PENDAHULUAN
1
Ivanti Andriana Nurvaeni, Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kesiapan Menghadapi
Pensiun Pada Guru SD Di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2016. Jurnal
bimbingan dan konseling edisi 4 tahun ke-4 2015, hlm, 2.
2
Safir Senduk. Seri Perencanaan Keuangan Keluarga, penerbit PT. Elex Media Komputindo. 1999,
Jakarta. hlm,7
Masa pensiun menjadi fase psikologi perkembangan dan juga purna
tugas seseorang.Tantangan dan perubahan karir di abad ke- 21, pekerja
berusia paruh baya menghadapi sejumlah tantangan penting (Blossfeld,
2009). Tantangan ini meliputi globalisasi kerja, perkembangan teknologi
informasi yang cepat, pengurangan ukuran organisasi, pensiun dini, dan
keprihatinan terhadap pensiun dan perawatan kesehatan.
Masa pensiun merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh
individu yang terjadi pada dewasa madya. Schwartz dalam Hurlock, 1980
mengatakan bahwa, Pensiun merupakan akhir pola atau transisi ke pola
hidup baru, selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan dan
nilai, dan perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap
individu.3
Arus globalisasi banyak memberikan dampak di bidang pekerjaan.
Untuk meningkatkan, banyak perusahaan melakukan restrukturisasi,
memperkecil ukuran, dan mengadakan kontak kerja. Salah satu hasil dari
usaha ini adalah menawarkan insentif kepada para pekerja paruh baya
untuk pensiun dini, di usia 50-an, atau dalam sejumlah kasus di usia 40-an,
dibandingkan usia 60-an.
Beberapa perubahan karir di usia paruh baya berkaitan dengan
motivasi diri, perubahan yang lain diakibatkan karena kehilangan
pekerjaan (Moen, 2009). Beberapa individu di usia paruh baya
memutuskan bahwa mereka tidak ingin melakukan pekerjaan yang sama
seperti yang telah mereka lakukan selama ini (Hoyer & Roodin, 2009).
Waktu luang (leisure) adalah waktu yang menyenangkan setelah bekerja,
dimana individu bebas untuk melakukan aktivitas dan minat sesuai pilihan
mereka sendiri, Contohnya, hobi, olahraga, atau membaca. Sebuah analisis
dari hasil penelitian mengenai hal-hal yang paling disesali oleh orang
dewasa A.S., bahwa tidak memiliki waktu senggang, menduduki peringkat
enam teratas (Roese & Summerville, 2005).Dalam sebuah studi, 12.338
3
Muniratul husna, Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Kecemasan Menghadapi Masa
Pensiun: skripsi uin suska riau. 2017, Hlm, 10
pria berusia 35 hingga 57 tahun, dinilai apakah setiap tahun selama lima
tahun mereka berlibur atau tidak (Gump & Matthews, 2000).4
Belakangan ini, semakin banyak saja konselor yang berpraktik di
lingkup bisnis dan industri. Pengaruh penyalahgunaan obat ditempat kerja
plus tingginya kesadaran kalau kesehatan mental umum pekerja
memengaruhi produktivitas menstimulasikan pengembangan banyak
program. Tantang dan ekonomi dan kesempatan yang diberikan legislasi
juga turut menciptakan peluang ini. Namun begitu, ketika konselor
membuktikan tingginya nilai mereka di sector industry, banyak program
justru meluaskan aktivitas mereka hingga mencakup bantuan karir,
perencanaan pensiun, bimbingan pendidikan, dan konseling keluarga. 5
Di beberapa negara maju, seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang,
Korea Selatan, Singapura, dan negara maju lainnya, kata pensiun bukan
dipandang sebagai momok yang menakutkan seperti yang terjadi di
Indonesia, tapi sebaliknya bila mereka pensiun, mereka akan
merayakannya secara besar-besaran. Tentu saja, mereka sangat bersyukur
dan bersuka cita karena dapat mencapai usia pensiun dengan selamat dan
sehat walafiat. Mereka selalu menyambut masa pensiun dengan hati yang
gembira, semangat, dan penuh rasa syukur.
Berikut ini beberapa alasannya, antara lain:
1. Pada saat mereka bekerja, gaji dan fasilitas yang ada sangat memadai
sehingga mereka bisa 6
B. PENEGASAN ISTILAH
4
John W. Santrock. Life-Span Development (Perkembangan Masa-Hidup) Edisi Ke-13 Jilid 2.
Penerbit erlangga, 2011. Hlm, 93-94.
5
Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan Dan Konseling, 2011, Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. Hlm 174
6
Nabari tarigan, happy and healthy retiree (cara pensiun sehat dan bahagia). C.v Andi offset,
Yogyakarta. 2009. Hlm, 53.
Penjelasan tentang teori persiapan karyawan PT. PLN Persero Wilayah
Riau dan Kepri Dalam Menghadapi Masa Pensiun dapat di jelaskan
berikut ini:
1. Persiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun.
2. Persiapan PT. PLN Persero Wilayah Riau dan Kepri Dalam
Menghadapi Masa Pensiun.
C. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Judul yang akan saya teliti adalah tentang “Persiapan Karyawan
PT. PLN Perseroan Wilayah Riau Dan KepriDalam Menghadapi
Masa Pensiun”. Saya memilih judul ini karena nantinya dapat bermanfaat
bagi instansi dan juga bermanfaat bagi karyawan yang akan menghadapi
masa pensiun.
D. PEMBAHASAN
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu:
a. Adanya persiapan karyawan PT.PLN Persero Wilayah Riau dan
Kepri dalam menghadapi masa pensiun.
b. Pentingnya mempersiapkan diri dalam menghadapi pensiun baik
secara psikologis maupun finansial.
c.
d.
2. Batasan masalah.
Pembatasan masalah ini dilakukan dalam penelitian adalah
bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam
3. Rumusan masalah
a. Bagaimana persiapan karyawan dalam mengahdapi masa
pensiunnya?
b. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan karyawan harus
mempersiapkan pensiunnya?
c. Apakah ada pengaruh antara bimbingan karir dengan pencapaian
karir pasca pensiun?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab semua rumusan
masalah dan menemukan seberapa siapnya karyawan PT. PLN Persero
Wilayah Riau dan Kepri dalam menghadapi pensiun.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai sumbangan dalam menambah wawasan generasi selanjutnya
untuk keilmuan karir dan industri yang terfokus untuk masalah yang
berkaitan dengan konseling.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian untuk peneliti
selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan dapat berguna mengatasi masalah dengan adanya
bimbingan karir.
b. Bagi mahasiswa sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Pembahasan tentang pengaruh “pelatihan dan pengembangan
terhadap prestasi kerja pegawai diperpajakan”. Sistematika
pembahasannya yakni sebagai berikut :
A. KAJIAN TEORITIS.
7
Nabari tarigan, happy and healthy retiree (cara pensiun sehat dan bahagia). C.v Andi offset,
Yogyakarta. 2009. Hlm, 15-19.
8
Drs. Hamdani, Bimbingan Dan Penyuluhan, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2012, h. 79-80
9
Samuel T. Gladding. Konseling dan Profesi yang Menyeluruh, PT. Indeks. Jakarta Barat, 2012,
hlm. 411.
a. Pertumbuhan (Growth), yakni sejak lahir hingga 14 atau 15 tahun di
tandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan
yang terkait dengan konsep diri.
b. Exploratory (usia 15-24), ditandai dengan fase tentative dimana
kisaran pilihan dipersempit tetapi belum final.
c. Establishment (usia 25-44), di tandai dengan trial dan stabilitas
melalui pengalaman kerja.
d. Maintenance (usia 45-46), ditandai dengan proses penyesuaian
berkelanjutan untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja.
e. Decline (usia 65+), ditandai dengan pertimbangan-pertimbangan,
pra-pensiun, output kerja, dan akhirnya pensiun.10
10
file:///D:/ALL%20PDF%20JURNAL/eka/Teori_Perkembangan_Karir.pdf
Teori perkembangan Donald Super, yang paling mengutamakan Self
Conseptpra-pensiun, output kerja, akhirnya pensiun. Berikut ini
pencapaian karir pasca pensiun sesuai dengan tahapan
perkembangan ketika memasuki usia 65 tahun ke atas:
1. Pra Pensiun
2. Output
3. Pensiun
B. PENELITIAN RELEVAN
Sebelum melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Bimbingan
Karir Terhadap Pencapaian Karir Pasca Pensiun (Post-occuvational).
Terlebih dahulu akan dipaparkan penelitian terdahulu yang relevan serta
berbagai peneliti pernah melakukan penelitian tentang judul penelitian
tersebut ialah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ivanti Andriana Nurvaeni (1439 H/2017
M) dengan judul Penelitian Efektivitas bimbingan karir dalam
pengambilan keputusan karir pada peserta didik kelas XI SMK PGRI 4
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Randi Muhammad Gumilang 2015
dengan judul penelitian Perencanaan Karir Calon Pensiun Dalam
Perspektif Bimbingan Dan Konseling Islam (studi kasus di yayasan
taman siswa jetis Yogyakarta)
C. KONSEP OPERASIONAL
Table 2
Variabel, definisi, dan indikator
Variabel Definisi Indikator
X (variabel Bimbingan Suatu proses bantuan, 1.Dapat memahami dan
independen) karir layanan dan pendekatan menilai dirinya sendiri
(Perkemban terhadap individu untuk terutama yang berkaitan
gan karir mengenal dan memahami dengan potensi yang ada
Donald dirinya sendiri, mampu dalam dirinya.
Super) mengenal dunia kerja 2.Menyadari dan
sehingga dapat memahami nilai-nilai
merencanakan masa yang ada dalam dirinya
depan dengan keputusan dan yang ada dalam
yang tepat sesuai dengan masyarakat.
potensi yang 3.Mengetahui berbagai
dimilikinya.11 jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan
potensi yang ada dalam
dirinya .
4.Menemukan hambatan-
hambatan yang mungkin
timbul yang disebabkan
oleh diri sendiri dan
faktor lingkungan.
11
file:///D:/SKRIPSI_FIX.pdf
BAB III
METODE PENELITIAN
12
file:///D:/ALL%20PDF%20JURNAL/eka/SKRIPSI_RATNA%20UTAMI
%20SINGGIH_11104244004.pdf
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus. Tetapi, didalam penelitian ini peneliti studi
sensus karena populasinya tidak sulit didapatkan. Sesuai
dengan penelitian bahwa populasi yang dijadikan responden
berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan terhadap
prestasi kerja pegawai
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
mengeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud
mengeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian
sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. 13
3) Dokumentasi
Dokumentasi dibuat untuk mengetahui bahwa bukti penelitian
telah dilakukan melalui pemberian keusioner kepada informen.
DAFTAR PUSTAKA