Anda di halaman 1dari 9

PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No.

2, September 2012 ISSN: 1907-6975

ANALISIS KEBUTUHAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT MENENGAH


KE BAWAH DI OGAN PERMATA INDAH (OPI)
JAKA BARING PALEMBANG

SULASMAN

Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil

ABSTRAK

Pembangunan perumahan di Sumatera Selatan pada umumnya dan di Palembang khususnya terus dilakukan oleh
pemerintah dan pihak swasta. Pembangunan perumahan ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
terhadap perumahan dan permukiman. Secara keseluruhan perkembangan pembangunan perumahan dan
permukiman di wilayah propinsi Sumatera Selatan masih belum mampu memenuhi kebutuhan terhadap perumahan.

Salah satu perumahan yang dibangun di kota Palembang adalah perumahan Ogan Permai Indah (OPI) yang
dibangun di daerah Jaka Baring, untuk mengetahui apakah pembangunan perumahan OPI ini dapat memenuhi
kebutuhan penduduk terhadap perumahan perlu dilakukan suatu analisis terhadap perumahan tersebut sehingga
pemerintah mendapatkan gambaran secara nyata terhadap keberadaan perumahan OPI apakah dapat memenuhi
kebutuhan penduduk akan perumahan.

Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan survey terhadap beberapa penghuni komplek perumahan OPI. Dari
analisis terhadap hasil yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penyediaan perumahan OPI
dapat memenuhi harapan bagi penyediaan kebutuhan akan permukiman di pusat kota karena harga yang disediakan
cukup terjangkau oleh masyarakat golongan menengah untuk dapat mencicil kredit perumahan.

Kata Kunci : Kebutuhan, Perumahan

I. PENDAHULUAN wilayah ibukota kabupaten maupun di kota-kota


hasil pemekaran wilayah. Namun secara
Perumahan dan permukiman mem
keseluruhan, perkembangan pembangunan
punyai fungsi dan peranan yang penting dalam
perumahan dan permukiman di wilayah propinsi
kehidupan manusia. Di dalam masyarakat
Sumatera Selatan masih belum mampu
Indonesi, perumahan merupakan pencerminan
memenuhi kebutuhan penduduk terhadap
dan pengejawatahan dari diri pribadi manusia,
perumahan dan permukiman.
baik secara perseorangan maupun dalam suatu
Salah satu perumahan dan permukiman
kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan
yang dibangun di kota Palembang adalah
alamnya. Suatu perencanaan pembangunan
perumahan Ogan Permai Indah (OPI) yang
perumahan dan permukiman tidak terlepas dari
dibangun didaerah Jaka Baring. Karena lokasi
pemilihan lokasi sebagai tempat untuk
perumahan berada pada wilayah yang menjadi
dibangunnya perumahan, hal ini penting karena
program pengembangan pemerintah kota
lokasi yang dipilih haruslah benar-benar tepat
Palembang tentunya perumahan ini banyak
sasaran sehingga pembangunan perumahan
diminati oleh masyarakat, namun karena
tersebut dapat menjadi berdaya guna dan
keberadaannya yang masih terbilang berada pada
berhasil guna.
daerah yang rawan dengan kejahatan dan
Pembangunan perumahan dan
aksesibilitas untuk menuju daerah perumahan
permukiman di propinsi Sumatera Selatan pada
tersebut masih sangat terbatas maka perumahan
umumnya dan di kota Palembang khususnya,
yang ada masih belum sepenuhnya dimanfaatkan
dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta
secara optimal.
melalui beberapa program pembangunan
Dari latar belakang tersebut maka pada
perumahan dan permukiman seperti berbagai
karya ilmiah ini penulis akan mengkaji
jenis KPR, non KPR dan kredit non perumahan.
mengenai keberadaan Perumahan OPI apakah
Pada saat ini, di setiap kota yang ada di wilayah
dapat memenuhi kebutuhan permukiman
Propinsi Sumatera Selatan, telah ada komplek
didaerah perkotaan, khususnya kebutuhan
perumahan dan permukiman yang dibangun
perumahan bagi masyarakat golongan
melalui program pembangunan perumahan dan
mengengah kebawah, yang ditinjau dari segi
permukiman tersebut di atas, baik itu dalam

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 57


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

keterjangkauan masyarakat (penghasilan) untuk 92,56 juta jiwa akan memadati kota – kota
membeli rumah. lebih – lebih kota – kota metropolitan dan
Tujuan dari penulisan ini antara lain kota – kota seperti : Jakarta, Bandung,
adalah untuk mengetahui apakah keberadaan Semarang, Surabaya, Medan, Ujung Pandang
perumahan komplek OPI di daerah Jaka Baring dan kota – kota lainnya. Arus urbanisasi ini
dapat memenuhi harapan bagi pemenuhan memberikan dampak yang akan
kebutuhan permukiman didaerah pusat kota. mempengaruhi pembangunan perumahan.
Dari tulisan ini diharapkan dapat memberikan Permasalahan yang dihadapi adalah pada
kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan penyediaan lahan, yang semakin lama
perumahan dan permukiman di kota Palembang. menjadi semakin langka dan semakin lama
harganya menjadi semakin mahal. Di
II. KAJIAN PUSTAKA samping permasalahan terbatasnya lahan,
permasalahan penyediaan sarana dan
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi prasarana perkotaan juga merupakan faktor
Pembangunan Perumahan yang mepengaruhi pembangunan perumahan.
Dengan bertambah luasnya daerah perkotaan,
Beberapa faktor yang mempengaruhi disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya
pembangunan perumahan antara lain adalah kota, sarana dan prasarana akan menjadi
faktor kependudukan, faktor pertanahan, faktor mahal karena bertambah panjangnya jaringan
keterjangkauan daya beli masyarakat, faktor yang harus dibangun dan diadakan.
perkembangan teknologi dan industri jasa
konstruksi, faktor kelembagaan, faktor peraturan 3. Faktor keterjangkauan daya beli
dan perundang-undangan, faktor swadaya dan masyarakat
peran serta masyarakat dan faktor badan-badan Dari pengamatan dan pengalaman yang
usaha pengadaan perumahan dan pembiayaan. diperoleh sejak pembangunan perumahan
pada PELITA-I sampai dengan PELITA-IV,
1. Faktor kependudukan masalah keterjangkauan merupakan faktor
Jumlah penduduk perkotaan dewasa ini yang yang sangat dominan dan mepengaruhi
terus berkembang akibat dari migrasi kelancaran pengadaan perumahan, di
penduduk, yang umumnya didominasi oleh samping masalah kependudukan dan masalah
penduduk miskin yang tidak memiliki pertanahan.
keterampilan yang cukup untuk Terutama dalam pembangunan perumahan
meningkatkan taraf kehidupannya. Laju untuk masyarakat yang berpenghasilan
pertambahan populasi penduduk perkotaan rendah, usaha – usaha yang telah ditempuh
ini relatif cukup tinggi yaitu mencapai 3,5% - oleh pemerintah dalam memberikan iklim
5% untuk beberapa kota di Indonesia yang baik bagi usaha masyarakat, adalah
merupakan permasalahan yang memberikan antara lain dengan pemberian kredit ringan
pengaruh yang sangat besar kepada melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah
pembangunan perumahan. (KPR) melalui Bank tabungan Negara (BTN)
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih maupun Bank – bank Pemerintah dan Swasta
kurang 21 juta RT / keluarga tinggal di lainnya. Walaupun demikian, dengan
daerah perkotaan dengan laju pertumbuhan kebijaksanaan ini baru dapat dicakup 15 %
rumah per tahunnya mencapai 800.000 unit saja dari kebutuhan perumahan yang ada.
sebanyak 16,7 juta rumah tangga memiliki Itupun hanya meliputi pembangunan
rumah tinggal dari jumlah tersebut sebanyak perumahan baru di daerah perkotaan. Dengan
13 juta rumah tangga menempati rumah yang terbatasnya sumber dana yang dapat
tidak layak huni, sedangkan 4,3 juta rumah disediakan Pemerintah, maka perlu dilakukan
tangga tidak memiliki rumah tinggal usaha – usaha lain untuk lebih banyak
(Siswono Yudohusodo, 1991). menyedot dana dari masyarakat, yang
2. Faktor pertanahan sebagian besar bahkan bersumber kepada
Menurut Siswono Yudohusodo, 1991, akibat dana yang murah. Hal tersebut memberikan
adanya arus urbanisasi sebagi fenomena kendala – kendala kepada pembiayaan dan
dunia pada saat ini terutama di negara – pendanaan pembangunan perumahan untuk
negara yang sedang berkembang, masyarakat yang berpenghasilan rendah.
diperkirakan bahwa pada tahun 2005 nanti
penduduk perkotaan di Indonesia akan 4. Faktor perkembangan teknologi dan
meningkat menjadi 40% dari seluruh industri jasa konstruksi
penduduk Indonesia. Berarti bahwa sekitar

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 58


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

Faktor lain yang memberikan pengaruh 6. Faktor peraturan dan perundang-


kepada pembangunan perumahan adalah undangan
perkembangan teknologi. Melihat kondisinya Dalam menunjang faktor kelembagaan,
sekarang, industri jasa konstruksi dan peraturan perundang–undangan merupakan
industri bahan bangunan belum cukup dapat landasan hukum bagi penerapan
mendukung pembangunan perumahan dalam kebijaksanaan dasar maupun kebijaksanaan
skala besar atau secara besar – besaran. Di pelaksanaan untuk pembangunan perumahan
Indonesia, industri jasa konstruksi dan dan pemukiman. Berbagai produk
industri bahan bangunan terbagi dalam perundang–undangan yang ada dan masih
segmen yang modern dan segmen yang berlaku, banyak yang tidak sesuai lagi
tradisional. Dalam bidang perumahan, dengan kondisi, dan diperlukan perubahan–
terutama untuk perumahan bagi golongan perubahan.
masyarakat berpenghasilan rendah, yang Sebagai contoh, Undang–undang tentang
sangat berperan dalam pembangunan perumahan yang ada (Undang-undang dan
perumahannya adalah segmen yang Peraturan di bidang Perumahan dan
tradisional. Kecuali dapat menyerap tenaga Perumukiman, 1989) menitik beratkan
kerja dalam jumlah yang lebih besar dari kepada kebutuhan perumahan secara
pada segmen yang modern, industri jasa individual, sedangkan GBHN
konstruksi dan industri bahan bangunan di menitikberatkan kepada pembangunan
segmen tradisonal ini juga tidak begitu perumahan secara fungsional. Pemanfaatan
memerlukan teknologi yang canggih. rumah sebagai unsur keasejahteraan dan
Di dalam mendukung pembangunan pengembangan pribadi berubah menjadi
perumahan yang sifatnya tradisional itu, wawasan yang dapat mewujudkan
industri kecil yang menghasilkan bahan pembangunan perumahan dan pemukiman
bangunan dapat tumbuh. Tetapi industri sebagai suatu kesatuan tata ruang, ekonomi
bahan bangunan sekarang ini, umumnya dan sosial budaya, disamping perlu dapat
bersifat lokal dan belum dapat berkembang mendorong peran serta dalam bentuk
secara baik. Belum dapat menyediakan bahan pengerahan dana dan daya (fund and forces)
bangunan yang murah dalam jumlah besar, dalam pengadaan perumahan.
tepat waktu dan pada tempat yang
diperlukan, serta dengan mutu standard 7. Faktor swadaya dan peran serta
bahan yang diinginkan. Tingkat harganya, masyarakat
walaupun relatif murah, pada umunya juga Lapisan masyarakat yang berpenghasilan
belum dapat dijangkau oleh daya beli tidak tetap, amat rendah dan tidak
masyarakat banyak. berkemampuan, baik yang bermukim di
pedesaan maupun di perkotaan tidak
5. Faktor kelembagaan memiliki kesempatan dan kemampuan untuk
Segi lain sebagai faktor yang berpengaruh mendapatkan tempat dalam sistem yang
kepada pembangunan perumahan adalah serba lugas dan berwatak Badan Usaha, yang
perangkat kelembagaan yang berfungsi tidak dapat lepas dari kaidah–kaidah
sebagai pemegang kebijaksanaan, pembinaan ekonomi.
dan pelaksanaan, baik di sektor Pemerintah Dalam rangka membantu golongan
maupun di sektor swasta, di Pusat maupun di masyarakat yang berpenghasilan amat
Daerah. Secara keseluruhan perangkat rendah, tidak tetap dan tidak berkemampuan
kelembagaan tersebut belum merupakan tersebut, perlu terus dikembangkan
suatu sistem yang terpadu. pembangunan perumahan secara swadaya
Pemerintah Daerah memegang peranan dan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai
mempunyai posisi strategis dalam oragnisasi Non-Pemerintah (NGO atau Non
pelaksanaan pembanguna perumahan. Govermental Organization).
Namun demikian, unsur – unsur Dalam usaha mengembangkan pembangunan
pemerintahan di tingkat Daerah yang perumahan secara swadaya, dari banyak
melaksanakan program khusus untuk kajian dapat dinyatakan bahwa masyarakat
koordinasi, baik dalam koordinasi vertikal yang berpenghasilan tidak tetap serta amat
maupun horizontal untuk pembangunan rendah dan tidak berkemapuan tersebut
perumahan, masih perlu lebih dimantapkan mampu membangun rumahnya sendiri
dan dipersiapkan aparaturnya. dengan proses bertahap, yakni mula–mula
dengan bahan bangunan bekas atau
sederhana, tetapi lambat laun diperbaikinya

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 59


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

menjadi bangunan yang berkualitas baik, - Melaksanakan kebijaksanaan dan


permanen bahkan ada pula beberapa rumah program Pemerintah dibidang
yang sudah bertingkat. pelaksanaan pembangunan perumahan
Pola pembangunan rumah secara bertahap rakuat beserta sarana dan prasarananya
dengan pendanaan secara swadaya seperti yang mampu mewujudkan lingkungan
yang dilakukan oleh N.G.O. ternyata telah permukiman sesuai dengan rencana
memasyarakat dan dilakuakn oleh sebagian pembangunan wilayah/ kota.
masyarakat perkotaan yang berpenghasilan - Menyediakan pelayanan bagi
amat rendah dan tidak berkemampuan, kemanfaatan umum dan sekaligus
terutama di kota–kota besar yang mengalami memupuk keuntungan berdasarkan
pertumbuhan penduduk yang pesat. prinsip pengelolaan perusahaan.
(2) Bank Tabungan Negara
B. Badan-badan Usaha Pengadaan Bank Tabungan Negara adalah suatu bank
Perumahan dan Pembiayaan pemerintah yang didirikan berdasarkan
Undang-undang No. 20 Tahun 1968 tangal
Usaha pengadaan perumahan di 18 Desember 1968 dan diumumkan dalam
Indonesia sudah dimulai sejak jaman Lembaran Negara No. 73 tahun 1968.
pemerintahan Hindia Belanda, dengan Kredit pemilikan rumah yang diberikan oleh
pembentukan N.V. Volkshuisvesting Bank Tabungan Negara sejak tahun 1974
(Perusahaan Perumahan Rakyat) yang untuk rumah yang dibangun oleh
merupakan usaha patungan dengan modal perusahaan pembangunan perumahan yaitu
Pemerintah Pusat 25 % dan Pemerintah Daerah oleh Perum Perumnas dan swasta lainnya
75 %. Pembangunan perumahan melalui badan dengan jangka waktu 5 sampai 20 tahun.
usaha koperasi masih dalam tahap pembangunan (3) PT. Papan Sejahtera
dan masih jauh ketinggalan jika dibandingkan PT. Papan Sejahtera adalah suatu lembaga
dengan kegiatan usaha badan usaha milik negara keuangan Non-Bank yang didirikan
dan badan usaha swasta. Kegiatan secara berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
sporadic dalam skala kecil dari berbagai Republik Indonesia No. 75/ MK.011/1980
organisasi koperasi yang ada pada umumnya tanggal 15 Februari 1980 dengan ijin usaha
dimungkinkan karena adanya dukungan dari dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
perusahaan atau instansi induk dari para anggota sesuai Keputusan No. 282/KMK.011/1980
koperasi. tanggal 12 mei 1980.
Menurut Siswono Yudohusodo (1991), Tugas pokok Perseroan adalah memberikan
beberapa badan usaha pengadaan dan kredit jangka menengah untuk memiliki
pembiayaan perumahan antara lain, yaitu : rumah pertama yang tidak mewah kepada
(1) Perusahaan Umum Pembangunan perseorangan dan kepada perusahaan/ badan
Perumahan Nasional usaha/ lembaga untuk dihuni karyawannya.
Perum Perumnas didirikan dengan Peraturan PT. Papan Sejahtera sebagai suatu badan
Pemerintah No. 29 tahun 1974 tanggal 18 usaha, merupakan organisasi yang
Juli 1974 pada awal Pelita II sebagai tindak mempunyai berbagai fungsi dan
lanjut dari kesimpulan dan saran-saran dikoordinasi untuk memproduksi jasa-jasa
Lokakarya Nasional tentang Kebijaksanaan sesuai dengan bidan gusahanya. Adapun
Perumahan dan Pembiayaan sasaran usaha PT. Papan Sejahtera dapat
Pembangunannya yang diselenggarakan di digolongkan menjadi dua, yaitu sasaran
Bina Graha Jakarta pada tanggal 4 sampai 6 social dan sasaran komersil.
Mei 1972. Sasaran soisal dapat digambarkan sebagai
Karena pembangunan perumahan sasaran dari usaha meningkatkan jumlah
merupakan usaha untuk memenuhi salah anggota masyarakat yang memiliki rumah
satu kebutuhan dasar manusia disamping yang wajar. Sedangkan sasaran komersial
pangan dan sandang, maka kegiatan Perum adalah sasaran dari usaha mencapai hasil
Perumnas tidak luput dari perhatian usaha atau laba yang wajar atas investasi
masyarakat luas, yang selalu ingin yang telah dilakukan oleh para pemegang
mengetahui sejauh mana hasil-hasil dan saham.
kemanfaatan pembangunan yang
dilaksanakan oleh Perum Perumnas.
Berdasarkan landasan hukum, (4) Pengadaan Perumahan Melalui Koperasi
maksud dan tujuan Perum Perumnas adalah Pengembangan pembangunan perumahan
sebagai berikut : melalui organisasi-organisasi usaha bersama

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 60


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

yang tidak mencari keuntungan (non-profit III. METODOLOGI PENELITIAN


organization) dan mengandung cirri-ciri
organisasi koperasi, telah merupakan konsep
dasar pembangunan perumahan ditahun
limapuluhan. Tujuan Penelitian
Untuk mengatasi soal biaya ialah adanya
usaha-usaha bersama untuk membangun
rumah dalam bentuk koperasi perumahan,
yayasan-yayasan atau bentuk-bentuk usaha
lainnya. Pemerintah wajib memberikan
Survei Pendahuluan
bantuan serta bimbingan kepada usaha-
usaha bersama ini dalam batas-batas
kemungkinan yang ada, akan tetapi yang
penting ialah bahwa usaha bersama ini harus Penyusunan Kuisioner
tetap merupakan usaha-usaha yang terutama
mendasarkan diri kepada kekuatan
masyarakat sendiri dan bukannya
menggantungkan diri kepada bantuan Penyebaran Kuisioner
pemerintah belaka. Untuk selanjutnya
kredit-kredit untuk perumahan disalurkan
melalui badan-badan perkreditan (bank-
bank), koperasi-koperasi dan organisasi Kompilasi dan Pengolahan Data
Pembanunan Masyarakat Desa.

C. Sarana dan Prasarana Pendukung


Analisa Data
Secara umum sarana dan prasarana
pendukung yang dibutuhkan dalam suatu
kawasan perumahan dan permukiman, meliputi :
(1) Air bersih, yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
(2) Persampahan, pengelolaan sampah di kota Kesimpulan dan Saran
Palembang dilakukan oleh : Dinas Pasar,
Dinas Kebersihan Kota dan Masyarakat
yang diwadahi oleh LKMD dan RT. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
(3) Sanitasi, diarahkan kepada penanganan air
limbah buangan manusia dan buangan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
limbah cair perumahan, pengelolaan air
limbah perumahan menggunakan pola 1. Data
penanganan setempat atau “On site system”.
Perumahan OPI dibangunan di daerah
(4) Drainase, kondisi geografis kota Palembang
Jaka Baring pada tahun 2000 di atas tanah
yang landai dan adanya sungai-sungai besar
dengan luas kurang lebih 10 Ha. Pada tabel 1
dan anak-anak sungai yang dipengaruhi
ditampilkan data pemilik yang tinggal pada
pasang surut air laut serta struktur tanah
komplek perumahan OPI, diambil sampel pada
yang tidak menyerap air, hal ini yang
beberapa pemilik rumah di Jalan Opi Raya
menyebabkan drainase yang baik sangat
Lorong Tembusu II Blok O, RT. 46, RW.14.
diperlukan.
(5) Listrik, kebutuhan listrik di kota Palembang
di suplai dengan dua system jaringan
transmisi tegangan tinggi, yaitu transmisi
tegangan 70 KV dan 150 KV yang
distribusinya di bagi dua, yaitu system
distribusi palembang Hulu dan Palembang
Hilir.
(6) Infrastruktur jaringan jalan, yang
memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk mencapai lokasi perumahan yang ada.
(7) Dan lain-lain.

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 61


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

Tabel 1. Data Pemilik Rumah pada Komplek (2) Kemampuan konsumen dalam menyicil
OPI rumah
Untuk dapat menyicil kredit perumahan
tentunya konsumen yang membeli rumah
harus memiliki penghasilan yang cukup
untuk menyicil rumah dan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga
pembangunan perumahan OPI yang
diperuntukkan bagi masyarakat golongan
menengah diharapkan dapat menyicil kredit
perumahan yang ada sesuai dengan
penghasilan yang mereka peroleh.
(3) Infrastruktur yang mendukung perumahan
Faktor lainnya yang menjadi pertimbangan
dari pengembang dalam membangun
perumahan yaitu Infrastruktur yang tersedia
pada lokasi pembangunan perumahan,
antara lain meliputi :
a. Ketersediaan Listrik
Adanya jaringan listrik yang sudah
tersedia pada suatu lokasi perumahan
tentunya merupakan daya tarik bagi
konsumen untuk dapat membeli
perumahan yang dibangun karena
saat ini listrik merupakan salah satu
kebutuhan utama untuk menunjang
kelancaran dan memberikan
kenyamanan dalam pelaksanaan
kegiatan sehari-hari didalam rumah
tangga.
b. Ketersediaan Air
Keterangan Penghasilan : Kebutuhan air merupakan kebutuhan
A. < Rp. 1.000.000,- utama dalam suatu rumah tangga oleh
B. Rp 1.000.000,- sampai Rp 2.000.000,- sebab itu adanya sumber air yang
C. > Rp. 2.000.000,- mudah diperoleh pada suatu lokasi
perumahan akan menjadi daya tarik
2. Tinjauan Terhadap Pengembang bagi konsumen untuk dapat membeli
Secara umum seluruh pengembang perumahan yang dibangun.
yang melaksanakan pembangunan perumahan c. Ketersediaan Jaringan Jalan
dan permukiman akan mempertimbangkan Keberadaan jalan yang merupakan
beberapa faktor utama antara lain yaitu : akses menuju lokasi perumahan juga
(1) Kemampuan konsumen dalam membeli merupakan salah satu faktor bagi
rumah pengembang dalam
Dalam mempertimbangkan daya beli mempertimbangkan pembangunan
masyarakat sebagai konsumen maka pihak perumahan
pengembang akan meninjau peruntukkan d. Ketersediaan Pasar
terhadap pembangunan perumahan karena Keberadaan pasar yang dekat dengan
perumahan yang dibangun dengan kualitas lokasi perumahan akan menjadi daya
baik pasti akan mempunyai daya jual yang tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
tinggi demikian pula sebaliknya. Oleh membeli perumahan yang dibangun
sebab itu pembangunan perumahan OPI karena keberadaan pasar yang dekat
yang dibangun pengembang haruslah dengan lokasi perumahan akan
disesuaikan dengan sasaran peruntukkannya memudahkan para penghuni
yaitu diperuntukkan bagi golongan perumahan untuk memenuhi
masyarakat menengah sehingga kualitas kebutuhan hidup sehari-hari.
bangunan juga dibangun dengan kualitas Lokasi perumahan OPI telah memiliki
sedang agar nilai jual dapat dijangkau oleh fasilitas-fasilitas Infrastruktur tersebut di atas
konsumen. misalnya : fasilitas linstrik, fasilitas air dari

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 62


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

PDAM Tirta Musi Palembang, fasilitas jaringan (3) Fasilitas pendukung


jalan lingkar yang dapat ditempuh secara Fasilitas pendukung yang menjadi
langsung melalui Jembatan Ampera maupun pertimbangan bagi masyarakat dalam
Jembatan Musi II dan keberadaan Pasar Indek memutuskan untuk membeli rumah yaitu
Jaka Baring juga merupakan suatu daya tarik keberadaan jaringan listrik, air bersih dan
bagi masyarakat untuk tinggal di Perumahan jalan / akses masuk ke lokasi perumahan.
OPI Jaka Baring.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas 4. Analisis Penyediaan Perumahan OPI
Infrastruktur tersebut di atas berarti pertimbangn
Dari data yang diambil sebagai sampel
pihak pengembang untuk membangun
sebanyak 25 rumah pada Blok O perumahan OPI
perumahan OPI di lokasi Jaka Baring sudah
dengan beberapa pengelompokkan dapat
dapat terpenuhi.
dilakukan suatu analisa sebagai berikut :
3. Tinjauan Terhadap Masyarakat/
(1) Pengelompokkan berdasarkan Pekerjaan
Konsumen
Pada tabel 2 dapat dilihat pengelompok
Secara umum pertimbangan masyarakat
kan berdasarkan pekerjaan.
dalam membeli rumah akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor, berikut antara lain :
Tabel 2. Kelompok Berdasarkan Pekerjaan
(1) Harga yang terjangkau
Untuk masyarakat golongan menengah hal No. Kelompok Pekerjaan Jumlah
yang paling utama dipertimbangkan dalam 1. PNS / Karyawan 13 orang
membeli rumah adalah harga yang Swata
ditawarkan dapat terjangkau, baik tiu total 2. Wiraswasta/ Pedagang 7 orang
harga jual maupun harga cicilan kredit dari 3. Umum 5 orang
perumahan tersebut. Total 25 orang
(2) Lokasi perumahan yang dibangun
Pemilihah lokasi perumahan yang biasanya Dari pengelompokkan berdasarkan
menjadi pertimbangan bagi konsumen pekerjaan dapat dilihat bahwa sebagian
dalam membeli rumah meliputi : besar pemilik rumah yang tinggal di
a. Tempat kerja, dalam hal ini setiap Perumahan OPI bekerja sebagai karyawan
konsumen akan mempertimbangkan baik itu PNS maupun swasta, hal ini
apakah lokasi perumahan yang akan dikarenakan lokasi perumahan lebih dekat
mereka beli dekat dengan tempat kerja dengan lokasi tempat mereka bekerja atau
ataupun tergantung pada transportasi lokasi tersebut lebih mudah dijangkau oleh
umum (angkutan) yang mempengaruhi, kendaraan umum sehingga akses ketempat
jadi walaupun lokasi perumahan agak kerja lebih mudah ataupun dikarenakan para
jauh namun dapat ditempuh dengan pemilik memiliki kendaraan sendiri
sekali angkutan tentunya akan sehingga lebih mudah mencapai lokasi
memudahkan mobilisasi bagi penghuni kerja.
yang tinggal di perumahan tersebut.
b. Sekolah, lokasi sekolah juga merupakan (2) Pengelompokkan berdasarkan Status
hal yang menjadi pertimbangan bagi Rumah
masyarakat dalam menentukan tempat Pada tabel 3 dapat dilihat pengelompok
tinggal karena sekolah merupakan kan berdasarkan status rumah.
kebutuhan penting untuk penyediaan
pendidikan bagi anggota keluarga Tabel 3. Kelompok Berdasarkan Status
sehingga orang cenderung lebih Rumah
memilih untuk membeli perumahan No. Status Rumah Jumlah
yang tidak terlalu jauh dari lokasi 1. Tetap 16 orang
sekolah, terutama bagi Sekolah Dasar 2. Kontrak 9 orang
dan Sekolah Menengah.
Total 25 orang
c. Pasar, lokasi pasar juga menjadi
pertimbangan bagi konsumen untuk
Dilihat dari status kepemilikan rumah
membeli perumahan karena lokasi pasar
kebanyakan status rumah adalah tetap dalam
yang tidak terlalu jauh akan
arti kata penghuni merupakan pemilik asli
memudahkan mereka untuk memenuhi
dari sini dapat dilihat bahwa orang/
kebutuhan hidup sehari-hari.
masyarakat yang membeli perumahan OPI

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 63


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

lebih cenderung membeli karena untuk orang/ masyarakat yang membeli rumah di
memenuhi kebutuhan hidupnya yang utama Perumahan OPI sebelumnya masih tidak
yaitu kebutuhan akan rumah sehingga memiliki tempat tinggal sendiri.
sebagian besar orang yang membeli Dari hasil kajian diatas dapat dilihat
perumahan OPI adalah untuk ditinggali bahwa pembangunan Perumahan OPI bila
bukan hanya sekedar sebagai Investasi ditinjau dari pekerjaan pemilik rumah yang
dimasa yang akan datang. sebagian besar adalah karyawan dengan status
rumah sebagian besar adalah milik sendiri dan
(3) Pengelompokkanberdasarkan Penghasilan penghasilan per bulan yang diterima rata-rata
Pada tabel 4 dapat dilihat pengelompok satu juta rupiah sampai dua juta rupiah dan lama
kan berdasarkan penghasilan. tinggal di perumahan yang berkisar antara 3
samapi 5 tahun dapat dikatakan bahwa
Tabel 4. Kelompok Berdasarkan peruntukan perumahan yang ditujuan
Penghasilan pengembang bagi masyarakat golongan
No. Penghasilan per Jumlah menengah ternyata dapat memenuhi harapan
bulan (orang) dari pengembang sehingga penyediaan
1. < Rp 1.000.000,- 9 perumahan OPI dapat memenuhi kebutuhan
2. Rp 1.000.000,- sampai 16 permukiman.
Rp. 2.000.000,-
3. > Rp. 2.000.000,- 0 V. KESIMPULAN DAN SARAN
Total 25 A. Kesimpulan

Dilihat dari penghasilan per bulan ternyata Dari hasil kajian dapat diambil
sebagian besar pemilik rumah yang tinggal beberapa kesimpulan antara lain :
di perumahan OPI memiliki penghasilan (1) Penyediaan perumahan OPI dapat
berkisar antara Rp 1.000.000,- sampai memenuhi harapan bagi penyediaan
Rp.2.000.000,- , dari sini dapat dikatakan kebutuhan permukiman di daerah pusat
bahwa harga jual perumahan OPI masih kota, khususnya bagi masyarakat menengah
dapat dijangkau oleh masyarakat golongan ke bawah.
menengah yang memiliki penghasilan antara (2) Pemilik yang tinggal di Perumahan OPI
Rp 1.000.000,- sampai Rp.2.000.000,- memiliki berbagai latar belakang pekerjaan
karena mereka masih memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan penghasilan
untuk mencicil kredit rumah disamping yang brbeda pula
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- (3) Pengelompokkan pemilik perumahan dalam
hari. klasifikasi yang berbeda tetap menunjukkan
satu indikasi bahwa penyediaan kebutuhan
(4) Pengelompokkan berdasarkan Lama perumahan OPI dapat dijangkau oleh
Tinggal masyarakat golongan menengah yang
Pada tabel 5 dapat dilihat pengelompok memiliki penghasilan lebih sehingga
kan berdasarkan lama tinggal. memiliki kemapuan untuk dapat mencicil
kredit perumahan.
Tabel 5. Kelompok Berdasarkan Lama (4) Pembangunan perumahan OPI cenderung
Tinggal lebih dibutuhkan oleh masyarakat golongan
No. Lama Tinggal Jumlah mengengah sebagai suatu alternatif untuk
1. 1 Tahun 3 orang memenuhi kebutuhan di bidang perumahan.
2. 2 Tahun 6 orang
3. 3 Tahun 4 orang B. Saran
4. 4 Tahun 5 orang Adapun saran yang dapat diberikan
5. 5 Tahun 7 orang adalah :
Total 25 orang (1) Kajian terhadap perumahan dan
permukiman juga harus dilakukan bagi
Dilihat dari lamanya tinggal di perumahan penyediaan kebutuhan perumahan mewah
tersebut ternyata sebagian besar pemilik asli bagi masyarakat golongan atas.
lebih lama tingga diperumahan OPI yaitu (2) Diperlukan tinjauan yang lebih banyak lagi
berkisar antara 3 sampai 5 tahun, hal ini untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan
berarti bahwa masyarakat yang membeli perumahan dan permukiman.
perumahan OPI langsung mendiami rumah
tersebut dan dari sini dapat dikatakan bahwa

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 64


PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 7, No. 2, September 2012 ISSN: 1907-6975

DAFTAR PUSTAKA Perumahan dan Permukiman”,


Djambatan, Jakarta.
Bambang Panudju, Ir, Dr, 1999, Pengadaan
Perumahan Kota Dengan Peran Serta Siswono Yudohusodo, 1991, “Rumah Untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah, seluruh Rakyat”, Jakarta.
Penerbit Alumni, Bandung.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat, No. 1/
Dept Kimpraswil, 2003, “Laporan Akhir Permen/ M/ 2005, Tentang Pengadaan
Pekerjaan Konsultan Manajemen Perumahan dan Permukiman dengan
Wilayah Pengembangan Perumahan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan
dan Permukiman (KMWP2P),” CV. Tri Melalui KPR/ KPRS Bersubsidi.
Reka Bangun, Palembang.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat, No. 12/
Dept Kimpraswil, 2003, “Laporan Akhir Permen/ M/ 2006, Tentang Perubahan
Penyusunan Rencana dan Program Atas Perubahan Peraturan Menteri
KASIBA/ LISIBA kota Palembang,” PT. Negara Perumahan Rrakyat No.
Pola Cipta Alamba Konsultan. 1/Permen/M/2005 Tentang Pengadaan
Perumahan dan Permukiman dengan
Dept Kimpraswil, 2003, “Rencana Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan
Pembangunan dan Pengembangan Melalui KPR/ KPRS Bersubsidi.
Perumahan dan Permukiman di Daerah
(RP4D),” CV. Gunung Kencana. Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
(SKBI), 1987, Petunjuk Perencanaan
Kawasan Perumahan Kota, Yayasan
Marsono, Drs, 1989, “Undang-undang dan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Peraturan-peraturan di Bidang

Analisis Kebutuhan Perumahan Untuk Masyarakat Menengah………….. Sulasman 65

Anda mungkin juga menyukai