Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

TEMA: KEARIFAN LOKAL

TOPIK: MENGUNJUNGI TEMPAT BERSEJARAH DI DESA


SIALLAGAN, SAMOSIR, SUMATERA UTARA

SMP NEGERI 1 SIMANINDO


TAHUN AJARAN 2022/2023

PROGRAM PEMBELAJARAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 1


SMP NEGERI 1 SIMANINDO
TAHUN AJARAN 2022/2023

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 2


LEMBAR PENGESAHAN

TENTANG
MODUL 1 PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
DI SMP NEGERI 1 SIMANINDO

Kepala SMP Negeri 1 Simanindo ;

Menimbang : Perlu adanya perangkat guru berupa modul ajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran siswa dalam rangka penerapan kurikulum merdeka di sekolah.

Mengingat : 1. PP Nomor 4 tahun 2022_tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai


perubahan atas permendikbud no.57 tahun 2021
2. Permendikbudristek Nomor 5 TAHUN 2022_tentang Standar Kelulusan
3. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022_tentang Standar Isi
4. Kepmendikbudristek No.56/M/2022_ tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Merdeka

Memutuskan:

KESATU : Mensahkan setelah melalui telaah dan koreksi penggunaan modul 3 projek penguatan profil
pelajar Pancasila, tema Kearifan Lokal, topik “KUnjungan ke tempat bersejarah di Desa
Siallagan, Samosir Sumatera Utara” yang disusun tim untuk digunakan di SMPN 1
Simanindo.
KEDUA : Penggunaan modul hanya sebagai salah satu bahan ajar dan referensi belajar bagi
siswa kelas VII SMPN 1 Simanindo dan panduan bagi fasilitator dan pembimbing projek.
KETIGA : Modul 3 projek penguatan profil pelajar Pancasila ini terbuka untuk koreksi dan perbaikan.

Ambarita, 20 September 2022


Kepala SMP Negeri 1 Simanindo

Herta Siallagan, S.Pd, MM.


NIP. 196911231994122002

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 3


KATA PENGANTAR

Pertama-tama tim penyusun memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmatnya
sehingga Modul 1 projek penguatan profil pelajar Pancasila ini dapat selesai dan siap digunakan. Secara umum.
Modul ini berisi pendahuluan, pembelajaran dan assesment.

Modul ini disusun untuk menjadi bahan ajar dan/atau panduan bagi siswa di SMP Negeri 1 Simanindo di dalam
pelaksanaan pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila elemen Akhlak pribadi, Mengenal dan
menghargai budaya, Kolaborasi, dan Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan pada dimensi profil
pelajar pancasila. Adapun projek di Kelas VII mengambil tema kearifan lokal, dengan topik “Mengunjungi tempat
bersejarahdi Desa Siallagan, Samosir Sumatera Utara”. Siswa diberikan kebebasan di dalam mengembangkan
projek dan berkolaborasi dengan pihak/sumber lain yang diketahuinya, strategi pembelajaran maupun alokasi
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran modul 2 projek penguatan profil pelajar Pancasila
ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, sarana dan prasarana, minat serta karakteristik peserta didiknya.

Tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul 2 projek penguatan profil pelajar Pancasila ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran/masukan yang konstruktif dari para pembaca dan
siswa sebagai pengguna maupun dari pihak-pihak lain yang terkait dengan kurikulum merdeka sangat kami harapkan
demi kesempurnaan isi modul ini. Dengan adanya kritik dan saran tersebut penyusun berharap modul ini ke depan
akansemakin bermanfaat keberadaannya baik bagi guru dan peserta didik maupun rekan-rekan komunitas.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan modul ini, tim penyusun tetap berharap modul ini
dapat membantu siswa dan guru SMP Negeri 1 Simanindo di dalam melaksanakan pembelajran projek
penguatan profil pelajar pancasila.

Ambarita, September 2022

Penyusun

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 4


DAFTAR ISI Hal

Lembar Pengesahan 3
Kata Pengantar ………………………………………………………… 4
Daftar Isi ………………………………………………………………… 5
Peta kedudukan modul …………………………………………………………… 6
MODUL 3 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 7
Tujuan Projek 7
Pertanyaan Pemantik 7
Informasi Umum 8
Informasi Umum 9
Komponen inti 9
Komponen Inti 10
Dimensi, Elemen, Subelemen, dan Capaian 10
Tahapan Aktivitas Proyek 11

Kegiatan 1 12
Kegiatan 2 13
Tahap refleksi 14
Daftar Pustaka 17

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 5


PETA KEDUDUKAN MODUL

Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan Jenjang Pendidikan Dasar dan Memengah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA) Profil Pelajar Pancasila, Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Jakarta 2021. Hal 49.

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 6


Informasi Umum

MODUL 3 Kearifan Lokal


SMPN 1 Simanindo
“Mengunjungi Tempat Bersejarah Desa
Siallagan”

ASI UMUM

IDENTITAS
Mata Pelajaran : Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Penyusun : Tim Projek P5
Sekolah : SMPN 1 Simanindo
Tahun : 2022
Jenjang sekolah : SMP
Alokasi waktu : 10x40 mnt (10 pertemuan)
Fase / Kelas : D /VII
Tema : Kearifan Lokal
Topik : Mengunjungi Tempat Bersejarah Desa Siallagan”

TUJUAN PROJEK
Menguatkan profil pelajar pancasila melalui pemahaman nilai kearifanlokal pada Mengunjungi
Tempat Bersejarah Desa Siallagan”
PEMAHAMAN BERMAKNA
Mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dan melestarikan budaya masyarakat Batak Toba yang ada di
Samosir melalui kunjungan ke tempat bersejarah
PERTANYAAN PEMANTIK
Menurutmu,apakah perlu melestarikan tempat bersejarah dan apakah kunjungan ke tempat wisata masih
perlu dipertahankan di tengah perkembangan dunia yang sudah semakin maju dan modern? Mengapa?
Menurutmu, apa saja tempat bersejarah daerah yang perlu dilestarikan?
Menurutmu sejauh mana peran generasi muda dalam melestarikan kearifan lokal melalui tempat tempat
bersejarah
Sarana dan prasarana
Tempat bersejarah,mike pengeras suara, untuk refleksi Ruang kelas,
proyektor, Laptop, pulpen, kertasHVS, Klip sampul
Perlengkapan membuat jurnal tentang temapt tempat bersejarah
Target Peserta Didik
Peserta didik reguler
Peserta didik dengan kesulitan belajar
Peserta didik dengan pencapaian tinggi

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 7


INFORMASI UMUM

Relevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran

Dewasa ini, anak-anak lebih banyak menyukai situs situs sejarah luar negeri, atau situs
sejarah atau tempat bersejarah di luar daerah nya sendiri.
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran anak-anak akan mencintai budaya dan
tempat bersejarah di daerah sendiri, sebagai proses sejarah budaya, dan sejarah
terbentuknya daerahnya. dan mengenalkan kembali akar budayanya, maka
pembahasan terkait mengunjungi tempat bersejarah dipilih untuk menanamkan nila-
nilai kearifan lokal pada anak-anak, untuk melestarikan kembali tempat bersejarah
sebagai sumber sejarah dan sekaligus sebagai identitas budaya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan tempat tempat bersejarah sebagai situs
sejarah daerah masing-masing.Tempat bersejarah ini ini berpengaruh pada
pembentukan karakter dan sikap serta pola hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal
ini tergambar dari banyaknya sumber sejarah berupa tempat bersejarah, yang tersebar
di Pulau Samosir sebagai kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
Sekolah sebagai agen sosialisasi merupakan lingkungan belajar untuk anak. Oleh
karenanya, pengenalan tempat bersejarah pada kegiatan projek ini melalui
lingkungan sekolah akan terasa lebih bermakna. Kearifan lokal yang mulai lambat laun
terlupakan, bisa dikenalkan kembali pada anak-anak melalui kunjungan ke tempat
bersejarah.

Cara Penggunaan Perangkat Ajar Projek

Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMP (Fase D) agar dapat
melaksanakan projek dengan tema Kearifan Lokal. Judul projek pada perangkat ajar
ini adalah “Mengunjungi Tempat Bersejarah Desa Siallagan”” yang didalamnya
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik untuk mengenal tempat
bersejarah dan mencintai nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung didalamnya.
Perangkat ajar ini terdiri dari 10 aktivitas yang saling berkaitan. Disarankan projek ini
dilakukan pada semester 1 kelas 7 SMP dikarenakan aktivitas yang ditawarkan disusun
sedemikian rupa agar peserta didik tidak hanya mengenal tetapi juga memahami
makna pada proses dan nilai-nilai yang terdapat tempat bersejarah. Selain itu juga
dapat melakukan aksi nyata dalam upaya melestarikan tempat bersejarah didaerah
sendiri. Waktu yang direkomendasikan dalam pengerjaan projek ini adalah selama 1
minggu dengan total waktu 10 jam. Namun demikian, kami memahami bahwa setiap
sekolah memiliki kondisi yang berbeda. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah
mempunyai kewenangan dalam menyesuaikan jumlah aktivitas dan pengaturan
alokasi waktunya. Materi ataupun rancangan aktivitas dapat disesuaikan dengan
kondisi sekolah agar projek ini dapat berjalan lancar dan efektif. Kami pun sudah
menyiapkan beberapa alternatif dan tips agar dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menjalankan projek ini.

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 8


INFORMASI UMUMINFORMASI UMUM

Huta Siallagan terletak di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Huta
Siallagan ini merupakan salah satu tujuan wisata yang harus di kunjungi jika anda berada di Pulau Samosir. Untuk
datang ke Huta Siallagan ini anda cukup naik fery dari Tiga Raja Parapat ke Ambarita Pulau Samamosir.
Perkampungan atau Huta Siallagan ini Sekitar 300 meter dari Pelabuhan Ambarita . Adapun yang menjadi tempat
bersejarah di Desa Siallagan adalah…

1. Rumah bolon

Rumah Bolon
berusia ratusan tahun.(foto:doc widy holidays}
Kampung ini merupakan desa tua yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dibangun pada masa pemimpin Huta
pertama, yaitu Raja Laga Siallagan. Siallagan adalah keturunan Raja Naimbaton yang mengikuti garis Raja
Isumbaon, putra kedua Raja Batak. Huta Siallagan memiliki luas 2.400 meter persegi. Jikalau anda berkunjung
masih kelihatan pagar tua yang terbuat dari susunan batu alam setinggi dua meter. Konon pagar Huta Siallagan ini
dibuat untuk melindungi dari musuh dan binatang liar dengan pintu masuk yang sempit, cukup untuk satu orang
saja. Kondisi ini menyesuaikan dengan filosofi orang Batak: Masuklah ke rumah orang dengan sopan tanpa terburu-
buru.Rumah Bolon di sini dahulunya adalah rumah raja dan para pembantunya. Hingga saat ini rumah rumah
tersebut masih dihuni oleh ahli keturunan Raja Siallagan sebagai penerus dan pelestari adat Batak Khusunya di
Huta Siallagan. Selain rumah yang masih dihuni oleh Keterunan Raja Siallagan, di sini terdapat satu Rumah Bolan
yang dijadikan museum. Museum ini selalu diburu wisatawan setiap berkunjung ke sana.

B. Batu Persidangan

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 9


Di meja dan bangku inilah raja dan para pembantunya, melakukan rapat untuk mengadili siapa saja yang telah
berbuat kriminal. Tindak kriminal saat itu berupa pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan menjadi mata-mata
musuh. Hukumannya pun tidak main-main. Jika kejahatannya tergolong kejahatan berat, maka pelaku akan dijatuhi
hukuman pancung alias potong kepala. Jika kejahatannya kecil, maka akan diberikan sanksi berupa hukuman
pasung yang sarananya tersedia di kolong Rumah Bolon. Wisatawan dapat melihat perangkat pasung tersebut
sampai saat ini.

C. Batu pemenggalan

Bagi yang terbukti bersalah, akan dipenjara di kolong rumah raja dengan kaki dipasung. Pemasungan ini dilakukan
sambil menunggu dukun menentukan tanggal eksekusi.

Tanggal tersebut akan ditentukan dari hari paling lemah si penjahat. Pasalnya, rata-rata orang yang berani
melakukan kejahatan diyakini punya ilmu hitam.

Setelah mendapat penjelasan soal batu kursi, saya pun diajak ke area sebelahnya, yaitu tempat eksekusi. Ada rasa
ngeri saat melihat tempat pemenggalan kepala. Saya membayangkan bagaimana masyarakat menyaksikan langsung
proses pancung pada penjahat zaman dahulu.

Ya, setiap proses hukum biasa disaksikan oleh masyarakat. Hal ini juga dilakukan agar orang-orang takut berbuat
jahat.

Hukum pancung dibuat sedemikian dramatis. Pertama, penjahat akan diberi makan yang berisi ramuan dukun untuk
melemahkan ilmu hitam, kemudian dipukul menggunakan tongkat tunggal panaluan, yaitu tongkat magis dari kayu
berukir gambar kepala manusia dan binatang, dengan bagian atas berupa rambut panjang.

Saat dieksekusi, pakaian penjahat dilepaskan untuk memastikan tidak ada jimat yang masih tersisa. Setelah itu,
seluruh bagian tubuh akan disayat-sayat. Jika sudah terluka dan berdarah, bisa dipastikan ilmu hitam yang biasanya
membuat orang kebal, telah hilang.

Tak sampai di situ, jika tubuh telah mengeluarkan darah, akan disiram dengan air asam sampai si penjahat semakin
lemah. Setelah itu, baru hukum pancung dilakukan.

Kepala dan tubuh si penjahat dibuang jauh-jauh. Bagian tubuh yang diambil hanya hati, jantung, dan darah untuk
dimakan raja beserta panglima. Alasan mengapa raja makan itu adalah agar ilmu hitamnya semakin kuat dan
menambah kekebalan.

Seluruh kisah penghukuman sadis tersebut akhirnya berakhir pada abad ke-19, saat agama Kristen mulai
diperkenalkan oleh misionaris asal Jerman, yaitu Ludwig Ingwer Nommensen.

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 10


Komponen Inti

“Mengunjungi Tempat bersejarah di Desa Siallagan”


Samosir

PROJEK PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kearifan Lokal (Fase D)

Tujuan, Alur dan Target Pencapaian Projek

Salah satu produk budaya yang lambat laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat adalah
kearifan lokal tempat bersejarah. Pada tema “kearifan lokal” dengan mengacu pada
dimensi Profil Pelajar Pancasila. Projek “Mengunjungi tembpat bersejarah” ini disusun
dengan tujuan menguatkan profil pelajar pancasila melalui pemahaman nilai kearifan lokal
pada tempat bersejarah
Projek ini dimulai dengan kegiatan mencari data terkait tempat bersejarah Batak Toba
yang ada di Samosir melalui pengamatan langsung dalam junjungan ke tempat bersejarah..
Selanjutnya mengembangkan permasalahan melalui isu-isu yang terjadi di masyarakat
terkait dengan tempat bersejarah melalui hasil pengamatan yang dituangkan dalam tulisan,
atau jurnal.. Peserta didik kemudian diajak untuk lebih mengenal lebih dalam tempat
bersejarah yang dikunjungi melalui tulisan. Dalam prosesnya, mereka juga diajak untuk
mengembangkan kemandirian diri dan berkolaborasi untuk menciptakan sebuah event
kegiatan pameran atau kegiatan menceritakan kembali temapat bersejarah yang diamati
pada saat kunjungan atau disebut dengan story telling dimana jurnal yang dituliskan akan
diceritakan kembali dihadapan peserta didik kelas VIII dan Kelas IX pada kegiatan English
Day dengan menggunakan bahasa Inggris yang benar. Proyek ini mengembangkan empat
dimensi dari Profil pelajar Pancasila yakni Kemandirian, Gotong Royong dan
Berkebhinekaan Global, dan bernalar kritis beserta elemen-elemen yang terkait.

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 11


KOMPONEN INTI

PROJEK PROFIL PELAJAR PANCASILA


“Mengunjungi Tempat bersejarah di Desa Siallagan, Samosir
Sumatera Utara ”
Kearifan Lokal (Fase D)
Tujuan, Alur dan Target Pencapaian Projek

Salah satu produk budaya yang lambat laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat adalah
mencintai dan melestarikan tempat bersejarah di daerahnya sendiri . Pada tema “kearifan
lokal” dengan mengacu pada dimensi Profil Pelajar Pancasila. Projek “ mengunjungi tempat
bersejarah” ini disusun dengan tujuan menguatkan kembali profil pelajar pancasila melalui
pemahaman nilai kearifan lokal pada tempat tempat bersejarah.
Projek ini dimulai dengan kegiatan mencari data terkait dengan tempat bersejarah yang
ada di Samosir, khususnya yang ada di Desa Siallagan. Selanjutnya mengembangkan
permasalahan melalui isu-isu yang terjadi di masyarakat terkait dengan cara pengenalan
akan tempat bersejarah yang sangat berpengaruh bagi sejarah dan pembentukan daerah
sendiri. . Banyaknya tempat bersejarah yang ada di luar Daerah Samosir saat ini yang
kemungkinan akan menggeser akan peran dari nilai-nilai yang luhur dari budaya asli Batak
Toba. Peserta didik kemudian diajak untuk lebih mengenal tempat bersejarah yang ada di
sekitarnya dan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya. Dalam prosesnya, mereka
juga diajak untuk mengembangkan kemandirian diri dan berkolaborasi untuk menciptakan
sebuah event story telling atau menceritakan kembali temapat bersejarah yang sudah
dikunjungi nantinya di akhir projek pada semester ganjil.
Selanjutnya masuk ke dalam tahap aksi nyata. Pada tahap ini, peserta didik akan
berkolaborasi dengan guru, teman dan keluarga untuk membuat karya tulis tentang
temapat bersejarah dan budaya yang telah dikunjungi.
Alat dan Bahan : Alat tulis, buku catatan,
Cara: wawancara dengan narasumber, membuat daftar pertanyaan yang berhubungan
dengan data tempat bersejarah yang dikunjungi.

Melalui projek ini, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan empat dimensi dari
Profil pelajar Pancasila yakni Kemandirian, Gotong Royong dan Berkebhinekaan Global,
dan bernalar kritis beserta elemen-elemen yang terkait.

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 12


Dimensi, Elemen, Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Kearifan Lokal Fase D

Dimensi Elemen Sub elemen Target Pencapaian di akhir Fase D(SMP, 12‒15 Aktivitas
tahun)
Berkebineka Mengenal dan Mendalami budaya Memahami pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi 1
an Global menghargai dan identitas budaya budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan 1,6
budaya bangsa Indonesia sertamulai berupaya melestarikan budaya
dalam
kehidupan sehari-hari.
Gotong Kolaborasi Kerja sama Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang
royong lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan 12,14
kelompok di lingkungan sekitar, serta memberi semangat
kepada orang lain untuk
bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama.
Koordinasi Sosial Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok
, 3,
serta menjaga tindakan agar selaras untuk 4,10
mencapai tujuan bersama.

Kemandirian Regulasi diri Menunjukkan inisiatif Mengkritisi efektivitas dirinya dalam bekerja secara mandiri7
dan bekerja secara dengan mengidentifikasi hal-hal yang menunjang maupun 3,5,15
mandiri menghambat dalam mencapai tujuan.
Bernalar Memperoleh Mengajukan Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan
kritis dan pertanyaan interpretasi informasi, serta mencari tahu penyebabdan
memproses konsekuensi dari informasi tersebut. 2
informasi dan ,
gagasan 8
Mengidentifikasi, Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis informasi
mengklarifikasi, dan yang relevan serta memprioritaskan beberapa gagasan 7,9,11,13
mengolah informasi tertentu.
dangagasan

Kearifan lokal melahirkan generasi yang kompeten dan bermartabat 13


Tahapan (Aktivitas) Proyek
Langkah Langkah Setiap Tahapan (Aktivitas) Proyek

Kegiatan 1: Tahap Orientasi dan Kontekstualisasi ( Selasa, 20 September 2022)


Tahap Orientasi
1. Pengenalan 2. Sesi tanya 3. Diskusi 4. Diskusi
terhadap tema jawab(Siswa tentang tentang
kearifan lokal memberi harapan kesepakat
yaitu topik pertanyaan tentang pada an kelas
mengunjungi pengenalan tempat projek
tempat bersejarah dan guru
bersejarah atau siswa lainnya
menangggapi)

Tahap Kontekstualisasi
5. Refleksi Awal 6.Cerita tentang 7. Mengamati 8.Sesi tanya 9.Perencanaa
pengalaman video objek jawab dan n melalui
berkunjung ke yang akan pemberian diskusi
tempat bersejarah dikunjungi tanggapan kelompok
tentang
kunjungan ke
tempat
bersejarah di
Desa Siallagan

Kegiatan 2 : Tahap Aksi dan Refleksi ( Jumat, 23 September 2022)


Tahap Aksi
10. Siswa 11. Guru 12. siswa 13. Guru memimbing 14. Siswa
membentuk membimbing membuat siswa memahami membuat
kelompok lalu siswa laporan dari langkah-langkah laporan
menyiapkan alat memahami kegiatan membuat laporan kegiatan
dan bahan. langkah- dalam bentuk kegiatan dalam dalam
secara langkah tulisan ilmiah bentuk tulisan ilmiah bentuk
A.mandiri( Alat membuat tulisan
tulis, Buku laporan ilmiah
catatan) kegitan
B.kelompok dalam
(Kertas HVS 10 bentuk
lembar, kertas tulisan ilmiah
sampul plastik 1
lmbar,
Kertas jeruk
warna biru 1
lembar, Klip
batang warna biru
1 buah
Bahan: Berupa
daftar pertanyaan
Tahap Refleksi
15. Refleksi dan
tindak lanjut
Kegiatan 1: Orientasi dan Kontekstualisasi

Hari/Tanggal : Selasa, 20 September 2022


Waktu : 2JP
Alat : Laptop, in focus, speaker, buku catatan, dan alat tulis
Peran Guru : Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

Refrensi/bahan:
https://youtu.be/O0dFcJwEGtI
https://youtu.be/EICJiiv3yh0

A.Tahap Pengenalan
 Mengucap salam, berdoa dan presensi
 Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema kearifan lokal dengan topik
projek “Mengunjungi tempat bersejarah di Desa Siallagan”
 Guru mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan tema dan topik
 Diskusi tentang harapan siswa akan pelaksanaan program ini
 Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar

B.Tahap Kontekstualisasi
 Refleksi awal: siswa mengisi tabel di bawah sebagai bahan refleksi awal!
Pertanyaan refleksi Hasil Refleksi
Apa saja yang kamu ketahui tentang Desa
Siallagan?
Mengapa kamu ingin mengetahui hal itu?
Darimana saja kamu bisa mendapatkan
informasi?
Sejauh mana kamu dapat mengerjakan
proyek ini secara mandiri?
Apa saja bentuk bantuan yang kamu
perlukan dari guru dan orangtua

 Siswa berbagi dengan becerita di depan kelas tentang pengalamannya pernah melihat dan Mengamati tempat
bersejarah di Desa Siallagan melalui tampilan video link:
 Tim fasilitasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan tentang tampilan
video
 Membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan mempersiapkan kelompok masing-masing melalui diskusi dalam
kegiatan aksi proyek membuat laporan dari kegiatan mengunjungi tempat bersejarah di Desa Siallagan dalam
bentuk tulisan ilmiah secara bersama dalam kelompok yang dibagi yang akan dilakukan dalam tahapan aksi dan
pada hari Jumat, 23 September 2022
Kegiatan 2

Aksi dan Refleksi

Hari/Tanggal : Jumat, 23 September 2022


Waktu : 8JP
Alat : Alat Tulis dan buku Catatan, tulang klip/paper, kertas HVS, kertas jeruk dan plastik
transparan
Bahan : Daftar pertanyaan seputar tempat bersejarah di Desa Siallagan
Sarana/ prasarana : Tempat bersejarah yang dikunjungi batu persidangan I dan II, rumah adat
Batak Bolon, Batu pemenggalan,
Peran Guru : Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Refrensi/ :
Informasi dari informan, ( Guide)

Video
https://youtu.be/O0dFcJwEGtI
A. Tahap Aksi
1. Mengunjungi tempat Bersejarah
 Siswa bersama dengan teman satu kelompok menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
.
Alat yang digunakan: Alat tulis dan Buku catatan
Bahan yang diperlukan: daftar pertanyaan seputar tempat bersejarah yang dikunjungi
2. Guru Membimbing siswa
- Mengamati dan mengidentifikasi tempat yang bersejarah di Desa Siallagan
- Menanyakan informasi yang belum dipahami terkait dengan tempat bersejarah yang
belum dipahami

- memahami langkah-langkah pembuatan laporan tertulis dari kegiatan sesuai


prosedur berikut ini:
 Cover
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Latar belakang
 Pembahasan
 Penutup (Kesimpulan dan saran)
 Daftar pustaka (Minimal 2)
Contoh: Hasil wawancara dengan narasumber minimal dari 2 oarng informan (Orangtua
atau guide)
3.Siswa bersama kelompoknya bergotong royong menyusun laporan dari kegiatan sesuai
dengan prosedur penulisan laporan dalam bentuk tulisan Ilmiah sesuai prosedur yang
diberikan guru pembimbing

B. Tahap Refleksi
Siswa melakukan tahap refleksi dari pelaksanaan kegiatan mengunjungi tempat bersejarah di Desa
Siallagan.

 Refleksi awal: siswa mengisi tabel di bawah sebagai bahan refleksi awal!
Pertanyaan refleksi Hasil Refleksi
Apa saja yang kamu ketahui tentang Desa
Siallagan?
Mengapa kamu ingin mengetahui hal itu?
Darimana saja kamu bisa mendapatkan
informasi?
Sejauh mana kamu dapat mengerjakan
proyek ini secara mandiri?
Apa saja bentuk bantuan yang kamu
perlukan dari guru dan orangtua
Daftar Pustaka

Bahan Bacaan
1.https://travel.kompas.com/read/2022/07/20/195355327/huta-siallagan-tempat-wisata-
di-samosir-yang-dikunjungi-delegasi-w20
2.http://digilib.unimed.ac.id/17554/6/7.%20NIM.%20308321072%20Daftar%20Gambar.
pdf
3.https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5264696/dahulu-inilah-tempat-sidang-
dan-hukuman-penggal-di-samosir
4.https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/siallagan_pindaraya
Video
https://youtu.be/O0dFcJwEGtI
https://youtu.be/EICJiiv3yh0

Kewirausahaan_menggali jiwa interpreuner sejak dini 18

Anda mungkin juga menyukai