Anda di halaman 1dari 10

Kajian Permukiman Kumuh Dan Nelayan Tambak Lorok Semarang

Studi Kasus Partisipasi Masyarakat

KAJIAN PERMUKIMAN KUMUH DAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG


Studi Kasus Partisipasi Masyarakat

Augi Sekatia1
1
Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro
Jl.Hayam Wuruk No.05 Pleburan – Semarang – Jawa Tengah

ABSTRAK

Desa Tambak Lorok terletak di Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara.
Desa ini berlokasi di pesisir Laut Jawa dan dilintasi oleh Kali Banger. Desa ini terkenal sebagai
pemukiman nelayan semenjak tahun 1950. Secara umum kondisi permukiman di Tambak Lorok
sangat tidak sehat dan kumuh. Kawasan yang sering dilanda banjir ini terletak pada
pertemuan Sungai Banjir Kanal Timur dan kali Banger sebelum masuk muara Laut Jawa.
Banyak permasalahan sosial ekonomi yang terjadi di permukiman tersebut. Akan tetapi
terindikasi bahwa permukiman ini memiliki partisipasi masyarakat yang baik. Maka
disimpulkan suatu pertanyaan penelitian yaitu apa saja permasalahan permukiman Tambak
lorok dan bagaimana penduduknya berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraakn
kehidupan permukiman tersebut. Penelitian didasarkan dari studi literatur dan survey
lapangan untuk mengkaji permasalahan dan partisipasi yang ada. Hasil dari pembahasan ini
adalah ditemukannya pokok dari permasalahan yaitu dari segi ekonomi sehingga masih
membutuhkan uluran bantuan dari pemerintah. Partisipasi masyarakat sangat baik walaupun
terbentur dari dana dan masih menunggu bantuan, partisipasi yang kurang adalah dalam
pengolahan sampah.

Kata kunci: permukiman, permukiman kumuh, partisipasi masyarakat

PENDAHULUAN Salah satu Kampung Kota yang


terkenal di Kota Semarang ada
Permukiman masyarakat Permukiman Tambak Lorok. Desa Tambak
berpenghasilan rendah merupakan kampung, Lorok terletak di Kelurahan Tanjung Mas
umumnya dihuni oleh pendatang dari daerah Kecamatan Semarang Utara. Desa ini
pedesaan (rural) yang mempunyai harapan berlokasi di pesisir Laut Jawa dan dilintasi
memperoleh kesempatan kerja dan oleh Kali Banger. Desa ini terkenal sebagai
penghasilan tinggi. Mereka bekerja pada pemukiman nelayan semenjak tahun 1950
sektor informal, dengan tingkat keterampilan karena letaknya yang berdekatan dengan
ekonomi dan pendidikan yang rendah serta laut dan selanjutnya budaya itu turun
keahlian dan ketrampilan yang terbatas. temurun hingga sekarang. Berdasarkan
Permukiman ini juga disebut ‘Kampung Kota’ perhitungan penyusun, luas
yang umumnya terletak di sekitar pusat kota, perkampungan Tambak Lorok adalah
mempunyai kepadatan tinggi tanpa halaman ±45,29 Ha dengan daerah tambak/kolam
yang cukup, serta prasarana fisik lingkungan ikan sebesar 10,89 Ha dan Pemukiman
yang kurang memadai. 34.4 Ha.

57
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.15 No.1 Januari-Juni 2015

Keberadaan permukiman nelayan perumahan dengan luas wilayah dan


sangat berkaitan erat dengan sumber jumlah penduduk tertentu, yang
penangkapan ikan, daerah distribusi hasil dilengkapi dengan sistem prasarana,sarana
tangkapan dan daerah pantai, dimana pantai lingkungan dn tempat kerja terbatas dan
ini harus mudah dcapai oleh publik dengan dengan penataan ruang yang terencana
sistem transportasi dan jaringan jalan yang dan teratur sehinga meningkatkan
baik, diperkaya dengan berbagai kegiatan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
ekonomi, sosial dan budaya yang mempesona Sedangkan, Dalam suatu permukiman,
tanpa harus merusak lingkungannya setiap hunian yang ada tidak hanya dapat
(Budihardjo, 1997) dilihat secara fisik, tetapi juga merupakan
Dengan pertumbuhan populasi yang proses yang berkembang dan berkaitan
cepat ini, menyebabkan beberapa dengan proses mobilitas penghuniannya
permasalahan permukiman, antara lain dalam kurun waktu tertentu.
kepadatan dan kekumuhan. Hal ini juga Permukiman dapat diartikan
terjadi di permukiman Tambak Lorok. sebagai suatu kawasan yang merupakan
Berdasarkan latar belakang tersebut, kota atau desa atau bagian dari kota atau
tulisan ini bermaksud untuk mengkaji desa yang mempunyai fungsi utama
permasalahan permukiman di Desa Tambak sebagai lingkungan tempat tinggal, tempat
Lorok dan juga mengkaji partisipasi penduduk bermukim, bekiprah, dalam
masyarakat dalam menghadapi kegiatan kerja dan usaha untuk memenuhi
permasalahan yang ada di Desa Tambak kebutuhan hidupnya.
Lorok tersebut. Fungsi utama permukiman tidak
hanya sebagai tempat tinggal atau hunian
METODE PENELITIAN yang digunakan manusia untuk berlindung
dari gangguan iklim dan makhluk hidup
Penelitian tentang kajian masyarakat lainnya, namun juga sebagai tempat awal
berpenghasilan rendah di permukiman pengembangan kehidupan dan
kumuh dan nelayan Tambak Lorok Semarang, penghidupan keluarga, dalam lingkungan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Penelitian ini menggunakan teknik Selain itu, perumahan juga berfungsi
pengumpulan data yaitu pengamatan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan
langsung dilapangan, studi literatur dan data- bermasyarakat dalam lingkungan terbatas.
data pemerintah yang terkait dengan Permukiman (Human Settlement)
penelitian. adalah tempat (ruang) untuk hidup dan
berkehidupan bagi kelompok manusia.
TINJAUAN PUSTAKA (Doxiadis, 1971).
Pengertian Permukiman Pengertian permukiman berbeda
Menurut Kamus Besar Bahasa dengan istilah perumahan, permukiman
Indonesia, permukiman berasal dari kata mempunyai pengertian yang lebih luas
“mukim” yang berarti suatu kawasan atau dibanding dengan perumahan yang
daerah yang merupakan bagian dari kota atau diartikan semata-mata pada pengertian
bagian dari desa yang mempunyai fungsi fisiknya saja. Namun pada dasarnya,
utama sebagai tempat tinggal. keduanya saling berkaitan erat. Satu
Menurut UU No. 4 tahun 1992, kesatuan pengertian fungsional dimana
permukiman adalah suatu kawasan

58
perumahan merupakan sebuah subsistem (c) Kepadatan bangunan yang tinggi,
dari permukiman. dapat terlihat tidak adanya jarak
Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara bangunan maupun siteplan
permukiman adalah suatu lingkungan yang yang tidak terencana,
terdiri dari perumahan tempat tinggal (d) Kepadatan penduduk yang tinggi dan
manusia yang dilengkapi tidak hanya berupa masyarakatnya yang heterogen,
aspek fisik dan teknis saja namun juga (e) Sistem sanitasi yang miskin atau tidak
menyangkut aspek sosial, ekonomi, budaya dalam kondisi yang baik,
dan prasarana pelayanan yang merupakan (f) Kondisi sosial yang tidak dapat baik
subsistem dari sistem kota secara dilihat dengan banyaknya tindakan
keseluruhan. kejahatan maupun kriminal,
(g) Banyaknya masyarakat pendatang
Pengertian Permukiman Kumuh yang bertempat tinggal dengan
Johan Silas, seorang pakar dalam menyewah rumah.
bidang arsitektur dan permukiman kumuh 2. Ciri-ciri pemukiman kumuh, seperti yang
(Titisari dan Farid Kurniawan, 1999), diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi
menjelaskan bahwasanya kriteria pokok Suparlan adalah :
untuk menentukan permukiman (a) Fasilitas umum yang kondisinya
kumuh/marjinal adalah: bila berada di lokasi kurang atau tidak memadai.
yang ilegal, dengan keadaan fisiknya yang sub (b) Kondisi hunian rumah dan
standrat; penghasilan penghuni amat rendah pemukiman serta penggunaan
(miskin), tak dapat dilayani berbagai fasilitas ruangnya mencerminkan
kota; dan tidak diingini kehadirannya oleh penghuninya yang kurang mampu
publik (kecuali yang berkepentingan). atau miskin.
Berdasarkan kriteria Silas tersebut, aspek (c) Adanya tingkat frekuensi dan
legalitas juga merupakan kriteria yang harus kepadatan volume yang tinggi dalam
dipertimbangkan untuk menentukan penggunaan ruang-ruang yang ada di
kekumuhan suatu wilayah selain buruknya pemukiman kumuh sehingga
kondisi kualitas lingkungan yang ada. mencerminkan adanya kesemrawutan
1. Karakteristik Permukiman Kumuh tata ruang dan ketidakberdayaan
Menurut Arawinda Nawagamuwa dan ekonomi penghuninya.
Nils Viking (2003) keadaan kumuh dapat (d) Pemukiman kumuh merupakan suatu
mencerminkan keadaan ekonomi, sosial, satuan-satuan komuniti yang hidup
budaya para penghuni permukiman tersebut. secara tersendiri dengan batas-batas
Adapun ciri-ciri kawasan permukiman kumuh kebudayaan dan sosial yang jelas,
dapat tercermin dari : yaitu terwujud sebagai :
(a) Penampilan fisik bangunannya yang • Sebuah komuniti tunggal, berada
makin kontruksi, yaitu banyaknya di tanah milik negara, dan karena
bangunan-bangunan temporer yang itu dapat digolongkan sebagai
berdiri serta nampak tak terurus hunian liar.
maupun tanpa perawatan, • Satuan komuniti tunggal yang
(b) Pendapatan yang rendah mencerminkan merupakan bagian dari sebuah RT
status ekonomi mereka, biasanya atau sebuah RW.
masyarakat kawasan kumuh • Sebuah satuan komuniti tunggal
berpenghasilan rendah, yang terwujud sebagai sebuah RT

59
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.15 No.1 Januari-Juni 2015

atau RW atau bahkan terwujud para manager atau pemimpin yang hendak
sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan menerapkan seni partisipasi dan
hunian liar. kebanyakan dari mereka sependapat
(e) Penghuni pemukiman kumuh secara dengan ketiga gagasan tersebut, yaitu:
sosial dan ekonomi tidak homogen, 1. Bahwa partisipasi sesungguhnya
warganya mempunyai mata pencaharian merupakan suatu keterlibatan mental
dan tingkat kepadatan yang dan perasaan, lebih dari pada hanya
beranekaragam, begitu juga asal keterlibatan secara jasmaniah.
muasalnya. Dalam masyarakat 2. Kesediaan memberi sesuatu
pemukiman kumuh juga dikenal adanya sumbangan kepada usaha mencapai
pelapisan sosial berdasarkan atas tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa
kemampuan ekonomi mereka yang terdapat rasa senang, kesukarelaan
berbeda-beda tersebut. untuk membantu kelompok.
(f) Sebagian besar penghuni pemukiman Seseorang menjadi anggota kelompok
kumuh adalah mereka yang bekerja di dengan segala nilainya.
sektor informal atau mempunyai mata 3. Tanggung jawab merupakan segi yang
pencaharian tambahan di sektor menonjol dari rasa menjadi
informil. anggota.Diakui sebagai anggota
artinya ada rasa “sense of
Permukiman Nelayan belonginess”
Nelayan merupakan istilah bagi (Salam, 2010)
orang-orang yang sehari-harinya bekerja DATA
menangkap ikan atau biota lainnya yang Lokasi Permukiman Desa Tambak Lorok
hidup di dasar, kolom maupun permukaan Desa Tambak Lorok terletak di
perairan. Perairan yang menjadi daerah Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan
aktivitas nelayan ini dapat merupakan Semarang Utara. Desa ini berlokasi di
perairan tawar, payau maupun laut. pesisir Laut Jawa dan dilintasi oleh Kali
Berdasarkan pengertian permukiman Banger. Desa ini terkenal sebagai
dan pengertian nelayan, maka di simpulkan pemukiman nelayan semenjak tahun 1950
bahwa permukiman nelayan merupakan karena letaknya yang berdekatan dengan
suatu tempat hunian dan kegiatan laut dan selanjutnya budaya itu turun
pendukung kehidupan dan penghidupan bagi temurun hingga sekarang.
masyarakat yang bermata pencaharian Letak geografis desa Tambak Lorok
sebagai penangkap biota perairan. Partisipasi ditinjau dari Kota Semarang terletak di
Masyarakat BWK III Kota Semarang yang sebagian
Gordon Allport dalam bukunya yang besar tata guna lahannya untuk
Partisipasi dapat didefinisikan sebagai pemukiman.
keterlibatan mental/pikiran dan Secara fisik, kawasan Desa Tambak
emosi/perasaan seseorang di dalam situasi Lorork ini berbatasan dengan :
kelompok yang mendorongnya untuk Utara : Laut Jawa
memberikan sumbangan kepada kelompok Timur : S. Banjir Kanal Timur
dalam usaha mencapai tujuan serta turut Selatan : Kali Banger
bertanggung jawab terhadap usaha yang Barat : Kali Banger
bersangkutan. Didalamnya terdapat tiga
unsur (gagasan) yang penting artinya bagi

60
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Tambak terletak pada pertemuan Sungai Banjir
Lorok Kanal Timur dan kali Banger sebelum
masuk muara Laut Jawa.
Kepadatan hunian menjadikan
permukiman ini tidak memiliki ruang
terbuka. Meskipun demikian, hampir 80%
bangunan rumah di permukiman ini dalam
kondisi bangunan permanen.
1. Fasilitas Umum
(a) Jalan umum
Gambar 2. Jalan di kampung Tambak Lorok
Kondisi Rumah Permanen di Tambak Lorok biasa dilewati oleh kendaraan pribadi
(Sumber: Survey Penyusun, 2014) masyarakat sekitar juga pengunjung yang
ingin ke pasar lingkungan Tambak Lorok.
Kondisi Tambak Lorok yang kumuh di Jalan di pemukiman tersebut dilalui 2 arah
dominasi oleh penduduk yang bermata dan sebagian besar menggunakan paving
pencaharian sebagai buruh industri, buruh sebagai material jalannya, Namun masih
bangunan, pedagang, industri kecil, industry juga terdapat jalan yang masih tertutup
rumah tangga yang berkaitan dengan tanah yaitu jalan utama masuk kampung
penangkapan ikan. Tambak Lorok. Jalan tersebut mengalami
Kondisi Tambak Lorok sebagai peninggian dikarenakan menghindari rob.
permukiman nelayan mengharuskan (b) Jaringan Listrik
keterampilan yang masyarakat miliki adalah Penerangan di Tambak Lorok cukup
memperbaiki jaring, membelah ikan, memadai. Terdapat beberapa jenis lampu
memanggang ikan dan menjemur ikan. yang ada disana. Lampu jalan di Tambak
Namun, keadaan ini mengakibatkan Lorok berasal dari bantuan pemerintah
masyarakat di Tambak Lorok berperilaku
negatif yakni :
• Keras dan emosional tinggi.
• Tertutup dan sulit menerima
perubahan
• Mudah curiga pada pihak lain
• Tingkat kriminalitas tinggi, hal ini Gambar 3.
dapat dibuktikan dengan banyaknya Kondisi Jalan Lingkungan Tambak Lorok
preman yang tinggal di daerah ini dan (Sumber: Survey Penyusun, 2014)
sering terjadi perkelahian akibat
minuman keras.
yang berupa lampu mercury, ada pula dari
swadaya warga yang berupa lampu-lampu
Kondisi Permukiman Tambak Lorok
jalan di depan rumah.
Secara umum kondisi permukiman di
Tambak Lorok sangat tidak sehat dan kumuh.
Kawasan yang sering dilanda banjir ini

61
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.15 No.1 Januari-Juni 2015

Sampah rumah tanggapun dibiarkan


berserakkan diantara rumah penduduk
yang satu dengan yang lain. Tentunya hal
ini dapat menimbulkan penyakit serta
menambah kekumuhan lingkungan
permukiman daerah ini. Kesadaran yang
kurang serta mereka lebih dituntut untuk
lebih mengutamakan kehidupan ekonomi
menjadikan kondisi ini tetap dibiarkan.
2. Fasilitas Sosial
(a) Fasilitas Ibadah
Kegiatan ibadah yang terfasilitasi di
Desa Tambak Lorok hanya kegiatan ibadah
Gambar 4. umat Islam, karena ditemukannya 11
Jaringan Listrik dan Penerangan Tambak Lorok masjid/mushola. Tidak terdapat tempat
(Sumber: Survey Penyusun, 2014) peribadatan umat Nasrani, Hindu, dan
Budha, hal itu juga dikarenakan umat
Nasrani, Hindu dan Budha jarang sekali
ditemukan di Desa Tambak Lorok.
Persebaran masjid dan mudhola terdapat
disetiap RW yang ada, bahkan terdapat

Gambar 6.
Fasilitas Ibadah Tambak Lorok
(Sumber: Survey Penyusun, 2014)

Gambar 5. pula masjid dan mushola yang berjarak


Kondisi Persampahan Tambak Lorok sangat dekat.
(Sumber: Survey Penyusun, 2014) (b) Fasilitas Kesehatan
Di Tambak Lorok terdapat beberapa
(c) Pengelolaan Sampah fasilitas kesehatan seperti Balai Kesehatan,
Pengelolaan sampah di desa Tambak Bidan, serta Posyandu. Fasilitas kesehatan
Lorok belum berjalan dengan baik, warga ini terletak di sepanjang jalan utama
justru memanfaatkan sampah yang ada untuk Tambak Lorok ini.
ditimbun di suatu tempat sembari 3. Fasilitas Khusus Nelayan
meninggikan bangunan rumah atau jalan. (a) TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
Tidak ditemukan TPS di Tambak Lorok, TPI Tambak Lorok ini biasa
sehingga Tambak Lorok pun terlihat kumuh. digunakan untuk melelang ikan setiap

62
harinya pukul 08.00 dengan urutan kerja Dermaga pendaratan ikan TPI
sebagai berikut: Nelayan membongkar Tambak Lorok merupakan dermaa tempat
muatan membersihkan ikan melelang ikan diturunkan dari perahu untuk
ikan ikan terjual. selanjutnbya dilelang. Berikut dermaga
(b) Dermaga Perapatan Perahu pendaratan ikan TPI Tambak Lorok.
Dermaga ini merupakan area (d) Dermaga Pariwisata

Gambar 7.
Fasilitas Kesehatan Tambak Lorok
(Sumber: Survey Penyusun, 2014)

Gambar 10.
Dermaga Pendaratan Ikan Tambak Lorok
(Sumber: Survey Penyusun, 2014)

Dermaga pariwisata merupakan


dermaga yang digunakan untuk
Gambar 8. pendaratan pengunjung yang ingin
TPI Tambak Lorok berwisata ke laut atau memancing.
(Sumber: Survey Penyusun, 2014) Biasanya pengunjung mendatangi
dermaga ini lalu naik ke perahu dan jalan-
jalan ke tengah laut dengan perahu.
Dermaga ini terletak di ujung kampung
Tambak Lorok dan hanya terdapat satu
dermaga.

Gambar 9.
Dermaga Perapatan Perahu Tambak Lorok
(Sumber: Survey Penyusun, 2014)

perapatan perahu nelayan biasa berada di


Gambar 11.
tepian sungai sekitar TPI atau di Kali Banger.
Area Penjemuran Ikan Tambak Lorok
Terdapat beberapa nama dermaga seperti (Sumber: Survey Penyusun, 2014)
dermaga Nusantara, Gotong Royong, Karang
Taruna. Nelayan mengkoordinasi sendiri
(e) Area Penjemuran Ikan
siapa saja yang boleh merapatkan perahunya
ke dermaga tertentu.
Suatu pemukiman nelayan pastinya
(c) Dermaga Pendaratan Ikan TPI
sangat kental dengan area penjemuran
ikan, karena tidak hanya menangkap,

63
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.15 No.1 Januari-Juni 2015

menjual, dan melelang ikan, masyarakat Apabila mesin perahu mengalami


Tambak Lorok juga mengolah ikan menjadi kerusakan, nelayan biasa memperbaiki
ikan asin atau ikan asap. mesin tersebut langsung di perahu dengan
(f) Pasar Ikan Setempat memanggil montir setempat. Apabila
Pasar ikan setempat ini terletak di kerusakan parah dan harus ditangani lebih
depan TPI dan menjual ikan secara eceran lanjut, maka mesin perahu dibawa pulang
hasil tangkapan nelayan kecil yang hanya atau dibawa ke rumah montir tersebut.
menghasilkan sedikit ikan setiap harinya.
Hasil tangkapan ini di jual untuk konsumsi ANALISA PERMUKIMAN KUMUH DAN
rumah tangga. NELAYAN DI TAMBAK LOROK

(g) Dok Struktur kawasan permukiman


Dok adalah tempat untuk memperbaiki Tambak Lorok merupakan bentuk struktur
perahu apabila perahu mengalami permukiman nelayan tradisional. Dengan
kerusakan/bocor. Dok ini berupa suatu tanah demikian pola – pola atau ciri khas adalah
lapang yang bisa mengkandaskan perahu dan dengan adanya ruang terbuka, kedekatan
terletak di sekitar dermaga perapatan dengan sungai dan akses masih
perahu. Para pekerja bisa langsung ditunjukkan oleh struktur permukiman ini.
membetulkan perahu yang bocor di dok Kondisi ini sangat perlu dipertimbangkan
tersebut. dengan menjadikan Tambak lorok sebagai
(h) Tempat Penjualan Solar Kampung Terpadu di Semarang. Program
Solar sebagai bahan bakar mesin pemerintah yang dapat diterapkan adalah
perahu sangat penting keberadaannya. Di Program Perbaikan Kampung ( PPK ).
Tambak Lorok, solar didapat dengan membeli Program Perbaikan Kampung ( PPK ) ini
ke warung-warung setempat, dimana dapat menggali potensi masyarakat
warung-warung tersebut membeli solar Tambak Lorok agar dapat lebih efektif dan
dahulu ke SPBU untuk dijual kepada nelayan aktif ikut terlibat dalam peningkatan
secara eceran. Tempat penjualan solar yang pembangunan di Tambak Lorok.
besar adalah milik perusahaan. Program Perbaikan Kampung ini
tentunya diperlukan partisipasi
masyarakat sebagai inti pembangunan.
Program yang umum dilakukan PPK
mencakup perbaikan jalan, perbaikan
saluran air bersih dan kotor, perbaikan
sistem pembuangan sampah, penyediaan
air bersih, serta pemenuhan fasilitas –
fasilitas umum masyarakat seperti fasilitas
kesehatan, fasilitas pendidikan, dan
fasilitas umum.
Gambar 12.
Tempat Penjualan Solar Tambak Lorok Program penanganan yang sesuai
(Sumber: Survey Penyusun, 2014) untuk permukiman kumuh dan Nelayan di
Tambak Lorok adalah :
(i) Bengkel Mesin Perahu (a) Penataan permukiman diikuti dengan
pemenuhan sarana dan prasarana
permukiman seperti fasilitas

64
pendidikan, fasilitas kesehatan dan perkembangan pembangunan di kawasan
fasilitas umum lainnya. permukiman Tambak Lorok. Pemerintah
(b) Daerah Tambak Lorok merupakan dapat membangun sabuk pantai dan
daerah permukiman nelayan, olehnya penanaman tanaman bakau dengan tidak
fasilitas masyarakat yang berkaitan lupa melibakan masyarakat Tambak Lorok
dengan Penangkapan ikan, pengolahan itu sendiri.
ikan, dermaga, bengkel dan pasar harus
juga menjadi prioritas dalam penataan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM Desa Tambak Lorok merupakan


UPAYA PERBAIKAN PERMUKIMAN DI sebuah perkampungan nelayan yang juga
TAMBAK LOROK merupakan salah satu permukiman
kumuh. Walaupun merupakan
Pemerintah tidak mungkin akan permukiman kumuh dan jauh dari kata
mampu membiayai sepenuhnya standar, namun penduduknya memiliki
pembangunan prasarana. Dalam arti peran inisiatif untuk berpartisipasi dalam
pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana pembangunan desanya. Beberapa fasilitas
dan prasarana secara langsung semakin lama mereka bangun sendiri walaupun jauh dari
harus semakin dikurangi dan digantikan kata sempurna. Tak dipungkiri bahwa ada
perannya sehingga dapat merangsang dan uluran tangan dari Pemerintah Kota
mengarahkan peran organisasi non Semarang maupun pihak swasta, namun
pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi dalam membangun mereka masih
pembangunan. Dalam hal ini penekanan berpartisipasi secara langsung Mereka
dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya membangun dengan gotong-royong.
ialah masyarakat itu yang mengelola dan Dengan gotong royong akan memudahkan
mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik dan juga menekan pengeluaran sehingga
yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga masyarakat dapat menggunakan uangnya
(Slamet,1993). untuk kehidupan sehari-hari. Warga
Sedangkan untuk uang tentunya Tambak Lorok juga selalu bahu membahu
mereka tidak dapat terlalu aktif karena untuk memperbaiki jalan maupun rumah
dengan kehidupan mereka yang ada yang rusak karena genangan rob.
masyarakat Tambak Lorok lebih dituntut Konsep rekomendasi penanganan
untuk lebih mengutamakan pemenuhan pembangunan perumahan dan
kebutuhan kehidupan ekonomi sehari – hari. permukiman bagi masyarakat
Program pembangunan rumah serta berpenghasilan rendah.di Tambak Lorok
perbaikan kampung bagi masyarakat Tambak adalah :
Lorok tentunya tetap membutuhkan (a) Program Perbaikan Kampung diikuti
partisipasi masyarakat untuk tetap aktif dengan perbaikan penataan
dalam pemeliharaan lingkungan mereka. permukiman serta pemenuhan sarana
Termasuk aktif dalam pengelolaan sampah, prasarana bagi masyarakat Tambak
berpartisipasi dalam pembersihan Lorok termasuk didalamnya
lingkungan, serta berusaha untuk pemenuhan fasilitas bagi masyarakat
meningkatkan lingkungan permukiman nelayan yakni Penangkapan ikan,
Tambak Lorok. Namun, keterlibatan pengolahan ikan, dermaga, bengkel
pemerintah sangatlah penting bagi dan pasar.

65
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.15 No.1 Januari-Juni 2015

(b) Program pembangunan rumah serta Di Kawasan Pusat Kota Palu. Ruang ,
perbaikan kampung bagi masyarakat 2.2010.
Tambak Lorok tentunya tetap 8. Sobirin. Distribusi Permukiman dan
membutuhkan partisipasi masyarakat Prasarana Kota : Studi Kasus Dinamika
untuk tetap aktif dalam pemeliharaan Pembangunan Kota di Indonesia, dalam
lingkungan mereka. Bentuk partisipasi Dimensi Keruangan Kota Teori dan
berupa : Pikiran, Tenaga, Pikiran dan Kasus. UI Press, Jakarta.2001.
tenaga, Keahlian, serta Barang. 9. Slamet, Y. Pembangunan Masyarakat
(c) Bagi pemerintah untuk dapat Berwawasan Partisipasi. Sebelas Maret
memperhatikan masalah permukiman University Press. Surakarta.1993.
pesisir dengan membuat sabuk pantai 10.Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di
maupun penanaman pohon bakau di Perkotaan. Jakarta: Penerbit Sinar
sepanjang garis pantai untuk dapat Harapan.1984
menghindari dan mengantisipasi 11.Sutami. Partisipasi Masyarakat pada
terjadinya air pasang, rob, dan abrasi. Pembangunan Prasarana Lingkungan
Tak lupa untuk tetap melibatkan Melalui Program Pemberdayaan
masyarakat dalam melakukan program- Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di
program tersebut. Kelurahan Marunda Jakarta Utara.
Tesis tidak diterbitkan, Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Program Sarjana Jurusan Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Anthoni J Catanese, J C Universitas Diponegoro,
Snyder.Perencanaan Kota.Edisi Semarang.2009.
Kedua.1989 12.Titisari, Ema Yunita dan Farid
2. Budihardjo, Eko..Lingkungan Binaan dan Kurniawan. Kajian Permukiman Desa
Tata Ruang Kota. Andi, Yogyakarta.1997. Pinggiran Kota; mengukur tingkat
3. Budihardjo,Eko. Tata Ruang Perkotaan. PT kekumuhan Kampung. Institut
Alumni, Bandung.1997. teknologi sepuluh november,
4. Doxiadis, Constantinos A. EKISTIC: An Surabaya.1999
Introduction to the Science of Human 13.Turner, J.F.C. Freedom To Build. Coller
Settlement. London : Hutchinson.1971. Mac Millan, New York.1972.
5. Komaruddin. Menelusuri Pembangunan 14.Peraturan Menteri Pembangunan
Perumahan dan Permukiman. Yayasan REI Perumahan No. 5/PERMEN/M/2007
- PT Rakasindo, Jakarta.1997. tentang Masyarakat Berpenghasilan
6. Mulyati, Ahda. Kajian Luas Rumah Tinggal Rendah
Masyarakat Berpenghasilan Rendah di 15.Undang-undang Republik Indonesia No.
Pusat Kota. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 3, 4 Tahun 1992, Tentang
Agustus 2008: 184 – 192. Fakultas Teknik, Perumahan dan Permukiman.
Universitas Tadulako.2008 16.Undang-undang Republik Indonesia No.
7. Salam, M. R.. Partisipasi Masyarakat 10 Tahun 1992, Tentang
Dalam Peningkatan Kualitas Permukiman Perumahan dan Permukiman

66

Anda mungkin juga menyukai