Makalah SAPNA 3
Makalah SAPNA 3
REALISASI PANCASILAH
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN OLARAGAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah ilmu
pengetahuan tentang Proses yang benar tentang realisasi pancasila. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Aktualisasi Pancasila..............................................................................................................6
B. Realisasi Pancasila yang Objektif...........................................................................................6
C. Penjabaran Realisasi Pancasila yang Objektif........................................................................8
D. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Pembangunan Nasional......................................................9
E. Realisasi Pancasila yang Subjektif........................................................................................11
F. Internalisasi Nilai-nilai Pancasila..........................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia dan fungsi lainnya, memiliki realisasi
yang diambil dari nilai-nilai pancasila itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai yang
ada dalam kehidupan secara nyata bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai agama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri sebelum membentuk negara. Oleh karena itu, realisasi pancaisla sangat
penting karena pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup pada hakikatnya
Filsafat Bangsa, sebagai Ideologi Bangsa dan Negaara Indonesia dan fungsi lainnya,
pada konteksnya. Realisasi secara praksis hidup ini sangat penting karena Pancasila
sebagai dasar filsafat, pandangan hidup pada khakikatnya adalah merupakan suatu
system nilai yang pada gilirannya untuk dijabarkan, direalisasikan serta diamalkan
bernegara.
tidakkah mungkin untuk dipenuhinya sendiri, oleh karena itu manusia sebagai
makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup yang disebut negara.
Namun demikian dalam kenyataan sifat-sifat negara satu dengan lainnya memiliki
perbedaan dan hal ini sangat ditentukan oleh pemahaman ontologies hakikat manusia
Oleh karena itu dalam hubungan ini pengertian negara sebagai suatu
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang hidup dalam suatu wilayah tertentu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan Realisasi Pancasila yang Objektif
Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan Realisasi Pancasila yang Subjektif.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Aktualisasi Pancasila
pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-
nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum,
tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa dan berNegara, serta
realisasi kongkritnya merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) indonesia. Implementasi Pancasila yang objektif ini berkaitan dengan norma-
norma hukum dan moral, secara lebih luas dengan norma-norma kenegaraan.
Oleh karena itu implementasi Pancasila yang objektif ini berkaitan dengan
norma-norma hukum dan moral, secara lebih luas dengan norma-norma kenegaraan.
bidang kenegaraan dapat terlaksana dengan baik tanpa didukung oleh realisasi
Pancasila dasar filsafat Negara ini justru lebih penting dan lebih menentukan dari
pada pelasanaan Pancasila yang objektif dalam arti pelaksanaan Pancasila yang
Pancasila yang subjektif baik oleh setiap warga negara terutama oleh setiap
penyelenggara negara.
Lembaran Negara Berita Republik Indonesia tahun II No.7 dinyatakan bahwa, dalam
Pancasila yang subjektif itu dapat terlaksana dengan baik manakala tercapainya suatu
Sebagai manusia yang hakikatnya sifat dan kodratnya adalah sebagai makhluk
objektif berkaitan dengan pemenuhan wajib hukum yang memiliki norma-norma yang
tertuang dalam suatu system hukum positif. Hal ini dimaksudkan agar memiliki daya
optimal justru realisasi subjektif yang memiliki kekuatan daya imperative moral
Dapat juga dikatakan bahwa aktualisasi secara objektif itu akan berhasil secara
subjektif. Hal ini terbukti dalam sejarah pelaksanaan Pancasila selama ini, yang dalam
terkandung dalam penjelasan Pembukaan UUD 1945, yang menjelaskan bahwa UUD
negara untuk memegang teguh dan memilihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur
Hal ini mengandung arti bahwa dalam realisasi Pancasila yang objektif, selain
legislative, eksekutif maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan dan terutama
realisasinya dalam bentuk peraturan perundang-undangan Negara Indoneeisa, hal itu
Tafsir Undang-Undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat
Negara Pancasila sebgaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV. Hal
ini mengandung arti bahwa Pancasila sebagai sumber asas norma dan derivasi segala
terhadap suatu peraturan perundang-undangan, maka Pancasila sebagai batu uji dalam
mengingat dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat Negara
Indonesia.
keputusan administrasi dari semua tingkat penguasa negara, mulai dari pemerintah
pengadilan serta alat perlengkapannya begitu juga mrliputi usaha kenegaraan dan
didasarkan atas dan diliputi oleh asas politik dan tujuannya negara yang berdasarkan
atas dan diliputi oleh asas kerokhanian Pancasila. Hal ini termasuk pokok kaidah
negara serta pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 dan
UUD 1945 juga didasarkan atas asas kerokhanian Pancasila. Bahkan yang terlebih
penting lagi adalah dalam realisasi pelaksanaan kongkritnya yaitu dalam setiap
negara memiliki suatu dasar filsafat sebagai sumber cita-cita serta sumer nilai-nilai
dasar sebagai sumber cita-cita untuk membangun, dorongan untuk membangun dan
disimpulan bahwa makna, hakikat serta arah dan tujuan pembangunan nasional adalah
Pancasila sebagai dasar filsafat pada hakikatnya merupakan dasar dan sumber
merupakan dasar pembangunan nasional Indonesia. Demikian pula dewasa ini bangsa
memperbaiki negara, yang pada gilirannya yang jauh lebih penting adalah tercapainya
Oleh karena itu reformasi juga harus mendasarkan pada sutau pardigma yang
jelas, dan dalam maslah ini paradigm yang harus diletakkan sebagai basis segala
shingga sama halnya dengan pembubaran negara dan hal ini merupakan suatu
revolusi.
perseorang, setiap warganegara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan
setiap orang Indonesia. Aktualisasi Pancasila yang subjektif ini justru lebih penting
karena realisasi yang subjektif merupakan persyaratan bagi aktualisasi Pancasila yang
objektif.
suatu bentuk kehidupan di mana kesadaran wajib hukum, telah terpadu menjadi
kesadaran wajib normal. Sehingga dengan demikian suatu perbuatan yang tidak
memenuhi wajib untuk melaksanakan Pancasila bukanlah hanya akan menimbulkan
akibat hukum namun yang terlebih penting lagi akan menimbulkan moral.
Dalam pengertian iunilah maka fenomena kongkrit yang ada pada sesorang
yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku seseorang dalam realisasi Pancasila
secara subjektif disebut moral Pancasila. Maka aktualisasi Pancasila yang bersifat
subjektif ini lebih berkaitan dengan kondisi objektif, yaitu berkaitan dengan norma-
norma moral.
Pancasila telah dipahami, diresapi dan dihayati oleh seseorang maka seseorang itu
telah memiliki moral pandangan hidup. Dan bilaman hal ini berlangsung secara terus
menerus sehingga nilai-nilai Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa
Indonesia, maka kondisi yang demikian ini disebut dengan kepribadian Pancasila.
Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia telah memiliki suatu ciri khas yaitu
dengan bangsa lain. Dalam pengamalan Pancasila perlu diusahakan adanya suatu
adlah hasil perbuatan akal, yaitu pengalaman tentang keadaan-keadaan yang ada pada
diri manusia sendiri. Jadi keadaan-keadaan inilah yang menjadikan objek dari
kesadaran dan berupa segala sesuatu yang dapat menjadi sumber pengalaman
manusia. Aktualisasi serta pengalaman itu bersifat jasmaniah maupun rokhaniah, dari
kehendak manusia.
nilai, norma maupun aspek praksisnya. Hal ini harus disesuaikan dengan
Hal ini sangat penting terutama bagi para calon pemimpin bangsa dan calon
tertanam dalam setiap individu. Tanpa pendidikan yang cukup maka dapat
negara hanya dalam tingkat-tingkat yang sangat pragmatis, dan hal ini sangat
sendiri.
Ketaantan, yaitu selalu dalam keadaaan kesediaan untuk memenuhi wajib lahir
dan batin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun wajib batin dari
diri sendiri.
Watak dan hati nurani, agar realisasi itu menjadi perbuatan dalam bentuk
dasarnya ada dua bentuk realisasinya yaitu bersifat statis dan yang bersifat
dinamis. Statis dalam pengertian intinya atau esensinya (yaitu nilai-nilai yang
bersifat rokhaniah dan universal) sehingga merupakan ciri khas, karakter yang
bersifat tetap dan tidak berubah. Bersifat dinamis dalam arti bahwa
aktualisasinya senantiasa bersifat dinamis inovatif, sesuai dengan dinamika
Strategi dan Metode. Proses internalisasi harus diikuti dengan strategi serta
metode yang relevan dan memafai. Hal ini berdasarkan realitas objektif,
bahwa subjek dan objek internalisasi dan aktualisasi itu adalah manusia dan
dalam lingkungan masyarkat, bangsa dan negara. Oleh sebab itu da;am proses
metofe yang efektif. Internalisasi tidak hanya dalam suatu situasi pendidikan
masyarakat, sehingga strategi dan metode yang diterapkan harus sesuai dengan
karakterstik masyarakat.
BAB III
PENUTUP
J. KESIMPULAN
pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-
nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum,
tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa dan berNegara, serta
hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara. Menurut paham negara kesatuan
oleh Hobbes, Locke dan pemikir individualis lainnya, melainkan negara terbentuk
atas dasar kodrat manusia sebagai invidu dan makhluk sosial. Pancasila sebagai asas
kerokhanian bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu asas
kebersamaan, asas kekeluargaan serta religius. Dalam pengertian inilah maka bangsa
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/bab-vi-realisasi-pancasila.html
https://www.ladangtekno.com/2020/08/realisasi-pancasila-dalam-negara.html