Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS ISU INSTANSI

TUGAS INDIVIDU
ANALISIS ISU PERMASALAHAN YANG TERDAPAT
DI SMP NEGERI 1 ANGKOLA SELATAN

OLEH

NAMA PESERTA : NILAM ULAMI SIREGAR, S.Pd,I


NIP : 199212092020122006
GOLONGAN : IIIA
ANGKATAN/KELOMPOK : XXIX/2 (2)
PENGAMPU MATERI : GADIS MELANI RUSLI, S.H
MATERI : AGENDA 1 ANALISIS ISU KONTEMPORER

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TAHUN 2022
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 PENDAHULUAN
Isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi atau kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. Isu bisa berupa sebuah masalah yang belum
terpecahkan. Isu adalah informasi atau berita yang belum tentu kebenarannya dan merupakan
suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara
baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Analisis
Isu adalah kegiatan berpikir konseptual atas segala isu atau permasalahan yang menjadi
perbincangan publik ,yang aktual dan masih berlangsung sampai sekarang.
Penulis merupakan CPNS yang bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli
Selatan, tepatnya di SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab.Tapanuli Selatan,
sebagai Guru Ahli Pertama Bahasa Inggris. Menjadi seorang tenaga pendidik sudah dijalani
penulis mulai dari tahun 2014, tetapi bertugas di SMP Negeri 1 Angkola Selatan baru berkisar 1
(satu) tahun 5 (lima) bulan terhitung mulai Januari 2021.
Sejak diumumkannya kasus pertama Corona Virus 19 (Covid 19) di tahun 2021,
indonesia mulai mengalami perubahan di segala aspek, baik dibidang pendidikan, politik,
sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan serta aspek lainnya. Dalam bidang
pendidikan khususnya, dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka beralih menjadi
Luring (luar jaringan) dan Daring (dalam jaringan). Keadaan yang mengharuskan kita
menjaga jarak, tentu saja mempengaruhi dan mengubah efiesiensi pembelajaran yang kita
lakukan. Meskipun demikian, sebagaimana Tenaga Pendidik lainnya, penulis juga berupaya
untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin. Berupaya agar kegiatan belajar mengajar tetap
berlangsung dengan sebaik mungkin ditengah keterbatasan yang dihadapi.
Karena dengan KBM tatap muka saja hasil pembelajaran kadang belum mencapai
hasil maksimal, apalagi dengan tidak bertatap muka. Dalam menerapkan metode pembelajara
Luring dan Daring, penulis menemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
pelayanan mutu pendidikan terutama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Diantara
permasalahan tersebut berkaitan dengan hal seperti, keadaan lapangan, tingkat kehadairan
minat belajar siswa, kemampuan diri siswa, finansial siswa, dukungan orang tua siswa, akses
transformasi, motivasi siswa, rendahnya keterampilan tentang teknologi informasi
(Information And Technology) tenaga pendidik, dan lain sebagainya. Yang selanjutnya akan
penulis jabarkan pada bagian selanjutnya.
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

2.1 IDENTIFIKASI ISU


Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi isu, maka dapat saya rumuskan sebagai
berikut :
1. Rendahnya minat dan motivasi belajar serta dukungan orangtua siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola
Selatan Kab. Tapanuli Selatan
2. Rendahnya keterampilan IT tenaga pendidik di SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec.
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan
3. Rendahnya tingkat kehadiran siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola
Selatan Kab. Tapanuli Selatan
4. Rendahnya ketersediaan transportasi dan jarak sekolah yang jauh bagi siswa SMP
Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan
5. Keadaan lapangan atau medan yang ditempuh siswa menuju sekolah yang cukup sulit
bagi sebagian siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab.
Tapanuli Selatan
6. Keadaan finansial keluarga siswa yang mempengaruhi tingkat kehadiran dan hasil
belajar siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli
Selatan

2.2. PENETAPAN ISU


1. Teknik Analisis APKL
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:’
1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang;
2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang;
4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
menjadi isu yang prioritas.

Tabel 1. Analisis Isu di SMP Negeri 1 Angkola Selatan Berdasarkan Kriteria APKL

FAKTOR
NO ISU A P K L KETERANGAN
Rendahnya minat siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3
1 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. √ √ √ √ Memenuhi Syarat
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Rendahnya keterampilan IT tenaga


pendidik di SMP Negeri 1 Angkola
2 √ √ x x Tidak Memenuhi
Selatan Kec. Angkola Selatan Kab.
Syarat
Tapanuli Selatan

Rendahnya tingkat kehadiran siswa SMP


3 Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola √ √ √ x Tidak Memenuhi
Selatan Kab. Tapanuli Selatan Syarat

Rendahnya ketersediaan transportasi dan


jarak sekolah yang jauh bagi siswa SMP
4 √ √ x x Tidak Memenuhi
Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola
Syarat
Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Kondisi lapangan atau medan yang


ditempuh siswa menuju sekolah yang
5 cukup sulit bagi sebagian siswa SMP √ √ x x Tidak Memenuhi
Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Syarat
Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Kondisi finansial keluarga siswa yang


mempengaruhi tingkat kehadiran dan
6 hasil belajar siswa SMP Negeri 1 √ √ x x Tidak Memenuhi
Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Syarat
Kab. Tapanuli Selatan

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata


pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3
7 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. √ √ √ √ Memenuhi Syarat
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan
Rendahnya dukungan orangtua siswa
pada mata pelajaran Bahasa Inggris di
8 √ √ √ x Tidak Memenuhi
SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec.
Syarat
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang memenuhi syarat adalah “Rendahnya minat
siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec.
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”, dan “Rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan
Kab. Tapanuli Selatan”. Kedua isu tersebut memenuhi syarat karena kelayakannya terpenuhi.
Kedua isu ini masuk akal (logis), aktual dan dapat dibahas sesuai dengan tugas,, hak,
wewenang dan bertanggung jawab penulis selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di
Kelas tersebut, yaitu kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab.
Tapanuli Selatan.
Sedangkan isu “Rendahnya tingkat kehadiran siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan
Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan” tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai
aspek kelayakan. Hal ini dikarenakan isu tersebut bukan termasuk wewenang penulis untuk
menyelesaikannya. Isu diatas juga berkaitan dengan isu “Rendahnya ketersediaan transportasi
dan jarak sekolah yang jauh bagi siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan
Kab. Tapanuli Selatan”, “Kondisi lapangan atau medan yang ditempuh siswa menuju sekolah
yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan
Kab. Tapanuli Selatan”, “Kondisi finansial keluarga siswa yang mempengaruhi tingkat
kehadiran dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab.
Tapanuli Selatan”, dan “Rendahnya dukungan orangtua siswa pada mata pelajaran Bahasa
Inggris di SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”.
Tingkat kehadiran siswa berkaitan dengan akses transportasi, kondisi lapangan, kondisi
finansial keluarga siswa serta dukungan orang tua siswa sendiri.
Hal ini saling berhubungan satu dengan lainnya. Perlu diketahui bahwa topografi
Kecamatan Angkola Selatan merupakan daerah perbukitan dan juga dilalui aliran sungai.
Terdapat kasus siswa yang kehadirannya berkurang dikarenakan jauhnya jarak rumah menuju
sekolah. Ditambah minimnya transportasi dan kondisi lapangan yang tidak memungkin siswa
untuk membawa kendaraan, misalnya harus menyeberangi sungai yang kemudian dilanjutkan
dengan mengendarai transportasi umum yang jumlahnya terbatas dan diwaktu tertentu saja.
Siswa harus melalui rute yang sama setiap harinya. Belum lagi jika cuaca buruk yang
menyebabkan sungai meluap sehingga siswa tidak dapat menyeberang sehingga mereka tidak
dapat hadir disekolah. Bahkan terkadang ada siswa yang jarak rumahnya jauh tiba disekolah
dengan keadaan yang harus kita maklumi seperti seragam kotor, sepatu kotor, atau bahkan
tidak memakai sepatu sekolah hanya untuk dapat hadir disekolah.
Kasus lainnya, ada siswa yang berkerja demi membantu orangtua untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari hari. Siswa ingin bersekolah tetapi keadaan keluarga tidak
mengizinkan. Di satu sisi, ada siswa dengan latar belakang broken home yang tidak ada orang
dewasa yang mengawasi siswa dikarenakan mencari nafkah. Di sisi lain, ada juga orangtua
yang terlalu membebaskan anak sehingga ia bertindak sesuka hati walaupun ada peraturan di
sekolah. Hasi tidak akan maksimal jika hanya disekolah anak dipantau tetapi saat dirumah ia
tidak dipantau. Tetapi hal yang paling membawa dampak adalah kondisi di masa pandemi ini.
Dikarenak social distancing (jaga jarak) mengharuskan siswa untuk sekolah dirumah maupun
Luring dan Daring. Siswa tidak peduli akan pembelajaran dan asyik bermain dengan gadget
atau teman mereka. Setelah covid 19 berangsur membaik, siswa kembali sekolah dengan
membawa serta sikap mereka selama belajar disrumah dan terkesan menyepelekan
pembelajaran. Inilah mengapa isu ini tidak memenuhi kelayakan. Tentu saja hal ini diluar
kewenangan penulis untuk mengatasi permasalahan ini.
Selanjutnya beralih pada isu “Rendahnya keterampilan IT tenaga pendidik di SMP
Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”, juga tidak
memenuhi syarat karena tidak sesuai azaz kelayakan, hal ini dikarenakan penguasaan
teknologi tidaklah mudah dan tentu saja juga sulit untuk para guru yang sudah senior bahkan
akan pensiun. Ditambah kurangnya akses internet didaerah tentu sedikit menyulitkan sekolah
untuk mengikuti perkembangan era digitalisasi ini.
Berdasarkan hasil validasi isu yang ditunjukkan oleh tabel 1, dari ke delapan isu yang
berhasi diidentifikasi, terdapat dua isu yang valid. Kedua isu yang valid ini kemudian
dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik analisis USG.

2. Teknik Analisis USG


Dalam menentukan prioritas masalah, penulis juga menggunakan analisis USG
sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan
menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa
disebut identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
1. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan
berkaitan dengan dimensi waktu;
2. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa
menimbulkan masalah baru; dan
3. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak
diselesaikan

Tabel 2. Analisis Isu di SMP Negeri 1 Angkola Selatan dengan Teknik USG

KRITERIA
NO ISU U S G PRIORITAS MASALAH
Rendahnya minat siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3
1 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. 5 5 5
Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan

Rendahnya hasil belajar siswa pada


mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas
2 VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan 4 5 5
Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli
Selatan

Keterangan:
U: Urgency; S=Seriousness; G: Growth.
Interval penentuan prioritas:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak;
Angka 4: mendesak/gawat dan dampak;
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah
“Rendahnya minat siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri 1
Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”. Isu ini lebih menjadi prioritas
dibandingkan dengan “Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di
kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”.
Hal ini dikarenakan apabila minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas
VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan ini tidak
segera diselesaikan, maka akan membawa dampak yang buruk pada kualitas sekolah dan
tentunya akan menimbulkan masalah baru seperti hasil belajar yang diperoleh siswa akan
rendah.
BAB III
PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF

3.1 PENETAPAN ISU TERPILIH


Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah
“Rendahnya minat siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri
1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan”.

3.2 GAGASAN KREATIF

Gagasan kreatif ditujukan untuk membantu penulis memperbaiki hal-hal yang


menjadi permasalahan di dalam rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Inggris di kelas VII-3 SMP Negeri 1 Angkola Selatan Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli
Selatan diantara sebagai berikut :

1. Mencari titik lemah siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan
siswa terbiasa berbahasa daerah bahkan saat disekolah. Jika tidak dibiasakan, siswa
tidak akan lancar atau bahkan tercampur bahasanya.

2. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian, nyaman dan tertib.

3. Menggunakan metode dan media pembelajaran.

4. Melakukan kerjasama dengan wali kelas dan orangtua siswa dalam mengawasi
aktifitas belajar siswa baik dirumah maupun disekolah. Serta mengawasi pergaulan
anak di luar sekolah dan di luar rumah.

5. Membangun sikap yang netral terhadap seluruh siswa tanpa pilah-pilih.


BAB IV
PENUTUP

Sebagai seorang ASN yang bertugas sebagai tenaga pendidik seharusnya


menunjukkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis
dalam menjalankan tugas jabatannya.
Analisis APKL dan USG ini dapat digunakan untuk menetapkan prioritas isu,
sehingga masalah yang penting dan masalah yang paling penting dapat dibedakan serta dapat
diatasi dengan segera dan tepat sasaran.
.

Anda mungkin juga menyukai