyandu, PKK, Karang Taruna, dsb) untuk membantu karantina/isolasi dengan
menyediakan kebutuhan makanan atau kebutuhan logistik lainnya;
4. Mengaktivasi lumbung pangan warga dengan melibatkan sumber daya lokal serta
membantu penyaluran program bantuan jaring pengaman sosial pemerintah, seperti
Padat Karya Tunai Desa, dsb sesuai kemampuan untuk membantu warga yang
terdampak sosial ekonomi;
5. Memberikan layanan dan perlindungan bagi kelompok lansia, difabel, ibu hamil, dan
anak terutama kelompok yang mengalami keterpisahan dikarenakan terkonfirmasi positif
COVID-19.
6. Penyediaan bantuan keuangan berupa bantuan non/transfer-tunai bagi keluarga
terdampak yang terganggu penghasilannya akibat karantina/isolasi dengan jumlah
bantuan disesuaikan dengan panduan dan ketersediaan anggaran dana desa
7. Pemulihan ekonomi warga berbasiskan potensi lokal.
Satgas Komunitas merupakan bagian dari Satgas Desa/Kelurahan yang menjadi pusat
pendataan, sosialisasi, dan edukasi kegiatan penanganan COVID-19 di suatu wilayah dusun
atau yang setara, walaupun secara fleksibel dapat dikembangkan ke bentuk kegiatan lainnya.
Kegiatan dapat dilakukan oleh Ketua RT/RW sesuai dengan kewenangan atas wilayah.
Seksi Pendataan:
1. Ketua RT
2. Ketua RW
Fungsi
a. Pendataan kelompok rentan seperti anak, balita, lansia, warga yang memiliki penyakit
menahun, penyakit tetap, dan penyakit kronis lainnya.rentan penyakit, sosial, ekonomi,
dan warga dengan kebutuhan khusus.
b. Pendataan, pemeriksaan, dan pemantauan harian untuk mereka yang baru
datang/pemudik/warga yang memaksa mudik
c. Pendataan warga yang mengalami gejala-gejala COVID-19
d. Pendataan warga yang menyatakan pernah memiliki kontak dengan kasus suspek atau
kasus konfirmasi COVID-19
e. Pendataan keluarga yang berhak atas jaring pengamanan sosial.
Ketersediaan Penggunaan masker hanya bila ada kontak dengan orang luar
masker
Lokasi ● Tidak dalam pemukiman yang padat dan terdapat jarak lebih
dari 2 meter dari rumah lainnya.
● Terdapat akses kendaraan roda empat.
● Bangunan dan lokasi aman dari ancaman bahaya lainnya
seperti banjir, tanah longsor, tsunami, atau gempa.
Cuci pakaian ● Terpisah dari anggota keluarga lain, dan jika mencuci
direndam dengan deterjen
● Menggunakan masker dan sarung tangan dari karet saat
mencuci.
● Cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sesudah mencuci
pakaian
Drainase Saluran air yang tidak mengalir ke lingkungan luar, dapat disalurkan
langsung terkoneksi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
atau menuju tempat septictank yang ada dan kondisi septictank yang
sesuai standar SNI
Ventilasi ● Ventilasi alami. Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka
dengan aliran udara yang baik dan lancar (60 liter/detik)
● Untuk kamar terpisah maka satu kamar satu ventilasi/jendela
(aliran udara tunggal) lebih baik
● Ruangan juga perlu ventilasi yang baik untuk menjaga
kenyamanan (dari panas atau dingin)
Lokasi ● Tidak dalam pemukiman yang padat dan terdapat jarak lebih
dari 2 meter dari rumah lainnya.
● Terdapat akses kendaraan roda empat.
● Bangunan dan lokasi aman dari ancaman bahaya lainnya
seperti banjir, tanah longsor, tsunami, atau gempa.
Fasilitas cuci ● Fasilitas CTPS hanya digunakan untuk orang dalam karantina.
tangan pakai ● Jumlah fasilitas CTPS minimal cuci tangan minimal satu
sabun fasilitas untuk setiap penghuninya
● Sediakan kertas tissue untuk mengeringkan tangan. Jangan
disediakan lap pengering.
● Sediakan tempat sampah tertutup untuk sampah tisu dan
sampah lainnya. Terdapat prosedur pengelolaan sampah.
● Dibuat tanda jaga jarak untuk penghuni yang mengantri.
● Sediakan hand sanitizer bila memungkinkan
● Fasilitas air bersih dibersihkan dengan desinfektan minimal 2x
sehari.
Cuci pakaian ● Terpisah dari orang lainnya dalam karantina, dan jika mencuci
direndam dengan deterjen.
● Menggunakan masker dan sarung tangan dari karet saat
mencuci.
● Cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sesudah mencuci
pakaian
Drainase Saluran air yang tidak mengalir ke lingkungan luar, dapat disalurkan
langsung terkoneksi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
atau menuju tempat septictank yang ada dan kondisi septictank yang
sesuai standar SNI
Fasilitas ● Ada ruang yang cukup untuk melakukan ibadah untuk setiap
ibadah penghuni.
● Ibadah dilakukan secara terpisah dengan setiap penghuni,
Jarak minimal 2 meter dengan penghuni lainnya saat
beribadah.
● Peralatan ibadah (misalnya kitab suci, sajadah, tasbih) dimiliki
masing-masing dan tidak berbagi. Peralatan perlu dibersihkan
setiap hari.
Relasi ● Sosialisasi dan edukasi dengan warga sekitar perlu dilakukan untuk
dengan mencegah stigma (persepsi negatif), diskriminasi, dan penolakan
warga sekitar dari warga setempat.
● Masyarakat memahami risiko, serta upaya yang harus dilakukan
dengan berkoordinasi dengan petugas fasilitas jika ada kondisi yang
memburuk dan pemahaman yang baik terkait keberadaan dan
fungsi fasilitas shelter yang disediakan.
● Koordinasi perlu dilakukan dengan struktur pemerintah setempat
(RT/RW/Kel) serta dengan pihak keamanan setempat agar tidak
ada gejolak sosial;
● Masyarakat sekitar ikut menjaga situasi yang kondusif di lingkungan
fasilitas
Penghuni karantina dan isolasi mandiri 16. Menjaga kerapian kamar dan kebersihan
hendaknya mematuhi karantina sebagai lingkungan
berikut: 17. Disiplin berjemur di halaman selama 30
menit sekitar pukul 09.00
1. Wajib memberikan informasi secara jujur 18. Disiplin olahraga pagi di halaman selama
kepada petugas 30 menit sekitar pukul 09.00
2. Disiplin memakai masker dengan benar 19. Membuang sampah medis (masker/benda
3. Disiplin melakukan karantina mandiri yang kontak dengan cairan tubuh) ke
4. Disiplin menjaga Perilaku Hidup Bersih plastik kuning, dan sampah non medis
dan Sehat (PHBS) (kertas dll) ke plastik hitam
5. Disiplin melakukan cuci tangan pakai 20. Batas pemesanan makanan dengan kurir
sabun hingga pukul 21.00, dengan pembayaran
6. Disiplin menjaga jarak antar penghuni elektronik.
7. Dilarang keluar masuk/berjalan di luar 21. Pengambilan barang dari kurir dilakukan
karantina tanpa kontak langsung
8. Dilarang bertukar tempat tidur tanpa 22. Karantina selama 10 hari terhitung dari
arahan petugas tanggal masuk, disediakan makan 3 kali
9. Dilarang merokok sehari.
10. Dilarang membuat kegaduhan 23. Keluhan pribadi disampaikan ke
11. Dilarang ditunggu bidan/perawat dan terkait fasilitas tempat
12. Dilarang dijenguk karantina menghubungi pengelola fasilitas
13. Dilarang berkumpul di teras melalui nomor handphone yang telah
14. Dilarang berkumpul antar kamar tersedia.
15. Membuka jendela kamar setiap pagi
Perlengkapan:
Sebagaimana tugas, fungsi dan alur kerja dari Seksi Informasi Satgas COVID-19 Desa, maka
untuk menjamin pelaksanaan tugas dan fungsi dari Seksi Informasi Satgas COVID-19 Desa
sebagaimana alur kerja diatas, perlu dibuat SOP sesuai tugas dan fungsi Seksi Informasi.
Dibawah ini adalah SOP dari Seksi Informasi sesuai dengan tugas dan fungsi:
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterang
an
Ketua Koordinator Anggota Kelengkapan Waktu Output
Satgas Seksi Seksi
Komunitas Informasi Informasi
1 Memerintahkan
koordinator seksi
informasi untuk
menyiapkan
seluruh informasi
terkait dengan
COVID-19
2 Menyiapkan
seluruh informasi
terkait COVID-19
6
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan
6
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan
6
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan
6
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan
6
LOGO DESA Nomor SOP :
Tanggal :
Pembuatan
Tanggal :
Revisi
Tanggal :
Efektif
Peralatan/Perlengkapan Peringatan
1. Rencana kerja
2. Komputer/laptop, printer,
internet, telepon selular, radio
komunikasi
3.
No Kegiatan Pelaku/Penanggung Jawab Mutu Baku Keterangan
6
Sumber:
Keputusan Presiden No.12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease
Surat Edaran Menteri Agama No. 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan
Aman COVID di Masa Pandemi
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 440/5184/SJ Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Daerah
Surat Edaran No. 8 Tahun 2020 Tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan
Padat Karya Tunai Desa
Surat Edaran No. 9 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Pembentukan Pos Komando
(Posko) Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Rangka
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Tingkat Desa/Kelurahan