Anda di halaman 1dari 1

SISWA : I GEDE BAGUS JIYESTHA PUTRA

NOSIS : 2023030194
TON/PI : 2/C
HARI/TGL : 22 MARET 2021
MAPEL : KAPITA SELEKTA PERUNDANG-UNDANGAN

1. Menurut Hukum Positif


Hukum pidana juga mengenal usia belum dewasa dan dewasa. Yang disebut
umur dewasa apabila telah berumur 21 tahun atau belum berumur 21 tahun,
akan tetapi sudah atau sudah pernah menikah. Hukum pidana anak dan
acaranya berlaku hanya untuk mereka yang belum berumur 18 tahun, yang
menurut hukum perdata belum dewasa. Yang berumur 17 tahun dan telah
kawin tidak lagi termasuk hukum pidana anak, sedangkan belum cukup umur
menurut pasal 294 dan 295 KUHP adalah ia yang belum mencapai umur 21
tahun dan belum kawin sebelumnya. Bila sebelum umur 21 tahun
perkawinannya diputus, ia tidak kembali menjadi “belum cukup umur.

2. Menurut UU Perkawinan
Undang No. 1 tahun 1974 mengatur mengenai usia dewasa, serta pola
pengaturan bagaimanakah yang dianut, sekaligus mencoba
memperbandingkannya dengan pengaturan didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Lazim dianut pendapat bahwa usia dewasa dikaitkan dengan
pasal47 dan pasal 50 Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
Dari ketentuan kedua pasal tersebut, maka dapat disimpulkan, bahwa usia
dewasa yang dimaksud ialah 18 tahun. Mereka yang belum berusia 18 tahun,
belum dewasa, dan berada dibawah kekuasaan orang tua atau wali.

3. Menurut UU Administrasi Kependudukan


Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan,
menyatakan Penduduk Warga Negara Indonesia adalah Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 tahun atau telah kawin
atau pernah kawin wajib memiliki e-KTP.

Anda mungkin juga menyukai