NAHDLATUL ULAMA
اﻟﻌﺎدة ﳏﳬﺔ
“Budaya bisa dijadikan dasar pengambilan kebijakan hukum”
Pijakan kaidah atau adagium itu bersumber salah satunya dari Al-
Qur’an Surat Al-A’raf ayat 199:
Contoh paling kongkret dalam hal ini adalah prosesi tahlil atau kita
mengenalnya dengan sebutan “tahlilan” untuk mendoakan orang
meninggal dunia yang diambil dari tradisi budaya pra-Islam sebagai
wadah, digabungkan dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an, shalawat
serta dzikir pada Allah yang sangat dianjurkan oleh ajaran Islam,
sebagai isi dan substansi dari acara tahlil itu sendiri.
Jika Imam Syafi’i berhasil meramu teks dengan rasio menjadi produk
yang monumental, yaitu ijma’ dan qiyas, maka Hadratussyaikh KH.
Hasyim Asy’ari mampu meramu islam dan nasionalisme menjadi
spirit kabangsaan yang teribingkai dalam diktum yang terkenal:
Saudaraku sekalian…
Marilah melayani Nahdlatul Ulama seikhlas NU melayani NKRI