Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Diterima: 27/12/2018
PENDAPAT
Diterima: 05/06/2019
ARTIKEL Pendanaan: tidak ada

Keperawatan kesehatan kerja

dalam konstruksi sipil: kontribusi
berdasarkan teori adaptasi Roy
Enfermagem melakukan pekerjaan konstruksi
sipil: kontribusi pada teori adaptasi Roy
Beatriz Maria dos Santos Santiago Ribeiro1, Júlia Trevisan Martins1, Vladimir Araújo da Silva2,
Elen Ferraz Teston3, Aline Cristina da-Silva4, Eleine Aparecida Penha Martins1

ABSTRAK |Merefleksikan peran staf keperawatan dalam konstruksi sipil sangat penting, karena memungkinkan
peningkatan pengetahuan dan penemuan. Refleksi semacam itu selanjutnya berguna bagi para manajer dan pekerja
untuk bersama-sama mengembangkan strategi pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi perawat pada perusahaan konstruksi sipil. Ini terdiri dari laporan
pengalaman menurut teori adaptasi Callista Roy. Pengalaman yang dianalisis berlangsung dari Agustus 2017 hingga
Maret 2018. Kami menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh perawat bersama dengan petugas kesehatan
lainnya. Kami percaya bahwa penelitian ini membuktikan pentingnya tindakan keperawatan kesehatan kerja,
khususnya dalam konstruksi sipil,
Kata kunci |industri konstruksi; kesehatan kerja; keperawatan kesehatan kerja.

RESUMO |Renungkan tentang aktivasi enfermagem pada perusahaan konstruksi sipil yang merupakan kepentingan mendasar, lihat
yang memungkinkan untuk mempelajari dan menikmati hal-hal lain. Ainda, izinkan os gestores bersama dengan os trabalhadores
busquem stratégias untuk mencegah perbuatan, promosikan saúde dan cegah agravos. Dari bentuk ini, ini adalah tujuan yang ingin
saya uraikan sebagai kontribusi dari enfermagem ke perusahaan konstruksi sipil. Trata-se de um estudo de critivo descritivo
ancorado atas Teori Adaptasi Callista Roy. Terkait dengan kelangsungan hidup pada periode lalu 2017 hingga março de 2018, o qual
descreve atividades cotidianas desenvolvidas pela enfermagem com os trabalhadores and profissionais da área médica. Acredita-se
que estudo contribuirá for desvelar a important das atividades desenvolvidas pela enfermagem do trabalho, khusus untuk konstruksi
sipil, sebagai relevansi dari apoiá-las em um referensi teórico ilmiah; e, assim, meningkatkan kualitas hidup Anda di tempat kerja,
setiap kali Anda melihat lingkungan bekerja dengan baik untuk semua lingkungan seperti melihat produk.
Palavras-chave |industri konstruksi; saúde do trabalhador; enfermagem melakukan trabalho.

1Departemen Keperawatan, Universidade Estadual de Londrina – Londrina (PR), Brasil.

2 Koordinasi Khusus Biosains dan Kesehatan, Universidade Federal de Santa Catarina – Curitiba (PR), Brasil.
3 Departemen Keperawatan, Kursus keperawatan sarjana, Universidade Federal de Mato Grosso do Sul, Campo Grande (MS), Brasil.
4Departemen Keperawatan, Faculdade de Apucarana – Apucarana (PR), Brazil. DOI:

10.5327/Z1679443520190364

Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7

260
 Keperawatan kesehatan kerja dalam konstruksi sipil
PENGANTAR
Konstruksi sipil menyediakan beberapa kondisi kerja yang
paling buruk, dengan tingkat kecelakaan kerja tertinggi dan
menyebabkan pengeluaran pemerintah yang besar untuk asuransi
dan kompensasi di seluruh dunia. Hal ini lebih lanjut terkait
dengan tingginya tingkat kecacatan dan kematian serta dampak
psikologis bagi pekerja dan keluarganya1. Berinvestasi dalam
pencegahan dan keselamatan dan kesehatan tempat kerja
bermanfaat bagi organisasi, pekerja, penyedia layanan kesehatan,
dan masyarakat pada umumnya. Memang, berinvestasi dalam
tindakan pencegahan untuk membuat lingkungan kerja seaman
mungkin sangatlah penting2.
Sebagai bagian dari pekerjaan mereka, perawat kesehatan
kerja (OHN) memiliki sumber daya untuk beberapa metode
dan teknik untuk pencegahan bahaya kimia, fisik, biologis dan
psikososial, pemeliharaan kesehatan pekerja, pengobatan
cedera dan penyakit akibat kerja dan non-kerja serta
rehabilitasi. litasi3. Mereka secara aktif mengintervensi
kehidupan pekerja untuk membantu mereka mengatasi
masalah, serta dalam tahap rehabilitasi bila diperlukan. OHN
juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya yang
dihadapi pekerja, misalnya kebisingan, debu dan kondisi
ergonomis yang tidak tepat, dan untuk memberikan orientasi
dan merujuk mereka yang memiliki masalah sosial, seperti
penggunaan obat-obatan legal atau ilegal.4.
Dalam konteks ini, ceramah berkala dan kampanye
pendidikan dapat berkontribusi untuk meningkatkan
kesadaran pekerja tentang efek negatif dari beberapa kondisi
yang dapat dihindari, termasuk alkoholisme, merokok,
paparan sinar matahari yang berlebihan, infeksi menular
seksual, hipertensi dan diabetes, terutama yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka. , sehingga berhasil mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
OHN memainkan peran yang relevan dalam pendidikan kesehatan.
Mereka mengumpulkan data statistik tentang morbiditas dan
mortalitas pekerja, menilai program pencegahan kecelakaan kerja,
memberikan perawatan rawat jalan, berpartisipasi dalam audit dan
memberikan konsultasi tentang kesehatan kerja untuk memastikan
keselamatan dan perlindungan pekerja.3.
Relevansi mereka meskipun, studi kegiatan OHN dalam
konstruksi sipil masih langka di Brasil. Oleh karena itu, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi
tenaga keperawatan di perusahaan konstruksi sipil. Untuk
tujuan ini kami memiliki sumber daya untuk Callista Roy
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
261
model adaptasi, yang didasarkan pada interaksi terus menerus
dan timbal balik antara manusia, dan juga dengan
lingkungannya, dengan fokus khusus pada sistem adaptif yang
diaktifkan sebagai respons terhadap situasi yang mungkin
muncul di tempat kerja5.
METODE
Presentasi ini adalah laporan teoretis, deskriptif, dan
refleksif dari pengalaman 7 bulan dengan tugas sehari-hari
seorang perawat yang dilakukan bersama dengan petugas
kesehatan lainnya. Keperawatan adalah ilmu dan seni, dan
kompleksitas perawatan yang diberikan menuntut informasi
lebih dari yang tersedia dalam standar peraturan kesehatan
(RS). Kami memilih model adaptasi Callista Roy sebagai
kerangka teoretis karena tampaknya berguna bagi profesional
keperawatan. Kami selanjutnya mensurvei literatur untuk
mendapatkan dasar lebih lanjut untuk diskusi kami. Karena
penelitian ini tidak melibatkan penelitian dengan manusia, izin
etis dikesampingkan.
HASIL DAN DISKUSI
BERKENALAN
DENGAN SETTING STUDI
Pengalaman yang dijelaskan di sini berlangsung dari Agustus
2017 hingga Maret 2018 di sebuah perusahaan yang berlokasi di
kota berukuran sedang di Parana utara, Brasil. Saat itu perusahaan
mempekerjakan 700 pekerja — 688 pria dan 12 wanita — dua di
antaranya adalah penyedia layanan kesehatan (satu perawat dan
satu dokter). Karyawan tersebut dialokasikan ke 19 tugas/
departemen yang berbeda: pekerjaan tanah, drainase, dasar yang
diolah dengan semen (CTB), pengaspalan, perbaikan menyeluruh,
persinyalan, pembangkit listrik, topografi, pemeliharaan,
pelumasan, laboratorium, administrasi, sumber daya manusia,
persediaan, perencanaan, kontrol, pengukuran, kesehatan dan
keselamatan, dan enam lokasi konstruksi dengan tenda, toilet, dan
kafetaria yang sesuai.
Unit kesehatan kerja diberi dua kontainer; satu digunakan
untuk menyimpan file dan yang lainnya untuk pengiriman
perawatan yang tepat, termasuk toilet dan ruang untuk
perawatan luka dan prosedur sederhana lainnya. Tambahan,
 Ribeiro BMSS, dkk.
OHN melakukan tindakan pendidikan harian dengan fokus pada
bahaya kerja yang bertujuan untuk pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, dengan konsekuensi peningkatan kualitas
kehidupan kerja pekerja. Perlu diingatkan di sini bahwa
kemungkinan untuk mencapai kendali atas masalah kesehatan apa
pun lebih tinggi bila terdeteksi dan diobati tepat waktu. Dengan
demikian seseorang dapat memenuhi tujuan pencegahan penyakit
dan promosi kesehatan.
Untuk tujuan ini, perawat secara teratur
mengimplementasikan tindakan yang berpusat pada ergonomi
untuk berkontribusi pada keselamatan dan kenyamanan pekerja,
dan juga untuk meningkatkan kesadaran mereka dan memantau
agen yang berpotensi membahayakan dan konsekuensinya.
Tindakan tersebut — yang juga melibatkan Komite Internal untuk
Pencegahan Kecelakaan (ICAP) — termasuk kursus, ceramah,
Dialog Keselamatan Harian (DSD), membagikan selebaran dan
kondom serta kampanye vaksinasi. Akibatnya, pekerja yang
ditargetkan meningkatkan pengetahuan mereka tentang bahaya
lingkungan yang mereka hadapi.
Kegiatan tambahan meliputi tindak lanjut pekerja
dengan penyakit kronis (diabetes, hipertensi, obesitas) dan
menular (tuberkulosis, kusta, infeksi menular seksual) dan
neoplasma, antara lain, dengan penekanan pada orientasi
relevansi kepatuhan terhadap pengobatan dan
pencegahan.
Pertemuan diadakan setiap dua minggu dengan staf
keselamatan dan dokter kerja untuk membahas Program
Pencegahan Bahaya Lingkungan (EHPP)—bertujuan untuk
mencapai deteksi dini bahaya dan kondisi kerja yang
berbahaya bagi kesehatan, Program Kondisi Kerja dan
Lingkungan Industri Konstruksi — yang berfokus adalah
tentang tindakan keselamatan dan perlindungan yang akan
diterapkan pada setiap tahap proyek — dan Program Kontrol
Medis Kesehatan Kerja (OHMCP), yang mencakup pemeriksaan
kesehatan pra-kerja, berkala, kembali bekerja, dan pemutusan
hubungan kerja.
Perawat mengembangkan aktivitasnya sesuai dengan
jadwal yang tetap. Pada Senin pagi dia melakukan DSD dengan
para pekerja untuk memberi mereka orientasi tentang
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan kecelakaan.
Pertemuan dengan para manajer berlangsung pada Selasa
pagi, ketika mereka bersama-sama menganalisis permintaan,
keuntungan, tugas, bahaya, dan tujuan yang diharapkan;
absensi, turnover dan tingkat kecelakaan kerja dibahas pada
sore hari. Hasil pertemuan ini menjadi dasar untuk
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
262
perencanaan dan pengembangan tindakan promosi
kesehatan. Pada hari Rabu, perawat membantu terapis
wicara dengan tes audiometri, mengingatkan pekerja
tentang pemeriksaan medis enam bulanan atau berkala
mereka dan secara aktif mencari mereka yang melewatkan
janji temu. Sesuai prosedur standar, para pekerja
dikomunikasikan tanggal pengangkatan oleh insinyur yang
bertanggung jawab atau pengawas unit beberapa hari
sebelumnya. Perawat mengunjungi lokasi konstruksi pada
Kamis pagi, ketika dia mengamati perilaku karyawan dan
meminta perhatian pada perilaku yang tidak pantas. Pada
Jumat pagi, dia dan dokter menjalankan kampanye yang
termasuk dalam OHMCP atau sesuai kebutuhan. Peran
perawat dalam mengikutsertakan pekerja baru, termasuk
orientasi tentang cara menghindari penyakit dan
kecelakaan kerja, sangat penting.
Rutinitas harian perawat termasuk: meminta tes
laboratorium (termasuk dalam pra-kerja, pemeriksaan
berkala, perubahan pekerjaan, kembali bekerja dan
pemutusan hubungan kerja) yang karena tingkat
pergantian yang tinggi dilakukan di laboratorium
outsourcing; memberi makan hasil tes ke database
perusahaan; melakukan konsultasi keperawatan, serta
yang diperlukan untuk penerbitan Sertifikat Kesehatan
Kerja; dan memberikan sertifikat medis, hasil tes
laboratorium dan obat yang diresepkan. Perawat juga
berpartisipasi dalam sesi pelatihan bulanan yang
disediakan oleh ICAP dan pemadam kebakaran.
Pada saat permulaan proyek (duplikasi jalan raya), perawat
memeriksa restoran dan kafetaria outsourcing yang didirikan
di lokasi konstruksi dan meminta perbaikan pada akhirnya
untuk menghindari masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kebersihan makanan. Dia juga meninjau daftar periksa yang
termasuk dalam OHMCP perusahaan outsourcing (seperti
misalnya restoran yang menyediakan makanan karyawan)
seperti yang dipersyaratkan oleh RS 7. Daftar periksa ini
dikembalikan dengan indikasi penyesuaian sesuai kebutuhan.
Pada kesempatan ini, perawat meminta Formulir Informasi
Keselamatan Bahan Kimia yang sesuai dari teknisi lingkungan
untuk mempersiapkan perawatan pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan.
Kita harus mengamati bahwa perawat menghadapi tantangan
yang cukup besar sebagai fungsi dari tujuan yang ditetapkan oleh
pemberi kerja, yang pencapaiannya sering menuntut banyak
usaha dari karyawan. Selain itu, ada beberapa logistik
 Keperawatan kesehatan kerja dalam konstruksi sipil
masalah, karena tidak ada ambulans atau mobil yang tersedia di
lokasi konstruksi, tetapi kendaraan harus dipinjam dari
departemen lain. Perawat selanjutnya harus terus menerus
mengetahui kondisi kesehatan setempat untuk dapat memberikan
perawatan yang optimal kepada para pekerja. Dia juga perlu
memiliki pengetahuan teknis-ilmiah yang diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran manajer tentang relevansi waktu
istirahat dan memberi insentif kepada pekerja untuk menerapkan
gagasan ergonomis dengan aman dan nyaman.
Tindakan pendidikan dibatasi pada hari hujan, ketika
kegiatan konstruksi terhenti. Oleh karena itu, beberapa
strategi yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan selama
musim kemarau, dan tenggat waktu yang ditetapkan oleh
manajemen terlewatkan. Karena kurangnya ruang konsultasi
eksklusif, pekerja terlihat berada di ruangan yang penuh
dengan file, yang mengganggu pekerjaan perawat dan dokter
dalam konsultasi, serta pengembangan dan penguatan
tindakan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, strategi
pemberian perawatan harus dipikirkan untuk menghindari
kerugian yang lebih besar. Faktanya, beberapa pekerja
melewatkan beberapa vaksinasi wajib, yang seharusnya
diperbarui pada saat perekrutan.
Banyak pekerja telah meninggalkan keluarga mereka di negara
bagian lain untuk mencari pekerjaan dan menyesal tidak bisa bekerja
lebih dekat ke rumah. Yang lain menyatakan bahwa mereka tidak
memiliki keluarga atau teman, tetapi benar-benar sendirian, dan
mereka senang bekerja di industri konstruksi karena memberikan
pengalaman, petualangan, dan kesempatan baru untuk bertemu
orang-orang yang dapat mereka ajak berbagi saat-saat bahagia.
Beberapa pekerja menyebutkan menggunakan narkoba dan
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup di
lokasi konstruksi dan gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Secara keseluruhan, para pekerja dilaporkan puas
dengan perhatian yang diterima dari penyelidik dan bahwa mereka
merindukan perawat untuk mendengarkan mereka.
Akses ke layanan kesehatan dipastikan melalui kunjungan
lapangan, namun para pekerja tidak selalu menunjukkan tanda-
tanda fisik yang menunjukkan risiko aktual terhadap kesehatan
mereka. Perawat menekankan perlunya penggunaan yang tepat
dari alat pelindung diri yang disediakan oleh pemberi kerja, yang
sangat tahan dan nyaman serta memastikan perlindungan yang
semestinya. Kemudian, rekam medis diarsipkan sesuai dengan
nomor identifikasi, dan perawat memplot peta lokasi konstruksi
untuk memudahkan mobilitasnya jika terjadi kecelakaan atau
kejadian tak terduga lainnya.
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
263
Ketidakhadiran lebih tinggi di kalangan perempuan, mungkin
karena kerja lembur yang berlebihan, pergantian shift, kelelahan
fisik dan emosional, kelelahan, pelecehan moral, ketidaknyamanan
di tempat kerja, kecemasan, stres dan ketegangan. Ketidakhadiran,
tingkat perputaran yang tinggi dan kualitas kehidupan kerja dapat
mengganggu rutinitas sehari-hari pekerja, serta perkembangan
tindakan promosi kesehatan.
Kondisi kerja yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan
pekerja mencari cara untuk mengkompensasi ketidakpuasan
mereka, mengadopsi sikap resisten dan defensif, menjadi acuh tak
acuh untuk bekerja atau memilih untuk melewatkan hari kerja.
Perilaku ini mengganggu struktur organisasi dan merusak kualitas
layanan.
Mempertimbangkan konteks konstruksi sipil, yang ditandai
dengan tingkat kecelakaan kerja yang tinggi sebagai akibat
dari kondisi kerja yang sangat buruk, kami percaya bahwa
tindakan yang diterapkan dan orientasi yang diberikan oleh
OHN berdampak positif pada hasil perusahaan. Tidak ada
kecelakaan kerja yang memerlukan cuti sakit/upah sakit atau
kematian yang terjadi sepanjang tahun hingga proyek selesai,
tetapi hanya beberapa kecelakaan kecil tanpa akibat yang
berarti.
Tindakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
dan risiko yang dilakukan oleh perawat mengikuti asumsi
model adaptasi Callista Roy, yaitu mendekati lingkungan
kerja sebagai kompleks yang meliputi interaksi pribadi dan
hubungannya dengan proses kerja dari perspektif kondisi
yang dibutuhkan untuk mencapai kesehatan. bebas dari
risiko terhadap kesehatan semua aktor yang terlibat.
KEGIATAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
OHN memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan promosi kesehatan dan tindakan pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan mempersiapkan pekerja
untuk keadaan darurat, sehingga meningkatkan produktivitas
mereka dan mengurangi tingkat ketidakhadiran sakit3. Profesi
keperawatan kesehatan kerja dimulai di Brazil pada tahun 1921, di
bawah pengawasan perawat Amerika Utara Ethel Parsons,
disponsori oleh Rockefeller Foundation.6.
Kegiatan OHN Amerika Utara terutama berfokus pada keselamatan.
Mereka menanyakan riwayat medis dan kondisi kesehatan pekerja,
memberikan perawatan jika terjadi kecelakaan, memberi makan sistem
informasi dan mengelola layanan kesehatan lingkungan dan pekerjaan.
Mereka mengembangkan promosi kesehatan
 Ribeiro BMSS, dkk.
dan tindakan perlindungan, menilai batasan pekerjaan, memberikan
orientasi tentang penyesuaian kembali yang diperlukan, mengevaluasi
kemampuan pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka dan mencatat
kondisi kesehatan mereka6.
Kami meminta perhatian pada kesamaan antara OHN
Brasil dan Amerika Utara yang diidentifikasi dalam sebuah
penelitian6. Di kedua negara, OHN melakukan kegiatan
administrasi, pendidikan dan promosi kesehatan dan prosedur
keperawatan, dan terkadang mereka berperan sebagai
koordinator layanan kesehatan kerja. Beberapa tugas yang
paling relevan yang teridentifikasi dalam penelitian tersebut
termasuk orientasi individual terhadap pekerja berdasarkan
catatan kesehatan kerja mereka, pemberian perawatan jika
terjadi kecelakaan kerja, partisipasi dalam perencanaan
tunjangan, komite interdisipliner, profesional dan komunitas,
evaluasi tujuan pendidikan. program, perencanaan program
dan intervensi, rekrutmen tenaga kesehatan kerja dan
memastikan kepatuhan terhadap manual dan laporan
manajemen — semua kegiatan yang serupa dengan yang
diidentifikasi dalam penelitian ini.
Perbedaan pada dasarnya karena alasan demografis. Di Amerika
Serikat, distribusi perawat di seluruh wilayah proporsional, sedangkan
di Brasil sebagian besar pekerjaan terkonsentrasi di wilayah Tenggara.
Di Brazil, sebagian besar perawat bekerja di perusahaan dengan lebih
dari 3.501 karyawan, sedangkan di Amerika Serikat setengah dari
perawat bekerja di perusahaan dengan 1.000-2.000 karyawan. Di Brazil,
perawat sebagian besar peduli dengan tindakan pendidikan, sementara
di Amerika Serikat mereka cenderung lebih fokus pada aspek
manajerial6.
Tindakan OHN berdampak besar pada potensi risiko atau masalah.
Mereka mempromosikan perubahan dalam lingkungan kerja, selain
menunjukkan kontrol lingkungan dan kompetensi keselamatan tempat
kerja. OHN di Spanyol bermaksud membangun hubungan yang dekat
dan holistik dengan para pekerja di bawah asuhan mereka. Mereka
berusaha untuk mengidentifikasi dan melindungi pekerja yang rentan,
memberikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan dan
organisasi untuk menghindari bahaya pekerjaan, menerapkan teknik
keperawatan khusus untuk mencapai evaluasi yang akurat tentang
kesehatan pekerja, merumuskan rencana darurat, melaporkan
kecelakaan parah kepada otoritas kesehatan, saran pemerintah
lembaga tentang manajemen kesehatan kerja yang memadai dan
protokol desain yang menargetkan kekerasan di tempat kerja7.
Sebuah studi eksplorasi kualitatif dilakukan dengan pakar
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja — delapan di antaranya
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
264
OHN — menemukan bahwa perawat memiliki hubungan yang
baik dengan anggota staf lainnya, ditandai dengan dialog, rasa
hormat, kemitraan, dan kolaborasi. Namun demikian, para
perawat menemukan bahwa dukungan dan posisi
kepemimpinan mereka serta jarak fisik antara pakar kesehatan
dan keselamatan — yang dialokasikan ke area berbeda —
mengganggu hubungan interpersonal mereka di tempat kerja.
Poin negatif lainnya adalah konflik dengan dokter ketika yang
terakhir mencoba memaksakan diri pada perawat - yang
menyebutkan bahwa dokter membebankan tugas
administratif yang menjadi tanggung jawab mereka. Para
perawat berpartisipasi dalam persiapan dokumen hukum,
seperti OHMCP, tetapi bukan EHPP. Mereka juga berpartisipasi
dalam DSD, ceramah, kampanye, sesi pelatihan dan desain
poster dan map8.
Perawat di Brazil cenderung mengikuti siklus pendidikan yang
berkelanjutan, bahkan ketika tidak menyadarinya. Jadi mereka
menempatkan prinsip-prinsip dan pedoman yang mendasari
Sistem Kesehatan Terpadu (Sistema Único de Saúde-SUS) dan
mewujudkan hak atas kesehatan ke dalam praktik nyata.9. Upaya
OHN harus bertujuan untuk mengurangi paparan pekerja
terhadap bahaya sehingga mencegah penyakit dan masalah
kesehatan lainnya. Artinya, mereka harus fokus pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit dan tindakan pendidikan untuk
mendorong kebiasaan dan perilaku sehat, dan dengan demikian
membantu pekerja memenuhi tuntutan produktivitas.10. Dengan
cara ini kebutuhan produksi organisasi dapat dipenuhi tanpa
mengabaikan keselamatan, kesejahteraan fisik dan mental
karyawan mereka.
Sehubungan dengan tindakan yang dikembangkan oleh
perawat yang dibahas dalam penelitian ini, kami melihat bahwa
tindakan pendidikan yang menargetkan pekerja dengan hipertensi
atau diabetes tidak ada. Sebagai akibat dari keinginan orientasi
tersebut — termasuk perubahan kebiasaan makan dan relevansi
aktivitas fisik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka —
sebagian besar pekerja tidak mematuhi perawatan yang
ditentukan, sementara aktivitas mereka berkontribusi
memperburuk kondisi kesehatan mereka, yang dihadiri oleh
respons penyesuaian yang tidak efisien.
Cakupan tindakan dan tindakan keselamatan, deteksi dan
minimalisasi bahaya dan orientasi pekerjaan yang diberikan
oleh OHN tidak terbatas pada organisasi saja, karena pekerja
juga bertindak sebagai pengganda informasi yang diterima
dalam keluarga dan komunitas mereka11. Penilaian risiko
adalah salah satu tindakan pencegahan utama dan
 Keperawatan kesehatan kerja dalam konstruksi sipil
sehingga penting untuk menghindari risiko kerja dan mengurangi
tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sebuah studi
internasional mengidentifikasi dua bahaya yang paling sering terjadi
dalam konstruksi sipil, yaitu pekerjaan yang melibatkan mesin atau
peralatan genggam, diikuti dengan mengangkat atau memindahkan
orang atau beban berat.12.
Pekerja konstruksi sipil biasanya tidak memiliki pengetahuan
yang memadai tentang kondisi kerja mereka dan tindakan
perlindungan yang diperlukan, sehingga relevansi OHN. OHN
mempromosikan perbaikan gaya hidup pekerja dan membantu
mencegah masalah kesehatan di masa depan. Mengingat bahwa
perawat berkontribusi banyak untuk meningkatkan kondisi kerja
dan mempromosikan keseimbangan dalam kondisi kesehatan
pekerja sipil, perusahaan konstruksi harus berinvestasi lebih
banyak pada tenaga kesehatan13.
TEORI ADAPTASI ROY: DASAR ILMIAH YANG
MUNGKIN UNTUK KEPERAWATAN
KESEHATAN KERJA
Pekerja konstruksi sipil rentan terhadap penyakit akibat
kerja, seperti cedera regangan berulang, gangguan
muskuloskeletal terkait pekerjaan, dermatitis, gangguan
pendengaran akibat kebisingan, keracunan timbal, dan
pneumokoniosis. Bahaya pekerjaan yang berhubungan
dengan kejadian kondisi tersebut antara lain: penggunaan
kendaraan bermotor; postur non-ergonomis, misalnya saat
mengangkat beban berat, paparan agen biologis, kimia dan
fisik dan debu yang terhirup dari material seperti garis tukang
batu, karet, silika dan asbes, stres terkait ketidakamanan
pekerjaan dan tingkat turnover yang tinggi, bekerja di
ketinggian, penanganan mesin, peralatan dan benda tajam,
serta pekerjaan instalasi listrik14.
Menurut Roy, lingkungan meliputi kondisi, keadaan, dan
pengaruh yang berdampak positif atau negatif terhadap perilaku
dan perkembangan manusia15. Pada gilirannya, manusia dipahami
sebagai sistem adaptif dengan masukan dan keluaran yang diatur
oleh umpan balik. Input adalah rangsangan, yang dikategorikan
sebagai fokal (rangsangan internal atau eksternal yang langsung
dihadapi oleh individu, yaitu penyebab langsung dan terlihat dari
masalah yang diberikan), kontekstual (rangsangan dengan
pengaruh positif atau negatif tidak langsung pada situasi saat ini
dan melibatkan faktor penyebab). atau residual (faktor internal
atau eksternal dengan pengaruh yang tidak pasti pada respons
adaptif; mereka melibatkan pengalaman individu sebelumnya
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
265
penyakit, dan pengalaman masa lalu yang mempengaruhi
kondisi mereka saat ini). Output terdiri dari tanggapan dan
kontrol dan strategi koping. Umpan balik beroperasi
berdasarkan subsistem pemrosesan regulator dan
cognator16,17. Subsistem pengatur terkait dengan
rangsangan internal dan menimbulkan respons otomatis
dan tidak sadar yang melibatkan reaksi kimia, saraf, dan
endokrin. Subsistem cognator menerjemahkan
rangsangan internal dan eksternal, dan akibatnya
mengarah pada respons sadar dan disengaja yang
melibatkan aspek kognitif dan intelektual16.
Menurut teori Callista Roy, kesehatan adalah hasil dari
proses adaptasi terhadap beberapa rangsangan — stres,
penyakit, ketidakbahagiaan7— agar manusia menjadi
terintegrasi dan utuh serta mampu mencapai tujuan bertahan
hidup, tumbuh, bereproduksi, dan menguasai. Dari perspektif
ini, perawat dapat memodifikasi rangsangan fokal dan
kontekstual untuk memperoleh respons adaptif menurut
empat mode: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling
ketergantungan.16.
Mode fisiologis terkait dengan subsistem pengatur dan
terdiri dari respons fisik terhadap rangsangan lingkungan
untuk memenuhi lima kebutuhan dasar (oksigenasi,
nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, dan perlindungan)
yang melibatkan empat proses fisiologis (indera, cairan
dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin. ). Modus
konsep diri menyangkut integritas fisik dan aspek
psikologis dan spiritual. Ini berkaitan dengan nilai dan
harapan individu, termasuk citra tubuh, kesadaran diri,
ideal diri, keyakinan moral dan etika, dan spiritualitas.
Modus fungsi peran melibatkan dimensi sosial dan aspek
yang berkaitan dengan prestasi dan interaksi dengan
orang lain16. Mode saling ketergantungan dikaitkan
dengan hubungan antarpribadi, sistem pendukung, dan
kepuasan kebutuhan afektif — cinta, rasa hormat, dan
penegasan16,18,19. Oleh karena itu, mode adaptif ini sesuai
dengan perilaku manusia yang mewakili respons adaptif
atau tidak efisien terhadap situasi kesehatan-penyakit.
Mereka memungkinkan pembentukan tipologi adaptif,
yaitu indikator adaptasi positif atau sulit. Dalam konteks
ini, beradaptasi berarti menjadi seimbang dengan diri
sendiri dan dengan orang lain serta memulihkan
kesejahteraan fisik, mental dan sosial seseorang.16.
Mengenai keperawatan kesehatan kerja, model
adaptasi Roy memungkinkan analisis rinci lingkungan
 Ribeiro BMSS, dkk.
dan kondisi kesehatan pekerja, mengembangkan strategi
untuk pemberian perawatan dan dasar untuk perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi efektivitas intervensi, dan menilai
respons adaptif yang muncul pada pekerja. Dengan demikian
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja,
memfasilitasi proses adaptif, meningkatkan hasil dan
menghilangkan situasi negatif di tempat kerja.15.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, selama periode
pengamatan tidak ada kecelakaan kerja yang memerlukan cuti sakit
atau cuti sakit, namun terdapat delapan kecelakaan kerja yang
menyebabkan sedikit gangguan pada kesehatan pekerja yang
bersangkutan. Dalam tiga kasus, dokter perusahaan menunjukkan
pembatasan tugas dan lima lainnya kembali ke pekerjaan biasa. Orang
mungkin menyimpulkan bahwa tindakan yang dikembangkan oleh
perawat bersama-sama dengan petugas kesehatan lainnya
berkontribusi pada hasil ini.
Tujuan tindakan pendidikan kesehatan adalah untuk
mempromosikan produksi dan penerapan pengetahuan untuk
meningkatkan pembangunan manusia dan membantu petugas
kesehatan memperoleh pengetahuan secara terus menerus17.
Dengan demikian mereka mendukung pengembangan respon
adaptif antara OHN, karena dari perspektif teori Roy, tindakan
pendidikan merupakan rangsangan kontekstual yang
mempengaruhi adaptasi terhadap tuntutan profesi.
Mengatasi adalah salah satu komponen penting lebih lanjut dari
teori Roy. Coping adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
proses konfrontasi yang melibatkan mekanisme untuk berinteraksi
dengan lingkungan yang berubah dan mengarah pada adaptasi.
Mengatasi mungkin bawaan (karakteristik genetik manusia, mekanisme
naluriah yang mendukung interaksi dengan dan adaptasi terhadap
lingkungan yang berubah) atau diperoleh (keterampilan yang
dikembangkan dari pengalaman hidup yang dapat memengaruhi
respons adaptif dan rangsangan spesifik)19.
Melalui perencanaan dan implementasi tindakan yang
dirancang menurut teori adaptasi Roy, kami berhasil
mengidentifikasi masalah yang ditunjukkan oleh populasi pekerja
yang dianalisis dan penyebabnya, serta intervensi yang dilakukan
oleh perawat bersama dengan staf multiprofesional. Perawat
diharapkan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pemeliharaan kesehatan pekerja sehingga mereka dapat
melakukan pekerjaan mereka dengan kebebasan, kesenangan dan
keamanan maksimal, yaitu memaksimalkan kualitas hidup mereka
baik di dalam maupun di luar pekerjaan.20.
Studi yang dilakukan di Afrika Barat menunjukkan
kompleksitas konstruksi sipil, khususnya dalam hal tempat kerja
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
266
kesehatan dan keselamatan21. Kami percaya bahwa penelitian ini
sangat penting untuk mendorong penerapan teori untuk
mengarahkan praktik OHN.
PERTIMBANGAN AKHIR
Penelitian ini menggambarkan rutinitas OHN sehari-hari dan
menegaskan kembali relevansi pencegahan, perlindungan dan
promosi kesehatan bagi pekerja konstruksi sipil selama perawat
melakukan aktivitasnya bersama dengan pekerja kesehatan
lainnya. Tidak ada kecelakaan kerja yang memerlukan cuti sakit/
upah sakit yang terjadi selama periode observasi, tetapi hanya
delapan kecelakaan dengan sedikit dampak pada kesehatan
pekerja yang terlibat — tiga diindikasikan pembatasan pekerjaan
oleh dokter perusahaan, dan lima lainnya kembali ke pekerjaan
biasa mereka karena mereka mengalami luka ringan dan dapat
melakukan tugas mereka tanpa membahayakan diri mereka
sendiri.
Teori adaptasi Roy memberikan dasar ilmiah untuk
tindakan keperawatan dengan memungkinkan refleksi pada
rangsangan kontekstual, ditandai sebagai bahaya pekerjaan,
cocok untuk mengubah lingkungan kerja, dan dengan
demikian mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
mendukung respon adaptif, meningkatkan kualitas hidup dan
hubungan interpersonal pekerja , dan mengurangi tingkat
ketidakhadiran.
Laporan pengalaman ini memberikan kontribusi untuk
menegaskan kembali relevansi tindakan keperawatan dalam
konstruksi sipil, yang dianalisis di sini dalam kerangka teori
yang pasti, dan akibatnya menerima landasan ilmiah. Dengan
kata lain, teori yang dipilih memainkan peran yang relevan
dalam survei kami tentang kondisi aktual pekerja dan
kecukupan tindakan mereka.
Akhirnya, meskipun tujuan dari penelitian ini berhasil
dicapai, masih ada beberapa keterbatasan. Kami
menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh satu perawat
di satu perusahaan konstruksi sipil. Oleh karena itu, kami
menyarankan studi tambahan tentang hal ini dengan sumber
daya kerangka teoritis dalam perencanaan semua tindakan
yang disertakan. Studi masa depan juga diperlukan, karena
pelaksanaan dan pengembangan penyediaan dan manajemen
kesehatan yang berkualitas masih membutuhkan landasan
teori yang lebih kuat.
 Keperawatan kesehatan kerja dalam konstruksi sipil
REFERENSI
1.Kosta GC. Konstruksi sipil: analisis kuantitatif tingkat asam dari
pekerjaan yang terkena dampak konstruksi bangunan selama
periode 2010 hingga 2012 (NO BRASIL). Teknologi & informasi.
2015;2(3):54-64.
2.Costa BS, Costa SS, Cintra CLD. Mungkin berdampak pada reformasi
undang-undang yang bekerja di saúde do trabalhador. Rev Bra Med
Trab. 2018;16(1):109-17. http://doi.org/10.5327/Z1679443520180097
3.Silva RP, Rodrigues GRS. Mencegah asam dalam konstruksi sipil:
atuação do enfermeiro of trabalho. Pendeta Cientifico. 2014;14(29).
4.Lukas AJ. O processo de enfermagemdo trabalho: sistematis da assist
enfermagem de enfermagem saúde pekerjaan. 2ª edisi. São Paulo:
Iátria; 2009.
5.Kehendak EM. Teori megah dan enfermagem tidak didasarkan pada proses
interativo. Di dalam: Mcewen M, Wills EM, editor. Bases teóricas para
enfermagem. 2ª edisi. Porto Alegre: Seni; 2009.
6.Marziale MHP, Hong OS, Morris JA, Rocha FLR. Peran dan Fungsi
Perawat Kesehatan Kerja di Brasil dan di Amerika Serikat. Pendeta
Latino-Am Enfermagem. 2010;18(2):182-8. http://dx.doi. org/
10.1590/S0104-11692010000200007
7.Sánchez-Ayllón F, Oliveira ACS, Morales I, Sá JD, Pérez PE. Validasi
Konten Intervensi Enfermagem Control Ambiental: Keamanan
Trabalhador. Acta Paul Enferm. 2014;27(2):173-8. http://
dx.doi.org/10.1590/1982-0194201400030
8.Roloff DIT, Cezar-Vaz MR, Bonow CA, Lautert L, Sant'Anna CF, Couto
AM. Enfermeiros do trabalho: pengalaman interdisipliner di saúde
do trabalhador. Rev Bras Enferm. 2016;69(5):897-905. http://
dx.doi.org/10.1590/0034-7167-2015-0113
9.Fernandes MC, Santiago SJC, Rodrigues DP, Queiroz MVO, Silva LMS,
Moreira TMM. Reflexão acerca das práticas educativas como
instrumentodegestãoparticipativa.RevEnfermUFPE.2014;8(8):2889-
95. http://dx.doi.org/10.5205/reuol.6081-52328-1-SM.0808201441
10.Jesus CS, Siqueira G, Reis JBA, Ribeiro US, Freitas EO, Saturnino HAH.
Membangun sipil: atau bekerja keras untuk mencegah kerusakan
akibat pengulangan. Pendeta Uniabeu. 2016;9(23):50-68.
11.Yesus CSD, Pinto IDS, Reis JLBD, Fernandes J, Santos R, Soares ES. Atuação
do enfermeiro do trabalho na redução de riskos biologic no âmbito
hospitalar. Revista de Atenção à Saude. 2017;15(54):100-7. http://
dx.doi.org/10.13037/ras.vol15n54.4825
Rev Bra Med Trab. 2019;17(2):260-7
267
12.Eurostat. Kematian akibat kematian dan kematian kedua tergantung
pada ekonomi. 2014.
13.Simões TC, Souza NVDO, Shoji S, Peregrino AAF, Silva D.
Medidas de Prevenção Contra Câncer de pele em
trabalhadores da construção civi l : contribuição da
enfermagem. Pendeta Gaucha Enferm. 2011;32(1):100-6.
http://dx.doi.org/10.1590/ S1983-14472011000100013
14.Ferraz AA, Cardoso AL. Lesões causadas por falta de EPIs, nas
construções civil em trabalhadores autonomos. Pdt Uningá.
2018;38(1).
15.Medeiros LP, Souza MBC, Sena JF, Melo MDM, Costa JWS, Costa
IKF. Model Adaptasi Roy: Revisi Integrasi dari Studi Realisasi
Sesuai Teori. Pdt Rene. 2015;16(1):132-40.
16.Roy SC, Andrews HA. Model adaptasi Roy. 2ª edisi. Stamford:
Appleton & Lange; 1999.
17.Guedes MVC, Araújo TL. Hipertensi krisis: kasus ini
menggunakan klasifikasi intervensi dari enfermagem untuk
alcançar respostas adaptativas baseadas no Modelo Teórico de
Roy. Acta Paul Enferm. 2005;18(3):241-6. http://dx.doi.org/
10.1590/ S0103-21002005000300003
18.Roy C. Memperluas model adaptasi Roy untuk memenuhi perubahan
kebutuhan global. Nurs Sci Q. 2011;24(4) :345-51. https://doi. org/
10.1177/0894318411419210
19.Alligood MR, Tomey AM. Menggunakan dan menerapkan teori
enfermagem. 3ª edisi. Louis: Mosby; 2006.
20.Guimarães DBO, Castro AED, Soares ÉMC, Fernandes MA. Saúde e
segurança na construção civil: relato sobre as contribuições da
enfermagem. Rev Enferm UFPE. 2017;11(Sup. 3):1351-9. https://
doi.org/10.5205/reuol.10263-91568-1-RV.1103sup201728
21.Kosta CMF. A gestão da segurança e saúde no trabalho emprojetos
de construção desenvolvidos na África Occidental: estudo de caso –
linhas orientadoras de gestão [Disertasi PhD]. Setúbal: Instituto
Politécnico de Setúbal, Escola Superior de Ciências Empresariais;
2019.
Alamat korespondensi: Beatriz Maria dos Santos Santiago Ribeiro – Rua Angélica
Thaís Fraga, 43 – Jardim Violeta – CEP: 86820-000 – California (PR), Brasil – E-mail:
beatrizsantiago1994@hotmail.com