Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Persiapan karyawan dalam menghadapi pensiun terkadang menjadi
siap atau tidak siap.karyawan dalam menghadapi pensiun di perusahaan
sangat penting. Kemudian, membutuhkan perencanaan karir untuk
mempersiapkan mental dalam menghadapi pensiun. Kebutuhan finansial
menjadi masalah utama untuk merencanakan pensiun supaya karyawan
yang mengalami usia pensiun dan pensiun dini. Hal ini sangat di perlukan
karyawan yang akan mengalami pensiun.
Pensiun merupakan masa ketika diberhentikan dari pekerjaannya
sesuai dengan batas usia pensiun yang ditetapkan dalam aturan pensiun
yaitu 56 tahun. Menurut PP Nomor 65 Tahun 2008 tentang BUP (Batas
Usia Pensiun), batas usia pensiun guru adalah 60 tahun. Pensiun memaksa
individu untuk memaksa suatu peningkatan dalam ruang lingkup
pengambilan keputusan tentang kehidupan pribadi seseorang. Masa
pensiun yang dimaksud adalah masa pensiun wajib, dimana individu
terpaksa melakukan pensiun karena organisasi tempat individu bekerja
menetapkan usia tertentu sebagai batas usia seseorang untuk berhenti
bekerja tanpa pertimbangan suka atau tidak.1
Pensiun menjadi fase terpenting didalam kehidupan setiap insan
manusia. Fase pensiun termasuk dalam fase akhir perjalanan karir
sepanjang rentang kehidupan di sebuah instansi. Banyak orang yang
merasa cuek dengan persiapan dengan pensiunnya. Kalau anda berumur
25-35 tahun, biasanya kita sama sekali tidak memikirkan untuk
mempersiapkan masa pensiun.2

1
Ivanti Andriana Nurvaeni, Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kesiapan Menghadapi
Pensiun Pada Guru SD Di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015-2016. Jurnal
bimbingan dan konseling edisi 4 tahun ke-4 2015, hlm, 2.
2
Safir Senduk. Seri Perencanaan Keuangan Keluarga, penerbit PT. Elex Media Komputindo. 1999,
Jakarta. hlm,7
Masa pensiun menjadi fase psikologi perkembangan dan juga purna
tugas seseorang.Tantangan dan perubahan karir di abad ke- 21, pekerja
berusia paruh baya menghadapi sejumlah tantangan penting (Blossfeld,
2009). Tantangan ini meliputi globalisasi kerja, perkembangan teknologi
informasi yang cepat, pengurangan ukuran organisasi, pensiun dini, dan
keprihatinan terhadap pensiun dan perawatan kesehatan.
Masa pensiun merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh
individu yang terjadi pada dewasa madya. Schwartz dalam Hurlock, 1980
mengatakan bahwa, Pensiun merupakan akhir pola atau transisi ke pola
hidup baru, selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan dan
nilai, dan perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap
individu.3
Arus globalisasi banyak memberikan dampak di bidang pekerjaan.
Untuk meningkatkan, banyak perusahaan melakukan restrukturisasi,
memperkecil ukuran, dan mengadakan kontak kerja. Salah satu hasil dari
usaha ini adalah menawarkan insentif kepada para pekerja paruh baya
untuk pensiun dini, di usia 50-an, atau dalam sejumlah kasus di usia 40-an,
dibandingkan usia 60-an.
Beberapa perubahan karir di usia paruh baya berkaitan dengan
motivasi diri, perubahan yang lain diakibatkan karena kehilangan
pekerjaan (Moen, 2009). Beberapa individu di usia paruh baya
memutuskan bahwa mereka tidak ingin melakukan pekerjaan yang sama
seperti yang telah mereka lakukan selama ini (Hoyer & Roodin, 2009).
Waktu luang (leisure) adalah waktu yang menyenangkan setelah bekerja,
dimana individu bebas untuk melakukan aktivitas dan minat sesuai pilihan
mereka sendiri, Contohnya, hobi, olahraga, atau membaca. Sebuah analisis
dari hasil penelitian mengenai hal-hal yang paling disesali oleh orang
dewasa A.S., bahwa tidak memiliki waktu senggang, menduduki peringkat
enam teratas (Roese & Summerville, 2005).Dalam sebuah studi, 12.338

3
Muniratul husna, Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Kecemasan Menghadapi Masa
Pensiun: skripsi uin suska riau. 2017, Hlm, 10
pria berusia 35 hingga 57 tahun, dinilai apakah setiap tahun selama lima
tahun mereka berlibur atau tidak (Gump & Matthews, 2000).4
Belakangan ini, semakin banyak saja konselor yang berpraktik di
lingkup bisnis dan industri. Pengaruh penyalahgunaan obat ditempat kerja
plus tingginya kesadaran kalau kesehatan mental umum pekerja
memengaruhi produktivitas menstimulasikan pengembangan banyak
program. Tantang dan ekonomi dan kesempatan yang diberikan legislasi
juga turut menciptakan peluang ini. Namun begitu, ketika konselor
membuktikan tingginya nilai mereka di sector industry, banyak program
justru meluaskan aktivitas mereka hingga mencakup bantuan karir,
perencanaan pensiun, bimbingan pendidikan, dan konseling keluarga. 5
Di beberapa negara maju, seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang,
Korea Selatan, Singapura, dan negara maju lainnya, kata pensiun bukan
dipandang sebagai momok yang menakutkan seperti yang terjadi di
Indonesia, tapi sebaliknya bila mereka pensiun, mereka akan
merayakannya secara besar-besaran. Tentu saja, mereka sangat bersyukur
dan bersuka cita karena dapat mencapai usia pensiun dengan selamat dan
sehat walafiat. Mereka selalu menyambut masa pensiun dengan hati yang
gembira, semangat, dan penuh rasa syukur.
Berikut ini beberapa alasannya, antara lain:
1. Pada saat mereka bekerja, gaji dan fasilitas yang ada sangat memadai
sehingga mereka bisa 6

B. PENEGASAN ISTILAH

4
John W. Santrock. Life-Span Development (Perkembangan Masa-Hidup) Edisi Ke-13 Jilid 2.
Penerbit erlangga, 2011. Hlm, 93-94.
5
Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan Dan Konseling, 2011, Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. Hlm 174
6
Nabari tarigan, happy and healthy retiree (cara pensiun sehat dan bahagia). C.v Andi offset,
Yogyakarta. 2009. Hlm, 53.
Penjelasan tentang teori persiapan karyawan PT. PLN Persero Wilayah
Riau dan Kepri Dalam Menghadapi Masa Pensiun dapat di jelaskan
berikut ini:
1. Persiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun.
2. Persiapan PT. PLN Persero Wilayah Riau dan Kepri Dalam
Menghadapi Masa Pensiun.
C. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Judul yang akan saya teliti adalah tentang “Persiapan Karyawan
PT. PLN Perseroan Wilayah Riau Dan KepriDalam Menghadapi
Masa Pensiun”. Saya memilih judul ini karena nantinya dapat bermanfaat
bagi instansi dan juga bermanfaat bagi karyawan yang akan menghadapi
masa pensiun.

D. PEMBAHASAN
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu:
a. Adanya persiapan karyawan PT.PLN Persero Wilayah Riau dan
Kepri dalam menghadapi masa pensiun.
b. Pentingnya mempersiapkan diri dalam menghadapi pensiun baik
secara psikologis maupun finansial.
c.
d.

2. Batasan masalah.
Pembatasan masalah ini dilakukan dalam penelitian adalah
bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam

3. Rumusan masalah
a. Bagaimana persiapan karyawan dalam mengahdapi masa
pensiunnya?
b. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan karyawan harus
mempersiapkan pensiunnya?
c. Apakah ada pengaruh antara bimbingan karir dengan pencapaian
karir pasca pensiun?

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab semua rumusan
masalah dan menemukan seberapa siapnya karyawan PT. PLN Persero
Wilayah Riau dan Kepri dalam menghadapi pensiun.

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai sumbangan dalam menambah wawasan generasi selanjutnya
untuk keilmuan karir dan industri yang terfokus untuk masalah yang
berkaitan dengan konseling.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian untuk peneliti
selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan dapat berguna mengatasi masalah dengan adanya
bimbingan karir.
b. Bagi mahasiswa sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Pembahasan tentang pengaruh “pelatihan dan pengembangan
terhadap prestasi kerja pegawai diperpajakan”. Sistematika
pembahasannya yakni sebagai berikut :

Bab I Berisi pendahuluan.


Pada bab ini berisi tentang fokus permasalahan dari suatu
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sehingga secara spesifiknya
yang dapat menyebabkan permasalahan yang akan diteliti dapat dijelaskan
dengan khusus-umum. Kemudian adanya penegasan istilah untuk
menetapkan pembahasan yang berkaitan dengan konsep penelitian serta
alasan pemilihan judul penelitian dapat berguna untuk siapa dan
bagaimana prosesnya terjadi.

Bab II Tinjauan pustaka


Meninjau sejauh mana antara kajian permasalahan dengan teori
yang berkaitan dengan penelitian.Kajian teoritis menjelaskan secara
spesifik dan sistematis berkaitan dengan permasalahan.Penelitian relevan,
yang mana penelitian ini layak untuk diteliti dan adanya peneliti lain
sebelumnya yang melakaukan penelitian ini. konsep operasionalyakni
konsep yang terdapat didalam penelitian ini. Asumsi penelitian yakni
perspektif peneliti mengasumsikan serta mengkritik dari masalah yang
diteliti dan melanjutkan kesimpulan sementara atau hipotesis agar diuji
kebenarannya.

Bab III Metode Penelitian


Didalam bab tiga yakni berisi waktu dan tempat
penelitianditentukan agar sumber data yang didapatkan benar
keshahihannya. Kemudian, subjek dan objeknya berkaitan siapa yang
diteliti dan apa yang ingin diteliti. Populasi dan sampel dapat diketahui
sesuai dengan kebutuhan penelitian berapa sampel yang ditentukan dan
populasi mana yang akan dipakai. Teknik sampling diperlukan jika
populasinya ada dimana-mana. Teknik pengumpulan data didapat sesuai
kajian penelitian dengan masalah ini kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIS.

2.1. Persiapan karyawan dalam menghadapi pensiun.


a. Pengertian pensiun dan penyebabnya
Pensiun dapat diartikan sebagai berhentinya seseorang dari
pekerjaannya yang selama ini ia tekuni dan menjadi sumber hidup bagi
keluarganya, serta tidak lagi bekerja ditempat itu untuk selama-
lamanya.
Ada beberapa penyebab pensiun, antara lain:
1. Sudah mencapai usia pensiun
Tipe pensiun seperti ini dapat dijumpai pada pegawai pemerintah
(seperti PNS dan TNI), sesuai dengan Undangan-undangan No.8
Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian republic Indonesia.
Seorang pegawai akan pensiun bila umurnya sudah mencapai 56
tahun. Secara umum, semua pegawai pemerintah akan pensiun pada
umur 56 tahun. Pensiun pegawai pemerintah yang menduduki
jabatan esselon dua dan esselon satu dapat diperpanjang sampai usia
60 tahun, bahkan ada pula yang pensiun pada umur 70 tahun. Di
perusahaan swasta, para pegawai umumnya pensiun pada usia 55
tahun dan ada pula yang mencapai usia 60 tahun- sesuai kebutuhan
perusahaan yang bersangkutan.
2. Diberhentikan dengan tidak hormat
Orang dapat juga pensiun dari pekerjaannya karena di pecat atau
diberhentikan dengan tidak hormat. Biasanya, PNS akan
diberhentikan dengan tidak hormat apabila ia melanggar sumpah
jabatan atau peraturan disiplin pegawai negeri sipil, seperti korupsi,
membocorkan rahasia negara, dan tindakan criminal. PNS juga
dapat dipecat atau diberhentikan dengan tidak hormat dari
pekerjaannya tidak mendapat hak pensiunan. Tentu saja, hal
tersebut bisa terjadi pada setiap pegawai dan tidak tergantung
umur.
3. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pemutusan hubungan kerja biasanya terjadi pada pegawai yang
bekerja di perusahaan swasta, misalnya perusahaan asing yang ada
di Indonesia, yang merelokasi pabriknya sampai ke negeri lain
(seperti Vietnam, Cina, dan Thailand) karena menurut mereka lebih
menguntungkan dari segi ekonomi dan prosedurnya pun lebih
mudah. Para pekerja yang mendapat PHK akan diberi kompensasi
sesuai aturan yang berlaku. Perusahaan yang jatuh pailit juga dapat
mem-PHK pegawainya agar perusahaan tersebut dapat berjalan
kembali.
4. Pensiun dini
Beberapa perusahaan, seperti perusahaan swasta, BUMN, dan
BUMD kadang-kadang memberlakukan pensiun dini bagi
karyawannya. Mereka diberi pilihan untuk pensiun dini dan diberi
kompensasi atau bonus sejumlah uang. Mereka yang pensiun dini
pada umumnya belum mencapai usia pensiun.
5. Sakit yang berkepanjangan
Pegawai atau pekerja yang menderita sakit dalam waktu yang cukup
lama tentu tidak dapat ditolerir oleh institusi tempatnya bekerja
karena sudah tidak produktif dan dapat merugikan institusi tersebut,
atau bahkan dapat dapat memperburuk kondisi kesehatannya
sendiri.
6. Permintaan sendiri
Pegawai yang pensiun atas permintaan sendiri juga dapat terjadi,
walaupun sangat jarang terjadi, terlebih jika pegawai yang
bersangkutan mempunyai jabatan yang tinggi. Seorang pegawai
dengan jabatan tinggi umumnya tidak mau pensiun atas permintaan
sendiri.
7. Penyederhanaan organisasi
Apabila terjadi penyederhanaan organisasi yang selanjutnya
berdampak pada kelebihan pegawai maka kelebihan pegawai maka
kelebihan pegawai tersebut akan dipensiunkan dan diberi haknya
sesuai dengan peraturang perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai yang bersangkutan juga akan diberhentikan dengan
hormat.
8. Tidak cakap secara jasmani atau rohani.
Pegawai yang tidak cakap secarajasmani atau rohani berdasarkan
keterangan dari majelis penguji kesehatan atau dokter penguji
tersendiri akan dipensiunkan dengan hormat dan mendapat hak
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Kalah popular
Contohnya, ada seorang selebriti yang selama ini popular, kemana
saja ia pergi selalu dieluk-elukkan oleh penggemarnya, tapi ketika
bintangnya mulai redup karena tersaingi oleh bintang muda
berbakat lainnya maka selebriti tersebut dapat dipastikan sudah
menuju pensiun.
10. Dokter tua
Dokter juga ada masa pensiunnya. Biasanya, dokter muda lebih
disukai oleh pasien-pasiennya dari pada dokter tua yang sudah
berumur. Dokter tua mungkin sudah ada pikunnya sehingga wajar
jika pasiennya merasa khawatir kalau dokter tersebut akan salah
dalam menulis resep. Dokter yang kehilangan pasien juga akan
pensiun dengan sendirinya.
11. Sesuai dengan masa jabatan yang diemban
Bagi pejabat negara, seperti presiden, wakil presiden, ketua MPR
dan anggota, ketua DPR dan anggota, menteri cabinet, gubernur,
bupati, walikota, atau ketua DPRD dan anggota akan pensiun
berdasarkan masa jabatan yang diembannya biasanya setiap 5
tahun. Jika pada pemilihan selanjutnya mereka tidak terpilih maka
orang yang bersangkutan akan pensiun dari jabatannya tersebut.
Dalam hal ini, pejabat negara tidak ada batas umur pensiun seperti
PNS.7

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan


oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.8
Bimbingan karir menjadi salah satu jenis bimbingan yang
berusaha membantu karyawan yang sudah bekerja dalam memecahkan
masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya,
baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang.
Dua teori karir yang paling popular dalam bimbingan karir yakni
teori Donald Super dan Eli Ginzberg. Keduanya berdasarkan
perkembangan pribadi. Super (1957, 1990) meyakini bahwa menandai
pilihan karir “berhubungan dengan penerapan konsep diri seseorang
mengenai pekerjaan“ (Hinkelman & Luzzo, 2007, p. 143). Pandangan
orang tentang dirinya tercermin dalam apa yang mereka lakukan. Super
menyarankan agar perkembangan pekerjaan dibagi dalam lima tahap,
masing-masing berisi tugas perkembangan yang harus diselesaikan. 9

2.2.2. Tahapan Perkembangan vokasional Menurut Donald Super.


Kontribusi dari Donald Super adalah tentang tahapan
perkembangan vokasional. Untuk mengetahui perkembangan karir
menurut Donald Super dapat di pahami dengan beberapa penjelasan
dari tahapan perkembangan individu tersebut berikut ini:

7
Nabari tarigan, happy and healthy retiree (cara pensiun sehat dan bahagia). C.v Andi offset,
Yogyakarta. 2009. Hlm, 15-19.
8
Drs. Hamdani, Bimbingan Dan Penyuluhan, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2012, h. 79-80
9
Samuel T. Gladding. Konseling dan Profesi yang Menyeluruh, PT. Indeks. Jakarta Barat, 2012,
hlm. 411.
a. Pertumbuhan (Growth), yakni sejak lahir hingga 14 atau 15 tahun di
tandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan
yang terkait dengan konsep diri.
b. Exploratory (usia 15-24), ditandai dengan fase tentative dimana
kisaran pilihan dipersempit tetapi belum final.
c. Establishment (usia 25-44), di tandai dengan trial dan stabilitas
melalui pengalaman kerja.
d. Maintenance (usia 45-46), ditandai dengan proses penyesuaian
berkelanjutan untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja.
e. Decline (usia 65+), ditandai dengan pertimbangan-pertimbangan,
pra-pensiun, output kerja, dan akhirnya pensiun.10

3.3. Persiapan karyawan dalam menghadapi masa Pensiun.


Pensiun merupakan kondisi yang terjadi dimana seseorang yang
menekuni karir atau pekerjaan tertentu harus mengakhiri karirnya
dikarenakan oleh batas usia tertentu, hal ini dikenal pula dengan
purnatugas.
Berdasarkan PP No. 32 tahun 1979 batasan usia pensiun untuk
PNS umum adalah 56 tahun, sementara untuk guru 60 tahun, untuk
dosen untuk 65 tahun dan untuk guru besar dapat diperpanjang dengan
usia 70 tahun.
Ada beberapa tahapan menuju pencapaian karir ialah sebagai berikut:
a. Perencanaan karir
Perencanaan karir menurut Werther dan Davis, merupakan Proses
yang dipergunakan seseorang untuk memilih tujuan karir dan jalur
untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan Burack dan Marthys
menyatakan bahwa perencanaan karir perseorangan ialah berupa
keputusan-keputusan mengenai karir, perencanaan pekerjaan selama
hidup seseorang dan pemenuhan kebutuhan, nilai, kemampuan dan
minat perseorangan dalam suatu hubungan kehidupan karir.Sesuai

10
file:///D:/ALL%20PDF%20JURNAL/eka/Teori_Perkembangan_Karir.pdf
Teori perkembangan Donald Super, yang paling mengutamakan Self
Conseptpra-pensiun, output kerja, akhirnya pensiun. Berikut ini
pencapaian karir pasca pensiun sesuai dengan tahapan
perkembangan ketika memasuki usia 65 tahun ke atas:
1. Pra Pensiun
2. Output
3. Pensiun

3.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persiapan Karyawan Dalam


Menghadapi Pensiun
3.6.1. Faktor secara material
3.6.2. Faktor secara in-material

B. PENELITIAN RELEVAN
Sebelum melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Bimbingan
Karir Terhadap Pencapaian Karir Pasca Pensiun (Post-occuvational).
Terlebih dahulu akan dipaparkan penelitian terdahulu yang relevan serta
berbagai peneliti pernah melakukan penelitian tentang judul penelitian
tersebut ialah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ivanti Andriana Nurvaeni (1439 H/2017
M) dengan judul Penelitian Efektivitas bimbingan karir dalam
pengambilan keputusan karir pada peserta didik kelas XI SMK PGRI 4
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Randi Muhammad Gumilang 2015
dengan judul penelitian Perencanaan Karir Calon Pensiun Dalam
Perspektif Bimbingan Dan Konseling Islam (studi kasus di yayasan
taman siswa jetis Yogyakarta)

C. KONSEP OPERASIONAL
Table 2
Variabel, definisi, dan indikator
Variabel Definisi Indikator
X (variabel Bimbingan Suatu proses bantuan, 1.Dapat memahami dan
independen) karir layanan dan pendekatan menilai dirinya sendiri
(Perkemban terhadap individu untuk terutama yang berkaitan
gan karir mengenal dan memahami dengan potensi yang ada
Donald dirinya sendiri, mampu dalam dirinya.
Super) mengenal dunia kerja 2.Menyadari dan
sehingga dapat memahami nilai-nilai
merencanakan masa yang ada dalam dirinya
depan dengan keputusan dan yang ada dalam
yang tepat sesuai dengan masyarakat.
potensi yang 3.Mengetahui berbagai
dimilikinya.11 jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan
potensi yang ada dalam
dirinya .
4.Menemukan hambatan-
hambatan yang mungkin
timbul yang disebabkan
oleh diri sendiri dan
faktor lingkungan.

11
file:///D:/SKRIPSI_FIX.pdf
BAB III
METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi. Kegiatan observasi secara langsung.
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Jatim Jaya Perkasa Rokan
Hilir. Adapun perencanaan penelitian ini dapat diprediksi akan
dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2019,penelitian ini dilakukan
selama tiga bulan.

B. SUBJEK DAN OBJEK


1. Subjek penelitian.

Subjek yang diteliti adalah karyawan yang sudah tergolong


pada fase karir decline rentang usia 65 tahun keatas sesuai dengan
teori perkembangan karir Donald Super di PT. Jatim jaya Perkasa
Rokan Hilir. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 95) jika subjek
lebih dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya dan
penelitian tersebut termasuk penelitian populasi. Dalam penelitian
ini semua karyawan PT. Jatim Jaya Perkasa Kabupaten Rokan
Hilir.12
2. Objek penelitian.

Objek yang ingin diteliti sebagai fokus permasalahan adalah


karyawan yang usianya memasuki 65 tahun keatas seperti yang
disebutkan teori Donal super diatas, kemudian rentang waktu
kerjanya 1 tahun lagi dan perencanaan karir apa yang ingin
dicapai pasca pensiun.
Penelitian deskriptif

12
file:///D:/ALL%20PDF%20JURNAL/eka/SKRIPSI_RATNA%20UTAMI
%20SINGGIH_11104244004.pdf
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus. Tetapi, didalam penelitian ini peneliti studi
sensus karena populasinya tidak sulit didapatkan. Sesuai
dengan penelitian bahwa populasi yang dijadikan responden
berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan terhadap
prestasi kerja pegawai
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
mengeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud
mengeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian
sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. 13

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.


Teknik mengumpulkan data adalah cara peneliti untuk
memperoleh data secara objektif. Teknik pengumpulan data ini
sangat penting dalm sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan apabila
terjadi kesalahan dalam menentukan teknik yang digunakan, maka
selanjutnya akan salah dalam pengumpulan datanya. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan
mengunakan kuesioner (angket), dokumentasi dan tes.14
1) Observasi
Observasi adalah tenik yang dilakukan untuk mengamati
dan meninjau langsung tempat yang dijadikan sebagai studi
13
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Penerbit PT. Rineka
Cipta,Jakarta, 2014. h. 173-175.
14
file:///D:/ALL%20PDF%20JURNAL/eka/Ely%20Fauziyah_12104241003.pdf
kasus atau permasalahan pegawai perpajakan. Dan juga
permasalahan yang diangkat peneliti ini sesuai dengan fakta atau
masih sekedar prediksi yang bersumber dari fenomena yang
pernah terlihat disebuah kantor pemerintahan.
2) Wawancara

3) Dokumentasi
Dokumentasi dibuat untuk mengetahui bahwa bukti penelitian
telah dilakukan melalui pemberian keusioner kepada informen.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono bahwa teknik analisis data pada


penelitian kualitatif. Analisis data yang di gunakan pada penelitian
ini adalah analisi deskriptif.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai