20-Article Text-56-1-10-20230128
20-Article Text-56-1-10-20230128
https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/zamzam/index
Volume 1 | Nomor 2 | Februari|2023
e-ISSN:
1. Pendahuluan
Dari semua organ dalam tubuh, otak adalah organ tubuh yang paling rumit dimiliki oleh
setiap manusia (Rachmswati, 2022). Dengan berat sekitar 2% dari tubuh manusia, otak
mengandung sekitar 100 miliar neuron dan 100 triliun koneksi. Karena pada intinya otak setiap
manusia punya pusat perintah dari berbagai hal yang bias kita rasakan, pikirkan dan
59
lakukan.(Wigati & Sutriyono, 2018)menjelaskan bahwa otak adalah organ yang
mengontrol segala sesuatu tentang individu. Komponen terbesar dari otak manusia adalah
otak besar, menurut teori split-brain Roger Sperry. Teori tersebut juga menyatakan bahwa
otak besar dibagi menjadi dua bagian, otak kiri belahan otak dan belahan otak kanan.
Serebrum adalah bagian dari otak manusia yang memproses semua aktivitas intelektual
kecerdasan
Optimalisasi potensi otak merupakan tujuan utama dari berbagai riset di bidang pendidikan
menyadari bahwa menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri menjadi hal yang penting.
Dalam tubuh manusia, fungsi dan kinerja kedua belahan otak tersebut tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Karena masing-masing dalam kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi dan
kinerja masing-masing dan tidak dapat terpisahkan dalam tubuh manusia itu sendiri.
Otak belahan kiri cenderung terhubung ke analisis logika, definisi, teori, pengetahuan,
matematika, pemikiran linier, fakta, objektif, berorientasi pada detail, praktis, memiliki
kemampuan membaca, menulis yang lebih tinggi, keterampilan berhitung yang baik dan ranah
konkret lainnya. Itulah mengapa otak belahan kiri sering disebut sebagai otak digital. Otak
belahan kanan yang sering disebut sebagai otak analog berfungsi dalam kreativitas, irama,
perasaan, imajinasi, gambaran ruang, warna, dan ranah abstrak lainnya yang cenderung lebih
visual dan intuitif. Meskipun cenderung kurang terorganisir namun otak belahan kiri sangat
kreatif
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, mayoritas masyarakat menganggap kemampuan
menghitung dan menghafal yang didominasi otak kiri yang lebih diutamakan dan ditonjolkan.
Sedangkan kreativitas dan imajinasi yang didominasi oleh otak kanan tidak begitu dianggap
dan selalu dikesampingkan. Siswa yang proses berpikirnya dominan menggunakan otak kiri
belum tentu hasil belajar matematikanya lebih baik dari pada siswa yang proses berpikirnya
dominan menggunakan otak kanan. Beranjak dari hal tersebut diatas, maka mengungkap
potensi diri melalui kinerja otak kiri dan otak kanan dianggap cukup penting untuk dilakukan.
2. Metode
Penelitian dan pengabdian ini berlangsung pada 7 Januari 2023 secara tatap muka di MTS
AR-ROYYAN yang berlokasi di Jalan Mangga Besar No.91 Sidorukun, Kecamatan
Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Responden yang berpartisipasi adalah
68 siswa-siswi kelas 8 disekolah tersebut diatas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yang diarahkan untuk menentukan sifat suatu situasi pada waktu penelitian itu dilakukan.
Dalam penelitian ini, tidak ada perlakuan yang diberikan/dikendalikan dan tujuannya
adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Sementara
itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui pemberian angket yang berisi
pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan penggunaan otak kanan dan otak kiri, dan
soal tes dalam bentuk uraian sehingga data yang diperoleh berupa deskripsi yang memaparkan
variabel yang menentukan pengguna otak kiri, atau pengguna otak kanan.
60
3. Hasil dan Pembahasan
Dengan dilakukannya penelitian ini, para siswa di Madrasah Tsanawiyah Ar-Royyan
Kecamatan Pangkatan telah mampu membedakan fungsi dari cara kerja otak kanan dan kiri.
Selain itu para siswa juga mampu menentukan sifat dan karakteristik pribadi dengan hanya
melihat definisi otak kanan dan kiri itu sendiri. Responden mampu menyimak dan mengikuti
setiap proses PKM dengan baik. Responden juga mampu menangkap informasi serta
merespons kegiatan dengan baik. Hambatan ditemukan pada jumlah siswa yang terlalu
banyak dan dilaksanakan di luar ruangan sehingga membuat responden sangat mudah
terdistraksi oleh lingkungan sekitarnya.
Di dalam melakukan penelitian, para siswa sangat menikmati rangkaian acara sudah
disiapkan sedemikian rupa dengan menerapkan belajar sambil bermain. Dengan meminimkan
tekanan yang diberikan, pemateri berharap kegiatan ini berjalan dengan menyenangkan dan
menarik minat responden yang berpartisipasi. Tujuannya tak lain untuk mengasah otak agar
siswa mampu menyadari jalan kerja otaknya masing-masing apakah memakai otak kanan atau
kiri.
4. Simpulan
Selama pelaksanaan PKM diruang terbuka, responden mampu menyimak dan mengikuti
setiap proses kegiatan dengan baik. Mereka juga mampu mengumpulkan informasi dan
merespons kegiatan dengan baik. Namun, ruangan yang terbuka membuat siswa mudah
teralihkan perhatiannya oleh lingkungan sekitarnya. Sebagai tindak lanjut dari setiap
informasi dan materi yang telah diberikan, responden mampu menentukan dominasi
penggunaan otak belahan kiri dan otak belahan kanannya, kemudian menentukan sikap dan
potensi diri selanjutnya sejak dini setelah kegiatan pengabdian. Dengan membagi kelompok
responden dengan kemampuan otak kanan dan otak kiri, responden juga dapat membangun
Kerja sama untuk memecahkan materi yang tersaji dalam kegiatan PKM tersebut.
5. Referensi
Marisa, C., Kasmanah, K., & Kusuma, A. M. (2022). Pengaplikasian Diksi dan metode
pembelajaran dalam Layanan Bimbingan Konseling Format Klasikal secara Daring.
ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1), 60–70.
https://doi.org/10.29408/ab.v3i1.5752
Wahyuningsih, B. Y., & Sunni, M. A. (2020). Efektifitas Penggunaan Otak Kanan dan
Otak Kiri terhadap Pencapaian Hasil Belajar Mahasiswa. Palapa, 8(2), 351–368.
https://doi.org/10.36088/palapa.v8i2.885
Nursalam, Sindi., Yessi Larbona., dkk. (2022). Perbandingan Kinerja Otak Kanan dan
Kiri pada Layanan Bimbingan Klasikaldi SMPN 2 Cikarang Selatan. Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai:Jurnal Pendidikan dan Konseling. 4(6).
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/8978/6774
Wigati, & Sutriyono. (2018). Deskripsi penggunaan otak kiri dan otak kanan pada
pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP. Jurnal Mitra Pendidikan, 2(1), 11–22.
Muhammad Aris, A. (2014). Lincolin Arsyad, 3(2), 1–46. Retrieved from
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127
62