Anda di halaman 1dari 7

Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

Jurnal Studi Kultural (2018) Volume IV No.1: 22-28

Jurnal Studi Kultural


http://journals.an1mage.net/index.php/ajsk

Laporan Riset
Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat
Poltak Johansen*
Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel:
Rumah panjang (radakng) adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai
Dikirim 9 Juni 2018 penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman
Direvisi 19 Agustus 2018 suku Dayak.
Diterima 29 Oktober 2018 Rumah panjang mempunyai ciri-ciri yaitu: bentuk panggung, memanjang. Pada suku Dayak
tertentu, pembuatan rumah panjang haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: bagian
Kata Kunci: hulunya haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah matahari terbenam.
Radankg Hal ini dianggap sebagai simbol dari kerja keras untuk bertahan hidup mulai dari matahari terbit
Kebudayaan hingga terbenam.
Dayak
Kalimantan

Barat

Pengenalan Kebudayaan mengandung pengertian yang luas dan


Kebudayan adalah seluruh cara kehidupan dari kompleks. Oleh itu, membincangkan kebudayaan sering
masyarakat yang mana pun dan tidak hanya mengenai kali membuat perbincangan tak ada kesudahannya.
sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh Dalam pengertiannya tercakup segala sesuatu yang
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih terjadi dan dialami oleh manusia, baik secara personal
diinginkan … maupun kelompok yang termanifestasikan dalam apa
yang diucapkan, apa yang dikerjakan dan apa yang
Keseluruhan ini mencakup kegiatan-kegiatan dunia
dipikirkan oleh manusia.
seperti mencuci piring atau menyetir mobil dan untuk
tujuan mempelajari kebudayaan, hal ini sama Dengan demikian, secara implisit membicarakan
derajatnya dengan hal-hal yang lebih halus dalam kebudayaan adalah membicarakan fenomena manusiawi
kehidupan. Karena itu, bagi seseorang ahli ilmu sosial yang universal, sekaligus menunjukkan manusia sebagai
tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak makhluk membudaya.
berkebudayaan.
Bagi masyarakat Dayak, kebudayaan yang mereka miliki
Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, dan jalankankan bersumber dari kehidupan dalam rumah
bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap panjang di mana solidaritas sosial atau kekeluargaan dan
manusia adalah mahluk berbudaya, dalam arti peranannya sangat menonjol. Adat isitiadat, yang
mengambil bagian dalam sesuatu kebudayaan.” (Ed. TO. merupakan sumber segala aturan dan tatanan hukum adat,
Ihromi, 1990). sebagai pengikat dalam kehidupan di rumah panjang
yang ada hubungannya dengan strukur sosial dan religi
Dalam hal ini ketika kita berbicara kebudayaan dalam
mereka.
realitasnya sebagai suatu istilah yang erat dengan
kehidupan masyarakat, karena kebudayaan diciptakan Kebudayaan Dayak pada saat ini terus mengalami
atau lahir dari masyarakat. Kebudayaan sering disebut perubahan karena pengaruh dari luar dan dari dalam. Hal
sebagai way of life yang berfungsi untuk membentuk ini tidak terlepas akibat pembangunan dan pembaharuan
pola prilaku dari masyarakat itu sendiri. yang dialami oleh masyarakat Dayak baik langsung
maupun tidak langsung. Dan bahkan tidak sedikit akibat
Peneliti koresponden: Poltak Johansen adalah peneliti di Balai Pelestarian Nilai
dari pembangunan dan pembaharuan mengorbankan
Budaya Kalimantan Barat Jalan Letjen Sutoyo, Pontianak

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 22


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di dalam Mereka hidup secara komunal dan tinggal di rumah
masyarakat Dayak sebelumnya. panjang. Tinggal dan hidup di rumah panjang
memudahkan setiap warga masyarakatnya mengenal
satu sama lain secara lebih dekat dan terbuka. Bahkan
I. Masyarakat Dayak
dalam satu rumah panjang masih memiliki hubungan
Sebutan Dayak adalah suatu sebutan untuk menjelaskan kerabat antara satu dengan yang lainnya.
suku bangsa yang disepakati sebagai penduduk asli yang
berdiam di Pulau Kalimantan. Kehidupan keluarga orang
Persepsi Suku Dayak tentang rumah panjang tercakup
Dayak berwujud keluarga batih dan berwujud pada
keluarga luas yang pada awalnya hidup dalam satu dalam beberapa aspek penting dari rumah panjang itu
kesatuan wilayah teritorial. Sehinga dalam satu kesatuan sendiri, yaitu aspek penghunian, aspek hukum, aspek
wilayah teritorial merasa dirinya satu pertalian ekonomi dan aspek perlindungan serta keamanan. Di
kekerabatan dan menimbulkan kohesi sosial yang amat tempat inilah proses kehidupan masyarakat Dayak mulai
kuat [1]. dari awal hingga akhir terjadi.
Mereka hidup dengan sistem sosial, institusi, kebiasaan
dan hukum adat tersendiri. Ketentuan-ketentuan yang Satu hal yang perlu diperhatikan tentang kebersamaan
merupakan pedoman hidup bagi warga, ada yang dan keseimbangan hidup dalam masyarakat Dayak, ini
mengandung sanksi dan ada yang tidak. Bagi masyarakat terbukti bahwa dalam kehidupan mereka tidak mengenal
Dayak adat merupakan pencerminan kepribadian dan
adanya strata sosial ataupun kasta sehingga setiap
penjelmaan dari jiwa mereka secara turun temurun.
Solidaritas yang dimiliki masyarakat Dayak dalam anggota masyarakat memiliki hak, kedudukan dan
kehidupan sehari-hari juga tidak terlepas dan berpusat tanggung jawab yang sama. Hal ini terlihat jelas dalam
pada “hubungan darah” (geneologis) sebab ada anggapan aktifitas mereka sehari-hari baik dalam upacara-upacara
bahwa pada awalnya mereka mendiami suatu desa masih maupun kegiatan lain, semuanya diperlakukan sama
merupakan satu hubungan darah dan satu dengan yang terlebih dalam melaksanakan hukum adat.
lainnya masih merupakan kerabat.
Ikatan geneologis ini yang mewujudkan rasa hormat Bagi komunitas adat Dayak pelanggaran terhadap hukum
antar kelompok masyarakat dan di antara satu adat merupakan fungsi dan peranan keluarga ataupun
kepercayaan dengan lainnya, yang merupakan anggota masyarakat dalam menjaga keseimbangan hidup.
pendukung dan penopang solidaritas sosial. Hal ini telah Pada umumnya, sebagai akibat dari pelanggaran hukum
mereka lakukan secara turun temurun bahkan adat atau norma-norma yang berlaku bukan saja si
merupakan kebiasaan baku yang terus dipelihara pelanggar atau keluarganya yang mendapat bencana
kelestariannya. Nilai budaya yang kokoh dan luhur telah tetapi bisa berakibat pada seluruh warga. Terlebih bagi
menjadi pedoman hidup mereka dan mengikat setiap warga yang masih tinggal di rumah panjang yang pada
warga masyarakat. Nilai-nilai itu tampak dalam norma- umumnya masih memegang teguh tradisi adat.
norma, kebiasaan ataupun hukum-hukum adatnya
sebagai tata tertib yang menjamin kehidupan bersama
yang sesuai dengan kepercayaan merekai. II. Rumah Panjang sebagai Bentuk Pemukiman dan
Pusat Kebudayaan
Mereka terikat dengan adat istiadat, yang merupakan
1. Rumah panjang (Radakng) sebagai Bentuk
sember daripada norma-norma ataupun aturan-aturan Pemukiman Suku Dayak
dan tata hukum dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
Rumah panjang adalah rumah adat khas
erat juga hubungannya dengan struktur religi mereka
Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru
maupun sistem kepercayaan mereka yang bersifat Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang
religius magis. biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak.
Rumah panjang mempunyai ciri-ciri yaitu: bentuk
Hubungan dengan struktur religi ini terdapat pada panggung, memanjang. Pada suku Dayak tertentu,
aktifitas-aktifitas upacara tradisional yang hingga kini pembuatan rumah panjang haruslah memenuhi
masih terus dilaksanakan seperti; ucapara-upacara dalam beberapa persyaratan berikut: bagian hulunya
sistem perladangan, dimulai dari pembukaan hutan haruslah searah dengan matahari terbit dan
untuk dijadikan ladang hingga panen, upacara kelahiran, sebelah hilirnya ke arah matahari terbenam. Hal
perkawinan, kematian dan sebagainya. ini dianggap sebagai simbol dari kerja keras untuk
bertahan hidup mulai dari matahari terbit hingga
terbenam [2].

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 23


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

Meskipun sangat sederhana dan jauh dari kesan Bagi masyarakat dapat mempertahankan rumah
mewah rumah panjang tetaplah sebagai rumah panjang tentu masih memiliki naluri untuk selalu
hunian yang bernilai tinggi dan banyak hidup bersama serta berdampingan dengan warga
mengandung makna bagi masyarakat Dayak. masyarakat lainnya. Mereka suka hidup damai
dalam komunitas yang harmonis sehingga
Dengan mendiami rumah panjang dan menjalani
berusaha terus bertahan dengan rumah panjang
segala proses kehidupan di tempat tersebut,
mereka.
menunjukkan bahwa mereka juga memiliki naluri
untuk selalu hidup bersama dan berdampingan Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap
dengan warga masyarakat lainnya. individu untuk menyelaraskan kepentingannya
dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut
Mereka mencintai kedamaian komunitas yang
dilandasi oleh alam pikiran religius-magis, yang
harmonis sehingga mereka berusaha keras untuk
menganggap bahwa setiap warga mempunyai
mempertahankan tradisi rumah panjang. Harapan
nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama
ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk
dalam lingkungan masyarakatnya. Hal ini dapat
menyelaraskan setiap kepentingannya dengan
diwujudkan dengan menaati sistem norma, aturan
kepentingan bersama.
dan hukum adat yang berlaku.
Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran
Adat merupakan ladasan ideal dan structural
religio-magis, yang menganggap bahwa setiap
dalam kehidupan masyarakat masyarakat rumah
warga mempunyai nilai kedudukan serta hak yang
panjang dengan memuat aturan dan larangan.
sama dalam lingkungan masyarakatnyaii. Ini
Pelanggaran hukum adat merupakan penolakan
tercermin dalam kegiatan yang terdapat di rumah
fungsi dan peranan keluarga dalam menjaga
panjang itu sendiri.
keseimbangan hidup. Sebagai akibat dari
Dalam perkembangan dewasa ini di mana rumah pelanggaran maka Jubata akan marah yang
panjang semakin berkurang membuat ciri berdampak pada munculnya bencana bagi
kehidupan masyarakat juga turut berubah, sebab penghuni [3].
kehidupan masyarakat yang mulai tinggal dalam
Pola pemukiman rumah panjang erat
rumah tunggal. Walaupun sebenarnya pola
hubungannya dengan sumber-sumber makanan
pemukiman rumah panjang hingga saat ini masih
yang disediakan oleh alam sekitarnya, seperti
relevan dengan perilaku adat istiadat dan pola
lahan untuk berladang, sungai yang banyak ikan
kehidupan masyarakat suku Dayak.
dan hutan-hutan yang dihuni binatang buruan. Hal
Oleh karenanya penghuni rumah panjang ini tidak terlepas di mana kehidupan masyarakat
memiliki ikatan keluarga yang kuat, karena antara Dayak yang erat kaitannya dengan lingkungan
satu keluarga dengan yang lain masih memiliki alam sekitarnya yang memberikan kehidupan bagi
hubungan kekerabatan baik dari garis ayah mereka.
maupun garis ibu.
Selain itu lingkungan alam bagi masyarakat masih
Mudiyono (1994:212) mengatakan bahwa pada dianggap sakral karena berdiamnya para roh
hakikatnya seluruh penghuni rumah panjang leluhur oleh karenanya menuntut banyak upacara
merupakan komunitas yang terikat oleh kesadaran sebagai wujud penyerahan diri yang umumnya di
wilayah dan terbentuk berdasarkan geneologis. lakukan dalam rumah panjang [3] [4]..
Tradisi adat menjadi acuan baku bagi masyarakat
Selain itu bagi masyarakat Dayak, makna hidup
penghuni rumah panjang dalam berperilaku agar
tidak hanya terletak apada kesejahteraan, realitas
dapat hidup dengan baik.
atau objektivitas seperti dipahami oleh manusia
Penghuni rumah panjang memiliki naluri untuk modern, tetapi mereka juga senantiasa tetap
hidup bersama secara berdampingan, dengan menjaga keseimbangan kosmos.
harapan hidup dalam suasana damai dengan
Menurut mereka kehidupan itu baik apabila
diilhami oleh semangat kolektivitas yang
kosmos tetap berada dalam keseimbangan dan
harmonis sehingga terus bertahan. Kehidupan
keserasian hidup manusia. Oleh sebab itu setiap
dalam rumah panjang juga sebagai suatu upaya
bagian dari kosmos termasuk manusia dan
melestarikan tradisi budaya yang telah mereka
makhluk lainnya mempunyai kewajiban
miliki secara turun-temurun.
memelihara keseimbangan alam semesta.
Dalam rumah panjang juga menggambarkan
Ini juga menunjukan bahwa hidup mereka adalah
keakraban hubungan kekerabatan dalam keluarga
menyatu dengan alam dan alam merupakan
maupun masyarakat. Ini dapat dilihat dalam
baigan dari hidup mereka. Ini dapat dilihat pada
berbagai bentuk aktifitas kehidupan yang
konsep adat mereka yang melarang warga
melibatkan penghuni rumah panjang, seperti
membuat ladang di gunung-gunung, daerah aliran
balale (gotong royong) di mana penghuninya
sungai dan “tembawang” (tembawang adalah
masih menunjukkan rasa solidaritasnya.

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 24


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

sebidang tanah yang pada awalnya bekas wilayah Rumah panjang sebagai pusat kebudayaaan dapat
perkampungan mereka yang telah ditinggalkan). digunakan sebagai sarana berinteraksi. Di mana
rumah panjang digunakan untuk kegiatan-
Larangan ini umumnya di sertai dengan sanksi-
kegiatan seperti rapat atau pertemuan-pertemuan,
sanksi, sebab dalam konsep kehidupan mereka
musyawarah adat dalam menetapkan sanksi adat.
dan berdasarkan pengalaman yang di jalani
mereka mengetahui bahwa keseimbangan alam Penanaman nilai-nilai/norma-norma sebagai
harus selalu dijaga dan dipelihara demi pedoman hidup yang mengikat bagi warga serta
terciptanya keharmonisan hubungan manusia rumah panjang juga digunakan untuk upacara-
dengan alam itu sendiri seperti citra 1 [3]. upacara adat atau ritus-ritus yang ada dalam
masyarakat Dayak.
Upacara-upacara adat selalu berdimensi
transenden, karena menurut keyakinan mereka,
kehidupan di dunia ini berhubungan sebab akibat
dengan alam baka. Demikian juga dalam upacara
mereka menunjukkan kedekatan mereka dengan
leluhur maupun sang Pencipta.
Sehingga untuk pelaksanaan suatu upacara adat
Citra 1. Keharmonisan ala komunitas ala rumah radankng. dituntut suatu kerja sama, saling membantu
dengan hati yang tulus agar dicapai keberhasilan.
Dalam hal ini dapat kita lihat bagaimana
2. Rumah panjang sebagai Pusat Kebudayaan masyarakat melaksanakan upacara yang
berakaitan dengan lingkungan maupun upacara
Rumah adalah tempat hunian ideal bagi manusia daur hidup (life cycle).
pada umumnya. Di negara Indonesia yang multi-
etnis ini, rumah juga kerapkali dijadikan sebagai Dalam upacara adat tampaklah peranan penting
simbol representatif dari suku-suku tertentu. rumah panjang. Apalagi dalam upacara demikian
selalu ditampilkan aneka seni tradisional seperti
Bagi masyarakat Dayak, rumah panjang tidak tarian, seni tutur, seni ukir atau permainan-
hanya sekedar hunian tetapi menjadi simbol permainan yang sarat dengan nilai-nilai sakral.
representatif kebudayaan sukunya. Lebih dari itu, Melalui aneka seni budaya itu masyarakat
rumah panjang juga merupakan salah satu nondayak dibantu untuk memahami lebih dalam
karakteristik kebudayaan Dayak. adat istiadat mereka.
Dengan memasang terminologi “karakteristik” Oleh karenanya apabila diamati secara lebih
sebenarnya dimaksudkan bahwa rumah panjang seksama, kegiatan di rumah panjang menyerupai
tidak hanya sekedar tempat tinggal layaknya suatu proses pendidikan tradisional yang bersifat
tempat penampungan yang “biasa-biasa” saja. nonformal. Rumah panjang menjadi tempat dan
Meskipun bentuk, bahan bangunan dan isi yang sekaligus menjadi sarana yang efektif bagi
ada di dalamnya tidak semewah yang kita masyarakat Dayak membina keakraban satu sama
bayangkan, namun bagi orang Dayak rumah lainnya.
panjang itu sarat makna.
Di tempat inilah mereka mulai berbincang-
Rumah panjang yang merupakan sarana penting bincang untuk saling bertukar pikiran mengenai
untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, dalam berbagai pengalaman, pengetahuan dan
membina dan mempertahankan warisan budaya keterampilan. Pengalaman, pengetahuan dan
serta adat-istiadat yang merupakan nilai-nilai keterampilan tersebut diwariskan secara lisan
luhur yang ditaati dan dihormati secara turun kepada generasi penerus.
menurun. Rumah panjang telah membentuk
mempersatukan mereka dalam komunitas, dan Hal seperti itu bukanlah sesuatu yang sukar untuk
berperanan penting dalam pelaksanaan upacara- dilakukan, meskipun pada malam hari atau
upacara adat. bahkan pada saat cuaca buruk sekalipun, sebab
mereka berada di bawah satu atap. Demikianlah
Rumah panjang bagi masyarkat Dayak tidak pengalaman, pengetahuan dan keterampilan
hanya digunakan sebagai tempat tinggal saja, diwariskan secara lisan kepada generasi penerus.
tetapi dapat juga dikatakan sebagai pusat
kebudayaan. Sebagasi pusat kebudayaan tentu Dalam suasana kehidupan rumah panjang, setiap
memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat dan warga selalu dengan sukarela dan terbuka
memberikan makna tersendiri bagi penghuninya, terhadap warga lainnya dalam memberikan
karena hampir seluruh kegiatan hidup mereka petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan
berlangsung di sana. sesuatu. Kesempatan seperti itu juga terbuka bagi
kelompok dari luar rumah panjang [3].

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 25


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

Sebagai pusat kebudayaan rumah panjang Dengan mempertahankan rumah panjang,


memiliki makna tersendiri untuk dikaji khususnya masyarakat mampu mempertahankan nilai tradisi
dalam pemahaman konsep rumah panjang itu yang hidup di dalamnya. Dituntut kepedulian
sendiri. Di mana rumah panjang memiliki arti semua pihak dalam menjaga dan melestarikannya
ruang bagi budaya setempat. demi keberlangsungan kebudayaan itu sendiri
Rosandra Dian Alqadrie mengatakan: “Di mana Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan di
arti ruang bagi budaya setempat meliputi tiga rumah panjang, pada waktu sengggang disela-sela
bagian, yaitu Alam Atas, Alam Tengah dan Alam kegiatan rutin dalam mengerjakan ladang,
Bawah. Alam Atas dipersepsikan sebagai sungguh merupakan suatu suasana dan
kehidupan baik, lembut dan murah (pemberi) kesempatan yang menyenangkan dan akrab,
yang didiami oleh roh-roh leluhur kebaikan, karena saat itulah mereka dapat berbincang-
dewa-dewa atau malaikat kebaikan. bincang untuk saling bertukar pikiran mengenai
berbagai pengalaman, pengetahuan dan
Simbol kebaikan ini diwujudkan dalam bentuk
keterampilansatu sama lainnya.
Burung Enggang yang memiliki sifat dasar
sebagai penyebar terbanyak dan terluas bibit-bibit Hal seperti itu bukanlah suatu yang sukar untuk
tanaman/pohon dibandingkan dengan jenis burung dilakukan, sekalipun pada malam hari atau
lainnya. keadaan cuaca buruk, sebab mereka berada di
bawah satu atap. Demikianlah pengalaman,
Burung ini juga berkarakter lembut dan
pengetahuan dan keterampilan diwariskan secara
berpenampilan indah. Alam Tengah dipersepsikan
lisan kepada generasi penerus. Dalam suasana
sebagai kehidupan yang arif dan bijaksana yang
kehidupan rumah panjang, setiap warga dengan
didiami anak manusia.
sukarela dan terbuka terhadap warga lainnya
Simbol kearifan ini diwujudkan dalam berbagai dalam memberikan petunjuk dan bimbingan
bentuk fisik dan nonfisik, seperti penataan ruang dalam mengerjakan sesuatu.
yang harmonis dan selaras antara potensi alam
3. Rumah Panjang sebagai Warisan Budaya
dan masyarakat, antara dunia atas dan bawah, dan
Indonesia
antara energi positif dan negatif.
Kehadiran rumah panjang di Bumi Kalimantan
Dari alam tengah ini melahirkan esensi hubungan
merupakan salah satu kekayaan budaya yang
horisontal yang merupakan bentuk konkret dari
sangat bernilai dari bangsa Indonesia. Terlepas
kepercayaan terhadap potensi masyarakat
dari persoalan rumah panjang yang saat ini marak
komunal.
dijadikan komoditas industri pariwisata, rumah
Bagaimana mereka memahami kekuatan komunal panjang telah memberikan kontribusi yang sangat
sebagai kaidah dan upaya untuk memecahkan berarti bagi dinamika perkembangan budaya di
persoalan kehidupan dan merupakan bagian yang tanah air kita.
tidak bisa dipisahkan dari dunia alam kosmos
Spiritualitas budaya betang (radakng/rumah
(ruang vertikal).
panjang) yang menekankan komunalisme,
Pengabaian kekuatan komunal akan berdampak harmonisasi, gotong-royong, solidaritas dan
kepada penisbian alam dunia tengah. Rosandra. dialog demi kepentingan bersama pada akhirnya
Alam Bawah dipersepsikan sebagai kehidupan juga menjadi milik bangsa Indonesia sepenuhnya.
buruk, keras dan serakah yang didiami oleh dewa-
Dengan kata lain, spiritualitas budaya betang
dewa atau roh-roh jahat.
tidak hanya menjadi milik orang Dayak, tapi juga
Simbol keburukan ini diwujudkan dalam bentuk menjadi milik bangsa Indonesia seutuhnya.
Ular Naga yang diidentikkan dengan kehidupan Budaya betang secara kreatif telah menghasilkan
keras dan diwariskan untuk keberlangsungan manusia-manusia yang berbudaya, yang mampu
kehidupan keberagaman masyarakat [4]. mengembangkan interaksi sosial secara mendalam,
yang tekun menggumuli perbedaan dengan
Selain itu setiap ruang dan struktur bangunan kesabaran dan semangat penerimaan yang tinggi.
pada rumah panjang memiliki nilai dan makna
yang tergambar dalam simbol-simbol yang Budaya betang sesungguhnya bisa dijadikan
terdapat dalam bangunan rumah panjang. Oleh cerminan bagi budaya nasional bangsa Indonesia
karenanya keberadaan rumah panjang merupakan yang senantiasa bergumul dengan pluralitas.
sesuatu yang sangat menarik untuk dijadikan Spiritualitas budaya betang kiranya perlu untuk
bahan kajian dari struktur masyarakatnya yang dikaji lebih dalam lagi dan diterapkan dalam
tinggal di dalamnya maupun tradisi yang melekat, masyarakat Indonesia yang plural ini, mengingat
hingga strukur bangunannya, bahkan untuk tidak segala perbedaan perlu dijembatani oleh semangat
menutup kemungkinan dijadikan sebagai objek solidaritas dan dialog yang mendalam.
wisata [5].

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 26


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

Rumah panjang sebagai karya budaya masyarakat solidaritas dan dialog demi kepentingan bersama pada
Dayak kini telah ditetapkan menjadi Warisan akhirnya menjadi milik bangsa Indonesia.
Budaya Indonesia oleh Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan melalui No Reg:
Namun pada saat ini tidak dapat dipungkiri suatu
192868/MPK.F/DO/2013, pada tanggal 16
Desember 2013. perubahan yang terjadi dan dialami oleh suatu
masyarakat, nyaris tak satu kelompok masyarakat yang
Penetapan Rumah Panjang sebagai Warisan dapat membendungnya. Bahkan gelombang modernisasi
Budaya Indonesia bersamaan dengan beberapa
pada saat ini membuat runtuhnya komunitas rumah
karya budaya lainnya yang dimiliki komunitas-
komunitas lainnya. panjang yang keberadaannya semakin berkurang.

Penetapan sebagai warisan budaya Indonesia


Tingginya gelombang perubahan dan arus modernisasi
merupakan suatu kebanggan bagi kita, namun di
balik semua itu bagaimana peran pemerintah yang dihadapi, masihkah budaya dalam kehidupan di
daerah dan masyarakat pendukungnya untuk rumah panjang mampu bertahan dan dipertahankan oleh
melaksanakan pelestarian melalui perlindungan, masyarakatnya sebagai tatanan hidup. Atau semakin
pengembangan dan pemanfaatannya. Hal ini berkurangnya rumah panjang sebagai tempat hunian dan
sesuai dengan amanat PBM (Peraturan Bersama pusat kebudayaan, juga turut menghilangkan budaya
Mentri) Mendagri dan Menbudbar No. 40 dan 42 yang hidup di dalamnya.
tahu 2009 tentang pelestarian kebudayaan.
Hal ini untuk menjaga punahnya karya budaya Apakah kehidupan rumah panjang kelak hanya sebatas
anak bangsa dalam hal ini rumah panjang. nostalgia dan romantisme budaya. Apakah penetapan
Hilangnya rumah panjang berdampak pada rumah panjang sebagai warisan budaya Indonesia cukup
hilangnya pusat kebudayaan bagi masyarakat
Dayak, khususnya yang tinggal di pedesaan. mampu sebagai pendorong motivasi dalam
Artinya banyak tradisi yang berkembang dan pelestariannya. Perlu menjadi perenungan bagi semua.
dijalankan dalam rumah panjang menjadi hilang. Di mana eksistensi budaya rumah panjang benar menjadi
perjuangan di era kekinian
Apabila kenyatan tersebut terus berlangsung,
dikhawatirkan dalam waktu dekat generasi
penerus suku Dayak akan kehilangan identitas
budayanya atau tidak lagi memahami nilai budaya Referensi
nenek moyang yang mereka miliki.
[1] Dihi, Dihen. 1997. “Mencermati Dayak Kanayatn”.
Namun demikian kelangsungan rumah panjang, Pontianak,1997. IDRD.Hal.47– 48.
masih terus menjadi persoalan, selain kehilangan
fisik dari rumah panjang, namun hal yang lebih [2] Wikipedia.”RumahBetang”. http: www.wikipedia.org
urgent adalah kehilangan bentuk nonfisik atau http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Betang, diakses
intangible culture. Senin, 12 Maret 2014.
Hal ini tidak dapat kita pungkiri akibat dari
[3] Dayak Kebahan Berbagi. “Rumah Betang: Salah Satu
perubahan-perubahan yang dialami. Masuknya
Karakteristik Kebudayaan Dayak yang Semakin
HPH dan PIR Perkebunan cukup memberi
Terlupakan”. 2011. Dayak Kebahan Berbagi.
kontribusi terhadap perubahan hunian yang
terdapat pada masyarakat desa dan kebudayaan http://dayakkebahanberbagi.wordpress.com/
masyarakat. 2011/04/13/rumah-betang-salah-satu-karakteristik-
kebudayaan-dayak-yang-semakin-terlupakan.
Diunduh tanggal 3 Maret 2014
Konklusi
Kehadiran rumah panjang di Bumi Kalimantan sebagai [4] Poltak Johansen. 2003. Pengetahuan Masyarakat
salah satu kekayaan budaya yang sangat bernilai bagi Dayak Kanayatn Terhadap Lingkungannya. Balai
bangsa Indonesia. Rumah panjang oleh masyarakat Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ptk. Pontianak:
Kalimantan Barat.
Dayak tidak hanya sebagai tempat hunian bagi
masyarakat Dayak tapi juga sebagai pusat kebudayaan. [5] Poltak Johansen. 2014. “Komunitas Adat Dayak
Bakati’ di Kab Bengkayang”. Hal 24. Laporan
Bagi orang Dayak, rumah panjang adalah simbol Penelitian. Direktorat Pembinaan Penghayat
representatif kebudayaannya yang sekaligus Kepercayaan dan Tradisi.Pontianak 2014.
mencerminkan indentitas serta karakter dari kebudayaan
orang Dayak sendiri. Spritualitas budaya betang yang [6] Alqadrie, Rosandra Dian. 2013. “Penyerbukan Silang
Kebudayaan Dalam Arsitektur Perkotaan Pontianak
menekankan komunalisme, harmonisasi, gotong royong,

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 27


Poltak Johansen Radakng sebagai Pusat Kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan Barat

Sebagai Wujud Warisan dan Pewarisan Budaya. [18] R. Dove, Michael. 1985. Peranan Kebudayaan
Makalah”. Disampaikan pada Kongres Kebudayaan Tradisional Indonesia dalam Modernisasi.Yayasan
Indonesia. Yogyakarta. Obor Indonesia.

[7] Poltak, Johansen. 2012. “Arsitektur Rumah Betang [19] Frans L, S. Jacobus E., Kanyan, Concordius. 2015.
(Radakng) Kampung Sahapm”. Jurnal Sejarah dan “Rumah Panjang sebagai Pusat Kebudayaan Dayak”.
Budaya PATANJALA, ISSN. 2085 - 9937. Hal. 461 - https://borneocultureindonesia.wordpress.com/2011/0
474. akreditasi: No. 426/AU/P2MI-LIPI/04/2012. 1/03/rumah-panjang-sebagai-pusat-kebudayaan-
Volume 3, Nomor 6 september 2014. Dayak/ Diunduh Selasa, 17 Nopember 2015.

[8] Andasputra, Nicop dan Vicentius Julipin (ed). 1997.


Mencermati Dayak Kanayatn. IDRD Pontianak.
http://dayakkebahanberbagi.wordpress.com/
[9] Florus, Paulus, dkk., (eds.).1994. Kebudayaan Dayak: 2011/04/13/rumah-betang-salah-satu-karakteristik-
Aktualisasi dan Transformasi, Jakarta: PT Grasindo kebudayaan-dayak-yang-semakin-terlupakan. Diunduh
bekerja sama dengan LP3S – Institut of Dayakology tanggal 3 Maret 2014
Research and Development, 1994.

[10] Haryo, Roedy Widjono AMZ. 1998. Masyarakat


Dayak Menatap Hari Esok, Jakarta: PT Grasindo
bekerja sama dengan Lembaga Bina Benua Puti Janji-
LPPS-KWI, 1998.

[11] Ihromi. T.O. 1990. Pokok-Pokok Antropologi Budaya,


Jakarta, PT. Gramedia.

[12] Johansen, Poltak. 2004. Pengetahuan Masyarakat


Dayak Kanayat’n Terhadap Lingkungannya. Dalam
Jurnal Sejarah dan Budaya Kalimantan, Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak, ISSN 1693 –
606X, Edisi. 04/2004.

[13] Johansen, Poltak. 2014, Komunitas Adat Dayak


Bakati’ di Kab Bengkayang. Laporan Penelitian.
Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan dan
Tradisi.

[14] Johansen, Poltak, Donatianus, dkk. 2014.


“Kepemimpinan Tradisional pada Dayak Ngaju
Propinsi Kalimantan Tengah”. Hal 50. STAIN
Pontianak Press. Pontianak.

[15] Johansen, Poltak. 2012. Arsitektur Rumah panjang


(Radakng) Kampung Sahapm dalam Jurnal Sejarah
dan Budaya PATANJALA, ISSN. 2085 - 9937.
akreditasi: No. 426/AU/P2MI-LIPI/04/2012. Volume
3, Nomor 6 september 2014.

[16] Laksono, P.M., dkk., (eds.). 2006. Pergulatan


Identitas Dayak dan Indonesia: Belajar dari Tjilik
Riwut, Yogyakarta: Galangpress.

[17] Mudiyono. 1994. Perubahan Struktur Pedesaan


Masyarakat Dayak Dari Rumah Panjang Ke Rumah
Tunggal. dalam Kebudayaan Dayak Aktualusasi dan
Transformasi. Pontianak. LP3S – IDRD.

Jurnal Studi Kultural Volume IV No. 1 Januari 2019 ww.an1mage.org 28

Anda mungkin juga menyukai