Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sinaga, Nobel Hans Valentino

Kelas : XII MIPA 7

Jurnal P5

Daftar Isi

Judul ……………………………………………………………………………1

Latar Belakang ………………………………………………………………….1-2

P5 “BAngunlah Jiwa dan Raga”………………………………………………...2-3

Hasil Penelitian …………………………………………………………………3-4

Kesimpulan ……………………………………………………………………..4-5

Judul: Projek Mencapai Keseimbangan Kerja dan Kehidupan: Work Life


Balance

I. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya manusia yang beragam jenisnya
dikarenakan banyak sekali keberagaman yang ada disana. Namun, semua sumber daya
manusia masih memiliki kesamaan yaitu tingkat kejenuhan dalam melakukan kegiatannya
masing-masing. Banyaknya kegiatan dapat menjadi faktor dari kejenuhan tersebut. Jika
semakin lama dibiarkan, maka sebagian orang akan merasakan stress dan depresi yang
diperoleh. Hal ini juga terjadi pada kaum milenial. Generasi Z menjadi generasi yang mudah
cemas dan stres. Bahkan, tingkat kecemasan dari generasi kelahiran 1997-2012 ini menjadi
yang paling tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Berdasarkan hasil survei Alvara
Research Center, ada 28,3% responden dari generasi Z yang mengaku cemas. Rinciannya,
sebanyak 23,3% merasa cemas dan 5% lainnya sangat cemas. Di generasi milenial,
persentase responden yang cemas sebesar 28,1%. Ini terdiri dari 23,5% milenial yang merasa
cemas dan 4,6% sangat cemas. Kemudian, hanya 24,1% responden dari generasi X yang
merasa cemas. Secara rinci, 21,3% generasi X cemas dan 2,8% sangat cemas. Dari data
tersebut, tingkat kecemasan dan stres lebih cenderung ke generasi yang belum bekerja atau
pelajar. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya beban pelajar sekarang yang harus ditanggung.
Tugas yang banyak, nilai yang buruk, ulangan terus menerus membuat siswa merasa
terbebani sehingga mempengaruhi kepada kinerja dari orang tersebut.
Memang hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa stres di generasi muda
lebih banyak dibandingkan dengan orang orang yang sudah bekerja. Bila hal tersebut terjadi
maka hal yang tidak diinginkan akan dapat terjadi. Seperti halnya di Jepang. Jepang
merupakan negara yang memiliki tingkat stres yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena
Jepang merupakan negara yang sangat serius dalam bidang pekerjaan atau karir. Bahkan
siswa di Jepang terus menerus belajar agar karir yang dimiliki dapat baik. Mereka merelakan
waktu tidurnya untuk terus melakukan kegiatan dan aktifitas yang ada. Karena hal tersebut,
kasus bunuh diri banyak sekali tercatat di Jepang. Jepang mencatat rekor tertinggi kasus
bunuh diri di kalangan siswa sekolah, naik sebanyak 39 kasus pada 2022 dibandingkan tahun
sebelumnya. Data awal Kementerian Pendidikan berdasarkan beberapa statistik pemerintah
melaporkan, pada 2022 tercatat ada sebanyak 512 kasus siswa bunuh diri. Hal tersebut dapat
dihindari dengan cara menerapkan pola keseimbangan kerja dan kehidupan atau orang orang
biasanya menyebutnya work life balance. Lantas apa itu work life balance? Work-life balance
adalah kondisi di mana seseorang dapat menjaga keseimbangan antara waktu dan energi yang
dihabiskan untuk pekerjaan atau karier dengan waktu yang dihabiskan untuk kehidupan
pribadi, keluarga, dan rekreasi. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan harmoni
antara tanggung jawab pekerjaan dan kebutuhan pribadi agar seseorang dapat menjalani
kehidupan yang memuaskan secara menyeluruh. Work-life balance bertujuan untuk
mencegah kelelahan, stres, dan kejenuhan yang dapat timbul akibat beban kerja berlebihan.
Dengan mencapai keseimbangan ini, seseorang diharapkan dapat menikmati kehidupan
secara menyeluruh tanpa mengorbankan kesejahteraan pribadi.

Banyak kelebihan yang dapat dirasakan ketika melakukan pola hidup work life
balance. Tetapi banyak hal yang membuat pola hidup tersebut tidak efektif. Seringkali orang
orang selalu melewatkan pekerjaan mereka. Bahkan ketika beristirahat untuk bekerja, lebih
sering beristirahat dibandingkan dengan bekerjanya. Hal ini menjadi penelitian P5 kami
untuk mengefektifkan kinerja dari work life balance ini. Sebelum masuk ke kegiatan dan
pengalaman yang dimiliki, saya akan menjelaskan tentang kegiatan P5 khususnya untuk
tema “Bangunlah Jiwa dan Raga” yang kami lakukan

II. P5 “Bangunlah Jiwa dan Raga”

Bangunlah Jiwa dan Raga" adalah sebuah ungkapan yang mengajak kita untuk
mengembangkan diri secara holistik, baik dari segi spiritual maupun fisik. Konsep ini
menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kesehatan jiwa dan tubuh, serta
mengutamakan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Bangunlah Jiwa dan Raga" adalah
sebuah konsep yang mendalam dalam budaya Indonesia yang mengajak kita untuk
mengembangkan diri secara holistik, baik dari segi spiritual maupun fisik. Konsep ini
memiliki hubungan erat dengan Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia, yang mencakup
lima aspek utama sebagai elemen profil pelajar Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa:
"Bangunlah Jiwa dan Raga" memasukkan dimensi spiritual ke dalam perkembangan diri.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: "Bangunlah Jiwa dan Raga" mengingatkan kita untuk
menghargai kemanusiaan, dan ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan
keadilan, kesetaraan, dan budaya beradab.
Tujuan dari pengenalan P5 (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) adalah
untuk membangun jiwa dan raga serta profil pelajar dalam konteks nilai-nilai Pancasila.
Tujuan tersebut mencakup pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pelajar dapat menjadi warga negara yang bertanggung
jawab dan berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara sesuai dengan falsafah
Pancasila. Tujuan Project kami, ialah membuat penelitian tentang pemahaman Pelajar Dalam
membangun Jiwa dan Raga sebagai cerminan dari Pelajar profil pancasila. Lalu kami
meneliti bagaimana kesehatan mental yang dimiliki oleh remaja saat ini.

Metode yang kami gunakan dalam mengerjakan proyek ini adalah dengan
memberikan survei kepada beberapa audiens dan menganalisis apakah orang orang telah
mengetahui arti dari work life balance dan cara melakukannya. Target dari survei ini adalah
siswa sekolah karena mereka yang paling rentan dengan tekanan dan memiliki tingkat stres
yang lebih tinggi. Hasil survei menunjukan bahwa banyak siswa yang masih belum mengerti
tentang work life balance yang belum melakukannya secara efektif. Setelah mengetahui hasil
dari survei tersebut, kami menganalisis dan mencari tahu bagaimana caranya agar work life
balance dapat secara efektif digunakan. Kami memikirkan secara berkelompok dan
memperbanyak literasi di internet. Dari hasil perundingan dan pencarian yang kami lakukan,
kami mendapatkan hasilnya.

III. Hasil Penelitian

Prioritaskan: Identifikasi apa yang paling penting dalam hidup


kamu, baik itu pekerjaan, keluarga, kesehatan, atau hobi. Ketika
kamu tahu prioritas kamu, kamu dapat mengatur waktu dengan
lebih baik. Akan lebih baik jika kamu menggunakan aplikasi
seperti reminder untuk mengetahui aktifitas yang wajib
dilakukan dan letakan tersebut di bagian paling atas sebagai
prioritas. Contohnya seperti Life Reminder dan Rembo.

Atur Jadwal: Buat jadwal yang terstruktur dengan waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan
dan waktu yang dihabiskan untuk kehidupan pribadi. Ini membantu kamu menghindari
bekerja terlalu berlebihan. Banyak aplikasi yang dapat digunakan hal tersebut. Contohnya
saja excel dan masih banyak lagi.

Batasi Jam Kerja: Tetapkan batas waktu untuk pekerjaan kamu. Ini membantu mencegah
pekerjaan yang terlalu lama dan memberimu waktu untuk istirahat. Kamu tahu batas tubuh
kamu untuk bekerja. Ketika sudah mencapai batasnya, istirahatlah. Kalau kamu terlalu
memaksakan dirimu untuk bekerja terus menerus, pekerjaan yang kamu lakukan akan tidak
benar dan kurang efektif.

Ambil Istirahat: Istirahat yang cukup penting. Ini memungkinkan kamu merilekskan pikiran
dan tubuh kamu, serta mencegah kelelahan.
Manajemen Stres: Pelajari teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau
olahraga. Ini membantu kamu meredakan tekanan yang mungkin kamu alami. Orang orang
memiliki manajemen stres yang berbeda. Mungkin juga kamu dapat mengatur tingkat stres
kamu dengan menjalankan hobimu. Selain dapat menyenangkan diri, itu juga dapat membuat
kamu menjadi tidak stres.

Jaga Kesehatan: Makan dengan baik, tidur cukup, dan berolahraga secara teratur. Kesehatan
fisik yang baik memungkinkan kamu menjaga produktivitas dan kebahagiaan.

IV. Kesimpulan

Banyak hal yang dapat dipelajari dari projek ini. Kesehatan mental sangat penting
karena ketika mental kita terjaga, kita dapat menjalani hidup dan kegiatan kita dengan baik.
Pendidikan mengenai konsep ini seharusnya ditingkatkan di lingkungan pendidikan, dengan
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang Work Life Balance, diharapkan pelajar dapat mencapai keseimbangan yang
baik antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta meningkatkan kesehatan mental
mereka. Dengan P5 ini, saya merasa bahwa segala sesuatu itu harus seimbang. Meskipun sulit
sekali untuk menyeimbangkan diri kita, tetapi kita harus berusaha untuk mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai