Anda di halaman 1dari 2

ASY SYAFĀ’ATUL ‘UZHMA (SYAFA’AT PALING BESAR) ◆ Pertama-tama mereka mendatangi Nabi Ādam

‘alayhissalām, bapak mereka, manusia yang pertama.


“Asy Syafā’atul ‘Uzhma (Syafa’at Yang Paling Besar)”. Namun beliau enggan dan meminta udzur dan merasa tidak
Asy Syafā’atul ‘Uzhma adalah syafa’at yang dilakukan oleh berhak karena beliau ‘alayhissalām pernah memaksiati Allāh
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk para Subhānahu wa Ta’āla dengan memakan sesuatu yang
penduduk Padang Mahsyar, yang isinya adalah permintaan dilarang.
kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya Allāh ◆ Kemudian Nabi Ādam ‘alayhissalām menyuruh manusia
Subhānahu wa Ta’āla menyegerakan Hari Keputusan. mendatangi Nabi Nūh, rasul yang pertama yang diutus
Dinamakan Asy Syafā’atul ‘Uzhma (syafa’at yang paling kepada manusia.
besar) karena syafaat ini diperuntukkan untuk seluruh Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah
manusia; yang mukmin maupun yang kafir, ketika sudah meminta kepada Allāh sesuatu yang tidak dibenarkan.
memuncak kesusahan di Padang Mahsyar; ◆ Kemudian Nabi Nūh menyuruh manusia mendatangi Nabi
• Terik matahari Ibrāhīm ‘alayhissalām, kekasih Allāh.
• Keringat yang menggenang Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena merasa
• Waktu yang sangat lama pernah berdusta.
• Dalam keadaan takut yang sangat, ◆ Kemudian Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām menyuruh manusia
Menunggu Hari Keputusan, maka manusia ingin mendatangi nabi Mūsa ‘alayhissalām, seorang nabi yang
disegerakan Hari Keputusan tersebut. pernah diajak bicara oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Mereka mendatangi orang-orang yang memiliki kedudukan Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena
mulia supaya: pernah membunuh manusia tanpa diperintah oleh Allāh
⑴ Memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar Subhānahu wa Ta’āla.
menyegerakan Hari Keputusan. ◆ Nabi Mūsa menyuruh manusia mendatangi Nabi ‘Īsā
⑵ Membebaskan mereka dari kesusahan yang ‘alayhissalām, beliau juga enggan dan merasa tidak berhak.
berkepanjangan di Padang Mahsyar. ◆ Akhirnya Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām menyuruh manusia
mendatangi Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kemudian mereka mengatakan : “Wahai Muhammad, janjikan untuk beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam,
engkau adalah Rasūlullāh, penutup para nabi, Allāh sebagaimana di dalam AlQurān:
Subhānahu wa Ta’āla telah mengampuni dosamu yang telah
lalu dan yang akan datang. ً ‫ك َم َقامًا مَّحْ م‬
‫ُودا‬ َ ‫َع َسى َأن َيب َْع َث‬
َ ‫ك َر ُّب‬
Lakukanlah syafa’at, mintalah kepada Robb-mu untuk kami. “Semoga Rabb-mu membangkitkan dirimu pada kedudukan
Bukankah kamu telah melihat bagaimana keadaan kami? yang dipuji.”
Bukankah kamu melihat bagaimana kesusahan kami?” (QS Al Isrā’: 79)
Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menuju bawah
‘Arsy Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan bersujud kepada
Allāh.
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengilhamkan
kepada Beliau pujian-pujian kepada Allāh yang belum
pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun.
Kemudian dikatakan kepada Beliau shallallāhu ‘alayhi wa
sallam:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka
kamu akan diberi.
Lakukanlah syafa’at maka kamu akan dikabulkan
syafa’atmu.”
(Hadits shahih riwayat Bukhāri dan juga Muslim)
Inilah yang dimaksud ‫و ٌد‬BB‫ا ٌم مَّحْ ُم‬BB‫( َم َق‬maqāmun mahmūd), yaitu
kedudukan yang dipuji.
⇒ Dimana Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan dipuji
oleh seluruh manusia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Anda mungkin juga menyukai