Anda di halaman 1dari 7

PENYIDIKAN

(Berdasarkan UU No 8 / 1981 Tentang KUHP)

• Penyidikan : pasal 1 butir 2 KUHAP


• Serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
Penyidik
(Pasal 1 butir 1 KUHAP)

• Pejabat Polisi Negara RI atau Pejabat


PNS tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
• Pasal 6 KUHAP, Penyidik adalah :
a. Pejabat Polisi Negara RI.
b. Pejabat PNS tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang.
Kewenangan Penyidik
(Pasal 7 KUHAP)
• Penyidik POLRI karena kewajibannya mempunyai wewenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
diri tersangka;
d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggedahan dan penyitaan;
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagi tersangka atau
saksi;
h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
i. Mengadakan penghentian penyidikan;
j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

• Pelaksanaan tindakan kewenangan tersebut oleh Penyidik harus


dibuat berita acara pelaksanaannya.
Penangkapan
(Pasal 16 s.d 19 KUHAP)
• Untuk kepentingan Penyelidikan dan Penyidikan
Penyidik dan Penyidik Pembantu berwenang
melakukan Penangkapan.
• Penangkapan dilakukan terhadap seorang yang
diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan
bukti permulaan yang cukup.
• Penangkapan dilakukan dengan surat perintah yang
tembusannya diberikan kepada keluarga setelah
dilakukan penangkapan kecuali tertangkap tangan.
• Penangkapan dapat dilakukan untuk paling lama 1
hari.
Tertangkap Tangan
(Pasal 1 butir 19 KUHAP)

• Tertangkap tangan adalah tertangkapnya


seorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana, atau segera sesudah beberapa saat
tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai
sebagai orang yang melakukannya, atau apabila
sesaat kemudian padanya ditemukan benda
yang diduga keras telah dipergunakan untuk
melakukan tindak pidana itu yang menunjukan
bahwa ia adalah pelakunya atau turut
melakukan atau membantu melakukan tindak
pidana itu.
Penangkapan
Pasal 18 (Perpolri no. 6 thn 2019 ttg Pencabutan Perkap no 14 thn 2012 ttg
Manajemen Penyidikan Tindak Pidana)

• Penangkapan dapat dilakukan oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu


terhadap tersangka atau oleh penyelidik atas perintah Penyidik.
• Penyidik atau Penyidik Pembantu yang melakukan penangkapan wajib
dilengkapi surat perintah penangkapan dan surat perintah tugas.
• Dalam hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan dengan
tanpa dilengkapi surat perintah penangkapan atau surat perintah tugas.
• Penangkapan terhadap warga negara asing yang berada di wilayah
Indonesia harus diberitahukan ke kedutaan atau konsulat perwakilan
negara yang bersangkutan di Indonesia, berkoordinasi dengan Divisi
Hubungan Internasional Polri.
• Dalam hal penangkapan tidak sah berdasarkan putusan praperadilan
segera dilepaskan sejak dibacakan putusan atau diterima salinan
putusan.
• Tersangka yang diduga berada di luar wilayah Indonesia, Penyidik
berkoordinasi dengan Bagkerma Robinops Bareskrim Polri untuk
verifikasi pengajuan proses penerbitan Red Noticeyang dilaksanakan
melalui mekanisme Gelar Perkara dengan mengundang Divisi
Hubungan Internasional Polri.

Anda mungkin juga menyukai