Anda di halaman 1dari 3

RIVIEW JURNAL

MK : Advokasi Sosial
1. Dianisa Putri Widianti (10040320084)

Judul PERAN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK


DALAM MENANGANI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KOTA
KOTAMOBAGU
Nama Penulis Yoga Andreas Manarat, Johannis Kaawoan, Ismail Rachman
Nama Jurnal Jurnal Governance
Volume, No.hal Vol.1, No. 1
Tahun 2021
Link Download alfonkimbal,+Yoga+Manarat[1].pdf
LB Masalah Kekerasan verbal adalah bentuk kekerasan yang melibatkan
penggunaan kata-kata yang merendahkan, mencela, atau menghina.
Sedangkan kekerasan seksual merupakan bentuk kekerasan yang
terkait dengan masalah seksualitas, seperti pemerkosaan, pelecehan
seksual, atau pencabulan. Diantara kedua jenis kekerasan tersebut,
kekerasan seksual memiliki dampak yang paling signifikan bagi
korban. Hal ini terutama terjadi pada anak-anak yang rentan dan sering
kali tidak dapat berbicara tentang pengalaman mereka karena adanya
stigma.

Kekerasan, terutama terhadap anak-anak, dikecam dalam agama dan


merupakan tindakan yang tidak dapat diterima. Anak-anak sering kali
menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang
terdekat seperti anggota keluarga atau orang dewasa lainnya.

Dalam melindungi anak-anak dari kekerasan, peran Dinas


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat penting.
Mereka membantu korban dengan memberikan bantuan psikologis,
bantuan hukum, dan melibatkan tokoh agama dalam proses pemulihan
korban dan keluarganya. Langkah-langkah ini bertujuan untuk
mengurangi dampak yang merugikan bagi korban dan menuntut
pertanggung jawaban pelaku di pengadilan.

Dan advokasi sosial ini ada beberapa faktor penyebab terjadinya


kejahatan tindak pidana kekerasan sesual terhadap anak. Faktor
tersebut seperti faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebutlah
yang menjadi timbulnya kejahatan kekeran seksual.
Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan informasi tentang advokasi pelecehan seksual
yang terjadi di kota kotamobagu secara akurat
2. Diperolehnya kebijakan, program, atau kedudukan dari sebuah
pemerintahan institusi atau organisasi.
3. Dan pada hakikat advokasi sosial berbicara tentang apa yang
ingin dirubah, siapa yang melakukan perubahan, kapan
melakukan perubahan, dan seberapa besar perubah tersebut
dimulai.
4. Dan dapat menolong korban untuk memenangkan hak –
haknya dilembaga dan sistem pelayanan sosial yang ada.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.


Penelitian yang bersifat deskriptif dan cenrung menggunakan analisis.
Subyek Penelitian Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kota
Kotamobagu
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti mengenai
upaya Pemberdayaan Peran Perempuan dan Perlindungan Anak dalam
Menangani Korban Kekerasan Seksual pada Anak di Kota
Kotamobagu, ditemukan bahwa peran tersebut mencakup norma-
norma yang terkait dengan posisi atau status seseorang dalam
masyarakat. Peran dalam konteks ini merujuk pada serangkaian
peraturan yang mengatur perilaku dan tanggung jawab. Oleh karena
itu, peneliti akan mengulas tentang suatu peran yang penting dalam
konteks tersebut.

Tentu saja peran ini sangat penting untuk proses penyembuhan dari
korban kekerasan seksual pada anak yang telah terjadi. Dinas
pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak Kota Kotamobagu
sudah melaksanakan peran dengan baik yaitu pada proses
pembimbingan pada korban, dapat dilihat dari tahapan awal yang
dilakukan yang berkoordinasi dengan Unit pelaksana teknis daerah
dari proses pengaduan, penjangkauan, pengelolaan kasus,
pendampingan sampi tahap pemulihan yang dimulai pengobatan
psikologi hingga pencerahan tokoh agama.
Kelebihan Dari model dan program advokasi sosial yang telah dilakukan oleh
Dinas pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak Kota
Kotamobagu, mencakup hal – hal berikut :
1. Menangani korban dengan prosedur dengan baik dan
didampingi hingga masa pemulihan
2. Pendampingan yang dilakukan dari pengobatan psikolog agar
korban dapat pulih dan ada pencerahan rohani dengan tokoh
agama.
3. Memberikan akses dan perlindungan terhadap korban.
Kekurangan Dan pastinya dari semua hak yang sudah dilakukan tetap ada
kekurangannya. Kekerungan tersebut Dinas pemberdayaan Perempuan
dan perlindungan anak Kota Kotamobagu harus bisa lebih
memperhatikan kesembuhan trauma secara total yang dirasakan oleh
korban agar bisa berdamai. Agar proses bimbingan tersebut harus
lebih cepat tanpa harus menunggu penyelesaian dari proses
adminstrasi terlebih dahulu.
Diskusi/ Pada kajian tersebut memiliki beberapa rekomendasi yang dapat
rekomendasi dipertimbangkan, yaitu :
1. Meningkatkan dan mengimplementasikan kembali nilai-nilai
moral dan adat istiadat dengan melalui berbagai kegiatan
seperti kampanye, seminar, dan edukasi dari pemerintah dinas.
2. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat agar
tidak terjadinya kesengsaraan yang menjadi faktor eksternal
seseorang dalam melakukan tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak dibawah umur melalui program pelatihan dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dan
fungsi di bidang pengarusutamaan gender secara berkala di
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
4. Meningkatkan pengkoordinasian dan fasilitasi kegiatan di
bidang pengarusutamaan gender, perlindungan perempuan,
tumbuh kembang anak dan perlindungan anak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak meningkatkan perlindungan perempuan, tumbuh
kembang anak dan perlindungan anak pada Kabupaten/Kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Melalui implementasi dari rekomendasi ini, diharapkan peran Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat menjadi
wadah dan alat yang digunakan dan membantu bagi anak terutama
melindungi anak dari tindak kekerasan dan perlakuan yang tidak
menusiawi dari orang dewasa dan membantu anak-anak untuk
memperoleh hak nya sebagai anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai