Anda di halaman 1dari 10

Kelas : 7C

Kelompok :2

INTERPRETAS I – PSAK

Nomor: 16 dan 17

tentang

“Akuntansi Aset Tetap dan Penyusutan”

dan

kasus

“PT. Gudang Garam Tbk”

Disusun Oleh:

1. Sylvia Apriliana (201710170311116)


2. Muhammad Irvan (201710170311117)
3. Aulia Alifiani Prastiwi Putri (201710170311118)
4. Zuni Aida Vitaloka (201710170311120)
5. Muhammad Arrahman Alfi (201710170311121)
Dosen Koordinator : Siti Zubaidah, Dra., MM., Ak., CA

Dosen Pengampu : M. Wildan Affan, SE., M.SA

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Malang
November, 2020
BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Gudang Garam Tbk adalah salah satu industri rokok terkemuka di
tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga
kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang
Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL),
sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).
Produk produk yang dihasilkan oleh PT. Gudang Garam antara lain : Gudang
Garam International, Gudang Garam Surya 12, Gudang Garam Surya 16, Gudang
garam Surya Slims, Gudang Garam Surya Signature, Gudang garam Nusantara,
Gudang Garam Nusantara Mild, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja,
Taman Sriwedari, Sigaret Kretek Filter Klobot.

Gudang Garam memiliki aset tetap, seperti tanah, bangunan, mesin dan
peralatan, inventaris, kendaraan bermotor, helikopter, pesawat udara dan
peralatannya. Selain aset tetap yang sudah ada, masih terdapat aset dalam
penyelesaian.

Aset tetap tanah disajikan dengan biaya sedangkan aset tetap selain tanah
diukur dengan model biaya, dimana pada pengakuan awalnya diukur sebesar
biaya perolehan dan selanjutnya dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya biaya
bahan, peralatan serta biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyelesaian
aset tetap. Biaya perbaikan dan pemeliharaan normal dibebankan ke laba rugi,
sedangkan biaya penambahan dan pemugaran signifikan yang menambah manfaat
ekonomis masa depan aset tetap dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak
digunakan atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang
bersangkutan, sedangkan laba (rugi) yang terjadi dibukukan dalam laba rugi. Aset
tetap tanah tidakdisusutkan sedangkan penyusutan aset tetap selain tanah dihitung
dengan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat.
BAB II

RINGKASAN PSAK NO. 16 DAN PSAK NO. 17

1. Identifikasi
a) Menurut PSAK No. 16 (paragraph 6) Aset tetap adalah aset berwujud yang:
 dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;
dan
 diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
b) Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung
(PSAK No. 17 paragraf 1).
c) Akumulasi penyusutan (accumulated depreciaton) adalah bagian dari biaya
perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut
diperoleh.
2. Pengakuan
a) Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan andal. (PSAK No. 16 Paragraf 07)
b) Penyusutan suatu aset dimulai ketika aset siap untuk digunakan, yaitu ketika
aset berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen, penyusutan aset dihentikan
lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk
dijual (PSAK No 16 paragaraf 55)
c) Akumulasi penyusutan diakui saat akhir periode.
3. Pengukuran
a) Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan (PSAK No. 16 paragraf 15).
Elemen biaya perolehan (PSAK No. 16 paragraf 16):
 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di
masa mendatang
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan seseuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri
b) Penyusutan diukur berdasarkan biaya perolehan
c) Akumulasi penyusutan diukur berdasarkan biaya perolehan
4. Penilaian
a) Berdasarkan PSAK No. 16 terdapat dua metode penilaian untuk menilai aset
yang dimiliki, sebagai berikut:
 Model Biaya : Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai aset.
 Model Revaluasi : Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai
wajarnya dapat dinilai secara andal harus dicatat pada jumlah
revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah
tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang
cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai
wajar pada akhir periode pelaporan.
b) Penyusutan dan akumulasi penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut (PSAK No. 17
paragaraf 9):
1) berdasarkan waktu:
 metode garis lurus (straight-line method)
 metode pembebanan yang menurun:
2) berdasarkan penggunaan:
 metode jam -jasa (service-hours method)
 metode jumlah unit produksi (productive-output method).
3) berdasarkan kriteria lainnya:
 metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite
method)
 metode anuitas (annuity method)
 sistem persediaan (inventory systems).
4) Penyajian
a) Menurut PSAK No. 1 dalam laporan keuangan, penyajian aset tetap akan
terlihat dalam laporan posisi keuangan. Aset tetap dicatat sebesar nilai
bukunya, yaitu harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi
depresiasi aset tetap.
b) Penyajian biaya penyusutan akan terlihat dalam laporan laba rugi.
c) Penyajian akumulasi penyusutan akan terlihat dalam laporan posisi keuangan
dalam bagian aset tetap sebagai pengurang aset tetap
5) Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelas aset tetap (PSAK No.
16 paragraf 73)
a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
b) Metode penyusutan yang digunakan;
c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode
e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

Pengungkapan metode penyusutan yang digunakan dan estimasi umur


manfaat atau tarif penyusutan (PSAK No. Paragraf 75):
a) penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari
biaya perolehan aset lain, selama suatu periode; dan
b) akumulasi penyusutan pada akhir periode
BAB III
INTERPRETASI KASUS DI PERUSAHAAN
3.1 Implementasi PSAK No. 16 dan 17 di Perusahaan
1. Identifikasi
d) Menurut PSAK No. 16 (paragraph 6) Aset tetap adalah aset berwujud
yang:
 dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
 diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
e) Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode
akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun
tidak langsung (PSAK No. 17 paragraf 1).
f) Akumulasi penyusutan (accumulated depreciaton) adalah bagian dari
biaya perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak
aktiva tersebut diperoleh.
2. Pengakuan
a) Akun-akun aset tetap yang digunakan dalam laporan keuangan yaitu
tanah, bangunan, mesin dan peralatan, inventaris, kendaraan
bermotor, helikopter, pesawat udara dan peralatannya serta aset
dalam penyelesaian (CALK No. 2 poin g)
b) Penyusutan dibebankan pada biaya produksi dan juga beban usaha
(CALK No. 8).
c) Akun-akun akumulasi penyusutan yang digunakan dalam laporan
keuangan yaitu penyusutan bangunan, penyusutan mesin dan
peralatan, penyusutan investaris dan penyusutan kendaraan
bermotor, helikopter, pesawat udara dan peralatannya. (CALK No.
8)
3. Pengukuran
a) Berdasarkan CALK PT. Gudang Garam aset tetap penyusutan diukur
berdasarkan biaya perolehan. (CALK No.2 Poin g)
b) Biaya penyusutan penyusutan diukur berdasarkan biaya perolehan.
c) Akumulasi penyusutan diukur berdasarkan biaya perolehan.
4. Penilaian
a) Aset tetap selain tanah dinilai dengan model biaya, dimana pada
pengakuan awalnya diukur sebesar biaya perolehan dan selanjutnya
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. (CALK
No 2 poin g)
b) Biaya penyusutan aset tetap selain tanah dinilai dengan metode garis
lurus selama taksiran masa manfaat. (CALK No 2 poin g)
c) Akumulasi aset tetap selain tanah dinilai dengan metode garis lurus
selama taksiran masa manfaat sebagai berikut (CALK No 2 poin g):
Penyusutan Tahun
Bangunan 20-30
Mesin dan peralatan 4-25
Inventaris 4-5
Kendaraan bermotor, helikopter, pesawat udara & peralatannya 3-16, 25

5. Penyajian
a) Aset tetap disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan dibagian aset
tidak lancar sebagai aset tetap bersih. Pelaporan aset tetap dalam
laporan posisi keuangan disajikan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan. Dalam laporan posisi keuangan dilaporkan nilai buku
pada tahun 2018 sebesar Rp 22.758.558 juta dan tahun 2019 sebesar
Rp 25.373.983 juta.
b) Akumulasi penyusutan dilaporkan dalam catatan atas laporan
keuangan pada tahun 2018 sebesar Rp 17.789.611 juta dan tahun
2019 sebesar Rp 20.111.279 juta. (CALK No.8)
c) Penyusutan dilaporkan dalam laporan laba rugi yang dibebankan
pada biaya produksi sebesar Rp 1.904.371 juta dan beban usaha
sebesar Rp 625.203 juta di tahun 2019 dan biaya produksi sebesar
Rp 1.696.277 juta dan beban usaha sebesar Rp 568.453 di tahun
2018. (CALK No.8)
6. Pengungkapan
Dalam catatan atas laporan keuangan telah diungkapkan metode
pengukuran tanah dan aset tetap selain tanah, penjelasan mengenai akun
aset dalam penyelesaian ,umur manfaat atau tarif penyusutan yang
digunakan serta metode penyusutan yang digunakan untuk aset tetap
selain tanah (CALK No.2 Poin g). Selain itu juga diungkapkan akumulasi
penyusutan pada awal periode 2019 sebesar Rp 17.789.611 juta dan pada
akhir periode 2019 sebesar Rp 20.111.279 juta. ( CALK No. 8)
3.2 Interpretasi PSAK No. 16 dan 17
1. Identifikasi
Menurut PSAK No. 16 (paragraph 6) Aset tetap adalah aset berwujud
yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat


disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk
periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung
maupun tidak langsung (PSAK No. 17 paragraf 1).

Akumulasi penyusutan (accumulated depreciaton) adalah bagian


dari biaya perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak
aktiva tersebut diperoleh.

2. Pengakuan
Akun yang terdapat pada laporan keuangan adalah aset tetap, hal
ini sesuai dengan PSAK No. 16 yang menyatakan bahwa aset tetap dapat
diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu
aset tetap dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Akun penyusutan yang terdapat dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan PSAK No. 17 dimana aset yang disusutkan telah
memenuhi kriteria dari aset yang dapat disusutkan.
3. Pengukuran
Aset tetap perusahaan Gudang Garam diukur dengan biaya
perolehannya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang
bersangkutan. Hal tersebut sudah sesuai dengan PSAK No. 16 dan No.
17
4. Penilaian
Penilaian aset tetap pada laporan keuangan perusahaan Gudang
Garam telah memadai karena telah sesuai dengan PSAK No. 16, dimana
aset tetap perusahaan dinilai menggunakan salah satu model penilaian
yang terdapat di dalam PSAK No. 16 yaitu model biaya (Cost Model).
5. Penyajian
Aset tetap disajikan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dalam
laporan posisi keuangan bagian aset tidak lancar setelah investasi pada
entitas asosiasi. Penyajian ini sudah sesuai dengan konsep aset yang
merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat masa depan.
6. Pengungkapan
Secara keseluruhan perusahaan telah mengungkapkan tentang aset
tetap dan penyusutan sesuai dengan PSAK No. 16 dan No. 17.
Pengungkapan dilakukan agar pengguna laporan keuangan dapat
memahami informasi mengenai aset tetap dan perubahan dalam aset tetap
tersebut.
BAB IV
SIMPULAN

PT. Gudang Garam Tbk adalah salah satu industri rokok terkemuka di
tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Dari
hasil aktivitas tersebut perusahaan memiliki aset tetap berupa bangunan,
inventaris, mesin, peralatan, kendaraan bermotor, helikopter, pesawat udara, dan
peralatannya. Dimana setiap jenis asset tetap memiliki masa manfaat ekonomis
yang berbeda-beda.

PSAK No. 16 membahas tentang pengakuan aset tetap, penentuan jumlah


tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap
sedangkan PSAK No. 17 membahas tentang penentuan jumlah yang dapat
disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa manfaat ekonomi.

Secara umum dalam kegiatan akuntansi khusunya dalam pengelolaan aset


tetap dan penyusutan aset tetap PT. Gudang Garam Tbk sudah diterapkan dengan
baik PSAK No. 16 dan PSAK No. 17, dimana pengakuan, pengukuran, penilaian,
penyajian, dan pengungkapan aset tetap maupun penyusutan aset tetap sudah
sesuai dengan pernyataan yang tercantum di dalam PSAK No. 16 dan No. 17.

Anda mungkin juga menyukai