Psikologi dan Ilmu Perilaku dalam Praktik Kebidanan
Dosen Pembimbing : Fadhiyah Noor Anisa, SST., M.Kes
Disusun Oleh Kelompok 15 :
Muti’ah 11194862211579 Noor Hafifah 11194862211580 Nopiani 11194862211582 Norhidayah 11194862211583 Nur Jannah11194862211585 CONTOH KASUS
Gugun mengalami kecemasan dengan sekolah sejak kelas I
SMP. Penyebab awalnya adalah pengalaman traumatik Gugun dengan pelajaran Olahraga yaitu dimarahi oleh guru karena tidak bisa mengikuti gerakkan melompat dan berlari dengan benar. Pada waktu itu ia masih siswa baru. Pengalaman itu tampaknya sangat membekas dan membuatnya tidak nyaman dengan sekolah, terutama dengan pelajaran Olahraga. Ketika naik ke kelas II, Gugun mengalami kecelakaan terjatuh ketika berangkat ke sekolah naik sepeda sehingga kakinya retak dan harus digips. Sejak saat itu Gugun menjadi sering bolos sekolah. Wali kelas menyebutkan bahwa selama satu semester terakhir, Gugun sudah membolos 70 kali dari 114 hari sekolah. Saat ujian akhir pun Gugun tidak datang sehingga harus mengikuti ujian susulan. Saat ini Gugun terancam tidak naik kelas atau dikeluarkan dari sekolah. Alasan Gugun tidak sekolah adalah karena sakit, yaitu sakit perut (mul, ingin muntah, dan diare), dada berdebar‐debar, dan pusing kepala. Pada pagi hari menjelang berangkat sekolah biasanya Gugun mengeluh sakit perut dan ia akan berulangkali ke kamar mandi untuk buang air besar. Pada awalnya keluhan itu masih bisa diatasi dan Gugun bisa berangkat meskipun kemudian sering menelpon ibunya minta dijemput pada jam istirahat pertama (sekitar jam 9); namun akhirakhir ini keluhan tersebut semakin menjadi‐jadi hingga Gugun tidak berangkat ke sekolah. SUBJEKTIF
Gugun mengalami kecemasan dengan
sekolah sejak kelas I SMP. Penyebab awalnya adalah pengalaman traumatik Gugun dengan pelajaran Olahraga yaitu dimarahi oleh guru karena tidak bisa mengikuti gerakkan melompat dan berlari dengan benar. Pada waktu itu ia masih siswa baru. OBJEKTIF Gugun menjadi sering bolos sekolah. Wali kelas menyebutkan bahwa selama satu semester terakhir, Gugun sudah membolos 70 kali dari 114 hari sekolah. Saat ujian akhir pun Gugun tidak datang sehingga harus mengikuti ujian susulan. Saat ini Gugun terancam tidak naik kelas atau dikeluarkan dari sekolah. Alasan Gugun tidak sekolah adalah karena sakit, yaitu sakit perut (mul, ingin muntah, dan diare), dada berdebar‐debar, dan pusing kepala. Pada pagi hari menjelang berangkat sekolah biasanya Gugun mengeluh sakit perut dan ia akan berulangkali ke kamar mandi untuk buang air besar. Pada awalnya keluhan itu masih bisa diatasi dan Gugun bisa berangkat meskipun kemudian sering menelpon ibunya minta dijemput pada jam istirahat pertama (sekitar jam 9); namun akhirakhir ini keluhan tersebut semakin menjadi‐jadi hingga Gugun tidak berangkat ke sekolah. ASSESMENT
SCHOOL REFUSAL (masalah emosional yang
dimanifestasikan dengan ketidakinginan anak untuk menghadiri sekolah dengan menunjukkan simptom fisik, yang disebabkan karena kecemasan berpisah dari orang terdekat, karena pengalaman negatif di sekolah atau karena masalah dalam keluarga (Rini, 2002)) PLANNING
• Berkomunikasi secara intensif dengan pihak sekolah
• Berobat ke dokter umum maupun ke psikiater, • Berobat secara spiritual ke Kyai. • Konseling berkelanjutan yang melibatkan berbagai pendekatan yaitu edukasi dan konsultasi, • Pendekatan perilaku, educational‐support (mendukung pendidikan) dengan melakukan advokasi dengan pihak sekolah, • Intervensi keluarga. • Farmakoterapi tidak dilanjutkan karena tidak dipandang efektif oleh klien.