ID Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masya
ID Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masya
SULASMAN
ABSTRAK
Pembangunan perumahan di Sumatera Selatan pada umumnya dan di Palembang khususnya terus dilakukan oleh
pemerintah dan pihak swasta. Pembangunan perumahan ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
terhadap perumahan dan permukiman. Secara keseluruhan perkembangan pembangunan perumahan dan
permukiman di wilayah propinsi Sumatera Selatan masih belum mampu memenuhi kebutuhan terhadap perumahan.
Salah satu perumahan yang dibangun di kota Palembang adalah perumahan Ogan Permai Indah (OPI) yang
dibangun di daerah Jaka Baring, untuk mengetahui apakah pembangunan perumahan OPI ini dapat memenuhi
kebutuhan penduduk terhadap perumahan perlu dilakukan suatu analisis terhadap perumahan tersebut sehingga
pemerintah mendapatkan gambaran secara nyata terhadap keberadaan perumahan OPI apakah dapat memenuhi
kebutuhan penduduk akan perumahan.
Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan survey terhadap beberapa penghuni komplek perumahan OPI. Dari
analisis terhadap hasil yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penyediaan perumahan OPI
dapat memenuhi harapan bagi penyediaan kebutuhan akan permukiman di pusat kota karena harga yang disediakan
cukup terjangkau oleh masyarakat golongan menengah untuk dapat mencicil kredit perumahan.
keterjangkauan masyarakat (penghasilan) untuk 92,56 juta jiwa akan memadati kota – kota
membeli rumah. lebih – lebih kota – kota metropolitan dan
Tujuan dari penulisan ini antara lain kota – kota seperti : Jakarta, Bandung,
adalah untuk mengetahui apakah keberadaan Semarang, Surabaya, Medan, Ujung Pandang
perumahan komplek OPI di daerah Jaka Baring dan kota – kota lainnya. Arus urbanisasi ini
dapat memenuhi harapan bagi pemenuhan memberikan dampak yang akan
kebutuhan permukiman didaerah pusat kota. mempengaruhi pembangunan perumahan.
Dari tulisan ini diharapkan dapat memberikan Permasalahan yang dihadapi adalah pada
kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan penyediaan lahan, yang semakin lama
perumahan dan permukiman di kota Palembang. menjadi semakin langka dan semakin lama
harganya menjadi semakin mahal. Di
II. KAJIAN PUSTAKA samping permasalahan terbatasnya lahan,
permasalahan penyediaan sarana dan
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi prasarana perkotaan juga merupakan faktor
Pembangunan Perumahan yang mepengaruhi pembangunan perumahan.
Dengan bertambah luasnya daerah perkotaan,
Beberapa faktor yang mempengaruhi disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya
pembangunan perumahan antara lain adalah kota, sarana dan prasarana akan menjadi
faktor kependudukan, faktor pertanahan, faktor mahal karena bertambah panjangnya jaringan
keterjangkauan daya beli masyarakat, faktor yang harus dibangun dan diadakan.
perkembangan teknologi dan industri jasa
konstruksi, faktor kelembagaan, faktor peraturan 3. Faktor keterjangkauan daya beli
dan perundang-undangan, faktor swadaya dan masyarakat
peran serta masyarakat dan faktor badan-badan Dari pengamatan dan pengalaman yang
usaha pengadaan perumahan dan pembiayaan. diperoleh sejak pembangunan perumahan
pada PELITA-I sampai dengan PELITA-IV,
1. Faktor kependudukan masalah keterjangkauan merupakan faktor
Jumlah penduduk perkotaan dewasa ini yang yang sangat dominan dan mepengaruhi
terus berkembang akibat dari migrasi kelancaran pengadaan perumahan, di
penduduk, yang umumnya didominasi oleh samping masalah kependudukan dan masalah
penduduk miskin yang tidak memiliki pertanahan.
keterampilan yang cukup untuk Terutama dalam pembangunan perumahan
meningkatkan taraf kehidupannya. Laju untuk masyarakat yang berpenghasilan
pertambahan populasi penduduk perkotaan rendah, usaha – usaha yang telah ditempuh
ini relatif cukup tinggi yaitu mencapai 3,5% - oleh pemerintah dalam memberikan iklim
5% untuk beberapa kota di Indonesia yang baik bagi usaha masyarakat, adalah
merupakan permasalahan yang memberikan antara lain dengan pemberian kredit ringan
pengaruh yang sangat besar kepada melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah
pembangunan perumahan. (KPR) melalui Bank tabungan Negara (BTN)
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih maupun Bank – bank Pemerintah dan Swasta
kurang 21 juta RT / keluarga tinggal di lainnya. Walaupun demikian, dengan
daerah perkotaan dengan laju pertumbuhan kebijaksanaan ini baru dapat dicakup 15 %
rumah per tahunnya mencapai 800.000 unit saja dari kebutuhan perumahan yang ada.
sebanyak 16,7 juta rumah tangga memiliki Itupun hanya meliputi pembangunan
rumah tinggal dari jumlah tersebut sebanyak perumahan baru di daerah perkotaan. Dengan
13 juta rumah tangga menempati rumah yang terbatasnya sumber dana yang dapat
tidak layak huni, sedangkan 4,3 juta rumah disediakan Pemerintah, maka perlu dilakukan
tangga tidak memiliki rumah tinggal usaha – usaha lain untuk lebih banyak
(Siswono Yudohusodo, 1991). menyedot dana dari masyarakat, yang
2. Faktor pertanahan sebagian besar bahkan bersumber kepada
Menurut Siswono Yudohusodo, 1991, akibat dana yang murah. Hal tersebut memberikan
adanya arus urbanisasi sebagi fenomena kendala – kendala kepada pembiayaan dan
dunia pada saat ini terutama di negara – pendanaan pembangunan perumahan untuk
negara yang sedang berkembang, masyarakat yang berpenghasilan rendah.
diperkirakan bahwa pada tahun 2005 nanti
penduduk perkotaan di Indonesia akan 4. Faktor perkembangan teknologi dan
meningkat menjadi 40% dari seluruh industri jasa konstruksi
penduduk Indonesia. Berarti bahwa sekitar
Tabel 1. Data Pemilik Rumah pada Komplek (2) Kemampuan konsumen dalam menyicil
OPI rumah
Untuk dapat menyicil kredit perumahan
tentunya konsumen yang membeli rumah
harus memiliki penghasilan yang cukup
untuk menyicil rumah dan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga
pembangunan perumahan OPI yang
diperuntukkan bagi masyarakat golongan
menengah diharapkan dapat menyicil kredit
perumahan yang ada sesuai dengan
penghasilan yang mereka peroleh.
(3) Infrastruktur yang mendukung perumahan
Faktor lainnya yang menjadi pertimbangan
dari pengembang dalam membangun
perumahan yaitu Infrastruktur yang tersedia
pada lokasi pembangunan perumahan,
antara lain meliputi :
a. Ketersediaan Listrik
Adanya jaringan listrik yang sudah
tersedia pada suatu lokasi perumahan
tentunya merupakan daya tarik bagi
konsumen untuk dapat membeli
perumahan yang dibangun karena
saat ini listrik merupakan salah satu
kebutuhan utama untuk menunjang
kelancaran dan memberikan
kenyamanan dalam pelaksanaan
kegiatan sehari-hari didalam rumah
tangga.
b. Ketersediaan Air
Keterangan Penghasilan : Kebutuhan air merupakan kebutuhan
A. < Rp. 1.000.000,- utama dalam suatu rumah tangga oleh
B. Rp 1.000.000,- sampai Rp 2.000.000,- sebab itu adanya sumber air yang
C. > Rp. 2.000.000,- mudah diperoleh pada suatu lokasi
perumahan akan menjadi daya tarik
2. Tinjauan Terhadap Pengembang bagi konsumen untuk dapat membeli
Secara umum seluruh pengembang perumahan yang dibangun.
yang melaksanakan pembangunan perumahan c. Ketersediaan Jaringan Jalan
dan permukiman akan mempertimbangkan Keberadaan jalan yang merupakan
beberapa faktor utama antara lain yaitu : akses menuju lokasi perumahan juga
(1) Kemampuan konsumen dalam membeli merupakan salah satu faktor bagi
rumah pengembang dalam
Dalam mempertimbangkan daya beli mempertimbangkan pembangunan
masyarakat sebagai konsumen maka pihak perumahan
pengembang akan meninjau peruntukkan d. Ketersediaan Pasar
terhadap pembangunan perumahan karena Keberadaan pasar yang dekat dengan
perumahan yang dibangun dengan kualitas lokasi perumahan akan menjadi daya
baik pasti akan mempunyai daya jual yang tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
tinggi demikian pula sebaliknya. Oleh membeli perumahan yang dibangun
sebab itu pembangunan perumahan OPI karena keberadaan pasar yang dekat
yang dibangun pengembang haruslah dengan lokasi perumahan akan
disesuaikan dengan sasaran peruntukkannya memudahkan para penghuni
yaitu diperuntukkan bagi golongan perumahan untuk memenuhi
masyarakat menengah sehingga kualitas kebutuhan hidup sehari-hari.
bangunan juga dibangun dengan kualitas Lokasi perumahan OPI telah memiliki
sedang agar nilai jual dapat dijangkau oleh fasilitas-fasilitas Infrastruktur tersebut di atas
konsumen. misalnya : fasilitas linstrik, fasilitas air dari
lebih cenderung membeli karena untuk orang/ masyarakat yang membeli rumah di
memenuhi kebutuhan hidupnya yang utama Perumahan OPI sebelumnya masih tidak
yaitu kebutuhan akan rumah sehingga memiliki tempat tinggal sendiri.
sebagian besar orang yang membeli Dari hasil kajian diatas dapat dilihat
perumahan OPI adalah untuk ditinggali bahwa pembangunan Perumahan OPI bila
bukan hanya sekedar sebagai Investasi ditinjau dari pekerjaan pemilik rumah yang
dimasa yang akan datang. sebagian besar adalah karyawan dengan status
rumah sebagian besar adalah milik sendiri dan
(3) Pengelompokkanberdasarkan Penghasilan penghasilan per bulan yang diterima rata-rata
Pada tabel 4 dapat dilihat pengelompok satu juta rupiah sampai dua juta rupiah dan lama
kan berdasarkan penghasilan. tinggal di perumahan yang berkisar antara 3
samapi 5 tahun dapat dikatakan bahwa
Tabel 4. Kelompok Berdasarkan peruntukan perumahan yang ditujuan
Penghasilan pengembang bagi masyarakat golongan
No. Penghasilan per Jumlah menengah ternyata dapat memenuhi harapan
bulan (orang) dari pengembang sehingga penyediaan
1. < Rp 1.000.000,- 9 perumahan OPI dapat memenuhi kebutuhan
2. Rp 1.000.000,- sampai 16 permukiman.
Rp. 2.000.000,-
3. > Rp. 2.000.000,- 0 V. KESIMPULAN DAN SARAN
Total 25 A. Kesimpulan
Dilihat dari penghasilan per bulan ternyata Dari hasil kajian dapat diambil
sebagian besar pemilik rumah yang tinggal beberapa kesimpulan antara lain :
di perumahan OPI memiliki penghasilan (1) Penyediaan perumahan OPI dapat
berkisar antara Rp 1.000.000,- sampai memenuhi harapan bagi penyediaan
Rp.2.000.000,- , dari sini dapat dikatakan kebutuhan permukiman di daerah pusat
bahwa harga jual perumahan OPI masih kota, khususnya bagi masyarakat menengah
dapat dijangkau oleh masyarakat golongan ke bawah.
menengah yang memiliki penghasilan antara (2) Pemilik yang tinggal di Perumahan OPI
Rp 1.000.000,- sampai Rp.2.000.000,- memiliki berbagai latar belakang pekerjaan
karena mereka masih memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan penghasilan
untuk mencicil kredit rumah disamping yang brbeda pula
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- (3) Pengelompokkan pemilik perumahan dalam
hari. klasifikasi yang berbeda tetap menunjukkan
satu indikasi bahwa penyediaan kebutuhan
(4) Pengelompokkan berdasarkan Lama perumahan OPI dapat dijangkau oleh
Tinggal masyarakat golongan menengah yang
Pada tabel 5 dapat dilihat pengelompok memiliki penghasilan lebih sehingga
kan berdasarkan lama tinggal. memiliki kemapuan untuk dapat mencicil
kredit perumahan.
Tabel 5. Kelompok Berdasarkan Lama (4) Pembangunan perumahan OPI cenderung
Tinggal lebih dibutuhkan oleh masyarakat golongan
No. Lama Tinggal Jumlah mengengah sebagai suatu alternatif untuk
1. 1 Tahun 3 orang memenuhi kebutuhan di bidang perumahan.
2. 2 Tahun 6 orang
3. 3 Tahun 4 orang B. Saran
4. 4 Tahun 5 orang Adapun saran yang dapat diberikan
5. 5 Tahun 7 orang adalah :
Total 25 orang (1) Kajian terhadap perumahan dan
permukiman juga harus dilakukan bagi
Dilihat dari lamanya tinggal di perumahan penyediaan kebutuhan perumahan mewah
tersebut ternyata sebagian besar pemilik asli bagi masyarakat golongan atas.
lebih lama tingga diperumahan OPI yaitu (2) Diperlukan tinjauan yang lebih banyak lagi
berkisar antara 3 sampai 5 tahun, hal ini untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan
berarti bahwa masyarakat yang membeli perumahan dan permukiman.
perumahan OPI langsung mendiami rumah
tersebut dan dari sini dapat dikatakan bahwa