Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS VALUASI NILAI WAJAR SAHAM MENGGUNAKAN FREE CASH FLOW TO

FIRM DAN RELATIVE VALUATION PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR MINYAK DAN
GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2019

VALUATION ANALYSIS OF FAIR VALUE OF SHARES USING FREE CASH FLOWS TO


COMPANIES AND RELATIVE ASSESSMENT IN CRUDE PETROLEUM AND NATURAL
GAS PRODUCTION SUB SECTOR COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE 2015-2019 PERIOD

Muhammad Chalil Gilbran1


Prodi S2 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom
1
chalilaan@student.telkomuniversity.ac.id.,

Abstrak
Tujuan penelitian melakukan estimasi penilaian kewajaran harga saham perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode DCF dengan pendekatan FCFF dan
metode Relative Valuation dengan pendekatan PER, PBV dan EBITDA Multiple. Melibatkan tiga skenario
yakni pesimis (kondisi rata-rata industri), moderat (kondisi yang paling mungkin) dan optimis (kondisi diatas
pertumbuhan industri). Data diolah menggunakan data historis dari tahun 2006 – 2016. Data historis digunakan
sebagai dasar proyeksi tahun 2017 - 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan DCF pada skenario optimis nilai intrinsik TLKM
berada pada kondisi undervalued, ISAT pada kondisi overvalued dan EXCL pada kondisi undervalued.
Skenario moderat nilai intrinsik TLKM dalam kondisi undervalued, ISAT dalam kondisi overvalued dan EXCL
dalam kondisi overvalued. Skenario pesimis nilai intrinsik TLKM berada pada kondisi overvalued, ISAT pada
kondisi overvalued dan EXCL pada kondisi overvalued. Selanjutnya menggunakan metode Relative Valuation
dengan pendekatan PER, nilai intrinsik TLKM berada dalam kondisi undervalued, ISAT dalam kondisi
overvalued dan EXCL dalam kondisi undervalued. Pendekatan PBV, nilai intrinsik TLKM berada dalam
kondisi overvalued, ISAT dalam kondisi undervalued dan EXCL dalam kondisi undervalued. Pendekatan
EBITDA multiple nilai intrinsik TLKM dalam kondisi overvalued, ISAT dalam kondisi undervalued dan EXCL
dalam kondisi undervalued.

Kata Kunci: Discounted Cash Flow; Nilai Intrinsik; Relative Valuation; Sektor Minyak dan Gas Bumi; Valuasi

Abstract

This study provides an assessment of the stock prices of BUMN construction companies when the stock market
in Indonesia is bullish. This study uses historical data for 2015-2018 to project stock prices in the next five
years. The method used is the application of WACC, Cost of Equity, to terminate the value and value of the
firm. The results showed that the company has high debt and sales costs, resulting in a decreased capital
structure. The decline in capital structure performance affects investor valuations as reflected in the rise in
stock prices. We are considering improving the capital structure. Future studies can develop micro aspects of
valuing stock prices.

Keywords: Valuation, Capital Structure, Value of the Firm, Price to Book Value, Projection.

1. Pendahuluan perusahaan dapat dijadikan informasi yang


Dalam berinvestasi, risk dan return merupakan dibutuhkan para pemegang saham (investor).
bagian yang tidak dapat terpisahkan. Menurut Sesuai dengan keputusan Ketua Bapepam No.
Tandelilin (2010) suatu investasi yang memiliki tingkat Kep.38/PM/1996 yang mewajibkan para
risiko yang tinggi maka return yang akan diperoleh perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan
semakin tinggi dan sebaliknya jika investasi memiliki agar terdapat transparansi informasi yang
tingkat risiko yang rendah maka return yang akan berhubungan dengan kinerja perusahaan yang
diperoleh semakin rendah. Risiko adalah kemungkinan bersangkutan. Dengan begitu, pemegang saham
bahwa return sesungguhnya dari suatu investasi akan (investor) lebih mudah mendapatkan informasi dan
tidak sesuai dengan return yang diharapkan. Return sekaligus mengetahui reputasi dan kinerja
adalah keuntungan atau aliran kas bersih yang perusahaan.
diperoleh dari suatu investasi. Dalam berinvestasi, ada istilah yang disebut
Penilaian terhadap laporan keuangan market capitalization atau kapitalisasi pasar, yaitu
nilai atau harfa sebuah perusahaan yang dihitung
dari jumlah keseluruhan nilai saham yang beredar.
Dengan kata lain, kapitalisasi pasar adalah jumlah
uang yang harus dibayar oleh seseorang atau
badan
usaha untuk membeli suatu perusahaan. memfasilitasi dalam melakukan valuasi. Nilai
Komunitas investor biasanya akan menggunakan intrinsik (nilai wajar) suatu saham didefinisikan
angka kapitalisasi pasar ini untuk menentuk sebagai nilai saat ini dari aliran kas masuk yang
ukuran sebuah perusahaan. Istilah kapitalisasi akan didapatkan sepanjang umur perusahaan
pasar digunakan oleh para investor untuk tersebut (Damodaran, 2012). Valuasi saham
menentukan ukuran sebuah perusahaan. adalah proses menentukan berapa harga yang
wajar untuk suatu saham. Walaupun harga saham
Harga Saham berubah setiap waktu, namun dengan mengetahui
nilai wajarnya, kita lebih tenang dalam
4000
menghadapi gejolak pasar. Metode valuasi yang
3000
sering digunakan adalah Discounted Cash Flow
2000
1000
(DCF) dan Relative Valuation (RV). Pendekatan
0 pada metode DCF terbagi menjadi Dividen
Discounted Model (DDM), Free Cash Flow to
15 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19
n- y- p- n- y- p- n- y- p- n- y- p- n- y- p- Equity (FCFE), dan Free Cash Flow to Firm
Ja Ma Se Ja Ma Se Ja Ma Se Ja Ma Se Ja Ma Se (FCFF) (Damodaran, 2006:312-399).
MEDC ESSA ELSA
1.2 Identifikasi Masalah
Gambar 1.1 Growth harga Saham MEDC, ESSA,
dan ELSA Berdasarkan latar belakang penelitian di
Sumber: idn.financials.com (data telah diolah) muka, maka perumusan masalah dalam penelitian
Berdasarkan gambar 1.1, harga saham tertinggi ini adalah menganalisis nilai sesungguhnya dari
yaitu MEDC sebesar Rp 3.460 pada bulan Maret harga saham nilai wajar saham perusahaan-
2017. Dan harga saham terendah yaitu ESSA
sebesar Rp 0 pada April – Juni 2015, Agustus – perusahaan sub sektor minyak dan gas bumi di
November 2015, November 2016, dan Februari Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pada rumusan
2017.
masalah yang telah dikemukakan, maka
pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai
Return
berikut.
100.00%
50.00%
1. Berapakah nilai wajar perusahaan sub sektor
0.00% minyak dan gas bumi menggunakan metode
-50.00%-15 -15 -15 -16 -16 -17 -17 -18 -18 -18 -19 -19 Free Cash Flow dan Relative Valuation
b ul c y ct r g n n v r p
Fe J De Ma O Ma Au Ja Ju No Ap Se
-100.00% melalui pendekatan Price to Earning Ratio
(PER) dan Price to Book Value (PBV) pada
-150.00%
skenario optimis?
MEDC ESSA ELSA
2. Berapakah nilai wajar perusahaan sub sektor
Gambar 1.2 Return Saham MEDC, ESSA dan ELSA minyak dan gas bumi menggunakan metode
Sumber: idn.financials.com (data telah diolah) Free Cash Flow dan Relative Valuation
melalui pendekatan Price to Earning Ratio
Berdasarkan gambar 1.2, return tertingginya yaitu (PER) dan Price to Book Value (PBV) pada
saham MEDC sebesar 0,8057554 atau 80,58% skenario moderat?
pada bulan Februari 2017, dan return terendahnya
yaitu saham MEDC juga sebesar -0,762195 atau - 3. Berapakah nilai wajar perusahaan sub sektor
76,22% pada bulan September 2017. Berdasarkan minyak dan gas bumi menggunakan metode
fenomena yang telah disampaikan, maka dalam Free Cash Flow dan Relative Valuation
rangka meminimalisir resiko, perlu dilakukan melalui pendekatan Price to Earning Ratio
valuasi (penilaian) sebelum memutuskan untuk (PER) dan Price to Book Value (PBV) pada
berinvestasi pada saham suatu skenario pesimis?
perusahaan.Berdasarkan fenomena yang telah
disampaikan, maka dalam rangka meminimalisir 1.4. Tujuan Penelitian
resiko, perlu dilakukan valuasi (penilaian) sebelum Berdasarkan pada pertanyaan
memutuskan untuk berinvestasi pada saham suatu penelitian yang telah diuraikan, tujuan dari
perusahaan. penelitian ini adalah sebagai berikut:
Valuasi merupakan perpaduan antara
science dan art (Damodaran, 2006:19). Pada
dasarnya valuasi merupakan validasi terhadap
1. Untuk mengetahui berapa nilai wajar
suatu asumsi awal dalam valuasi (Damodaran, saham perusahaan-perusahaan sub
2006:22). Jadi untuk membangun suatu asumsi, sektor minyak dan gas bumi di Bursa
perlu menggunakan metode valuasi untuk Efek Indonesia menggunakan metode
Free Cash Flow dan Relative Valuation
melalui pendekatan Price to Earning yang menyatakan bahwa aset memiliki aset riil
Ratio (PER) dan Price to Book Value atau hak yang lain disebut aset finansial. Dalam
(PBV) pada skenario optimis. melakukan valuasi seorang investor harus
memiliki informasi yang dibutuhkan terlebih
2. Untuk mengetahui berapa nilai wajar dahulu. Informasi tersebut terdiri dari informasi
saham perusahaan-perusahaan sub yang tertulis saat ini maupun dimasa lalu. Setiap
sektor minyak dan gas bumi di Bursa perusahaan akan menerbitkan laporan keuangan
Efek Indonesia menggunakan metode yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik
Free Cash Flow dan Relative Valuation yang penting dijadikan informasi bagi investor.
melalui pendekatan Price to Earning Mengingat bahwa perusahaan yang terdaftar
Ratio (PER) dan Price to Book Value dalam pasar bursa wajib menerbitkan laporan
(PBV) pada skenario moderat. keuangan tahunan. Namun tidak semua informasi
perusahaan dapat disajikan dalam laporan
3. Untuk mengetahui berapa nilai wajar keuangan, misalnya interview pada direksi yang
saham perusahaan-perusahaan sub disebut corporate secretary. Langkah ini sangat
sektor minyak dan gas bumi di Bursa dipenting dilakukan karena jika terlewatkan
Efek Indonesia menggunakan metode maka valuasi yang dilakukan tidak akan
Free Cash Flow dan Relative Valuation mendapatkan hasil atau sia-sia.
melalui pendekatan Price to Earning
Ratio (PER) dan Price to Book Value c. Nilai Perusahaan
(PBV) pada skenario pesimis. Nilai perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan harga saham menggunakan rasio
2. Dasar Teori dan Metodologi yang disebut rasio penilaian. Menurut Sudana
(2011:23), rasio penilaian adalah suatu rasio yang
2.1 Dasar Teori terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan
yang telah diperdagangkan di pasar modal.
a. Teori Signalling
d. Ukuran Perusahaan
Teori signalling atau pensinyalan adalah Menurut Butar & Sudarsi (2012) dalam
penjelasan alasan perusahaan untuk memberikan Wijayani & Januarti (2011), ukuran perusahaan
informasi laporan keuangan pada pihak eksternal merupakan suatu skala yang mengelompokkan besar
terkait dengan adanya asimetri informasi antara atau kecilnya suatu perusahaan yang berhubungan
pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar. dengan kondisi keuangan dan dapat dinyatakan
Informasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dalam bentuk total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
bisa berupa laporan keuangan, informasi pasar. Ketiga pengukuran tersebut seringkali
kebijakan perusahaan maupun informasi lain digunakan untuk mengukur besar kecilnya ukuran
yang dilakukan secara sukarela oleh manajemen suatu perusahaan karena (1) semakin besar aset yang
perusahaan. Teori pensinyalan mengemukakan dikuasai semakin besar pula modal yang dimiliki
tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan, (2) semakin besar jumlah penjualan
perusahaan memberikan sinyal–sinyal kepada yang diperoleh semakin cepat juga perputaran uang
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa di dalam perusahaan, dan (3) semakin besar
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan kapitalisasi pasar semakin dikenal juga perusahaan
oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan tersebut oleh masyarakat luas.
pemilik. e. Profitabilitas
Menurut Sujarweni (2017:64), profitabilitas
b. Teori Valuasi atau biasa disebut juga dengan rentabilitas adalah
rasio yang digunakan untuk menilai seberapa
Menurut Manurung (2012), teori besar kemampuan perusahaan dalam mencari
valuasi merupakan teori yang paling dibutuhkan keuntungan dalam hubungannya dengan
oleh investor dalam melakukan investasi. Aset penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.
yang diinvestasi dapat berupa aset riil dan aset Semakin baik rasio profitabilitas yang diperoleh
finansial saat melakukan valuasi atas aset. Setiap oleh suatu perusahaan, maka akan semakin baik
aset pasti memiliki perbedaan karakteristik juga gambaran mengenai kemampuan perusahaan
sehingga penilainnya pun akan berbeda. Aset dalam memperoleh keuntungannya.
2.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pembahasan pada kerangka penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengajukan hipotesis sementara sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3 Data Penelitian


Data sekunder pada penelitian ini adalah laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan periode
2014- 2017 yang bersumber dari website resmi perusahaan dan dari penelitian-penelitian
sebelumnya dapat berbentuk jurnal, skripsi maupun artikel serta buku-buku yang menunjang
penelitian ini. Terdapat 28 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

4. Hasil Penelitian
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Dengan menggunakan metode FCFF, Tbk. (CSIS) sebanyak 1.612,94 kali. Hal-hal
hasilnya terdapat pada table berikut. tersebut menjelaskan bahwa hasil perhitungan
penelitian berada pada kisaran PER di pasar.
Scenario Intrinsic Stock Condition
Value Price on Fokus perhitungan ini adalah laba bersih yang telah
2nd dihasilkan oleh perusahaan. Dengan mengingat
January PER suatu emiten, investor dapat mengetahui
2020 apakah harga suatu saham masuk akal atau tidak.
Pessimistic PER diperoleh dengan membagi harga saham
MEDC Moderate dengan laba bersih per saham (EPS) perusahaan
Optimistic yang ditampilkan pada laporan keuangan
perusahaan. Semakin tinggi nilai PER suatu saham,
Pessimistic maka semakin mahal harga saham tersebut.
ELSA Moderate
Optimistic Tabel 2.2 menjelaskan bahwa WIKA memiliki PER
tertinggi yaitu sebesar 25,95 kali, yang
menunjukkan bahwa harga intrinsik saham WIKA
Pessimistic
bernilai 25,95 kali dibandingkan laba bersih per
ESSA Moderate
saham perusahaan. Saat ini PER terkecil terdapat
Optimistic
pada perusahaan WSKT yaitu sebesar 2,38 kali
yang berarti harga saham tersebut bernilai 2,38 kali
Bagi WIKA dan PTPP, dalam skenario pesimis,
per saham (EPS). Bagi investor, nilai PER yang
moderat, dan optimis, nilai intrinsiknya lebih tinggi dari kecil bisa menjadi salah satu acuan dalam
nilai saham yang ada di pasar saat ini. Pada tanggal
berinvestasi, karena salah satunya dengan EPS
tersebut, nilai saham WIKA sebesar 1.565 sedangkan yang lebih masif, juga akan memperbesar
untuk PTPP sebesar 2.620. Dengan skenario pesimis,
kemungkinan untuk bisa mendapatkan return yang
nilai intrinsik WIKA sebesar 4.965 dan PTPP 5.667; lebih tinggi.
sehingga harga saham di pasar undervalued.
Hasil studi skenario pesimis didapatkan nilai ADHI
2.6.2 Hasil Perhitungan dengan Metode PER dan
PBV 0,54 kali, nilai WSKT PBV 2,38 kali, WIKA
PBV PBV 3,04 kali, dan PTPP PBV 2,47 kali. Pada data
triwulanan BEI (Q1 2018) rata-rata nilai PBV
Relative Pesimistic Moderate Optimistic perusahaan konstruksi 3,35 kali, dengan nilai PBV
Valuation PER PBV PER PBV PER PBV terendah pada Nusa Konstruksi Engineering Tbk.
ADHI 3.32 0.54 3.73 0.64 (DGIK) sebesar 0,47 kali dan nilai PBV tertinggi di
WSKT 2.38 0.42 3.13 0.56 Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) sebanyak
WIKA 26 3.04 33.4 3.95 21.00 kali. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil
perhitungan penelitian berada pada range PBV di
Hasil perhitungan menggunakan metode Relative pasaran.
Evaluation dengan pendekatan PER dan PBV
seperti pada tabel 2.2. PBV dapat didefinisikan sebagai 'harga saham
dibandingkan dengan nilai ekuitas per saham.'
Skenario pesimis nilai ADHI PER 3,32 kali, WSKT Jumlah tersebut diperoleh dengan membagi harga
2,38 kali, WIKA 25,95 kali, sedangkan PTPP 13,60 saham dengan Nilai Buku (BV), dimana BV
kali. Pada data triwulanan BEI (Q1 2018), rata-rata dihasilkan dari ekuitas dibagi dengan jumlah rata-
nilai PER perusahaan konstruksi adalah 25,50 kali, rata saham beredar. Konsep penerapannya sesuai
dengan nilai PER terendah pada Surya Semesta dengan PER: semakin tinggi nilai PBV maka
Internusa Tbk. (SSIA) sebesar 2,20 kali dan nilai semakin tinggi harga sahamnya.
PER tertinggi pada Cahayasakti Investindo Sukses
Nilai PBV terendah dari keempat perusahaan yang RV- Moderate 0.64 Undervalued Buy
diteliti adalah WSKT yaitu 0,42 kali, hal ini PBV
Optimistic 0.76 Undervalued Buy
menandakan nilai saham lebih kecil dari 0,42 kali
dibandingkan dengan nilai bukunya. Nilai PBV
WIKA yang paling besar adalah 3,04 kali; Hal ini Dengan menggunakan metode FCFF, disarankan
menunjukkan bahwa nilai intrinsik sahamnya 3,04 untuk “menjual” karena hasil kalkulasi asli
kali dibandingkan nilai buku valuasinya. menunjukkan nilai intrinsik saham menjadi
overvalue. Dengan menggunakan metode PER,
ANALISIS nilai PER adalah
3.1 Analisis PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di bawah nilai rata-rata PER Industri.

Recom- Secara industri, PER untuk WSKT masih


Intrinsi merupakan investasi yang dapat diandalkan,
Method Scenario men-
c value Evaluation
dation sehingga disarankan untuk "membelinya".
Pessimistic 885 Overvalued Sell
DCF- Moderate 1051 Overvalued Sell
FCFF
Dengan metode PER, nilai PER berada di bawah
Optimistic 1249 Overvalued Sell rata-rata PER Industri. Secara industri, PER untuk
Pessimistic 3.32 Buy WSKT masih merupakan investasi yang dapat
AVG
RV- diandalkan, sehingga disarankan untuk
Moderate 3.73 PER Industry Buy
PER "membelinya".
25.50
Optimistic 4.19 Buy
Pessimistic 0.54 Undervalued Buy Dengan menggunakan metode PBV, PBV
RV-
Moderate 0.64 Undervalued Buy dihasilkan di bawah salah satu dari ketiga skenario
PBV tersebut, yang mengimplikasikan bahwa nilai
Optimistic 0.76 Undervalued Buy saham di pasar lebih kecil dari nilai buku; Oleh
karena itu, disarankan untuk "membeli" saham
Dengan menggunakan FCFF dalam tiga skenario, WSKT.
rekomendasi "menjual" diperoleh karena hasil
perhitungan teoritis ADHI memungkinkan 3.3 Analisis PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
terjadinya overvalued nilai intrinsik saham.
Recom-
Intrinsi
Dengan pendekatan PER, ketiga skenario Method Scenario men-
c value Evaluation
menghasilkan nilai PER yang berada di bawah nilai dation
rata-rata PER industri. Dari segi industri, PER Pessimistic 885 Overvalued Sell
DCF- Moderate 1051 Overvalued Sell
ADHI masih merupakan investasi yang bagus. Oleh FCFF
Optimistic 1249 Overvalued Sell
karena itu, disarankan untuk "membeli" yang
disebutkan di atas. Pessimistic 3.32 Buy
AVG
RV-
Moderate 3.73 PER Industry Buy
PER
Pendekatan perhitungan saham dengan PBV 25.50
Optimistic 4.19 Buy
menghasilkan nilai di bawah satu dari ketiga
skenario yang berarti nilai saham di pasar lebih Pessimistic 0.54 Undervalued Buy
kecil dari nilai buku; oleh karena itu, saham RV-
Moderate 0.64 Undervalued Buy
tersebut layak dibeli. PBV
Optimistic 0.76 Undervalued Buy
Dapat disimpulkan bahwa saham ADHI layak
untuk dibeli atau dipertahankan. Tren pertumbuhan Menurut metode FCFF, dalam tiga skenario
pendapatan perusahaan ini juga sangat baik, selama perhitungan, disarankan untuk "membeli" karena
tiga tahun terakhir didapatkan tren yang positif, perhitungan tersebut mengekspos bahwa nilai
misalnya pada tahun 2016-2017 pertumbuhan intrinsik dari saham "undervalued".
pendapatan sebesar 36,99%.
Nilai PER WIKA berada di atas industri
3.2 Analisis PT Waskita Karya (Persero) Tbk. rata-rata, jadi disarankan untuk "menjual".
Pendekatan perhitungan saham dengan
Recom- menggunakan Price Book Value (PBV)
Intrinsi menghasilkan nilai di atas satu pada ketiga skenario
Method Scenario men-
c value Evaluation
dation tersebut, yang mengimplikasikan bahwa nilai
Pessimistic 885 Overvalued Sell saham di pasar lebih tinggi dari nilai bukunya; Oleh
DCF- Moderate 1051 Overvalued Sell
FCFF
karena itu saham WIKA direkomendasikan untuk
Optimistic 1249 Overvalued Sell dijual.
Pessimistic 3.32 Buy
AVG
RV- Namun, saham WIKA patut dipertimbangkan
Moderate 3.73 PER Industry Buy
PER karena pertumbuhan pendapatan selama lima tahun
25.50
Optimistic 4.19 Buy terakhir selalu positif. Berdasarkan laporan
Pessimistic 0.54 Undervalued Buy keuangan tahun 2017, pendapatan WIKA pada
tahun 2017 sebesar Rp26.176.403.026.000,00
meningkat dari tahun 2016 di level tersebut, yang menunjukkan bahwa nilai saham di
Rp15.668.832.513.000,00 - menyumbang pasar lebih tinggi dari nilai nilai bukunya; Oleh
peningkatan 67,06%. karena itu, saham PTPP direkomendasikan untuk
dijual.
Analisis PT PP (Persero) Tbk.
Meskipun hasil analisis PBV saham PTPP
Dengan menggunakan metode FCFF, disarankan menyatakan bahwa nilai sahamnya lebih tinggi dari
untuk "membeli" karena hasil kalkulasi yang nilai buku, namun dari sisi industri, rata-rata nilai
diperlukan PTPP menunjukkan nilai intrinsik yang PBV untuk industri konstruksi adalah 3,35. Angka
terlalu rendah. ini menunjukkan nilai PBV PTPP masih bagus dan
masih jauh dari rata-rata industri. Kondisi tersebut
Dengan menerapkan pendekatan PER, nilai PER dapat dimasukkan ke dalam ICIB 2019 - The 2nd
diidentifikasi berada di bawah nilai rata-rata International Conference on Inclusive Business in
industri. PER PTPP layak dijadikan target the Changing World pertimbangan untuk
investasi; akibatnya, disarankan untuk "membeli". mempertahankan saham yang sebelumnya dimiliki
oleh investor, atau sebagai rencana untuk membeli
Menurut Price Book Value (PBV), nilai tersebut saham PTPP.
berada di atas salah satu dari ketiga skenario
memiliki nilai 0,54 kali, WSKT 0,42 kali,
5. Kesimpulan dan Saran WIKA 3,04 kali, dan PTPP 2,47 kali. Nilai PER
5.1 Kesimpulan dan PBV tersebut merupakan nilai PER dan
Dapat disimpulkan bahwa dalam skenario PBV di pasar berdasarkan data "Data & Rasio
optimis dan dengan metode Discounted Cash Keuangan" BEI periode triwulan satu 2019.
Flow, ADHI dan WSKT mengalami overvalued
karena harga pasar pada tanggal 2 Januari 2018 Rekomendasi yang diberikan dalam kondisi
lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. WIKA dan pesimis, moderat dan optimis adalah saham PT
PTPP berada dalam kondisi undervalued karena Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT
harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk. (WIKA) juga, PT PP
Dengan menggunakan metode Valuasi Relatif (Persero) Tbk. (PTPP).
dalam pendekatan PER (Price Earning Ratio),
ADHI memiliki nilai 4,19 kali, WSKT 3,51 5.2 Saran
kali, WIKA 33,8 kali, dan PTPP 13,7 kali.
Dengan pendekatan PBV (Price Book Value), Dapat disimpulkan bahwa dalam skenario optimis
ADHI memiliki nilai 0,76 kali, WSKT 0,64 dan dengan metode Discounted Cash Flow, ADHI
kali, WIKA 4,03 kali, dan PTPP 2,49 kali. Nilai dan WSKT mengalami overvalued karena harga
PER dan PBV tersebut merupakan nilai PER pasar pada tanggal 1 Januari 2019 lebih tinggi dari
dan PBV di pasar berdasarkan data "Data & nilai intrinsiknya. WIKA dan PTPP berada dalam
Rasio Keuangan" BEI periode triwulan satu kondisi undervalued karena harga pasar lebih
2019. rendah dari nilai intrinsiknya.

Sementara itu, dalam skenario moderat, dengan Dengan menggunakan metode Valuasi Relatif
metode Discounted Cash Flow, ADHI dan dalam pendekatan PER (Price Earning Ratio),
WSKT dinilai terlalu tinggi. WIKA dan PTPP ADHI memiliki nilai 4,19 kali, WSKT 3,51 kali,
berada dalam kondisi undervalued. Dengan WIKA 33,8 kali, dan PTPP 13,7 kali. Dengan
menggunakan metode Relative Valuation dan pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI
pendekatan PER (Price Earning Ratio), ADHI memiliki nilai 0,76 kali, WSKT 0,64 kali, WIKA
memiliki nilai 3,73 kali, WSKT 3,13 kali, 4,03 kali, dan PTPP 2,49 kali. Nilai PER dan PBV
WIKA 33,4 kali dan PTPP 13,7 kali. Dengan tersebut merupakan nilai PER dan PBV di pasar
pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" BEI
memiliki nilai 0,64 kali, WSKT 0,56 kali, periode triwulan satu 2019.
WIKA 3,95 kali, dan PTPP 2,49 kali. Nilai PER
dan PBV tersebut merupakan nilai PER dan Sementara itu, dalam skenario moderat, dengan
PBV di pasar berdasarkan data "Data & Rasio metode Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT
Keuangan" BEI periode triwulan satu 2019. dinilai terlalu tinggi. WIKA berada dalam kondisi
undervalued. Dengan menggunakan metode
Seperti skenario pesimistis dengan metode Relative Valuation dan pendekatan PER (Price
Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT Earning Ratio), ADHI memiliki nilai 3,73 kali,
dinilai terlalu tinggi. WIKA dan PTPP berada WSKT 3,13 kali, WIKA 33,4 kali dan PTPP 13,7
dalam kondisi undervalued. Dengan kali. Dengan pendekatan PBV (Price Book Value),
menerapkan metode Valuasi Relatif dengan ADHI memiliki nilai 0,64 kali, WSKT 0,56 kali,
pendekatan PER (Price Earning Ratio), ADHI dan WIKA 3,95 kali. Nilai PER dan PBV tersebut
memiliki nilai 3,32 kali, WSKT 2,38 kali, merupakan nilai PER dan PBV di pasar
WIKA 26 kali dan PTPP 13,6 kali. Dengan berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" BEI
pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI periode triwulan satu 2019.
Indonesia Stock Exchange. May, 662–673.
Seperti skenario pesimistis dengan metode https://doi.org/10.5220/0008435106620673
Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT dinilai Hendrawan, R., Susilowati, N., & Kristanti, F. T.
overvalued. WIKA berada dalam kondisi (2020). Share Valuation of Indonesian
undervalued. Dengan menerapkan metode Valuasi Regional Development Bank using Free Cash
Relatif dengan pendekatan PER (Price Earning Flow to Equity and Relative Valuation
Ratio), ADHI memiliki nilai 3,32 kali, WSKT 2,38 Methods. May 2020, 94–105.
kali, dan WIKA 26 kali. Dengan pendekatan PBV https://doi.org/10.5220/0008427900940105
(Price Book Value), ADHI memiliki nilai 0,54 kali, Kristanti, F. T. (2018). Does The Stock of
WSKT 0,42 kali, dan WIKA 3,04 kali. Nilai PER Indonesian Provider Tower Industry Have a
dan PBV tersebut merupakan nilai PER dan PBV di Fair Value ? 6(4), 130–139.
pasar berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" Neaxie, L.V., Hendrawan, R., 2017. Stock
BEI periode triwulan satu 2019. Valuations in Telecommunication Firms: Evidence
from Indonesia Stock Exchange, Journal of
Rekomendasi yang diberikan dalam kondisi Economic and Management Perspectives,
pesimis, moderat dan optimis adalah saham PT Volume 11, Issue 3.
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Sakaran, Uma. (1992). Research Methods for
Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Business: A Skill Building Approach, second
Karya (Persero) Tbk (WIKA). edition, New York: John Wiley& Sons, Inc. 7-19
Space, W. L. (2014). International Standard
Daftar Pustaka Classification of Occupations (ISCO). Encyclopedia
of Quality of Life and Well-Being Research, 3336–
[1]
Brigham, Eugene F and Joel F.Houston. 3336. https://doi.org/10.1007/978-94-007-0753-
2006. Dasar-Dasar Manajemen 5_102084
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Truitt, A. (2017). Reproduced with permission of
Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2010. Dasar- copyright owner . Further reproduction prohibited
dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba. without permission . Social & Behavioral Sciences
Chang, S. C., Chen, S. S., Hsing, A., & Huang, C. Greco-Persian, 54(11), 1682.https://search-
W. (2007). Investment opportunities, free cash proquest.com.idpproxy.reading.ac.uk/docview/1915
flow, and stock valuation effects of secured 881733?accountid=13460
debt offerings. Review of Quantitative Finance
and Accounting, 28(2), 123–145.
https://doi.org/10.1007/s11156-006-0007-6
Chen, S. S., Chung, T. Y., & Chung, L. I. (2001).
Investment opportunities, free cash flow and
stock valuation effects of corporate
investments: The case of Taiwanese
investments in China. Review of Quantitative
Finance and Accounting, 16(4), 299–310.
https://doi.org/10.1023/A:1011270824166
Dimitriou, M. (2012). Applying the Free Cash Flow
to Equity Valuation Model in Coca Cola
Hellenic. Http://Old.Accfin.Uom.Gr/Icaf/?
Page_Id=94, 1–12.
Dyché, J., Geiger, J. G., McGivern, M., McKnight,
W., & Zeid, A. (2011). Business Intelligence
Journal 2011. In Business Intelligence Journal
(Vol. 16, Issue 1).
Exchange, S. (2014). www.econstor.eu.
Fernández, P. (2005). Three Residual Income
Valuation Methods and Discounted Cash Flow
Valuation. SSRN Electronic Journal, January
2002, 1–19.
https://doi.org/10.2139/ssrn.296945
Habib, A. (2011). Growth Opportunities, Earnings
Permanence and the Valuation of Free Cash
Flow. Australasian Accounting Business &
Finance Journal, 5(4), 101–122.
http://ezproxy.library.capella.edu/login?
url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=bth&AN=70547659&site=eh
ost-live&scope=site
Hasan, M., & Hendrawan, R. (2020). Metal and
Mineral Mining Firm’s Equity Valuation in

Anda mungkin juga menyukai