Nim : 1104201147
Kelas : TF-44-03
TUGAS MINGGU 2
Buat review tentang penggunaan dan prospek energi panas bumi di Indonesia!
Energi panas bumi di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1970-an. Namun,
program pengembangan energi panas bumi tidak optimal karena tergeser oleh pengembangan
energi fosil. Hal ini cukup disayangkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Ada tiga macam cara untuk mendapatkan
energi dari panas bumi, yaitu dengan dry steam, flash, dan binary. Dry steam plants dilakukan
dengan mengambil uap panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakkan turbin yang
memutar generator penghasil listrik. Flash plants dilakukan dengan mengambil air panas,
biasanya bersuhu lebih dari 2000 C dari tanah yang mendidih pada saat naik ke permukaan,
kemudian dipisahkan antara air panas dan uap panas yang dialirkan ke turbin. Sementara
dengan binary plants, air panas mengalir melalui heat exchangers, untuk mendidihkan cairan
organik yang memutarkan turbin. Uap panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan panas
bumi dari ketiga cara di atas disuntikkan lagi ke batuan panas agar kembali menghasilkan
panas.
Sebagai salah satu negara yang dilintasi ring of fire, Indonesia menyimpan potensi
panas bumi dan hal ini ditunjukkan dengan adanya 117 gunung api aktif dan tersebar di seluruh
pelosok tanah air dan tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi
(Nasruddin et al, 2016). Potensi panas bumi di Indonesia tersebut diperkirakan sekitar
29.544 MW. Namun, hanya sekitar 7,2% yang dimanfaatkan sebagai energi listrik di
dalam negeri. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, yang
mencakup sekitar 40% dari potensi dunia. Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan
bauran pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan target 7,2 GW pada tahun 2025, dan
17,6 GW pada tahun 2050 (RUEN, 2017).
Potensi penggunaan energi panas bumi untuk pembangkit listrik ataupun panas dunia,
menurut laporan International Energy Agency (IEA), diprediksi akan meningkat sedikitnya
sepuluh kali lipat hingga 2050 nanti. Sementara menurut laporan Technology Roadmap:
Geothermal Heat and Power, pada konferensi Eurelectric tahun 2011 di Swedia, terungkap
bahwa penggunaan energi panas bumi dapat mencapai sekitar 3,5% dari produksi listrik global
dan 3,9% energi untuk pemanas pada 2050.