Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

ANALISIS TEORI ADAPTASI DENGAN KEBIJAKAN ROTASI SEBAGAI HAMBATAN


PENGEMBANGAN PERAWAT AHLI DI RUMAH SAKIT : AN OPINION

ANALYSIS OF ADAPTATION THEORY WITH ROTATION POLICY AS


OBSTACLES OF DEVELOPMENT OF EXPERT NURSES IN HOSPITALS:
AN OPINION

Heni Suhaeni 1, Titi Rahmawati 2


Case Manager RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
Kasie 2 Asuhan Keperawatan RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal

Abstrak :
Kompetensi perawat spesialis di bangsal merupakan salah satu hal terpenting dalam
mewujudkan perawatan pasien di bangsal, kebutuhan pasien sangat kompleks dan unik,
sehingga perawat harus menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan pasien.
Kebijakan rotasi perawat yang tidak terprogram dengan baik dapat mengakibatkan
terhambatnya pembentukan perawat spesialis di bangsal rumah sakit, Perawat yang tidak siap
menghadapi perubahan tersebut otomatis akan menurunkan semangat dan kualitas pelayanan
kepada pasien .Dalam konsep adaptasi, Suster Callista Roy menyampaikan bahwa output
dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang dapat dinilai oleh perawat baik
secara objektif maupun subjektif. Respon perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi
individu dan lingkungan. Maka penelitian ini bertujuan agar perawat yang menerima program
rotasi dapat mengadopsi dan mengimplementasikan teori adaptasi. Pendapat tentang Analisis
Teori Adaptasi dalam menghadapai kebijakan rotasi di Rumah sakit .Perawat dengan
mekanisme koping yang optimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan
meningkatkan jangkauan rangsangan sehingga dapat merespon secara positif, rotasi perawat di
bangsal yang dilakukan secara terencana akan meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup
pasien lanjut usia. Kebijakan manajemen rumah sakit sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program rotasi, dengan mengutamakan pentingnya peningkatan mutu dan
kompetensi perawat spesialis di bangsal rumah sakit.

Kata Kunci : Rotasi, teori adaptasi, Perawat.


A. PENDAHULUAN

Program rotasi perawat harus memberikan kesempatan bagi perawat untuk mendapatkan
pengalaman klinis yang lebih luas, meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan
dengan pertukaran staf timbal balik antara dua atau lebih area klinis.(1)Perawat yang sudah lama
bertugas di bangsal lansia harus dapat dipertahankan, tidak terpengaruh oleh kebijakan rotasi yang
tidak direncanakan, karena akan menghambat pembentukan perawat spesialis lanjut usia di rumah
sakit. Pasien rumah sakit lanjut usia mungkin sangat menghargai jenis perawatan yang diberikan
oleh perawat, seperti perawatan pribadi dasar dan komunikasi yang mendukung. Perawat spesialis
telah ditunjukkan dalam penelitian lain untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan
pasien.(2)Stres kerja perawat merupakan faktor yang menurunkan efisiensi produktivitas kerja
dan membahayakan keselamatan pasien, dan ketika stres kerja meningkat, perawatan pasien dan
kualitas perawatan terpengaruh.(3)
Rotasi harus menginspirasi perawat untuk bekerja lebih baik, memungkinkan peningkatan
kompetensi berkelanjutan di tempat kerja, memperluas pengetahuan dan keterampilan, yang akan
berimplikasi pada kualitas dalam memberikan perawatan kepada pasien. Di sisi lain, menerapkan
sistem rotasi bisa menjadi bumerang. Hal ini disebabkan keputusan rotasi yang tidak memenuhi
kebutuhan staf. Beberapa perawat yang sudah nyaman di bangsal lansia belum siap untuk
pengenalan sistem rotasi. Baik itu promosi, mutasi, maupun demosi, perawat yang tidak siap
menghadapi perubahan tersebut otomatis akan menurunkan semangat dan kualitas pelayanan
kepada pasien.(4)Keperawatan sebagai karir humanistik rentan terhadap lebih banyak tingkat stres
dibandingkan dengan profesi lain. Menurut penelitian Evelin Daiane Gabriel Pinhatti, dkk di
Brazil (2017) menunjukkan bahwa proses rotasi antar unit rumah sakit positif terkait faktor-faktor
yang membantu menyelesaikan konflik, seperti peningkatan pengetahuan dan keterampilan,
mengenali aktivitas yang dilakukan oleh rekan kerja, meningkatkan hubungan interpersonal dan
mengurangi resistensi untuk bekerja di unit lain.(5)Sehingga diharapkan rotasi perawat antar unit
tidak menjadi kendala bagi perawat spesialis ahli di unitnya masing-masing, peningkatan
kompetensi yang berkesinambungan seperti perawat di unit perawatan intensif, perawat spesialis
bedah, perawat spesialis anak dll, pendidikan dan pelatihan dan juga pemenuhan hak perawat
dalam proses jenjang karir sesuai pendidikan dan keahlian, Rotasi dilakukan sesuai jelong masa
karir perawat, karena akan memberikan pengakuan dan penghargaan atas kontribusi perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas, ahli dan berdasarkan pembuktian.
berdasarkan praktik, sehingga berdampak positif terhadap hasil yang dicapai, pasien diberikan
pelayanan oleh perawat yang berkompeten dengan spesialisasinya(6).
Manajemen rumah sakit berperan sangat penting dalam menentukan kebijakan program
rotasi, agar dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun, tidak melakukan rotasi
mendadak, memindahkan perawat tanpa membekalinya dengan ilmu, sehingga menghambat
perawat ahli di unitnya, dan tidak ada kesulitan untuk adaptasi perawat ketika dihadapkan
dengan rotasi yang tidak terencana. Rotasi kerja yang dikelola dengan baik akan dapat
memberikan dampak yang efektif bagi peningkatan kinerja perawat.(7)

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa program rotasi yang
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur dan tidak terencana sehingga menghambat pembentukan
perawat yang ahli di bidangnya. Pertanyaan penelitian khusus adalah: 1. Bagaimana menghadapi
program rotasi yang tidak direncanakan? 2. Bagaimana membentuk perawat spesialis yang ahli di
bidangnya? 3. Faktor apa saja yang dapat menghambat terbentuknya perawat spesialis di
bidangnya? 4. Bagaimana pendekatan teori adaptasi Calista Roy dalam program rotasi tak
terencana? Sehingga tujuan program Rotasi akan disambut baik oleh perawat dan memberikan
kepuasan, mudah beradaptasi, seiring dengan peningkatan kompetensi dibidangnya masing-
masing, membentuk perawat spesialis yang handal dan kompeten, sehingga tujuan pelayanan di
Rumah Sakit,

C. METODE

Penelitian ini menggunakan pendapat teori keperawatan yang memberikan informasi tentang
penerapan teori Adaptasi Callista Roy untuk perawat ketika menerima program Rotasi di Rumah
Sakit . Penelitian ini mencari sumber dari E-Book, Google Schoolar, Pubmed dengan kata kunci
Rotation Job AND Adaptation AND Nurse dengan waktu yang dicari artikel 5 tahun terakhir.

D. TEORI KEPERAWATAN ADAPTASI CALLISTA ROY

Model Adaptasi Roy didasarkan pada filosofi interaksi sosial. Pada tahun 1964, Sister
Callista Roy mengadopsi hipotesis adaptasinya, yang didasarkan pada gagasan Helson. Reaksi
adaptif, menurut Helson, merupakan fungsi dari stimulus yang masuk hingga tingkat adaptasi
yang dibutuhkan oleh individu tercapai. Lingkungan internal dan eksternal yang digerakkan oleh
tiga kategori rangsangan, yaitu rangsangan fokal, rangsangan kontekstual, dan rangsangan
residual, menentukan tingkat adaptasi.(8) CalistaRoy memandang manusia sebagai makhluk
holistik yang dalam sistem kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana
diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “materi” dan energi. Karakteristik sistem
menurut Roy adalah input, output, control dan feedback. Dalam konsep adaptasi, Roy
menyampaikan bahwa output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang
dapat dinilai oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon perilaku ini dapat
menjadi umpan balik bagi individu dan lingkungan. Roy mengkategorikan output dari sistem
adaptasi ini berupa respon adaptif dan respon tidak efektif. Respons adaptif dapat meningkatkan
integritas individu sedangkan respons yang tidak efektif tidak dapat mendukung pencapaian
tujuan pengobatan individu. Roy menggunakan istilah coping mechanism untuk menggambarkan
proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini. Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar
individu merupakan unsur lingkungan dalam paradigma keperawatan. Lingkungan yang
didefinisikan oleh Roy adalah “Semua kondisi, keadaan dan pengaruh di sekitar individu yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok” (Roy dan Andrews,
1991 dalam Nursing Theory: 260). Dalam hal ini Roy menekankan bahwa lingkungan dapat
dirancang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan risiko yang
akan terjadi pada individu akibat perubahan. Lingkungan yang didefinisikan oleh Roy adalah
“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh di sekitar individu yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu dan kelompok” (Roy dan Andrews, 1991 dalam Nursing
Theory: 260). Dalam hal ini Roy menekankan bahwa lingkungan dapat dirancang untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan risiko yang akan terjadi pada
individu akibat perubahan. Lingkungan yang didefinisikan oleh Roy adalah “Semua kondisi,
keadaan dan pengaruh di sekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
individu dan kelompok” (Roy dan Andrews, 1991 dalam Nursing Theory: 260). Dalam hal ini
Roy menekankan bahwa lingkungan dapat dirancang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi
individu atau meminimalkan risiko yang akan terjadi pada individu akibat perubahan.(9)
ANALISIS

Adaptasi Proses Calista Roy(8)

proses adaptasi
 Mekanisme koping (genetik dan Sistem adaptasi Respon Adaptasi
didapat  Konsep diri (pengenalan
 Subsistem regulator (saraf, proses proses infeksi)  Respons Adaptif
kimia dan sistem endokrin)  Fungsi Peran (Tujuan tercapai)
 Subsistem Cognator (pengetahuan  Interdepen (kasih sayang  Responsnya tidak
dan emosi, pemrosesan perseptual dan cinta) adaptif
dan informasi, pembelajaran,  Fungsi Fisiologis (KDM)
penilaian dan emosi

Terkait dengan 4 model adaptif

1. Fisiologi
2. Konsep diri
3. fungsi peran
4. Saling ketergantungan
Subsistem regulasi : Proses fisiologis tubuh (biologis)

Subsistem Cognator : Memikirkanindividu pengolah


(Psikososial)

Mode adaptif fisiologis Mode Adaptif Saling Mode Adaptif konsep Yayasan Peran
Fase proses Ketergantungan diri Modus Adaptif
Penilaian Oksigenasi,Nutrisi,Elimi Signifikan lain memberi Fisik diri sensasi Peran primer instrumental
perilaku nasi Aktivitas dan Menerima sistem tubuh citra tubuh sekunder, peran tersier,
proteksi indra cairan dan pendukung memberi pribadi diri diri peran primer ekspresif
elektrolit fungsi menerima konsistensi diri ideal peran sekunder, peran
neurologis fungsi moral-etis-spiritual tersier,
endokrin diri

Penilaian Rangsangan fokal Rangsangan fokal Rangsangan fokal Rangsangan fokal


rangsangan Rangsangan kontekstual Rangsangan kontekstual Rangsangan Rangsangan kontekstual
Rangsangan sisa Rangsangan sisa kontekstual Rangsangan sisa
Rangsangan sisa
keperawatan Pernyataan perilaku Pernyataan perilaku Pernyataan perilaku Pernyataan perilaku dengan
diagnostik dengan rangsangan yang dengan rangsangan yang dengan rangsangan rangsangan yang paling
paling relevan paling relevan yang paling relevan relevan
penetapan PerilakuUbah kerangka PerilakuUbah kerangka PerilakuUbah PerilakuUbah kerangka
tujuan waktu yang diharapkan waktu yang diharapkan kerangka waktu yang waktu yang diharapkan
diharapkan
intervensi Manajemen rangsangan Manajemen rangsangan Manajemen Manajemen rangsangan
Ubah Peningkatan Ubah Peningkatan rangsangan Ubah Ubah Peningkatan
Penurunan Hapus Penurunan Hapus Peningkatan Penurunan Hapus
Pertahankan Pertahankan Penurunan Hapus Pertahankan
Pertahankan
Evaluasi Pengamatan perilaku Pengamatan perilaku Pengamatan perilaku Pengamatan perilaku setelah
setelah intervensi selesai setelah intervensi selesai setelah intervensi intervensi selesai untuk
untuk melihat apakah untuk melihat apakah selesai untuk melihat melihat apakah tujuan telah
tujuan telah tercapai tujuan telah tercapai apakah tujuan telah tercapai
tercapai

OUTPUT

Teori Adaptasi Calista Roy

Keluaran dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau dilaporkan secara
subyektif baik dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini merupakan umpan balik ke sistem.
Roy mengkategorikan keluaran sistem sebagai respons adaptif atau respons tidak
efektif/maladaptif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas keseluruhan seseorang yang
dapat dilihat jika seseorang mampu melaksanakan tujuan yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan responnya adalah perilaku mal
adaptif yang tidak mendukung tujuan tersebut. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem
adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme
koping.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teori Adaptasi Roy dapat berfungsi sebagai panduan dalam pengembangan dan evaluasi
program berbasis rumah sakit yang dirancang untuk mendukung kebutuhan tim perawatan
kesehatan.(10)Studi di Rumah Sakit Universitas Jordan Amman, Jordan (2020) Studi ini
memberikan informasi penting tentang kebijakan rotasi perawat, ada banyak faktor penting yang
harus disiapkan. Kebijakan dan praktik yang jelas terkait rotasi pekerjaan diperlukan untuk
meningkatkan kepuasan dan keterlibatan kerja, penelitian ini juga menawarkan peluang menarik
bagi pembuat kebijakan atau manajemen rumah sakit agar tujuan pelayanan dapat tercapai.
(5)Mengatasi adalah salah satu komponen penting lebih lanjut dari teori Roy. Coping adalah
istilah yang digunakan untuk menunjukkan proses konfrontasi yang melibatkan mekanisme untuk
berinteraksi dengan lingkungan yang berubah dan mengarah pada adaptasi. Mengatasi mungkin
bawaan (karakteristik genetik manusia, mekanisme naluriah yang mendukung interaksi dengan
dan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah) atau diperoleh (keterampilan yang
dikembangkan dari pengalaman hidup yang dapat memengaruhi respons adaptif dan rangsangan
khusus).(11)
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan perawat memiliki mekanisme koping yang
memaksimalkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan jangkauan rangsangan sehingga
dapat merespon program rotasi secara positif. Staf keperawatan yang merawatnya harus
mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan dan sikap Perawat terhadap pasien lanjut usia
diperlukan untuk mengembangkan dan meningkatkan pendidikan dampak dan program
peningkatan kualitas yang dapat secara positif mempengaruhi pengetahuan dan sikap perawat
terhadap pasien lanjut usia.(12)

F. KESIMPULAN

Rotasi perawat adalah sistem yang ditujukan kepada perawat dengan melakukan pergantian
atau rotasi internal di ruang rawat inap yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit sesuai
prosedur yang berlaku, memastikan kesiapan dengan pengetahuan dan pelatihan. Program rotasi
antar unit yang terencana akan menghasilkan perawat yang ahli di setiap unit, meningkatkan
keterampilan perawat spesialis, sehingga perawat sebagai aset rumah sakit menjadi salah satu
bagian yang berpengaruh dalam tujuan proses pelayanan, meningkatkan kepuasan pasien dan
menciptakan keamanan pasien.

REFERENSI
1. Whiting L, Whiting M, Petty J, O’Grady M. Children’s palliative care: Examination of a
nursing rotation programe. Int J Palliat Nurs. 2021;27(1):20–9.
2. Barnicot K, Allen K, Hood C, Crawford M. Older adult experience of care and staffing on
hospital and community wards: a cross-sectional study. BMC Health Serv Res.
2020;20(1):583.
3. Lim JY, Kim GM, Kim EJ. Factors Associated with Job Stress among Hospital Nurses: A
Meta-Correlation Analysis. Int J Environ Res Public Health. 2022;19(10).
4. Novita EA, Muharni S, Wardani UC. Studi Fenomenologi : Persepsi Perawat Pelaksana
Terkait Rotasi Kerja di Rumah Sakit Awal Bros Batam Tahun 2019. Nurs Study Progr.
2020;1–12.
5. Alfuqaha OA, Al-Hairy SS, Al-Hemsi HA, Sabbah AA, Faraj KN, Assaf EM. Job rotation
approach in nursing profession. Scand J Caring Sci. 2021;35(2):659–67.
6. Hardiansah Y. Hubungan pengembangan karir perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Bali Med J. 2021;8(2):221–32.
7. Adi GS. Rotasi Kerja Sebagai Strategi Peningkatan Kinerja Perawat. J Ilmu Keperawatan.
2018;VI(1).
8. Alligood martha raile. Nursing Theorists and Their Work (6th edn). eight edit. Alligood
MR, editor. Vol. 24, Contemporary Nurse. St louis,Missouri: Elsevier; 2007. 106–106 p.
9. Amidos J. Teori Dan Model Adaptasi Sister Calista Roy : Pendekatan Keperawatan. J Ilm
Kesehat. 2018;(December):18.
10. (Browning) Callis AM. Application of the Roy Adaptation Theory to a care program for
nurses. Appl Nurs Res. 2020;56(August):151340.
11. Dos Santos Santiago Ribeiro BM, Martins JT, Da Silva VA, Teston EF, Da-Silva AC,
Penha Martins EA. Occupational health nursing in civil construction: Contributions based
on Roy’s adaptation theory. Rev Bras Med do Trab. 2019;17(2):260–7.
12. Derks CTAJ, Hutten - van den Elsen MMGM, Hakvoort LJ, van Mersbergen MPJ,
Schuurmans MJ, Dikken J. Hospital nurses’ knowledge regarding older patients: a
multicenter study. BMC Nurs. 2021;20(1):1–8.

Anda mungkin juga menyukai