Konseling Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Korban Perkosaan
Konseling Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Korban Perkosaan
Penyuluhan yang meningkatkan kepercayaan diri korban merupakan cara yang rinci untuk membantu
korban kekerasan, terutama dalam proses penyembuhan psikologis korban, yang dilakukan melalui
berbagai bantuan, terutama dalam bentuk rehabilitasi sosial. dan perawatan kesehatan, penyesuaian
sosial dan sebagainya untuk mendukung proses pemulihan korban. Bantuan yang paling tepat
sasaran bagi klien adalah bantuan rehabilitasi sosial melalui konseling korban, karena korban sangat
membutuhkannya untuk memulihkan kondisi mentalnya. Membangun rasa percaya diri korban,
antara lain:
1. Pendampingan korban
Pendampingan adalah proses konsultasi yang mencakup informasi hukum dan hak-hak korban,
pelibatan korban dalam setiap penyidikan proses hukum, koordinasi terpadu dengan lembaga
penegak hukum lain atau penyedia layanan lain berdasarkan kebutuhan korban. Bantuan yang
ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak korban pelecehan seksual, yaitu berupa
bantuan: bantuan pemulihan kesehatan, bantuan rehabilitasi sosial, bantuan adaptasi sosial,
bantuan hukum. Sebelum membantu korban, langkah-langkah berikut harus diikuti:
B. Investigasi adalah penyidikan dengan mencatat atau merekam fakta, melakukan tinjauan,
eksperimen, dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tentang peristiwa. Pihak
asosiasi sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kejadian tersebut benar-benar
terjadi seperti yang dilaporkan saat mendatangi langsung rumah korban. Setelah informasi diterima
dan kasusnya terungkap, langkah selanjutnya adalah melakukan mediasi antara korban dan orang
tua. Tim pemantau mengunjungi informan (polisi, rumah sakit, perangkat desa, dll) untuk
mengetahui apakah benar terjadi pelecehan seksual terhadap anak. Pendamping dan pelapor
kemudian berkumpul ke keluarga korban untuk melakukan mediasi.
C. Mediasi adalah cara penyelesaian suatu masalah dengan bantuan pihak netral (fasilitator) yang
tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan melalui negosiasi atau konsensus. tim support
melakukan home visit, dan sesampainya di rumah korban, tim support menjelaskan maksud dan
tujuan membantu korban menyelesaikan masalah melalui mediasi. Dalam proses mediasi ini, korban
dan anggota keluarganya diminta untuk menceritakan kronologis kejadiannya, kemudian setelah
mendapat persetujuan keluarga, pihak pasangan memilih apakah pihak keluarga ingin berdamai atau
tidak mencari bantuan untuk mencari jalan tengah. tim terlebih dahulu merencanakan tindak lanjut
korban, apakah perlu mengirim petugas kesehatan untuk diotopsi (medis/kesehatan, kemudian
perawatan psikologis, perawatan hukum) atau menempatkan mereka di tempat penampungan.
2. Bantuan Rehabilitasi Kesehatan/Medis.
Pertolongan medis ini diberikan oleh kelompok mitra kepada korban, yang dibawa ke rumah sakit,
dokter memeriksa kondisi fisiknya dan memberikan pengobatan berupa obat-obatan dan perawatan
jika terjadi luka. membantu dan tahu cara mengemudi dengan baik.
b) konseling keluarga.
Konseling keluarga melibatkan kegiatan konseling yang membantu klien memecahkan masalah
dengan bantuan anggota keluarga, terutama orang tua. Karena kurangnya kepercayaan diri anak dan
orang tua (malu) dan apa yang mereka anggap sebagai rasa malu, pendamping melakukan konseling
keluarga dan memberikan pemahaman kepada orang tua untuk berpartisipasi dalam membantu
pemulihan psikologis anak. Dalam kegiatan ini, mitra menegaskan dan memahami keadaan anak saat
ini (setelah kejadian). Dan pemberian sugesti berupa kegiatan-kegiatan yang sebaiknya dilakukan
oleh orang tua terhadap anak, seperti menyemangati anak, sangat membantu dalam pemulihan
anak. Konseling keluarga menggunakan dua metode yaitu kunjungan pertama ke korban (home visit)
dengan mediasi setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya terjadi, dan metode kedua setelah
rangkaian kegiatan pendampingan yaitu keluarga. Penyuluhan kembali dilakukan agar keluarga
benar-benar dapat memantau anak setelah pulang dan beraktivitas seperti biasa.
C. Konseling individu
Konseling individu adalah bantuan individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh korban,
yang dilakukan oleh pendamping dan psikolog untuk membawa keadaan korban ke keadaan yang
lebih baik dari sebelumnya. Dalam pemulihan dari keadaan traumatis anak yang mengalami
kekerasan seksual, berbagai kegiatan atau upaya dilakukan untuk mengembalikan keadaan yang
baik/normal. Pelaksanaan kegiatan konseling menjadi fokus utama kegiatan pendampingan, karena
setelah konseling korban lebih tenang dan komunikatif ketika berkomunikasi dengan orang lain
dibanding sebelum konseling. Sebelum konseling individu, pendamping juga menawarkan jasa
rekreasi berupa jalan-jalan, selain itu pendamping juga membuatkan mainan dan lain-lain yang
tujuannya untuk menghilangkan ketegangan korban. Setelah korban rileks, pasangannya dapat
memulai konseling individu.