Puji dan syukur Allhamdulilah , marilah kita persembahkan ke hadirat Allah Swt. Dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita telah dapat berkumpul bersama dalam rangka
Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional Tingkat Kota Solok ke - 40 Tahun
2022 di kota Solok, Provinsi Sumatera Barat .
MTQ pada prinsipnya adalah mensyiarkan agama melalui ayat-ayat suci al-Qur’an. Dengan
pelaksanaan MTQ diharapkan seluruh lapisan masyarakat akan terpanggil untuk
mengumandangkan ayat-ayat Allah tersebut, sehingga dapat dilaksanakan dalam amalan dan
perbuatan sehari-hari. Namun di samping itu, yang namanya musabaqah atau perlombaan,
pastilah setiap orang akan berjuang menjadi yang terbaik. Tidak satu pun orang yang
berkompetisi dan ia mau menjadi kalah. Maka untuk itu kedua tujuan ini haruslah kita raih dan
capai dengan sebaik-baiknya
Oleh karena itu, tema yang diangkat dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an tahun ini, “Dengan
MTQ Nasional kita Tingkatkan Kualitas SDM yang Unggul dan Qur’ani untuk Mewujudkan
Masyarakat yang Religius dan Moderat”, saya nilai sangat tepat dengan kondisi saat ini.
Terkait kualitas sumber daya manusia, perintah daripada ayat Al-Qur’an yang pertama
turun yaitu iqra’ (bacalah), yang memiliki makna agar setiap umat Islam menekankan
kepada pemupukan ilmu pengetahuan secara terus-menerus yang bisa dipakai untuk
mengoptimalkan peran sebagai khalifah di muka bumi ini, khalifah fil ardhi.
Iqra yang harus dibaca itu bukan hanya al huruful qur’aniyah, huruf-huruf Qur’an tapi juga al
huruful ilahiyyah al maktuba alal safahatil maujudat, tapi juga huruf-huruf Tuhan, huruf-huruf
Allah yang tertulis di dalam kehidupan kita sehari hari.
Iqra juga tidak hanya berarti melafazkan apa yang tertulis, tetapi juga mempunyai arti
merenungkan, al qanadzra alaiha, melakukan penelitian, riset (attathalu’), mendalami dan
melakukan upaya-upaya penelitian yang lebih lanjut.
Setiap muslim harus menjadi pribadi unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan, sehingga dapat memberikan kemasalahatan bagi masyarakat. Ilmu
pengetahuan merupakan identitas generasi Qur’ani. Saya berharap generasi muda kita,
muslim mempunyai identitas tersebut.
Proses peningkatan pengetahuan ini tidak boleh berhenti, tapi terus berkelanjutan agar
selalu relevan dengan perkembangan zaman. Generasi Qur’ani juga tidak hanya sekadar
sanggup membaca Al-Qur’an, tapi juga memahami kandungannya agar bisa
mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Inilah salah satu ciri dari SDM unggul
sesuai dengan napas Al-Qur’an.
Selain itu, kepada generasi muda Islam harus ditanamkan pemahaman yang benar tentang
bagaimana Islam memandang keragaman dalam masyarakat. Menekankan tujuan
penciptaan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan
saling menghormati satu sama lain. Ya ayyuhannas inna khalaqnakum min zakarin wa
untsa wa ja’alnakum syu’uba wa qaba’ila li ta’arafu, wahai manusia, kami jadikan manusia,
kami jadikan kalian semua dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Artinya, manusia
ini kalau diurut asal usulnya adalah berasal dari keturunan yang sama. Karena itu, manusia
apapun agamanya, apapun sukunya, apapun bangsanya, dia adalah masih bersaudara,
masih ukhuwah, karena dia adalah berasal dari min zakarin wa untsa, dari seorang laki-laki
Nabiyallah Adam dan seorang perempuan, Ibunda Hawa.
Hadirin yang saya hormati, sejak pertama dilaksanakan pada tahun 1968 MTQ telah
memberikan dampak yang besar dalam membangun kecintaan masyarakat terhadap Al-
Qur’an. Hal ini dapat terlihat dari pesantren Al-Qur’an dan lembaga penghafal Al-Qur’an
yang mengalami kenaikan yang signifikan di dalam setiap tahunnya.
Saya mengharapkan MTQ tidak semata-mata wahana untuk berlatih dan berlomba
membaca Al-Qur’an, tetapi jalan mengedukasi umat untuk semakin mencintai dan
membumikan Al-Qur’an. MTQ juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran beragama
yang lebih humanis dan terbuka, selain juga sebagai bentuk dakwah untuk
menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan muslimah.
Saya juga berharap, nilai-nilai silaturahim dan kebersamaan yang tercipta antar-kafilah di
arena MTQ ini akan mengalahkan semangat berlomba untuk menjadi juara. Mari kita
jadikan Musabaqah ini sebagai wahana untuk menumbuhkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah
wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.
Para Peserta dan Panitia MTQ yang saya banggakan, saya berpesan agar para peserta
MTQ tidak hanya mengejar kemenangan, akan tetapi lebih kepada upaya memupuk
motivasi dan keinginan yang kuat untuk menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan
dengan Al-Qur’an, baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal.
Saya optimis, Musabaqah Tilawatil Qur’an dapat terus dilaksanakan dalam rangka
mengukuhkan silaturahim dan kebersamaan, sehingga makin kuat bersinergi membangun
keberagaman, perekonomian bangsa, dan kesejahteraan rakyat menuju Kota Solok maju.