• Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidik (Pasal 1 butir 1 KUHAP)
• Pejabat Polisi Negara RI atau Pejabat
PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. • Pasal 6 KUHAP, Penyidik adalah : a. Pejabat Polisi Negara RI. b. Pejabat PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Kewenangan Penyidik (Pasal 7 KUHAP) • Penyidik POLRI karena kewajibannya mempunyai wewenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggedahan dan penyitaan; e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang; g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagi tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; i. Mengadakan penghentian penyidikan; j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
• Pelaksanaan tindakan kewenangan tersebut oleh Penyidik harus
dibuat berita acara pelaksanaannya. Penangkapan (Pasal 16 s.d 19 KUHAP) • Untuk kepentingan Penyelidikan dan Penyidikan Penyidik dan Penyidik Pembantu berwenang melakukan Penangkapan. • Penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. • Penangkapan dilakukan dengan surat perintah yang tembusannya diberikan kepada keluarga setelah dilakukan penangkapan kecuali tertangkap tangan. • Penangkapan dapat dilakukan untuk paling lama 1 hari. Tertangkap Tangan (Pasal 1 butir 19 KUHAP)
• Tertangkap tangan adalah tertangkapnya
seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu. Penangkapan Pasal 18 (Perpolri no. 6 thn 2019 ttg Pencabutan Perkap no 14 thn 2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana)
• Penangkapan dapat dilakukan oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu
terhadap tersangka atau oleh penyelidik atas perintah Penyidik. • Penyidik atau Penyidik Pembantu yang melakukan penangkapan wajib dilengkapi surat perintah penangkapan dan surat perintah tugas. • Dalam hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan dengan tanpa dilengkapi surat perintah penangkapan atau surat perintah tugas. • Penangkapan terhadap warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia harus diberitahukan ke kedutaan atau konsulat perwakilan negara yang bersangkutan di Indonesia, berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri. • Dalam hal penangkapan tidak sah berdasarkan putusan praperadilan segera dilepaskan sejak dibacakan putusan atau diterima salinan putusan. • Tersangka yang diduga berada di luar wilayah Indonesia, Penyidik berkoordinasi dengan Bagkerma Robinops Bareskrim Polri untuk verifikasi pengajuan proses penerbitan Red Noticeyang dilaksanakan melalui mekanisme Gelar Perkara dengan mengundang Divisi Hubungan Internasional Polri.