Anda di halaman 1dari 13

RAGAM SUKU DI INDOENSIA

Oleh :

Muhammad Tegar Purna Bhakti

D.2110302

Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

2021
DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………

Daftar Isi ……………………………………………………………………….

Kata Pengantar …………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………………
C. Tujuan Pembahasan ………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemerintahan ………………………………………………………
B. Adat Istiadat ……………………………………………………….
C. Wisata ……………………………………………………………...
D. Kuliner …………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………
Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
rahmat nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu yang berjudul
„‟ Ragam Suku Di Indonesia‟‟.

Makalah ini di buat dengan tujuan mengetahui dan memhami beragam suku yang ada di
Indonesia. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini
agar mendapatkan yang terbaik, penulis juga sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan.

Demikianlah, semoga makalah ini memberi manfaat bagi para pembaca, khusus nya bagi
penulis sendiri.
BAB I

PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman dari sisi budaya,
suku bangsa, agama, hingga aliran kepercayaan. Masyarakat indonesia yang majemuk
terdiri dari berbagai budaya , kerena adanya kegiatan dan pranata khusus.
Keanekaragaman ini justru berfungsi sebagai untuk mempertahankan dasar identitas
diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut.

Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial, agama, suku bangsa telah ada
semenjak nenek moyang. Kebhinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan
merupakan kekayaan dalam khasanah budaya nasional. Ragam budaya indonesia
dapat dikatakan memiliki keunggulan di banding negara lain nya, karena indonesia
memiliki potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

Tidak kalah penting nya, secara sosial budaya dan politik masyarakat indonesia
memiliki jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaag yang di rangkai sejak
dulu.

Keragaman buday indonesia merupakan suatu yang tidak dapat di pungkiri


keberadaan nya. Konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain dari kebudayaan
daerah yang berifat wilayah meru

pakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di
daerah tersebut. Sekitar lebih dari 200 juta masyarakat indonesia mendiami pulau –
pulau dengan letak geografis yang berbeda ada pegunungan, tepian hutan, pesisir,
datarann rendah, perdesaan bahkan perkotaan.

Pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi


kebudayaan yang ada di indonesia, sehingga menambah ragam jenis kebudayaan
yang ada di indonesai. Bisa dikatakan bahwa indonesia adalah salah satu negara
dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang tinggi.

Salah satu kebudayaan di indonesia yang telah lama dan ada menghiasi
keanekaragaman di indonesia adalah kebudayaan jawa atau suku jawa, karena suku
ini mendiami pulau jawa sejak zaman kerajaan Hindu-Budha. Suku ini juga memiliki
pengaruh besar di indonesia karena hampir sebagian wilayah di indonesia ini di huni
oleh suku jawa.

Daerah kebudayaan Jawa sangat luas meliputi seluruh bagian tengah pulau Jawa
dan timur pulau Jawa. Ada daerah-daerah yang secara kolektif sering disebut daerah
kejawen. Sebelum terjadi perubahanperubahan status wilayah seperti sekarang ini,
daerah itu ialah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri.
Daerah di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur. Seluruh rangka dari
Kebudayaan Jawa berasal dari dua daerah yang dulu menjadi bekas dari kerajaan
Mataram yaitu Yogyakarta dan Surakarta, sehingga menjadikan daerah tersebut pusat
kebudayaan Jawa (Koentjaraningrat, 1979: 322).

Salah satu ciri dari kebudayaan Jawa yaitu masyarakat Jawa dikenal sebagai
masyarakat yang religius. Perilaku keseharian masyarakat Jawa banyak dipengaruhi
oleh alam pikiran yang bersifat spiritual. Kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa
memiliki relasi istimewa dengan alam. Sejarah kehidupan dan alam pikiran
masyarakat Jawa, alam di sekitar masyarakat sangat berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari. Alam sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat, bahkan dalam mata
pencaharian mereka. Sebagai contoh yang sangat sederhana, musim sangat
berpengaruh pada mata pencaharian bercocok tanam.

Ritual-ritual yang ada dalam kebudayaan Jawa tersebut merupakan ritual yang
menyangkut life cycle, yaitu ritual yang berhubungan dengan perjalanan hidup
manusia, atau yang selalu menyertai kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang
selalu diiringi dengan upacara atau ritual tersebut merupakan wujud dari kehati-hatian
manusia Jawa dalam mewujudkan keharmonisan hubungan manusia dengan alam
nyata yaitu dunia ini, serta keharmonisan dengan alam mistik atau yang berkaitan
dengan Tuhan Yang Maha Esa (dalam skripsi Makna Simbolis yang Terkandung
dalam Upacara “Tedhak Sinten” Pada Masyarakat Jawa Yogyakarta Sony Jarwanti,
2004: 3).

Melalui ritual-ritual tersebut manusia Jawa ingin mengetahui serta ingin


menyatakan sesuatu hal yang berarti di balik kenyataan fisik, bahkan suatu hal yang
transenden. Manusia yang terbatas tidak mampu mencapainya, karena itulah manusia
menggunakan simbol sebagai media budaya.

Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala
kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali
ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak
sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas izin
serta kehendakNya.

Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan
penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan
penghubung individu dengan dunia atas. Pandangan orang Jawa yang demikian biasa
disebut Manunggaling Kawula Lan Gusti, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa
kewajiban moral manusia adalah mencapai harmoni dengan kekuatan terakhir dan
pada kesatuan terakhir, yaitu manusia menyerahkan dirinya selaku Kawula terhadap
Gustinya (Yana MH, 2010: 115).
Tari merupakan bagian dari kehidupan budaya manusia karena tari telah ada sejak
zaman pra-sejarah. Seni tradisional bukan saja warisan budaya kelompok masyarakat
yang menyangkut kehidupan beberapa kelompok masyarakat yang bergantung pada
nya. Upaya melestarikan kebudayaan tidak dapat melakukan secara serabutan dan
hanya berdasarkan atas gejala – gejala yang tampak di permukaan semata, tetapi
harus berdasarkan pada pemahaman akan hal – hal yang mendasar, yang
menyebabkan kemunduran nya.

Di DKI Jakarta memiliki beberapa tarian yang menarik, akan tetapi kurang nya
perhatian masyarakat, seniman bahkan pemerintah setempat tentang keberadaan tari
tari tersebut. Maka hanya di ketahui sebagian kecil saja misal nya tari Renggong
Manis, tari ini merupakan tari tradisional dari perpaduan berbagai macam budaya
seperti Arab, Cina Klasik, Betawi, dan India. Tari ini biasa nya di bawakan saat
upacara adat betawi, pernikahan, dan festival budaya, namun seiring berkembang nya
waktu tari ini sudah jarang di ketahui oleh masyarakat, oleh karena itu perlu ada nya
usaha untuk menjaga dan melestarikan dan salah satu nya adalah pemerintah harus
mendukung fasilitas seni tari ekstrakulikuler yang ada di semua sekolah dan
perguruan tinggi.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut , maka identifikasi permasalahan yang di ambil
adalah sebgai berikut.
1. Mengapa sebagian besar masyarakay suku jawa percaya dengan goib ?
2. Bagaimana latar belakang tari Renggong Manis di masyarakat DKI Jakarta ?
1.3 Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan rumusan maslah di atas maka tujuan yang ingin di capai adalah.
1. Untuk mendekkripsi tentang kepercayaan sebagian masyarakat adat jawa dengan
prilaku keseharian nya yang banyak di pengaruhi oleh alam pikiran yang bersifat
spiritual ?
2. Untuk mengetahui latar belakang tari Renggong Manis di masyarakat DKI Jakarta
BAB II

PEMBAHASAN.

2.1 Pemerintah
Pemerintah DKI Jakarta merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan
pemerintah daerah di negara indonesia, yang menganut sistem desentrialisasi,
tugas pembantuan, dan deskonsentrasi dalam mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asa otonomi dan menjalankan otonomi seluas – luas
nya.
Permerintah DKI jakarta di pimpin oleh gubernur dan wakil gubernur yang di
pilih secara demokratis berdasarkan UUD 1945, dan dalam penyelenggaraan nya
pemerintah DKI Jakarta terdiri atas pemerintah kota DKI Jakarta dan DPRD kota
Jakarta
Seperti di ketahui Pemerintah telah menerbitkan Undang – Undang Nomorn 5
Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan untuk mempertahankan budaya
nasional sebagai jati diri bangsa indonesia.

2.2 Adat istiadat


Adat istiadat adalah kebiasaan turun temurun yang di lakukan berulang – ulang
yang telah menjadi tradisi atau ciri khas dari suatu daerah atau seperangkat nilai
atau norma, kaidah dan keyakinan sosial yang tumbuh dan berkembang bersama
dengan pertumbuhan dan perkembangan di masyarakat desa atau satuan
masyarakat. Di DKI Jakarta atau suku Betawi ini memiliki adat istiadat yang unik,
bahasa yang di gunakan pada suku beawi ialah indonesia untuk bahasa formal
sedangkan untuk bahasa sehari – hari menggunakan bahasa indonesia dengan
dialek betawi. Dalam hal ini dialek betawi di bagi menjadi dua jenis yaitu dialek
betawi pinggiran dan dialek betawi tengah namun yang di anggap sebagai dialek
betawi yang sejati adalah dialek betawi tengah karena pada umum nya dialek
betawi pinggir adalah „a‟ sedangkan betawi tengah „o‟. Selain bahasa ada juga
beberapa adat dari betawi adalah sunatan, pernikahan dan akekah.
- Sunatan
Tahap pertama yang dilakukan sebelum sebelum acara sunatan anak laki-laki
adalah rembuk sunat. Hal ini untuk membicarakan kepada sang anak (yang
akan di sunat) apakah dia bersedia atau tidak untuk di sunat. Setelah dia setuju
dan mempunyai keinginan untuk sunat, maka di tentukan tanggal dan hari
pelaksanaannya. Kemudian memanggil dukun sunat atau
disebut Bengkong. Yang terakhir adalah anak yang di sunat di arak
mengelilingi kampung dengan diiringi musik rebana untuk memberikan
hiburan dan semangat kegembiraan untuk si anak.
- Pesta Pernikahan
Dalam pesta pernikahan adat Betawi, tahap pertama yang dilakukan adalah
seserahan pihak laki-laki dengan membawa sepasang roti buaya. Lalu
menyalakan petasan untuk menyambut calon besan. Terakhir adalah palang
pintu yang pantun secara bersambut antara kedua rombongan pihak laki-laki
dan perempuan. Biasanya terdapat ondel-ondel yang di arak dan adanya
music tanjidor untuk mengiringi resepsi pernikahan.
- Akekah
Akekah atau akeke merupakan prosesi pemberian nama dan mencukur rambut
bayi dengan memotong kambing. Jika bayi laki-laki dengan memotong satu
ekor kambing dan jika bayi perempuan memotong dua ekor kambing. Hasil
timbangan seluruh rambut bayi yang dipotong disumbangkan kepada anak
yatim piatu dan fakir miskin.
Adapun rumah adat betawi dinamakan Rumah Kebaya. Disebut Rumah Kebaya,
karena memiliki bentuk atap yang mirip pelana yang dilipat. Dan bila
diperhatikan dari samping, maka lipatan-lipatan tersebut berbentuk seperti lipatan
baju kebaya. Maka tidak heran bila rumah adat tersebut bernama mirip dengan
baju khas Jawa.

Salah satu kekhasan yang dimiliki rumah adat Betawi ini adalah teras yang luas.
Fungsi teras tersebut adalah sebagai tempat menjamu tamu dan bahkan menjadi
tempat khusus keluarga untuk bersantai. Selain itu, ciri khas lainnya adalah pada
dinding rumah, dimana dinding-dinding rumah tersebut dapat dibuka dan digeser-
geser ke tepi dengan bebas.

Pakaian adat khas betawi di bagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Pakaian adat keseharian pria

Pakaian adat sehari-hari pria terdiri dari sadariah, celana kain, dan
selendang/sorban. Sadariah atau baju koko betawi merupakan baju yang
sering digunakan oleh pria Betawi berupa polos, tanpa motif, dan hanya
memiliki satu warna saja, yakni putih. Celana kain batik ini berbentuk seperti
celana kolor dengan aksesoris karet pada bagian pinggangnya. Dan
selendang/sorban merupakan sejenis sarung yang dilipat dan dikenakan pada
leher atau disangkulkan di pundak.

2. Pakaian adat keseharian wanita

Pakaian adat sehari-hari wanita terdiri dari baju kurung, kain sarung bermotif,
dan kerudung. Baju kurung merupakan sebuah pakaian berdesain khusus
dengan lengan pendek dan warna yang mencolok. Kain sarung bermotif
memiliki motif batik yang indah dengan warna yang disesuaikan dengan baju
kurung atau kerudung yang dipakai.

3. Pakaian adat resmi

Pakaian adat resmi orang-orang Betawi dinamakan Baju Serong. Baju resmi
ini tidak hanya dipakai oleh kalangan Bangsawan, tetapi oleh orang-orang
biasa juga. Ciri khas Baju Serong adalah terdiri dari kemeja putih yang
merupakan dalaman.

Kain batik dengan panjang selutut yang dikenakan di pinggang, serta jas
berwarna hitam dan celana yang berwarna hitam juga. Pakaian ini sering
digunakan dalam acara pernikahan atau menghadiri upacara adat tertentu.
Suku betawi juga memiliki alat musik khas tersendiri yaitu beberapa musik khas
yang dimiliki oleh orang-orang Betawi adalah gambang kromong, yang
merupakan salah satu ciri khas musik orang-orang Tionghoa.

Selain alat musik tersebut, juga terdapat alat musik rebana yang merupakan alat
musik yang berakar pada Budaya Arab, keroncong tugu, dan tanjidor. Alat-alat
musik tersebut menambah nuansa keindahan seni bagi masyarakat Betawi.

Betawi juga memiliki banyak tarian yang memiliki ciri khas perpaduan antara
beberapa unsur budaya masyarakat yanng terkandung di dalamnya, yakni Tari
Jaipong, Tari Ronggeng Manis, dan lain-lain. Seni Tari di daerah Jakarta pada
awalnya bercorak Sunda dan Tiongkok, salah satunya adalah Tari Jaipong dengan
pakaian khas penari yakni pemain Opera Beijing. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, tarian adat Betawi lebih dinamis dan memunculkan tarian
baru yang dapat terlepas dari unsur budaya tarian lama.

Gerakan pada tari Ronggeng umumnya ialah geol, tindak, putar goyang, tapat
tindak, selancar tindak serta beberapa gerakan lain yang menggoda dengan di
iringi musik dari pengibing yang terdiri dari sinden serta beberapa lelaki
bersarung, serta penabuh gamelan. Terdapat 18 lagu yang dinyanyikan oleh
sinden dan mengiringi sebuah tarian Ronggeng yaitu: ladrang, parut, ondai,
liring, manangis, urung-urung, kudupturi, sisigaran, raja pulang, cacar burung,
trondol, tunggul kawung, mangonet, dan lainnya.

Semua lagu tersebut memiliki persamaan yakni terdapat lirik yang merupakan
syair puitis berbahasa Jawa Kuno, berirama bebas, serta dinyanyikan oleh sinden
dengan menggunakan nada tinggi.

Aturan dalam pertunjukkan tarian Ronggeng ialah tidak boleh ada kontak langsung
antara penari dan pengibing. Irama musik penggetar jiwa pada tarian Ronggeng
dihasilkan dari kombinasi alat musik berupa gong, tabuhan kendan, serta boning.
Kini, meski sudah jarang dipentaskan tari Ronggeng akan disesuaikan dengan budaya
daerah setempat seperti mengurangi unsur menggoda.

Hal ini agar tarian ini bisa ditampilkan dan dinikmati oleh berbagai kalangan dan di
acara-acara apapun.
2.3 Wisata

Setu Babakan merupakan sebuah kawasan kampung Batawi yang di bangun oleh
Pemerintah DKI Jakarta. Tempat wisata hiburan yang memiliki wahana edukasi
budaya Betawi, terletak di kawasan Srengse Sawah, Jakarta Selatan.Di kawasan Setu
Babakan Kampung Betawi, kita dapat menyaksikan pagelaran seni tradisional
masyarakat Betawi, mulai dari atraksi kesenian Pertunjukan Tari Topeng, Tanjidor,
Marawis, Lenong, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, Tari Narojeng dengan
dilengkapi dengan ondel-ondel yang merupakan icon budaya tradisional masyarakat
Betawi. Tempat wisata kampung Betawi di kawasan Setu Babakan ini, merupakan
sebuah perkampungan yang menjadi potret dan miniatur sketsa dari kegiatan
masyarakat lokal asli Jakarta. Di mana tempat ini dapat menjadi sebuah wahana
edukasi bagi siapapun untuk mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat
Betawi, dari kesenia, tradisi, budaya, dan kuliner tradisional Betawi.

Kampung Betawi yang menghadap kesebuah setu atau yang kita kenal dengan
sebutan danau, menambah suasana asri di tempat wisata budaya ini. Danau buatan
yang luas, menjadi resapan air serta wahana permainan air bagi para pengunjung yang
hadir di kawasan ini. Di kawasan pinggiran setu, kita dapat berdiskusi atau
mendengarkan pengarahan dari pemandu wisata budaya lokal setempat dalam
memberikan penjelasan mengenai kawasan kampung Betawi yang akan kita kunjungi.

Tidak terlalu jauh dari kawasan setu, kita akan menemukan sebuah panggung
pertunjukan yang sering di pergunakan bagi seniman Betawi dalam memperkenalkan
seni budaya yang dikemas dalam pertunjukan pentas di atas panggung.

Di arena inilah kita akan mendapatkan semua pertunjukan asli Betawi yang akan di
gelar pada hari dan jadwal yang ditentukan oleh para pengelola tempat wisata budaya
Setu Babakan.
2.4 Kuliner

Suku betawi atau jakarta memiliki makanan khas nya yaitu Kerak Telor. Kerak
telor adalah makanan tradisional khas masyarakat Betawi atau sering dijuluki
sebagai omeletnya Betawi.Awalnya, kerak telor terdiri dari mi dan rempah-
rempah khas Indonesia, akan tetapi saat itu masyarakat Belanda ingin makanan
yang sehat.

Sehingga mie yang awalnya menjadi bahan dasar kerak telor berubah menjadi
beras ketan yang kemudian digunakan hingga saat ini.Kerak telor sendiri terbuat
dari campuran beras ketan dan telur yang penyajiannya dicampurkan dengan
beberapa variasi lainnya, seperti serundeng. Kerak telor mulanya diciptakan oleh
masyarakat Betawi yang sedang melakukan kreasi terhadap makanan dengan
menggunakan buah kelapa. Mulai tahun 1970, masyarakat Betawi
memperkenalkan kerak telor di pasar-pasar dan ternyata banyak masyarakat yang
menyukainya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Kesimpulan dari makalah ini yaitu beragam suku yang ada di indonesia dan
salah satu nya adalah suku Betawi yang merupakan suku asli yang terletak di
wilayah Jakarta. Keunikan suku betawi yang membuat nya berbeda dengan
suku – suku lain nya yaitu beragam kuliner khas betawi dan juga tarian yang
sangat beragam, serta Jakarta merupakan Daerah Khusus Ibu kota maka
segala sistem pemerintahan terletak di jakarta, meskipun memakai bahasa
indonesia suku betawi juga memiliki ciri khas dialek nya tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai