Anda di halaman 1dari 12

Machine Translated by Google

Seri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik Material

KERTAS • AKSES TERBUKA Anda mungkin juga suka


- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Implementasi Penerapan SMK3: A
Tinjauan Literatur Sistematis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Auliah Rahmi and Doni Hikmat Ramdhan

XYZ Medan untuk meminimalkan Risiko Ekstrim - Helium Netral Antarbintang di


Heliosfer dari Pengamatan IBEX. VI.
Dia+ Kepadatan dan Keadaan Ionisasi dalam
Materi Antarbintang Sangat Lokal M.
Bzowski, A. Czechowski, PC Frisch dkk.

To cite this article: Yuana Delvika and Kamil Mustafa 2019 012028 Konferensi TIO Ser.: Ibu. Sains. Eng. 505 - MODULASI SINAR KOSMIK DI LUAR
HELIOPAUSE: DI MANA BATAS
MODULASINYA?
K Scherer, H Fichtner, RD Strauss dkk.

Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 103.153.40.103 pada 06/07/2023 pukul 05:37
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Evaluasi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pengukuran Kinerja Sistem Manajemen di PT. XYZ Medan untuk
meminimalkan Risiko Ekstrim

Yuana Delvika, Kamil Mustafa Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering,


Universitas Medan Area, Indonesia

email : yuana_delvika@yahoo.com

Abstrak
K3 adalah kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Salah satu cara pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja adalah dengan menerapkan Sistem K3. Proses K3 harus dimulai dengan proses
perencanaan yang baik untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan dan tujuan yang
diinginkan. PT. XYZ Medan telah menerapkan Sistem K3 yang diatur dalam prosedur dan manual
sistem manajemen perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai dan mengevaluasi
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta mengevaluasi Identifikasi Bahaya di
perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode checklist dari semua kriteria penilaian sistem
manajemen K3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia, dan untuk penerapan K3 di perusahaan
menggunakan data kualitatif melalui penyebaran kuisioner kepada manajer, supervisor dan pekerja.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa penerapan K3 di perusahaan belum sepenuhnya sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Indonesia. Masih ada 24 kriteria yang belum terpenuhi yaitu mengenai
kebijakan, rencana K3, pengendalian dokumen, pengendalian produk, keamanan kerja, pemeriksaan
bahaya, pengelolaan material, ketrampilan dan kemampuan. Penelitian ini menghasilkan perolehan
hasil analisis tingkat pencapaian K3 sebesar 92,2% dan sudah termasuk dalam kategori memuaskan
sehingga layak untuk disertifikasi dan diberi peringkat bendera emas. Dan analisis penerapan dan
penerapan K3 terhadap prinsip-prinsip yang telah ditetapkan sudah diatas 50% dan dapat diartikan bahwa K3 dianggap penting

1. Pendahuluan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu proses Manajemen K3 yang
terintegrasi dalam suatu sistem manajemen yang utuh mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan pengawasan. Namun dalam proses audit internal berdasarkan Peraturan Pemerintah
Indonesia yang diadakan pada Juli 2017 oleh auditor pusat, masih terdapat beberapa kekurangan dalam
proses audit, antara lain terkait kebijakan, review evaluasi, rencana strategi K3, manual K3, informasi K3 ,
dokumen K3 terbaru, sistem verifikasi barang dan jasa, pengendalian risiko keamanan kerja, penjadwalan
fasilitas produksi, prosedur pemulihan kondisi tenaga kerja, inspeksi tempat kerja, pengendalian bahan
berbahaya, penjadwalan audit internal dan program pelatihan K3.

PT. XYZ Medan merupakan salah satu unit yang bertugas memproduksi energi listrik. Perusahaan
ini juga merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja yang tinggi sehingga
harus ada pengendalian kecelakaan kerja di perusahaan dengan menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan dengan pendekatan Action
Research, yaitu suatu metode yang memecahkan suatu indikasi kondisi, gejala pada kondisi yang ada dan
berjalan dengan pengumpulan data, tabulasi dan mengklarifikasi serta menginterpretasikan untuk
menemukan akar penyebab dan mengevaluasi gap kriteria baku. dan K3 yang berlaku. Ini
memastikan 12 kriteria yang terkandung Peraturan Pemerintah Indonesia, seperti:
Program K3 sudah dilaksanakan atau belum, termasuk manual K3 (termasuk
kebijakan K3, struktur organisasi, struktur tim K3, tujuan dan sasaran K3, uraian tugas) dan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan prosedur pengendalian (termasuk catatan identifikasi bahaya);

Pengendalian dokumen dan prosedur audit internal;

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Prosedur tanggap darurat dan rapat tinjauan manajemen.


Setelah itu melakukan penilaian metode checklist dengan membuat tanda “ÿ” pada
pilihan masing-masing kolom kriteria dalam checklist audit K3. Kemudian mencari skor kriteria tiap elemen dari 12
elemen audit K3 dan skor kriteria tiap prinsip dari 5 prinsip implementasi K3 yang dirangkum. Kemudian melihat sejauh
mana penerapan K3 yang telah diterapkan ditangguhkan.

Penyebaran kuesioner juga dilakukan untuk melihat penerapan sistem manajemen K3 yang berlaku di PT.
XYZ Medan. Distribusi kuesioner diberikan kepada manajer, pemasok dan staf pekerja.

2.1. Pelaksanaan K3 Dalam menyusun


rencana K3, pengusaha melibatkan Ahli Keselamatan Kerja, Panitia Kerja Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Wakil Pekerja dan Pihak Terkait lainnya. Itulah kewajiban setiap perusahaan untuk menekankan kepada seluruh
karyawan khususnya untuk jabatan-jabatan penting seperti supervisor, manager di setiap departemen perlu memahami
Peraturan Pemerintah Indonesia, karena pentingnya penerapan K3 maka ada ketentuan pelaksanaannya, beberapa
ketentuan siapa wajib menerapkan K3: 1. Perusahaan yang memiliki pekerja/buruh sekurang-kurangnya seratus orang
2. Perusahaan yang memiliki potensi bahaya/resiko tingkat tinggi. (Definisi tinggi dari bahaya di

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).


Tujuan K3 Internal Audit adalah: a. Memastikan
apakah sistem manajemen K3 yang dijalankan telah memenuhi prosedur yang ditetapkan dan sesuai dengan
persyaratan dan standar. B. Untuk mengetahui apakah sistem manajemen K3 telah
berjalan sebagaimana mestinya secara keseluruhan sesuai ruang lingkup pelaksanaannya. C. Memastikan bahwa
sistem manajemen K3 efektif dalam menangani semua masalah K3
dalam organisasi untuk menghindari K3 yang salah arah, virtual, atau acak [1].

2.2. Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja


Penilaian risiko menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan matriks risiko yang
menggambarkan tingkat probabilitas dan tingkat keparahan suatu peristiwa yang dinyatakan dalam rentang dari risiko
terendah hingga risiko tertinggi.

2.3. Teknik Identifikasi Bahaya


Jika identifikasi potensi bahaya teridentifikasi, maka akan ditemukan dua penyebab dominan: 1. Tindakan
tidak aman (unsafe action) yang disebabkan: kelelahan karena kurang istirahat, jam kerja melebihi ketentuan yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan, malnutrisi adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan
dibandingkan dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam bekerja, tidak kompeten karena tidak terlatih dan bekerja
sampai larut malam terus menerus.
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition) yang disebabkan oleh cuaca ekstrim yaitu badai dan hujan panas, ruang kerja
yang sempit tanpa udara segar yang memadai, peralatan kadaluarsa yang masih digunakan dan penerangan yang
kurang memadai sehingga pekerja terpaksa bekerja dengan remang-remang dan mengakibatkan kerusakan mata .
Suatu metode implementasi untuk mengendalikan risiko yang berasal dari hasil suatu risiko
penilaian yang dilakukan untuk
mengurangi atau memitigasi risiko yang terkait dengan bahaya. Metode pengendalian harus mengikuti hirarki atau
tingkat pengendalian risiko, sebagaimana dipersyaratkan oleh perundang-undangan K3. Penting untuk memastikan
bahwa setiap metode pengendalian tidak menimbulkan bahaya baru, dan keefektifan pengendalian harus terus dipantau.

2
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Table 1. Risk Probability Analysis Kriteria


Keterangan Pemaparan terjadi beberapa kali dalam Nilai
Continue /Terus menerus sehari
10

Frequent /Sering Pemaparan terjadi harian/minimal 8


sekali dalam sehari
Occasional /Kadang 2 Pemaparan terjadi sekali seminggu 5
Infrequent /Tidak sering Pemaparan terjadi antara sekali
seminggu sampai sekali dalam 3
sebulan
Langka Pemaparan terjadi beberapa kali
dalam setahun 2

Very rare / Sangat jarang Pemaparan terjadi sekali dalam


1
setahun
No exposure /Tidak terpapar Pemaparan tidak pernah terjadi 0,5

Table 2. Hazard Frequencies Kriteria


Keterangan Pemaparan terjadi beberapa kali dalam Nilai
Catastrophe /Malapetaka sehari
10

Disaster /Bencana Pemaparan terjadi harian/minimal


8
sekali dalam sehari
Very serious /Sangat serius Pemaparan terjadi sekali seminggu 6
Serious /Serius Pemaparan terjadi antara sekali
seminggu sampai sekali dalam 4
sebulan
Casualty treatment / Perawatan Pemaparan terjadi beberapa kali
2
medis dalam setahun
Pertolongan pertama/P3K Pemaparan terjadi sekali dalam
1
setahun

Table 3. Severity
Kriteria Keterangan Nilai
Sangat mungkin akan terjadi/hampir
Hampir pasti /
Hampir pasti dipastikan akan terjadi pada semua 10
kesempatan (1:10)
Mungkin akan terjadi atau bukan
Sangat mungkin /
sesuatu hal yang aneh untuk terjadi 8
Mungkin terjadi
(1:10 – 1:100)
Unusual but Biasanya tidak terjadi namun masih
possible / tidak ada kemungkinan untuk dapat terjadi tiap 5
biasa namun bisa saat (1:100 – 1:1000)
Remotely Kecil kemungkinannya untuk
possible / Kecil terjadi/sesuatu yang kebetulan terjadi 3
kemungkinannya (1:1000 – 1:10000)
Belum pernah terjadi sebelumnya
Dapat dibayangkan /
setelah bertahun-tahun terpapar
Sangat kecil 2
bahaya/kecil sekali untuk terjadi
kemungkinannya
(1:10000 – 1:100000)

Praktis tidak
Belum pernah terjadi sebelumnya
mungkin
dimanapun / merupakan sesuatu yang 1
/Secara praktek tidak mungkin untuk terjadi
tidak mungkin (1:100000 – 1:1000000) atau lebih rendah
terjadi

3
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

2.4. Hirarki Pengendalian Risiko


Unsur-unsur produksi meliputi: a.
Manusia itu sendiri
b. Peralatan yang tidak baik tetapi masih digunakan,
c. Bahan yang mengandung berbagai bahaya sesuai dengan sifat dan karakteristiknya. D. Proses
produksi yang dapat menimbulkan bahaya seperti peledakan atau kebakaran

Berikut Hirarki pengendalian risiko:

Gambar 1. Hirarki Pengendalian Risiko

Catatan : 1. Eliminasi, menghilangkan sama sekali sumber potensi bahaya 2.


Substitusi, mengganti peralatan material dengan potensi bahaya yang lebih rendah seperti peralatan
atau bahan kimia
3. Rekayasa Kendali, misalnya dengan menambah pengaman atau penutup atau isolasi, yaitu memisahkan
misalnya dengan jarak atau tertutup.
4. Pengendalian Administratif , seperti pengawasan, pelatihan, rotasi, pemberian prosedur.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti pelindung telinga, masker, dll

4
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

3. Hasil dan Analisis


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, Proses analisis data
dimulai dengan meninjau semua data yang ada dari check list. Metode check list dilakukan mengacu
pada Pedoman Penilaian Prestasi Vokasi Peraturan Pemerintah Indonesia.
Beberapa di antaranya ditemukan ketidaksesuaian dan di antara ketidaksesuaian tersebut akan
dievaluasi berdasarkan kepatuhan yang harus diselesaikan untuk mencakup dan melengkapi data audit
internal perusahaan.

3.1. Perhitungan Tingkat Pemenuhan K3 Comply Data:


ÿ
= 100% … (1)
166
142
= 100% = 85,54%
166
Data Uncomply: 14,46%

Gambar 2 . Temuan Audit Internal

Gambar 3. Bagan Temuan Audit Internal

5
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Tabel 4. Skor untuk Setiap Kriteria K3


Tidak % % tdk
Kriteria 12 Unsur SMK3 Sesuai Total
Sesuai sesuai sesuai
pembangunan dan
Unsur 1 pemeliharaan 21 5 76,9 23 26
komitmen

Unsur 2 strategi
11 3 78,6 21,4 14
pendokumentasian
peninjauan ulang
Unsur 3 desain dan 8 0 100 0 8
kontrak

Unsur 4 pengendalian
dokumen
6 1 85,7 14,3 7

Unsur 5 Pembelian 8 1 88,9 11,1 9


keamanan bekerja
Unsur 6 berdasarkan 36 5 87,8 12,2 41
SMK3
standar
Unsur 7 13 4 76,5 23,5 17
pemantauan
pelaporan dan
Unsur 8 perbaikan 9 0 100 0 9
kekurangan
pengelolaan
Unsur 9 material dan 9 3 83,3 16,67 12
pemindahan
pengumpulan dan
Unsur 10 penggunaan 6 0 100 0 6
data
Unsur 11 audit SMK3 3 0 100 0 3
pengembangan
Unsur 12 keterampilan 12 2 85,7 14,3 14
dan kemampuan
TOTAL: 142 24 166

3.2 Perhitungan Tingkat Pencapaian Peningkatan K3 Dari hasil check


list, dihitung tingkatan berdasarkan tingkatannya. Ini dia
perhitungan:
A. Level Awal: 64 Kriteria
Total Sesuai: 57 Kriteria Tidak
Sesuai Total: 7 Kriteria Tingkat
Pencapaian: 89,06% Total Tidak
Sesuai: 10,9% Tingkat Penerapan:
Memuaskan

Gambar 4. Level Awal

6
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

B. Tingkat Transisi: 122 Kriteria


Total Sesuai: 112 Kriteria Tidak Sesuai
Total: 10 Kriteria Tingkat Pencapaian:
91,8% Total Tidak Sesuai: 8,2%
Tingkat Penerapan: Memuaskan

Gambar 5. Tingkat Transisi

C. Tingkat Lanjut: 166 Kriteria


Total Sesuai: 159 Kriteria Tidak Sesuai
Total: 7 Kriteria Tingkat Pencapaian:
95,78% Total Tidak Sesuai: 4,22%
Tingkat Penerapan: Memuaskan

Gambar 6. Level Lanjutan

7
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

D. Rata-Rata Tingkat Pencapaian Tingkat Pencapaian :


89,06+91,8+95,78
Tingkat Pencapaian= =92,2%
3

10,9+8,2+4,22
Jumlah Tidak Sesuai = =7,78% 3

Tingkat Aplikasi Memuaskan

Gambar 7. Level Rata-Rata

3.3 Penilaian Perusahaan Identifikasi Bahaya hasil


evaluasi audit, terdapat Kriteria ke-7, elemen 7.1.5 yang menyatakan rekomendasi tindakan perbaikan
masih dalam kategori minor. Oleh karena itu, peningkatan evaluasi potensi bahaya sangat diperlukan.

Berikut evaluasi Hazard Identification perusahaan: a. Evaluasi


Departemen Gardu Induk 1. ID : IB-GI-01 Kegiatan :
Pemantauan Bahaya :
Kegagalan Kerja PMT
150 kV atau 20 kV

Risiko : Pemadaman listrik diperpanjang


Peluang : 5 (Tidak Biasa tetapi Mungkin)
Frekuensi : 2 (Langka)
Hasil : 8 (Bencana)
Nilai Risiko : 80 (Risiko tinggi)
Pengendalian yang dilakukan: Pengendalian
Administratif , seperti: pengawasan, pelaksanaan Jadwal Rutin Pemeliharaan tahunan trafo dan bilik saluran
listrik 20 kV, uji pengendalian tahunan dan uji proteksi. Lakukan kontrol substitusi, jika terjadi gangguan yang
fatal seperti: kabel putus, isolator/penghambat tegangan tembus tegangan akibat sambaran petir. Dan Isolator
harus segera diganti.

2. ID : Risiko Bahaya
Aktivitas : Pemeliharaan Gardu Induk saat mati
IB-GI-03 : Salah Mendaki
: Paparan/kontak langsung

8
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

dengan arus listrik


Peluang : 8 (senyap mungkin)
Frekuensi : 5 (Kadang-kadang)
Hasil : 4 (Serius)
Nilai Risiko : 160 (Risiko Tinggi)
Kontrol dilakukan : Teknik kontrol , seperti: memberikan tanda, pengarahan prosedur
sebelum melakukan pekerjaan

3. ID : Kegiatan
IB-GI-43 : PMT 20% hubungi napi
tes
Hazard : Strain 20 kV Resiko :
Paparan tegangan Peluang : 8 (senyap
mungkin)
Frekuensi : 1 (Terus menerus)
Hasil : 10 (Bencana)
Nilai Risiko : 80 (Risiko tinggi)
Pengendalian yang
dilakukan : pengendalian administratif, seperti pemberian SOP Melengkapi APD, seperti sepatu tahan tegangan,
sarung tangan tahan tegangan.

B. Evaluasi terhadap Gudang dinyatakan aman dalam artian tidak ada resiko bahaya. C. Penilaian jabatan
dinyatakan aman dalam artian tidak ada resiko bahaya.

3.4 Analisis Penerapan K3 di Perusahaan a. Penetapan Kebijakan


HSE Dari hasil yang diperoleh 76%
mengatakan YA, maka penetapan Kebijakan di
perusahaan sangat penting dilakukan terhadap penetapan kebijakan OH&S.

Gambar 8. Penetapan Kebijakan K3

B. Perencanaan Pemenuhan Kebijakan K3


Dari hasil yang diperoleh sebanyak 78% menyatakan YA, kemudian perencanaan dan pemenuhan
K3 di perusahaan sangat penting untuk dilakukan.

9
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Gambar 9. Perencanaan Pemenuhan

C. Implementasi Kebijakan K3 Dari hasil


kuesioner diperoleh sebanyak 72% mengatakan YA, maka penerapan K3 di perusahaan sangat penting
untuk dilakukan.

Gambar 10. Implementasi kebijakan K3

D. Pengukuran Kinerja K3
Dari hasil kuesioner diperoleh sebanyak 77% menyatakan YA, maka
penerapan K3 di perusahaan sangat penting untuk dilakukan.

Gambar 11. Pengukuran kinerja K3

10
Machine Translated by Google

1st International Conference on Industrial and Manufacturing Engineering Penerbitan IOP


IOP Conf. Seri: Ilmu dan Teknik Material 505 (2019) 012028 doi:10.1088/1757-899X/505/1/012028

Dia.
Tinjauan dan Peningkatan Berkesinambungan.
Dari hasil kuesioner diperoleh sebanyak 72% menyatakan YA, maka
penerapan K3 di perusahaan sangat penting untuk dilakukan.

Gambar 12. Tinjauan dan peningkatan berkelanjutan.

4. Pembahasan dan Kesimpulan


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia, PT. XYZ Medan telah menunjukkan persentase penerapan
K3 secara total hingga 86% sehingga hasil audit internal perusahaan telah menunjukkan nilai yang sangat
memuaskan.
Hasil audit sistem manajemen perusahaan terkait sebanyak 24 unsur. Dan memiliki
telah dijelaskan dalam pembahasan evaluasi hasil audit.
Hasil rata-rata penerapan K3 di perusahaan berada pada kategori memuaskan mencapai 92,2%. Dan
berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada responden untuk setiap prinsip penerapan K3 di
perusahaan, diperoleh perolehan nilai YA yang berarti sangat penting untuk diterapkan di perusahaan.

5. References
[1] Ramli, Soehatman 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Jakarta : PT. Dian Rakyat.

[2] Buntarto. 2015. Panduan Praktis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Untuk Industri
Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.
[3] Kiki Rizki Amir, Roehan, Yuniar, Arie,Desriyanti. Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA).
Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Nasional (Itenas) : Bandung.

[4] Akbar, Ali. 2008. Integrasi Sistim Manajemen Lingkungan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta.
[5] https://www.slideshare.net/
perencanakota/peraturan-pemerintah-no-50tahun2012-
tentang-penerapan-sistem-manajemen-keselamatan-dan-kesehatan kerja [6] http://
mohamadyanii08.blogspot.co.id/2016/01/analisis-manajemenptplnpersero.html [7] Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia no 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja [8] Ramli,
Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Manajemen Risiko Dalam perspektif K3.
Jakarta: PT. Dian Rakyat.

11

Anda mungkin juga menyukai