BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut di atas. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium
Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib
menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya
transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi
daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan
yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan
laboratorium yang bermutu. Laboratorium Puskesmas melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium dalam
melaksanakan pelayanan laboratorium di Puskesmas Pasar Manna,
baik kegiatan di dalam gedung maupun kegiatan di luar gedung.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam melaksanakan
pengambilan spesimen, dimulai dari tahap persiapan sampai
penanganan spesimen.
b. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam melakukan
pemeliharaan alat di laboratorium.
c. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam inventarisasi
bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya.
d. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam melaksanakan
pemantapan mutu.
e. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam melaksanakan
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
f. Sebagai acuan bagi petugas laboratorium dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang laboratorium.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan pelayanan laboratorium adalah semua ahli
teknologi laboratorium medik (ATLM) yang bekerja di laboratorium
Puskesmas Pasar Manna.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan laboratorium mencakup dimulai dari
menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratoriumdari dalam dan
luar puskesmas, melakukan pengambilan spesimen, pemeriksaan
spesimen sampai proses penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
kepada pasien.
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Puskesmas Pasar Manna melaksanakan kegiatan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan/spesimen yang
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Manna.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga yang tersedia di Laboratorium Puskesmas Pasar Manna
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Ketenagaan, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium
Puskesmas Pasar Manna
No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
1 Penanggung Jawab Dokter 1
2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (D-III) 2
3 Tenaga Non Teknis Minimal SMU/ sederajat 0
Ketentuan lainnya:
a. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja
laboratorium.
b. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter
Puskesmas/kepala Puskesmas.
c. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
d. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang
tertulis dan diketahui oleh kepala Puskesmas.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas Pasar Manna mempunyai
tugas dan tanggung jawab :
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
C. Jenis Pemeriksaan dan Jam Pelayanan Laboratorium
Jenis pemeriksaan yang tersedia serta lamanya pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas Pasar Manna adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jenis pemeriksaan yang tersedia
di Laboratorium Puskesmas Pasar Manna
Jenis Pemeriksaan Jenis Waktu Pemeriksaan
Spesimen
1 2 3
Hematologi
Golongan Darah Darah kapiler 10 menit
Hemoglobin Darah kapiler 10 menit
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu Darah kapiler 10 menit
Gula Darah Puasa Darah kapiler 10 menit
Gula Darah Post Prandial Darah kapiler 10 menit
Kolesterol Total Darah kapiler 10 menit
Asam Urat Darah kapiler 10 menit
Mikrobiologi dan Parasitologi
Basil Tahan Asam (BTA) Dahak 120 menit
Malaria Darah kapiler 60 menit
Imunoserologi
Anti HIV Darah kapiler 20 menit
Sifilis Darah kapiler 20 menit
HBsAg Darah vena 20 menit
Tes Kehamilan Urin 10 menit
Urinalisa
Protein Urin 10 menit
Glukosa Urin 10 menit
Jenis pemeriksaaan laboratorium di atas dilaksanakan setiap hari
kerja dari jam 08.00 WIB – 13.00 WIB, kecuali hari Jumat pada pukul
08.00 WIB - 11.00 WIB.
Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan di Laboratorium Puskesmas
Pasar Manna dalam keadaan gawat darurat atau pelayanan di luar jam
kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Jenis Pemeriksaan Yang Dapat Dilaksanakan Pelayanan Laboratorium
Di Luar Jam Kerja Di Puskemas Pasar Manna
A. DENAH
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup
ini adalah ruangan laboratorium Puskesmas. Ruangan yang ada di
laboratorium di Puskesmas Pasar Manna terdiri dari 2 ruangan. Ruangan
laboratorium di Puskesmas Pasar Manna bisa dilihat pada denah berikut
ini :
3 2
Keterangan :
1. Meja Pendaftaran dan Pengambilan spesimen
2. Lemari arsip laboratorium
3. Lemari penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
4. Wastafel dan meja pemeriksaan mikrobiologi
5. Meja pemeriksaan hematologi dan kimia klinik
6. Ruang tunggu
B. STANDAR FASILITAS
Sarana/ruangan laboratorium Puskesmas Pasar Manna adalah sebagai
berikut :
1. Ruangan yang ada di laboratorium terdiri dari 2 ruangan diantaranya
ruang pendaftaran dan ruang tunggu, serta ruang pendaftaran,
pengambilan dan pemeriksaan spesimen
2. Langit-langit berwarna putih dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori-pori, kedap air,
dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang,
dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
5. Kamar kecil/WC pasien laboratorium bergabung dengan WC pasien
Puskesmas Pasar Manna.
Peralatan yang ada di Laboratrium Puskesmas Pasar Manna adalah
sebagai berikut :
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Menggunakan meja kayu ukuran 2 m x 60 cm.
b. Mempunyai laci.
2. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien :
a. Kursi mempunyai sandaran baik, kursi petugas maupun kursi
pasien.
b. Berbahan material kuat.
3. Bak cuci/sink
a. Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih
b. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem
pengolahan air limbah Puskesmas Pasar Manna.
4. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang 150 cm
b. Meja terdiri dari dua tempat dalam ruang pemeriksaan. Meja satu
untuk tempat alat hematologi analyzer, fotometer, sentrifuge dan
mikroskop, meja kedua untuk tempat pemeriksaan mikrobiologi.
Meja terbuat dari bahan keramik berwarna putih.
5. Lemari pendingin
Berfungsi sebagai tempat penyimpan reagen dan sampel.
6. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat.
b. ukuran panjang 160 cm lebar 40 cm tinggi 100 cm.
c. bahan terbuat dari almunium dan rak dari kaca.
7. Rak reagen
a. Fungsi untuk menyimpan reagen.
b. ukuran sesuai kebutuhan.
c. bahan terbuat dari aluminium dan rak dari kaca.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM
2. Penerimaan Spesimen
Penerimaan spesimen merupakan spesimen yang diterima oleh
petugas laboratorium sebelum dilakukan pemeriksaan. Hal ini
bertujuan untuk melihat kualitas spesimen apakah spesimen layak
dilakukan pemeriksaan atau tidak. Syarat-syarat spesimen yang layak
diperiksa adalah sebagai berikut :
a. Volume spesimen harus mencukupi kebutuhan laboratorium;
b. Tidak ada gumpalan (untuk pemeriksaan hematologi).
Jika spesimen memenuhi syarat, maka spesimen tersebut dapat
diperiksa di laboratorium.
3. Pengambilan Spesimen
a. Peralatan
Secara umum, peralatan yang digunakan harus menuhi syarat-
syarat, seperti :
1) Bersih;
2) Kering;
3) Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen;
4) Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada
spesimen;
5) Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
b. Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
1) Terbuat dari gelas atau plastik;
2) Tidak bocor atau merembes;
3) Harus dapat ditutup rapat dengan tutup ulir;
4) Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen;
5) Bersih;
6) Kering;
7) Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen;
8) Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
c. Antikoagulan dan pengawet
Antikoagulan merupakan zat kimia yang digunakan untuk
mencegah sampel darah membeku. Pengawet adalah zat kimia yang
ditambahkan ke dalam sampel agar analit yang diperiksa dapat
dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu tertentu.
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan
pengawet atau antikoagulan. Beberapa contoh penggunaan
antikoagulan/pengawet yang digunakan untuk spesimen dapat
dilihat pada tabel 5.
d. Waktu
Pada umumnya, pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari,
terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan
imunoserologi karena umumnya nilai normal ditetapkan dalam
keadaan basal. Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu
pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan
penyakit dan fluktuasi harian, misalnya :
1) Pemeriksaan tuberkulosis.
Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun
tidur memungkinkan ditemukan kuman Mycobacterium
tuberculosis lebih besar dibandingkan dahak sewaktu.
e. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu
lokasi pengambilan yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
diminta, misalnya spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan
darah vena umumnya diambil dari Vena cubiti daerah siku.
spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau
jari manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian
tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi. Tempat yang dipilih
tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti
“cyanosis” atau pucat dan pengambilan darah tidak boleh di lengan
yang sedang terpasang infus.
f. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek
yang diperiksa. Volume spesimen yang dibutuhkan untuk beberapa
pemeriksaan spesimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kimia Klinik
Gula darah Darah 1 tetes Secepatnya
segar kapiler
Kolesterol Darah 1 tetes Secepatnya
segar kapiler
Asam urat Darah 1 tetes Secepatnya
segar kapiler
Urinalisa
Protein Urin 1 ml Plastik Suhu kamar
(1 jam)
g. Teknik pengambilan
Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang
benar, agar spesimen tersebut dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya. Teknik pengambilan beberapa spesimen yang sering
diperiksa.
1) Darah Vena
a) Lakukan informed concent kepada pasien dan buat pasien
senyaman mungkin saat plebotomi darah vena. Pilih lengan
yang banyak melakukan aktifitas.
b) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
c) Pasang tourniquet di atas siku dengan jarak 5 cm.
d) Lakukan palpasi pembuluh darah vena median cubbiti.
e) Didisinfeksi lokasi pembuluh darah vena pasien yang akan
ditusuk dengan kapas alkohol. Biarkan hingga kering.
f) Kencangkan jarum spuit dan membuka tutup jarum spuit
dengan hati-hati.
g) Tusuk pembuluh darah vena pasien dengan posisi lubang
jarum menghadap ke atas.
h) Setelah darah terlihat masuk ke dalam spuit, petugas
menarik thorak hingga didapatkan volume darah yang
diinginkan.
i) Lepaskan torniquete dan menutup tempat jarum ditusukkan
dengan kapas serta menarik jarum spuit dari vena pasien
dengan segera.
j) Pindahkan sampel darah dari dalam spuit ke tabung dengan
cara melepaskan jarum lalu mengalirkan darah perlahan
melalui dinding tabung.
k) Jika sampel harus diberi antikoagulan, maka masukkan
darah ke dalam tabung berisi antikoagulan (EDTA) segera
mungkin dan mencampurnya dengan cara membolak-
balikkan tabung beberapa kali.
Kesalahan - kesalahan yang terjadi dalam pengambilan darah
vena :
a) Mengenakan tourniquet terlalu lama dan terlalu keras
sehingga mengakibatkan hemokonsentrasi.
b) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.
c) Mengocok tabung vakum dapat menyebabkan hemolisis.
2) Darah Kapiler
a) Buka tutup lancet steril.
b) Pijat telapak tangan pasien sampai jari pasien (jari tengah
atau jari manis) dan dilakukan pembendungan jari pasien.
c) Didisinfeksi jari pasien dengan kapas alkohol dan tunggu
hingga kering.
d) Tusuk jari tangan pasien dan hapus darah pertama kali
keluar dengan kapas kering.
e) Pijat jari tangan pasien sampai darah keluar.
f) Letakkan beberapa tetes darah pasien di atas objek glass.
g) Letakkan kapas kering di atas bekas tusukan jari pasien dan
meminta kepada pasien untuk menekan kapas selama
beberapa menit.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler :
a) Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya
gangguan peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat),
vasodilatasi (radang, trauma, dan sebagainya), kongesti atau
cyanosis setempat.
b) Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-
peras keluar.
c) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja
darah itu diencerkan, tetapi darah juga melebar di atas kulit
sehingga sukar dihisap ke dalam pipet.
d) Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan.
e) Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat
bekerja.
3) Urin
Pada wanita, pengambilan spesimen urin porsi tengah yang
dilakukan oleh penderita sendiri. Sebelumnya harus diberikan
penjelasan sebagai berikut :
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun, kemudian
dikeringkan dengan handuk.
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu
tangan.
c) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan
arah dari depan ke belakang.
d) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril
yang lain.
e) Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin, alirkan urin
yang pertama keluar dibuang. Aliran urin selanjutnya
ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari
urin mengenai lapisan tepi bawah. Pengumpulan urin selesai
sebelum aliran urin habis.
f) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke laboratorium.
4) Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan
ludah. Bila pasien kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam
hari sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat
gliseril guayakolat 200 mg.
a) Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta untuk
berkumur dengan air. Bila memakai gigi palsu sebaiknya
dilepas.
b) Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
c) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam 2-3 kali,
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang
kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.
d) Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung di dalam
wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.
e) Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik akan
tampak kental purulen dengan volume cukup (3-5 ml).
f) Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.
4. Penyimpanan Spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah. Faktor - faktor yang mempengaruhi stabilitas
spesimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolism oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa
pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen,
antikoagulan /pengawet dan wadah serta stabilitasnya (lihat tabel 5).
Semua jenis spesimen pemeriksaan laboratorium dianggap sebagai
bahan infeksius karena mudah menularkan penyakit ke petugas
laboratorium. Oleh karena itu, petugas laboratorium harus melakukan
hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
laboratorium serta memakai alat pelindung diri sesuai dengan
prosedur. Petugas laboratorium melakukan disinfeksi meja kerja baik
sebelum maupun sesudah melakukan pemeriksaan spesimen
laboratorium.
BAB V
LOGISTIK
A. REAGEN
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain. Bahan
kimia/reagensia yang digunakan di laboratorium umumnya dalam jumlah
sedikit namun mencakup jenis yang sangat beragam.
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan
untuk tiap pemeriksaan di laboratorium puskesmas. Penanganan dan
penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain :
1. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode First in-First out (sesuai urutan
penerimaan).
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi
pada sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak
terkena cahaya matahari langsung.
8. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
9. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan
Nasional.
4. Pengelolaan spesimen
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada
wadah yang memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman
untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna
menghindari pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh
(contoh : membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan
sarung tangan dan masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan
dan mengganti sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
kegiatan laboratorium.
6. Pengelolaan limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah
khusus seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik,
limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat :
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal
terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah dengan label dan warna seperti
yang dijabarkan pada tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8 Gambar dan Warna Label Pada Tempat Pengumpulan Sampah
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen
yang diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a) Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola
sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
b) Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
b. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia.\
Cara menangani limbah cair :
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik
tank.
2) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. BAKUAN MUTU
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke
waktu, diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis
yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang
apa dan bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu
aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang
tertulis akan menjamin kosistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga
teknis laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab
Laboratorium Puskesmas Pasar Manna.
B. PEMANTAPAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah
keseluruhan proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa
Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan
Peningkatan Mutu.
1) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa
kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran
sudah benar dan cara pengenceran sudah benar.
2) Kalibrasi dan pemeliharaan alat
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium dan wadah
spesimen. Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan
peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah
spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Contoh peralatan yang perlu dikalibrasi di laboratorium
Puskesmas Pasar Manna adalah sebagai berikut :
a) Oven
b) Micro Pipet
c) Alat pemeriksaan stik kimia darah (elektrometer)
d) Thermometer
3) Uji ketelitian dan ketepatan menggunakan bahan kontrol.
4) Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai
dengan protap masing-masing parameter.
c. Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu
dilakukan di Puskesmas Pasar Manna antara lain :
1) Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan dan cara
pengambilan spesimen.
2) Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan
spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.
E. PENINGKATAN MUTU
Peningkatan mutu adalah suatu proses terus-menerus yang
dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu
Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk
meningkatkan kinerja laboratorium.
BAB IX
PENUTUP