Jurnal Tesis
Jurnal Tesis
FIRM DAN RELATIVE VALUATION PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR MINYAK DAN
GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2019
Abstrak
Tujuan penelitian melakukan estimasi penilaian kewajaran harga saham perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode DCF dengan pendekatan FCFF dan
metode Relative Valuation dengan pendekatan PER, PBV dan EBITDA Multiple. Melibatkan tiga skenario
yakni pesimis (kondisi rata-rata industri), moderat (kondisi yang paling mungkin) dan optimis (kondisi diatas
pertumbuhan industri). Data diolah menggunakan data historis dari tahun 2006 – 2016. Data historis digunakan
sebagai dasar proyeksi tahun 2017 - 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan DCF pada skenario optimis nilai intrinsik TLKM
berada pada kondisi undervalued, ISAT pada kondisi overvalued dan EXCL pada kondisi undervalued.
Skenario moderat nilai intrinsik TLKM dalam kondisi undervalued, ISAT dalam kondisi overvalued dan EXCL
dalam kondisi overvalued. Skenario pesimis nilai intrinsik TLKM berada pada kondisi overvalued, ISAT pada
kondisi overvalued dan EXCL pada kondisi overvalued. Selanjutnya menggunakan metode Relative Valuation
dengan pendekatan PER, nilai intrinsik TLKM berada dalam kondisi undervalued, ISAT dalam kondisi
overvalued dan EXCL dalam kondisi undervalued. Pendekatan PBV, nilai intrinsik TLKM berada dalam
kondisi overvalued, ISAT dalam kondisi undervalued dan EXCL dalam kondisi undervalued. Pendekatan
EBITDA multiple nilai intrinsik TLKM dalam kondisi overvalued, ISAT dalam kondisi undervalued dan EXCL
dalam kondisi undervalued.
Kata Kunci: Discounted Cash Flow; Nilai Intrinsik; Relative Valuation; Sektor Minyak dan Gas Bumi; Valuasi
Abstract
This study provides an assessment of the stock prices of BUMN construction companies when the stock market
in Indonesia is bullish. This study uses historical data for 2015-2018 to project stock prices in the next five
years. The method used is the application of WACC, Cost of Equity, to terminate the value and value of the
firm. The results showed that the company has high debt and sales costs, resulting in a decreased capital
structure. The decline in capital structure performance affects investor valuations as reflected in the rise in
stock prices. We are considering improving the capital structure. Future studies can develop micro aspects of
valuing stock prices.
Keywords: Valuation, Capital Structure, Value of the Firm, Price to Book Value, Projection.
4. Hasil Penelitian
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Dengan menggunakan metode FCFF, Tbk. (CSIS) sebanyak 1.612,94 kali. Hal-hal
hasilnya terdapat pada table berikut. tersebut menjelaskan bahwa hasil perhitungan
penelitian berada pada kisaran PER di pasar.
Scenario Intrinsic Stock Condition
Value Price on Fokus perhitungan ini adalah laba bersih yang telah
2nd dihasilkan oleh perusahaan. Dengan mengingat
January PER suatu emiten, investor dapat mengetahui
2020 apakah harga suatu saham masuk akal atau tidak.
Pessimistic PER diperoleh dengan membagi harga saham
MEDC Moderate dengan laba bersih per saham (EPS) perusahaan
Optimistic yang ditampilkan pada laporan keuangan
perusahaan. Semakin tinggi nilai PER suatu saham,
Pessimistic maka semakin mahal harga saham tersebut.
ELSA Moderate
Optimistic Tabel 2.2 menjelaskan bahwa WIKA memiliki PER
tertinggi yaitu sebesar 25,95 kali, yang
menunjukkan bahwa harga intrinsik saham WIKA
Pessimistic
bernilai 25,95 kali dibandingkan laba bersih per
ESSA Moderate
saham perusahaan. Saat ini PER terkecil terdapat
Optimistic
pada perusahaan WSKT yaitu sebesar 2,38 kali
yang berarti harga saham tersebut bernilai 2,38 kali
Bagi WIKA dan PTPP, dalam skenario pesimis,
per saham (EPS). Bagi investor, nilai PER yang
moderat, dan optimis, nilai intrinsiknya lebih tinggi dari kecil bisa menjadi salah satu acuan dalam
nilai saham yang ada di pasar saat ini. Pada tanggal
berinvestasi, karena salah satunya dengan EPS
tersebut, nilai saham WIKA sebesar 1.565 sedangkan yang lebih masif, juga akan memperbesar
untuk PTPP sebesar 2.620. Dengan skenario pesimis,
kemungkinan untuk bisa mendapatkan return yang
nilai intrinsik WIKA sebesar 4.965 dan PTPP 5.667; lebih tinggi.
sehingga harga saham di pasar undervalued.
Hasil studi skenario pesimis didapatkan nilai ADHI
2.6.2 Hasil Perhitungan dengan Metode PER dan
PBV 0,54 kali, nilai WSKT PBV 2,38 kali, WIKA
PBV PBV 3,04 kali, dan PTPP PBV 2,47 kali. Pada data
triwulanan BEI (Q1 2018) rata-rata nilai PBV
Relative Pesimistic Moderate Optimistic perusahaan konstruksi 3,35 kali, dengan nilai PBV
Valuation PER PBV PER PBV PER PBV terendah pada Nusa Konstruksi Engineering Tbk.
ADHI 3.32 0.54 3.73 0.64 (DGIK) sebesar 0,47 kali dan nilai PBV tertinggi di
WSKT 2.38 0.42 3.13 0.56 Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) sebanyak
WIKA 26 3.04 33.4 3.95 21.00 kali. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil
perhitungan penelitian berada pada range PBV di
Hasil perhitungan menggunakan metode Relative pasaran.
Evaluation dengan pendekatan PER dan PBV
seperti pada tabel 2.2. PBV dapat didefinisikan sebagai 'harga saham
dibandingkan dengan nilai ekuitas per saham.'
Skenario pesimis nilai ADHI PER 3,32 kali, WSKT Jumlah tersebut diperoleh dengan membagi harga
2,38 kali, WIKA 25,95 kali, sedangkan PTPP 13,60 saham dengan Nilai Buku (BV), dimana BV
kali. Pada data triwulanan BEI (Q1 2018), rata-rata dihasilkan dari ekuitas dibagi dengan jumlah rata-
nilai PER perusahaan konstruksi adalah 25,50 kali, rata saham beredar. Konsep penerapannya sesuai
dengan nilai PER terendah pada Surya Semesta dengan PER: semakin tinggi nilai PBV maka
Internusa Tbk. (SSIA) sebesar 2,20 kali dan nilai semakin tinggi harga sahamnya.
PER tertinggi pada Cahayasakti Investindo Sukses
Nilai PBV terendah dari keempat perusahaan yang RV- Moderate 0.64 Undervalued Buy
diteliti adalah WSKT yaitu 0,42 kali, hal ini PBV
Optimistic 0.76 Undervalued Buy
menandakan nilai saham lebih kecil dari 0,42 kali
dibandingkan dengan nilai bukunya. Nilai PBV
WIKA yang paling besar adalah 3,04 kali; Hal ini Dengan menggunakan metode FCFF, disarankan
menunjukkan bahwa nilai intrinsik sahamnya 3,04 untuk “menjual” karena hasil kalkulasi asli
kali dibandingkan nilai buku valuasinya. menunjukkan nilai intrinsik saham menjadi
overvalue. Dengan menggunakan metode PER,
ANALISIS nilai PER adalah
3.1 Analisis PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di bawah nilai rata-rata PER Industri.
Sementara itu, dalam skenario moderat, dengan Dengan menggunakan metode Valuasi Relatif
metode Discounted Cash Flow, ADHI dan dalam pendekatan PER (Price Earning Ratio),
WSKT dinilai terlalu tinggi. WIKA dan PTPP ADHI memiliki nilai 4,19 kali, WSKT 3,51 kali,
berada dalam kondisi undervalued. Dengan WIKA 33,8 kali, dan PTPP 13,7 kali. Dengan
menggunakan metode Relative Valuation dan pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI
pendekatan PER (Price Earning Ratio), ADHI memiliki nilai 0,76 kali, WSKT 0,64 kali, WIKA
memiliki nilai 3,73 kali, WSKT 3,13 kali, 4,03 kali, dan PTPP 2,49 kali. Nilai PER dan PBV
WIKA 33,4 kali dan PTPP 13,7 kali. Dengan tersebut merupakan nilai PER dan PBV di pasar
pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" BEI
memiliki nilai 0,64 kali, WSKT 0,56 kali, periode triwulan satu 2019.
WIKA 3,95 kali, dan PTPP 2,49 kali. Nilai PER
dan PBV tersebut merupakan nilai PER dan Sementara itu, dalam skenario moderat, dengan
PBV di pasar berdasarkan data "Data & Rasio metode Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT
Keuangan" BEI periode triwulan satu 2019. dinilai terlalu tinggi. WIKA berada dalam kondisi
undervalued. Dengan menggunakan metode
Seperti skenario pesimistis dengan metode Relative Valuation dan pendekatan PER (Price
Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT Earning Ratio), ADHI memiliki nilai 3,73 kali,
dinilai terlalu tinggi. WIKA dan PTPP berada WSKT 3,13 kali, WIKA 33,4 kali dan PTPP 13,7
dalam kondisi undervalued. Dengan kali. Dengan pendekatan PBV (Price Book Value),
menerapkan metode Valuasi Relatif dengan ADHI memiliki nilai 0,64 kali, WSKT 0,56 kali,
pendekatan PER (Price Earning Ratio), ADHI dan WIKA 3,95 kali. Nilai PER dan PBV tersebut
memiliki nilai 3,32 kali, WSKT 2,38 kali, merupakan nilai PER dan PBV di pasar
WIKA 26 kali dan PTPP 13,6 kali. Dengan berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" BEI
pendekatan PBV (Price Book Value), ADHI periode triwulan satu 2019.
Indonesia Stock Exchange. May, 662–673.
Seperti skenario pesimistis dengan metode https://doi.org/10.5220/0008435106620673
Discounted Cash Flow, ADHI dan WSKT dinilai Hendrawan, R., Susilowati, N., & Kristanti, F. T.
overvalued. WIKA berada dalam kondisi (2020). Share Valuation of Indonesian
undervalued. Dengan menerapkan metode Valuasi Regional Development Bank using Free Cash
Relatif dengan pendekatan PER (Price Earning Flow to Equity and Relative Valuation
Ratio), ADHI memiliki nilai 3,32 kali, WSKT 2,38 Methods. May 2020, 94–105.
kali, dan WIKA 26 kali. Dengan pendekatan PBV https://doi.org/10.5220/0008427900940105
(Price Book Value), ADHI memiliki nilai 0,54 kali, Kristanti, F. T. (2018). Does The Stock of
WSKT 0,42 kali, dan WIKA 3,04 kali. Nilai PER Indonesian Provider Tower Industry Have a
dan PBV tersebut merupakan nilai PER dan PBV di Fair Value ? 6(4), 130–139.
pasar berdasarkan data "Data & Rasio Keuangan" Neaxie, L.V., Hendrawan, R., 2017. Stock
BEI periode triwulan satu 2019. Valuations in Telecommunication Firms: Evidence
from Indonesia Stock Exchange, Journal of
Rekomendasi yang diberikan dalam kondisi Economic and Management Perspectives,
pesimis, moderat dan optimis adalah saham PT Volume 11, Issue 3.
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Sakaran, Uma. (1992). Research Methods for
Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Business: A Skill Building Approach, second
Karya (Persero) Tbk (WIKA). edition, New York: John Wiley& Sons, Inc. 7-19
Space, W. L. (2014). International Standard
Daftar Pustaka Classification of Occupations (ISCO). Encyclopedia
of Quality of Life and Well-Being Research, 3336–
[1]
Brigham, Eugene F and Joel F.Houston. 3336. https://doi.org/10.1007/978-94-007-0753-
2006. Dasar-Dasar Manajemen 5_102084
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Truitt, A. (2017). Reproduced with permission of
Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2010. Dasar- copyright owner . Further reproduction prohibited
dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba. without permission . Social & Behavioral Sciences
Chang, S. C., Chen, S. S., Hsing, A., & Huang, C. Greco-Persian, 54(11), 1682.https://search-
W. (2007). Investment opportunities, free cash proquest.com.idpproxy.reading.ac.uk/docview/1915
flow, and stock valuation effects of secured 881733?accountid=13460
debt offerings. Review of Quantitative Finance
and Accounting, 28(2), 123–145.
https://doi.org/10.1007/s11156-006-0007-6
Chen, S. S., Chung, T. Y., & Chung, L. I. (2001).
Investment opportunities, free cash flow and
stock valuation effects of corporate
investments: The case of Taiwanese
investments in China. Review of Quantitative
Finance and Accounting, 16(4), 299–310.
https://doi.org/10.1023/A:1011270824166
Dimitriou, M. (2012). Applying the Free Cash Flow
to Equity Valuation Model in Coca Cola
Hellenic. Http://Old.Accfin.Uom.Gr/Icaf/?
Page_Id=94, 1–12.
Dyché, J., Geiger, J. G., McGivern, M., McKnight,
W., & Zeid, A. (2011). Business Intelligence
Journal 2011. In Business Intelligence Journal
(Vol. 16, Issue 1).
Exchange, S. (2014). www.econstor.eu.
Fernández, P. (2005). Three Residual Income
Valuation Methods and Discounted Cash Flow
Valuation. SSRN Electronic Journal, January
2002, 1–19.
https://doi.org/10.2139/ssrn.296945
Habib, A. (2011). Growth Opportunities, Earnings
Permanence and the Valuation of Free Cash
Flow. Australasian Accounting Business &
Finance Journal, 5(4), 101–122.
http://ezproxy.library.capella.edu/login?
url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=bth&AN=70547659&site=eh
ost-live&scope=site
Hasan, M., & Hendrawan, R. (2020). Metal and
Mineral Mining Firm’s Equity Valuation in