OLEH :
SISKA FEBRIANTI
856195517
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
1. Saudara telah mempelajari mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui sesi 1,2, dan
3. Silakan jabarkan satu kasus mengenai ABK, Saudara dapat mengambil dari berita atau
youtube atau sumber lain tetapi harus menampilkan sumber tersebut! Setelah itu jelaskan
kasus tersebut dengan teori yang telah diperoleh dalam sesi 1 sampai sesi 3, jelaskan dengan
kalimat Saudara mengenai kasus tersebut!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Anak-anak Berkebutuhan Khusus
yang Sekolah di SD Negeri", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2017/09/22/16371601/kisah-anak-anak-berkebutuhan-
khusus-yang-sekolah-di-sd-negeri?page=all.
Kasus alifia tersebut termasuk dalam Tunarungu.
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen
maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah:
2. Saat ini hak memperoleh Pendidikan bagi ABK sudah diatur dalam Undang-Undang. Silakan
jabarkan peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan dengan kalimat
Saudara sendiri!
Pemerintah sendiri telah mengamanatkan hak atas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
sebagaimana diatur dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia yaitu:Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan,
pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya
sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan diri, dan kemampuan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Kemudian lewat Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (“UU Sisdiknas”) mengamanatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus, yang berbunyi:Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Adapun telah tersedia satuan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik berkebutuhan
khusus, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah yaitu satuan pendidikan khusus
seperti Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB)/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).[2]Selain pada satuan pendidikan khusus,
siswa berkebutuhan khusus juga dapat menempuh pendidikan pada sekolah terpadu. Sekolah
terpadu merupakan sekolah reguler yang menerima anak berkebutuhan khusus, dengan
kurikulum, sarana prasarana yang sama untuk seluruh peserta didik. Sekolah terpadu saat ini
lebih dikenal dengan sekolah inklusif.[3]Pendidikan inklusif.
3. Dari pertanyaan no 2, terlihat peraturan mengenai Pendidikan bagi ABK memang sudah ada.
Menurut Saudara apakah peraturan tersebut sudah benar-benar terlaksana di Indonesia saat
ini? Berikan alasannya disertai bukti-bukti konkret dari internet atau sumber lain (harus
melampirkan sumbernya)!
Belum,karena pemahaman dan sikap yang belum merata di kalangan masyarakat tentang
pendidikan ingklusif,keterbatasan kemampuan dan keterampilan guru dalam memberikan
layanan pendidikan kepada ABK serta fasilitas yang belum memadai untuk ABK tersebut.
aksesibilitas bagi anak berkebutuhan khusus masih perlu ditingkatkan, baik di sekolah umum
maupun yang telah menyelenggarakan pendidikan inklusif. Untuk itu kita meminta setiap
perwakilan dapat memberikan masukan guna meningkatkan pelayanan bagi siswa
berkebutuhan khusus. "Kita minta bantuan kepada bapak dan ibu mengenai peningkatan
aksesibilitas di lingkungan sekolah-sekolah inklusi.
Hardadi Gatot, Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kota Palu, Sulawesi Tengah,
yang ditugaskan dalam kegiatan pokja pendidikan inklusif mengungkapkan pentingnya
peningkatan pemahaman pemangku kepentingan di daerah mengenai pendidikan khusus.
Selain itu, koordinasi antara guru sekolah inklusi dengan dinas pendidikan dirasa masih perlu
diperbaiki. "Kami harapkan segera diterbitkan SK tim kelompok kerja pendidikan inklusif dari
Dinas Pendidikan," ujar Gatot.
Segera, menurut Sanusi, Peraturan Pemerintah (PP) mengenai akomodasi yang layak bagi
penyandang disabilitas di bidang pendidikan akan diterbitkan untuk mendorong peningkatan
pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.
Saat ini, dengan adanya perubahan nomenklatur, seiring dengan Undang-Undang Nomor
8Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, Kemendikbud tengah merancang penerbitan
Permendikbud tentang Pendidikan Khusus. "Nantinya akan mencakup di wilayah segregasi yang
ada di SLB, pendidikan inklusi, kemudian yang cerdas istimewa dan bakat istimewa," pungkas
Sanusi. (*)Surabaya, Kemendikbud Surabaya, 14 Juli 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
4. Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan segregasi,
inklusi, dan integrasi. Menurut Saudara layanan Pendidikan manakah yang paling tepat? Dan
berikan alasannya!
Menurut saya layanan pendidikan yang paling tepat adalah layanan pendidikan inklusi karena
Pendidikan inklusi adalah metode pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak
berkebutuhan khusus untuk menuntut ilmu bersama dengan anak pada umumnya dengan
lingkungan yang sama. Dapat dikatakan pendidikan inklusi berbeda dengan SLB yang selama ini
kita kenal sebagai solusi bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Sehingga metode pembelajaran inklusi ini adalah solusi yang tepat bagi ABK untuk dapat
mengenyam pendidikan yang sama, setara dan bersama dengan anak pada umumnya tanpa
mehilangkan kelebihan yang mereka miliki. Sehingga ABK pun dapat menjadi bagian dari
masyarakat yang tidak dipandang sebelah mata.
5. Model-model layanan untuk anak berbakat terdiri dari model layanan kognitif-afektif, model
layanan perkembangan moral, model perkembangan nilai dan layanan berbagai bidang khusus.
Dari seluruh model layanan tersebut, menurut Saudara manakah model layanan yang paling
efektif untuk diterapkan pada anak berbakat dari aspek kognitif? Berikan alasannya!
menurut Saya, model layanan yang paling efektif untuk diterapkan pada anak berbakat dari
aspek kognitif adalah Model layanan kognitif-afektif Sasaran akhir dari model ini adalah
pengembangan bakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran sangat memperhitungkan
kreativitas dan sisi kognitif afektif yang merupakan dinamika dari proses perkembangan bakat
tersebut. Metode atau cara dalam melaksanakan model tersebut, yaitu dengan cara pemberian
stimulus langsung pada belahan otak kanan, dan metode tak langsung dengan menghayati
pengalaman belajar atau percakapan tertentu secara mendalam.