Anda di halaman 1dari 30

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga


Denpasar - Bali

PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN FASILITAS ELEKTRONIKA

BAB.1. PERSYARATAN UMUM.

1.1. Penjelasan:
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
 Penyediaan seluruh pekerjaan sistem Elektronika Proyek Beautivikasi dan
Revitalisasi Gedung Jasa Marga sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
 Gambar-gambar, spesifikasi teknis dan bill of quantity adalah merupakan
bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar
dan spesifikasi teknis bersifat mengikat.
 Seluruh pekerjaan instalasi Elektronika yang dilaksanakan dan dikerjakan oleh
Penyedia Jasa/Kontraktor maupun Instalatur haruslah oleh Badan atau
Institusi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi kerja yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap, berpengalaman dalam bidangnya.
 Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan Pengawas yaitu seorang atau
lebih sarjana teknik yang dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan yang
dapat memberikan keputusan-keputusan perihal proyek ini, apabila sewaktu-
waktu diperlukan.
 Pemilik, MK/Perencana dapat meminta pergantian Pengawas yang lain apabila
pengawas yang ditempatkan oleh penyedia Jasa/Kontraktor dianggap tidak
mampu melaksanakan tugasnya.

1.2. Gambar-gambar :
 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi
Elektronika dalam Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor
kode gambar ELK.
 Penyedia Jasa/Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Jika ditemukan hal-hal yang kurang berkenan
perihal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.
 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 3 (tiga)
set gambar yang disebut "As Built Drawings" yaitu gambar dari semua
material, peralatan dan instalasi sistem Elektronika yang terpasang, (1 set
kalkir dan 3 set blueprint dan Compact Disk).
 Gambar2 sistem Elektronik ini menunjukkan keseluruhan besaran dan
jumlahnya serta persyaratan dari keperluan instalasi yang harus sesuai kondisi
dan atau pelaksanaan di lapangan.
 Device and Technical Data Sheet; dokumen ini mencakup rincian nama pabrik,
merek dagang dan nomor model.
 Detail System Block Diagram; System schematis yang menggambarkan
secara jelas tentang perposed system architecture, dan menjelaskan alur
proses data dalam system.
 Complete set of Technical System Manual and Maintenance ; Dokumen juga
mencakup recommended periodic maintenance dan general trouble shooting.
 Training Document

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 System Test Plan and Scripts, termasuk hasil testing dari seluruh system yang
berlangsung di site implementation.
 Semua software yang diserahkan disertai dengan dokumentasi secara lengkap
dan terperinci mencakup aplikasi, libraries, utilities dan development tools
utilized dari system. Back-up copy dari configurated system software diberikan
dalam media CD-ROM. Semua original software akan diserahkan bersama
dengan installable back-up. Kontraktor meng-update semua copy software jika
kontraktor melakukan perubahan atau modifikasi dalam pekerjaan ini.
 Operator Documentation; Operator user Guides, rincian pengoperasian.
 Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur berkaitan dengan kontruksi dan detail
akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan
kontruksi dan detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut
seperti "Shop Drawings" dan gambar-gambar detail lainnya.
 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini
harus disampaikan secara tertulis 4 (empat) hari sebelum dilakukan pekerjaan,
untuk dilaporkan kepada MK/Perencana di lapangan sebagai langkah
pelaksanaan, dimana biaya sudah dicakup pada unit price dari item
penawaran yang diajukan.
 Daftar lengkap semua dokumentasi.

1.3. Klausal Yang Disebutkan kembali :


Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain
maka hal ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain
tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antar gambar dan spesifikasi teknis maupun Bill Of Quantity, maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

1.4. Koordinasi Pekerjaan :


Untuk kelancaran pekerjaan ini Penyedia Jasa/Kontraktor harus mengadakan
koordinasi pada seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktivitas yang menyangkut bagian pekerjaan instalasi Elektronik di dalam
proyek ini harus dikoordinasikan lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan lainnya dapat dihindarkan, termasuk melokalisasi/memperinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.

1.5. Material dan "Workmanship" :


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru
(new product) dan material harus tahan terhadap iklim tropis.
Seluruh pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan dibidangnya.
Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah tanggung jawab Penyedia
Jasa/Kontraktor, melengkapi surat sertifikat yang SAH untuk setiap personal ahli,
yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian
masing-masing.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

1.6. Daftar Material :


Pada waktu mengajukan penawaran, Penyedia Jasa/Kontraktor harus
menyertakan, melampirkan "Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari
seluruh bahan yang akan dipasangkan pada proyek ini, dan harus disebutkan
pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog.
Daftar pengajuan material ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak
boleh sebagian-sebagian untuk diperiksa dan disetujui MK dan Perencana.

1.6.1. Proposal penawaran harus delengkapi dengan Tabel Kesesuaian (Tabel of


Compliance) yang ditanda tangani dan cap perusahaan seperti contoh berikut :
No Requirement / Proposed / Index / QTY / Complyment /
Yang Yang Pointer Jumlah Kesesuaian
Dipersyaratkan Ditawarkan
Spesifikasi Spesifikasi No.halaman atau
teknis minimum yg paragraph pada Comply Or
yg diminta ditawarkan brosur yg sesuai Not Comply
dgn spek.yg Or
ditawarkan dan Deviation (+/-)
pada brosur diberi
tanda.
1.6.2. Proposal penawaran dilengkapi dengan Daftar Konfigurasi Perangkat yang
dilengkapi dengan Part Number masing-masing perangkat maupun modul yang
menyertainya.
1.6.3. Proposal penawaran harus dilengkapi dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
yang meliputi
a) Bar Chart Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
b) Penjelasan urutan dan rincian pelaksanaan pekerjaan.
c) Struktur organisasi pelaksana lapangan, Nama personil dan uraian tugas
masing-masing fungsi.
d) Daftar tenaga pelaksana pekerjaan dilengkapi dengan CV, copy ijasah dan
sertifikat keahlian.

1.7. Shop Drawings :


Setelah persetujuan dan penetapan pemenang lelang, Penyedia Jasa/Kontraktor
diharuskan menyerahkan shop drawings untuk disetujui Perencana dan MK. Shop
drawings harus diberi catatan yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi ruangan yang disediakan
untuk penempatan peralatan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari
seluruh koordinasi juga komponen untuk peninjauan keseluruhan yang
sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian dari
penggambaran tidak akan diperhatikan.
Gambar shop drawings harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

1.8. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya (As Built Drawings) :


Penyedia Jasa/Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap
gambar-gambar di lapangan yang harus diberi tanda dengan tepat pada lokasi
seluruh jenis atau sistem Outlet panel/kabinet, Peralatan, Pengkabelan dan
seterusnya dengan dimensi yang diambil dari patokan center kolom (as kolom).
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melengkapi gambar pemasangan yang
sebenarnya ("as installed") dari seluruh instalasi.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Penyedia Jasa/Kontraktor pada saat mendekati penyerahan (2 minggu sebelum


Serah Terima Pertama) harus menyerahkan gambar "as built drawings" yang
menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk diserahkan pada
Perencana/MK yaitu sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru dan 1 set Copy
Compact Disk.

1.9. Contoh Material


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/MK sebelumnya.
Seluruh biaya pengadaan contoh material ditanggung atau atas biaya Penyedia
Jasa/Kontraktor. Contoh-contoh tersebut (mock-up) harus dimasukkan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.10. Proteksi :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara
memadai oleh Penyedia Jasa/Kontraktor, sebelum atau selama pengerjaan dan
sesudah selesai pekerjaan instalasi (dalam masa garansi).
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan sistem proteksi yang kurang memadai tidak dapat
diterima untuk instalasi proyek ini.

1.11. Acces Opening :


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan)
untuk instalasi dan pemeliharaan dari instalasi elektronika.
Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan seperti
dinding-dinding, langit-langit dan seterusnya harus dilengkapi dengan fasilitas
penutup yang tepat bagi permukaan peralatan.
Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan
pada permukaan yang berdekatan.

1.12. Pengecatan :
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak di spesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus
diperbaiki atau dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan
yang sempurna.

1.13. Pengetesan :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan seluruh pengetesan dan harus
melakukan percobaan seperti operasional sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan/cacat/salah dan harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi.

1.14. Data Suku Cadang :


Sejak pengiriman bagian-bagian dan peralatan ke lapangan, Penyedia Jasa/
Kontraktor harus menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang
(spare parts) untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan
dan alamat supplier serta tambahan daftar dari suku cadang atau suplai yang
normal pada setiap pembelian suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi
teknis ini harus dilengkapi oleh Penyedia Jasa/Kontraktor.
Biaya yang timbul dengan adanya pendataan atau pengadaan spare parts
tersebut merupakan tanggung jawab dan resiko penyedia Jasa/Kontraktor.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

1.16. Kebersihan :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-
sisa material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus
diselesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur serta rapid an dikoordinasikan
bersama Penyedia Jasa/Kontraktor lain atas persetujuan MK.

1.17. Buku Petunjuk (Manual) :


Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual
cara mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan
ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

1.18. Kelengkapan Instalasi :


Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem
atau suatu perangkat peralatan elektronika, dimaksudkan adalah sebagai suatu
sistem yang dapat beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada
bagian atau komponen dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam
spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka ini berarti Kontraktor harus
mengadakan dan menjamin sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.

1.19. Masa Jaminan


Seluruh pekerjaan instalasi Elektronika harus dijamin akan bekerja dengan baik
dan sempurna, serta semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
Elektronika ini harus diberi pemeliharaan secara cuma-cuma selama 6 (enam)
bulan setelah penyerahan pekerjaan (Serah Terima Pertama). Garansi peralatan
selama 1 (satu) tahun setelah Serah Terima Pertama.

1.20. Training / Pelatihan

1. Umum
Melaksanakan pelatihan untuk tenaga operator dan teknisi atau orang-orang
yang ditunjuk oleh Pemberi tugas sehingga dapat mengoperasikan dan merawat
peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan materi dan tenaga pengajar
yang telah berpengalaman dan profesional dibidang peralatan yang dimaksud.
2. Materi Taining
Materi dibagi menjadi dua kategori yaitu materi untuk operator (pengguna
peralatan) dan materi untuk teknisi (bagian pemeliharaan peralatan) antara lain
sebagai berikut: Pengoperasian dan Sistem Operasional Prosedur, Perbaikan
dan Pendeteksian kerusakan/Trouble Shooting, Instalasi H/w dan S/w, Set Up
dan pemeliharaan software Operating System maupun Aplikasi.
Pelaksana pekerjaan harus terlebih dahulu menyampaikan secara tertulis materi
dan jadwal pelatihan 2 (dua) minggu sebelum dilaksanakan pelatihan tersebut.
3. Tahapan Pelatihan
3.1 Onsite Training
Pengenalan system dan peralataan, Pengoperasian, pemeliharaan, Trouble
shooting dan analisa kerusakan serta perbaikan, dimana training ini
dilaksanakan di lokasi peralatan terpasang.

8. Uji Coba
Pengujian terhadap system dan peralatan yang akan dipasang. Uji coba
dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan bersama Pemberi Pekerjaan. Dan hasil
dari uji coba ini dituangkan ke dalam Berita Acara Uji Coba.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

8.1 Site Acceptance Test


Pemeriksaan terhadap system dan peralatan di lokasi pemasangan meliputi :
a. Kesesuaian jumlah dan spesifikasi peralatan berdasarkan kontrak
b. Fungsi terhadap masing-masing system dan peralatan
c. Pemeriksaan terhadap pekerjaan instalasi
d. Uji coba terhadap keseluruhan system.

BAB 2. SISTEM DETEKSI KEBAKARAN (FIRE ALARM)

2.2. STANDARD DAN PERATURAN


Dasar dan standard serta peraturan perencanaan instalasi yang dipergunakan
yang harus diikuti oleh kontraktor adalah sebagai berikut::
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987,tentang Pedoman
Pemasangan sistem deteksi alarm kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan dan gedung.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985 ,tentang Ketentuan
Pencegahan Penanggulangan Kebakaran pada gedung.
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)tahun 2000.
- Peraturan Dinas Kebakaran daerah setempat .
- Standard NFPA .
- Persyaratan dari Peralatan Fire Alarm Detector yang dikeluarkan oleh
Produsen peralatan yang bersangkutan.

2.3. LINGKUP PEKERJAAN FIRE ALARM


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana ,kontraktor pekerjaan Fire Alarm
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan peralatan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Pengadaan .Pemasangan dan Pengujian semua jenis detektor ,Manual
Station, Indicator Lamp , alarm bell , Flow Switch,main control valve switch
dan sistem penunjang lainnya.
b. Pemambahan Module Analog Ring Loop,
c. Pengadaan ,Pemasangan dan Pengujian Kabel-kabel untuk keperluan Monitor
dan Kontrol.
d. Pengadaan ,pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan
Interface dengan:
- Sistem Tata Suara.
- Sistim Listrik
e. Pengurusan sertifikasi Instalasi Fire Alarm dari Instansi setempat yang
berwenang.
f. Melakukan testing dan comissioning. ( lihat di Persyaratan Umum )
g. Melaksanakan training ,dan menyerahkan buku manual (lihat Persyaratan
Umum )
h. Menyerahkan 3 (tiga ) set shop drawing instalasi fire alarm untuk diberikan
kepada:
- Pihak MK sebanyak 2 (dua)set.
- Pihak perencana sebanyak 1 (satu )set.
2.4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN FIRE ALARM

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

2.4.1. Detector, Manual Break glass,Lamp Indikator,Bell


2.4.1.1 Addresable Smoke detector c/w base (Smoke Detector)
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi dini terhadap kepekatan asap
(sesuai pemrograman sensitivitas).
Pada saat detectors ini aktif maka pada MCP-FA/LCFA, akan langsung terlihat
address dimana detectors tersebut berada, sehingga dengan mudah dapat segera
diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
Type detectors, adalah :
 Operating voltage : 15 – 35 Vdc
 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 + 50 oC
 Storage temperature : - 30 + 75 oC
 Relative humidity : < 34 oC ; 95 % max
 Sensitivity : 0,03 – 1,6/ ft smoke obscuration
 Photo electric : Light Scattering

2.4.1.2 Addressable Heat Detector (Detector Panas) Type Temperatur Tetap (Fixed
Temperature Detectors)
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi panas, pada saat detectors ini
aktif maka pada MCP-FA/LCFA, color graphic computer akan langsung
memperlihatkan address dimana detectors tersebut berada, sehingga dengan
mudah dapat segera diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
Type detectors temperatur tetap, adalah :
 Operating voltage : 15 – 35 Vdc
 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 + 50oC
 Storage temperature : - 30 + 75oC
 Relative humidity : < 34oC ; 100 % max
 Response sensitivity : 54 – 62oC
 Max stand by current : 100 uA

2.4.1.3 Addressable Heat Detector (Detector Panas) Type ROR (Rate Of Rise)
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi kenaikan panas, pada saat
detectors ini aktif pada MCP-FA/LCFA, color graphic computer akan langsung
terlihat address dimana detectors tersebut berada sehingga dengan mudah dapat
segera diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
 Operating voltage : 15 – 35 Vdc
 Operating current : < 200 mA
 Data transmission speed : 167 Baud
 Alarm current : 5 – 50 mA Max
 Operating temperature : - 25 + 50 oC
 Storage temperature : - 30 + 75 oC
 Relative humidity : < 34 oC ; 100 % max
 Response sensitivity : 54 – 62 oC & 10 oC/menit
 Max stand by current : 100 uA

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

2.4.1.4 Addressable Manual Break Glass


 Type : Jenis yang dipakai merupakan surface
mounted dan dilengkapi dengan Break
Glass
 Warna : Merah
 Operating voltage : 15 – 35 VDC
 Ambient temp. : 0 oC – 80 oC
 Relative humidity : 95 %
 Contract Load : 0.1 A / 1 w
 Current Capacity : 3 Amps @ 125 VAC

2.4.1.5. Horn Strobe (Alarm Bell c/w Beacon)


 Type : 24 VDC xenon strobe available with 75
candela output (strobe candela rating is clearly indicated on reflector)
 Housing Color : Red with white “FIRE” lettering
 Operating temperature : - 40 oC to 70 oC
 Flash Rate : 1 Hz
 Sound level : 85 dB at/3m
 Operating voltage : 24 VDC

2.4.1.6. Beam Detector


 Jarak Proteksi : 5-100 meter
 Jarak antar Beam Detector : 10-18 meter
 Voltage : 15 to 32 V
 Current : 450mA max at 32A

Catatan :
Penyedia Jasa/Kontraktor dapat menawarkan masing-masing untuk alarm lamp
(strobe) dan alarm bell secara terpisah atau dapat pula langsung menawarkan
alarm bell (strobe) yang lengkap dengan horn.
Setiap lantai harus dilengkapi dengan minimum satu rangkaian independent bell
dan masing-masing harus programmable pada control unit untuk mengaktifkan
individual bell circuit dengan berdasarkan lantai atau general alarm.

2.4.2. Arrester Unit


Arrester unit akan melindungi peralatan MCP-FA/LCFA dari bahaya transient
surges switching dan electromagnetic pulses. Pemasangan arrester unit harus
dekat dengan power masuk dari panel dan terhubungkan paralel dengan beban
listrik serta unit ini harus ditanahkan dengan tahanan maximum 0.5 Ohm.

2.4.3 Cabling
Kabel instalasi Fire Alarm yang dipakai adalah dari jenis, sbb :
 Kabel yang dipergunakan untuk instalasi addressable detektor / Addressable
modul Monitoring / addressable kontrol / Addressable manual break glass
menuju MCP-FA/LCFA menggunakan kabel dengan jenis Twisted Shielded
Type AWG–18 1 Pair Flame Resistant Cable.
 Kabel yang dipergunakan untuk instalasi beam Detector menuju
MCP-FA/LCFA menggunakan kabel dengan jenis Twisted Shielded Type

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

AWG–18 1 Pair Flame Resistant Cable dan Kabel NYA 2x1.5mm dalam
conduit.
 Instalasi Horn Strobe menggunakan kabel FRC 2x1.5mm dalam conduit
 Instalasi Loops menggunakan kabel STP AWG 18 – 1Pair dalam conduit dan
FRC 2x1.5mm dalam conduit
 Jalur kabel dan jenis kabel dapat dilihat pada gambar teknis.

2.4.4. Main Distribution Frame


MDF hendaknya rust proof steel plate dengan ketebalan minimum 2 mm dan di-
finish dengan gray color baked acrylic paint. MDF harus diketanahkan (grounding)
maximum 1 Ohm.

2.4.5. C o n d u i t
Seluruh kabel harus dipasangkan di dalam pipa PVC high impact dengan dimensi
yang cukup sedemikian rupa sehingga sisa rongga konduit sekitar 40% untuk
ventilasi.

2.5. Persyaratan Teknis Pemasangan

2.5.1. P e r a l a t a n
 Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian, Manual Break
Glass dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di
luar Hydrant Box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
 Alarm bell dipasang bersatu dengan Hydrant Box dan bilamana ada yang
berada di luar Hydrant Box maka dipasang pada jarak + 0,5 m dibawah
plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan.
 Alarm Strobe dipasang bersatu dengan Hydrant Box.
 Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detector.
 Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus diketanahkan (grounding) dengan
hambatan maximum 1 Ohm.
 Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load
dari Diesel Generator Set.

2.5.2 Instalasi Kabel dan Konduit


 Semua kabel yang dipasangkan mendatar harus dipasang diTrunking Kabel/
Tray dan instalasinya memakai pipa konduit.
 Semua kabel yang dipasang di Shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan saddle klem.
 Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit, Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M.ohm.
 Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di Shaft harus diberi
marker setiap jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata
suara/bas), biru (telepon), hijau (data), kuning (security), coklat (bcms), orange
(fids) dan ungu (master clock).

2.5.3. Kabel Trunking (Kabel Tray) dan Tangga Kabel


 Kabel Tray harus terbuat dari bahan baja yang telah mengalami proses Hot
Dip Galvanized minimum 10 micron dengan lebar sesuai gambar

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut


disesuaikan dengan gambar rencana.
 Kabel Tray ini dipakai untuk instalasi sistem elektronik (untuk instalasi : Fire
Alarm, Public Address System (Sound System), Telepon (PABX), Kabel Data,
Security).
 Cara pemasangan kabel Tray harus digantung pada dak beton dengan besi
bundar berulir (iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung
maksimum 150 cm.
 Pada setiap belokan atau pencabangan, bentuk kabel Tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
 Tangga kabel (Ladder) terbuat dari baja yang telah diproses Hot Dip
Galvanized dengan lebar sesuai gambar perencanaan, dimana untuk panjang
dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan dengan gambar rencana.
 Tangga kabel (Ladder) digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder
sistem elektronik (untuk instalasi : Fire Alarm, Public Address System (Sound
System), Telepon (PABX), Kabel Data, Security).
 Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem
(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
 Sebelum dilakukan pemasagan kabel Tray, letak dan jarak dari dinding atau
ceiling dikoordinasikan dengan instalasi lainnya (misal : VAC, Plumbing dan
Listrik) dan atas petunjuk MK.
 Jarak minimum antara kabel Tray Elektrikal dan Elektronik adalah 30 cm.
 Tangga kabel (Ladder) dipasang ke dinding dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½” x 2” pada tiap kelipatan maksimum 75 cm.

2.6. Pengujian
 Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
 Pengujian terhadap tahan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan
sesuai dengan PUIL edisi tahun 2000.

BAB 3. SISTEM TATA SUARA (PUBLIC ADDRESS SYSTEM)

3.1. URAIAN SISTEM.


Sistem Tata Suara yang diusulkan berfungsi untuk :Public address sound system .
Instalasi tata suara digunakan untuk memberitahukan pengumuman atau back
ground musik dan pada saat darurat dapat menyampaikan pengumuman dan
cara-cara evakuasi dan penyelamatan kebakaran.
Sistem Tata suara pada Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga ini direncanakan
dibagi menjadi beberapa zoning .
Mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
 Program suara / audio disatu area dimungkinkan tidak dapat mengganggu
area lainnya.
 Program suara / audio disatu area dapat di-interupsi oleh signal chime, pre
recorded message atau informasi yang disampaikan melalui paging.
 Sistem harus memiliki fasilitas priority sesuai gambar rencana.
 Sistem harus dapat di-integrasikan dengan sistem Fire alarm.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 Sistem harus dapat melakukan pengontrolan output volume disetiap area/


zoning melalui sentral,
 Sistem harus dilengkapi dengan fasilitas interkoneksi dengan intercom
exchange/ Paging System,
 Sistem harus dilengkapi dengan Digital Voice Announcing System (Pre
Record)

Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistim tata suara ini adalah sebagai
berikut.
 Paging mic dilengkapi chime/ gong/ alarm, cassette deck, tuner, mixer pre
amplifier dan power amplifier. Dari power amplifier disalurkan ke Main
Distribution Frame (MDF) dan dari MDF didistribusikan ke IDB (Intermediate
Distribution Board) baru kemudian ke Terminal Box (TB) pada setiap area
gedung dan untuk selanjutnya dari TB didistribusikan ke ceiling speaker.
Sebagai kabel penghubung digunakan NYY dan kabel-kabel yang menuju
ceiling speaker dari junction box adalah jenis NYMHY.
 Informasi pada saat terjadi kebakaran/ voice evacuation.
Sound Pressure Level (SPL) direncanakan berdasarkan standar bangunan di
Indonesia berkisar antara 70-80 dB, dengan memperhitungkan faktor-faktor
kerugian, fungsional, jarak, maka direncanakan type ceiling speaker terpakai
berkapasitas 3 – 6 watt dengan SPL 90 dB.
Agar suara dapat diterima sama pada setiap posisi/ bidang maupun ruang,
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Sistem akustik ruang
 Luas ruangan dan tinggi/ rendahnya ceiling
 Design arsitektural
 Design struktur untuk ceiling speaker dipasang setiap jarak 3- 6 meter.

3.2. STANDARD DAN PERATURAN


Dasar dan standard serta peraturan perencanaan instalasi yang dipergunakan
yang harus diikuti oleh kontraktor adalah sebagai berikut::
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)tahun 2000.
- Standard dan peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat peralatan sound
system.

3.3. LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dIjelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar ,dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal
ini ,merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan meliputi:
a. Pengadaan,pemasangan dan pengujian Peralatan sentral sistem tata
suara, meliputi unit sumber sinyal suara (program source):

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

1) Emergency sirene generator dan pre recorder evacuation message


(emergency control panel)
2) Microphone untuk paging /evacuation
3) CD MP3 player
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian penguat sinyal (audio
amplifier),meliputi : Pre amplifier/mixer dan Power amplifier.
c. Pengadaan,pemasangan dan pengujian Loudspeaker, meliputi :Ceiling
speaker,wall speaker.horn speaker,column speaker.
d. Pengadaan dan pemasangan unit kontrol dan monitor serta sistem rak
peralatan-peralatan sentral sistem suara
e. Pengadaan,pemasangan dan pengujian kotak hubung bagi terminal box
sesuai gambar.
f. Pengadaan,pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi sistem suara
antara peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi sesuai
gambar.
g. Pengadaan,pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (speaker)dan
jack microphon sesuai dengan gambar rencana.
h. Pengadaan,pemasangan dan pengujian kabel penghubung antara kotak
hubung bagi terminal box dan dari terminal box ke speaker-speaker sesuai
gambar.
i. Melakukan testing ,commissioning dan Training ( lihat persyaratan umum )
j. Melaksanakan training ,dan menyerahkan buku manual ( lihat di
Persyaratan Umum )
k. Menyerahkan 3 (tiga) set as built drawing instalasi peralatan.

3.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai dalam proyek ini harus memenuhi atau
sesuai dengan persyaratan teknis, antara lain :
3.4.1 Kotak Hubung Bagi ( IDF dan MDF )
Kotak hubung bagi ini harus dibuat dari plat besi galvanized, tebal 1.8 mm dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan ”zinchromat” sebelum dicat akhir dengan
cat bakar Acrylic ICI atau Danapaints, warna abu-abu (atau ditentukan lain oleh
MK).
Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk semua
Kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak Hubung bagi harus
dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk.

3.4.2 Kabel
Kabel-kabel distribusi dari MDF-SS ke JB-SS yang dipakai adalah jenis NYY
dengan jumlah kawat seperti yang tertera pada gambar rencana.
Kabel-kabel ke masing-masing ceiling speaker dari JB-SS yang dipakai adalah
jenis NYMHY 2 x 1,5 mm2 dalam konduit PVC high impact dan Kabel ke masing-
masing Volume control menggunakan jenis NYMHY 3 x 1.5 mm2.
Kabel ke Jack mikropone menggunakan two wire shielded (screned) 2 x 0,6mm.

3.4.3 Tangga Kabel


Tangga kabel dipasang di Shaft, terbuat dari plate baja yang digalvanized dan
pemasangannya harus dilengkapi klem yang terbuat dari alluminium dan mur baut
dari stainless steel, diameter baut disesuaikan dengan berat dan jumlahnya kabel
yang direncanakan.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

3.4. 4 Peralatan Sentral


a. Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :
 Emergency Sirene Generator dan Pre Recorder Evacuation Message
(Emergency Control Panel),
 Microphone untuk paging / evacuation,
 CD MP3 Player,

b. Penguat Sinyal (audio amplifier) meliputi :


 Pre Amplifier / Mixer,
 Power Amplifier.

c. Loud Speakers meliputi:


 Ceiling Speakers,
 Wall Speakers,
 Column Speakers.

3.5. DATA TEKNIS PERALATAN

3.5.1. Emergency Sirene Generator dan Pre Recorder Evacuation Message


(Emergency Control Panel)
 Output Frequency 400/750 Hz,
 Level 100 mv,
 Indicator : red lamp,
 Bahasa : 5 Languages + Indonesia.

3.5.2. Microphone untuk Paging


 Type : dynamic microphone.
 Directivity : unidirectional (cardiod)
 Output impedance at 1 KH : ~ 600 Ohm balanced
 Frequency range : 60 – 12.000 Hz
 Tipe : Hand Held

3.5.3. Remote Microphone


 Power Source : Max 24VDC
 Current Consumption : 140 mA
 Audio Output : 0 dB, 600 Ohm, balanced
 Microphone : Unidirectional electret condenser type
 Chime : min 4 kinds of build in chime with
PCM
 Maximum Connection : 1000 meter
 Output Control : Microphone sensitivity control, monitor
speaker Volume control, chime volume control

3.5.5. CD / MP3 Player & FM Radio Tunner


 Frequency Respone : 30 – 15.000 Hz
 Distorsion : 1%
 S/N Ratio : 50 dB.
 Output Level : - 20 dBuV/0 dBV
 Output Impedance : - 20 dBV

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 Distorsion : kurang dari 1 %


 S/N Ratio : 45 dB ( AM), 70 dB ( FM )

3.5.7. Preamplifier
 Input : 3 input group, 2 input mic, 2 input aux
 Tone control : +/- 10 K ohm pada 100 mhz
 Frequency Respone : 50 – 20.000 Hz  3 dB.
 S/N ratio : 60 dB
 Distorsion : kurang dari 1 %

3.5.8. Power Amplifier


 Frequency response : 30 – 15.000 Hz  1 dB
 Power output : sesuai gambar
 Line voltage : 50 V, 70 V, 100 V
 S/N ratio : 70 dB
 Input sensitive : 0 dBs / 775 mV
 Distorsi : < 2%
 Output impedance : 42 Ohm ( 100 V )

3.5.9.Graphic Equalizer
 Frequency Response : 30 – 20.000 Hz  1 dB
 Equalizer Control : + 12 dB
 Equalizer Center Frequency : 50 Hz – 16 K
 Harmonic Distorsion : 0.2% at 1 kHz

3.5.10.Ceiling Speakers
 Sound pressure level : 90 dB/1m/1W
 Frequency response : 100 – 16.000 Hz
 Input Impedance : 1,7 Kohm/6 W,3,3 Kohm/3 W, 6,7
Kohm/1,5 W
 Speaker dimension : Max 12 cm

3.5.11. Column Speakers


 Sound pressure level : 100 dB/1m/1W –rated 30W
 Frequancy response : 160 – 10.000 Hz
 Input power : sesuai kebutuhan
 Pattern : 180o horizontally x 30o vertical

3.5.12. Wall Speakers


 Sound pressure level : 91 dB/1m/1W
 Input power : sesuai kebutuhan
 Line voltage : 70 V, 100 V
 Frequency response : 100 – 8.000 Hz
 Coverage angle Frequency response : 100°

3.6. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

3.6.1 Rak peralatan :


Rak peralatan sistem Tata Suara ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
di grounding dengan tahanan maksimum 0,5 Ohm.

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Seluruh kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
menggunakan flexible conduit.

3.6.2 Kotak Hubung Bagi :


Kotak Hubung Bagi ditempatkan diruang Panel/Shaft disetiap lantai, untuk
penempatan diruang panel maka kotak diletakkan pada ketinggian 150cm dari
lantai. Pemasangan Kotak Hubung Bagi ini memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak 4
buah dan semua kabel yang masuk atau keluar dari Kotak Hubung ini harus
menggunakan kabel gland.

3.6.3 Kabel, Konduit dan Tangga Kabel :


Semua pemakaian kabel harus ditempatkan di dalam PVC konduit high impact
sedangkan seluruh kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang
di Shaft dengan memakai dynabolt ½ “ x 2” sebanyak 3 buah pada setiap jarak
75cm. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan saddle klem.
Kabel yang digunakan type NYMHY.

3.6.4 Alat Pengeras Suara :


Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan di lapangan.

3.6.5 Pipa instalasi :


Seluruh pipa instalasi di plafond atau di langit-langit dan di Shaft harus diberi
marker/tanda setiap jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata
suara/pas), biru (telepon), hijau (data), kuning (security), coklat (bcms), oranye
(fids) dan ungu (master clock).

3.7. PENGUJIAN
Seluruh peralatan Sistem Tata Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan
surat jaminan atas bekerjanya sistem, jika ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran tinggi dan rendahnya suara dilakukan dengan menggunakan sound
level meter.

BAB 4. SISTEM JARINGAN INTEGRASI INFRASTRUCTURE

4.1.     SISTEM SWITCH
 
I. UMUM    
Dalam pembangunan gedung bernuansa teknologi informasi dan ramah lingkungan,
Infrastruktur teknologi informasi yang diperlukan merupakan salah satu sarana vital
yang diperlukan dalammemberikanpelayanankepadapemiliknya.Dengan para infrast
ruktur di dalam aktivitas dari para pemilik di wilayah tersebut dapat berkomunikasi
satu sama lain , menikmati kualitas digital TV dan internet berkecepatan

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

tinggi Sehubungan denganhaldiatas dan denganmempertimbangkan bahwa yang d
alam melaksanakan suatu konstruksi proyek diperlukan dan pengembangan
perumahan teknologiinformasi infrastruktur adalah efisien , penuh layanan dan infra
struktur untuk jaringan . Kemudian dipilih teknologi SWITCH MANAGED.
 
1.1     Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan proyek Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi adalah
membangun infrastruktur jaringan yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan
komunikasi data dan kebutuhan untuk mendapatkan layanan internet, IP CCTV,
FIDS, Master Clock dan Telepon dalam Proyek ini. Dengan berkembangnya
infrastruktur teknologi informasi yang akan menciptakan jaringan dan kemampuan
bandwidth tinggi dan akan saling berhubungan dengan kecepatan dan bandwidth
tinggi pula. Selain itu Network Backbone juga dibangun dalam desain dengan
kemampuan handal yang mengurangi downtime on going problem, dan kapasitas
bandwidth Core Switch Backbone dapat ditingkatkan di masa depan dengan
mengikuti teknologi terkini.
 
1.2      Ruang Lingkup Pekerjaan
Kegiatan Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Backbone Gigabit pada proyek ini,
termasuk tugas sebagai berikut: 
1. Pemasangan kabel jaringan pengadaan infrastruktur berikut layanan
pemasangan yang menghubungkan Control Room dengan poin yang
dibutuhkan. Keterangan, syarat dan spesifikasi teknis sesuai dengan
penjelasan teknis, dan sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Teknis.  
2. Pengadaan dan pemasangan perangkat yang terdiri dari Access Switch di
lokasi yang ditentukan.  
3. Konfigurasi dan integrasi infrastruktur dengan perangkat kabel UTP yang
dikelola SWITCH  
4. Pengukuran dan pengujian infrastruktur teknologi informasi yang telah
dibangun.  
5. Pengadaan Pelatihan dan Pengetahuan Transfer ke jajaran pengguna dan
administrator jaringan.  
6. Dokumentasi pekerjaan yang telah dilakukan secara lengkap.   
  

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

II. Penjelasan teknis     
Untuk memberikan gambaran umum tentang jaringan infrastruktur
teknologi informasi , berikut ini akan diuraikan pada :
• Desain Jaringan Infrastruktur
• Persyaratan umum Teknis jaringan Infrastruktur 
• Teknik Khusus Ketentuan Infrastruktur Devices 
2.1 Perencanaan Jaringan Infrastruktur
Untuk menghubungkan keseluruhan bangunan, direncanakan pengembangan Back
bone dengan menggunakan kabel UTP . Pertimbangan penggunaan UTP kategori
6 kabel adalah untuk mendapatkan stabil dan kekuatan
kabel , semua UTP kabel akan terhubung ke jaringan server
yang, Internet jaringan , LAN jaringan , CCTV Server ,
 
2.2  Persyaratan Teknis Umum Switch / Infrastruktur Jaringan   
 
Switch / Jaringan infrastructure mencakup Pengembangan Infrastruktur Kabel , dan
STB . Agar sistem ini bisa berjalan sesuai dengan perfomance dan mudah
dioperasikan serta dipelihara, maka harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
 
• RELIABLE/DAPAT DIANDALKAN   
Infrastruktur yang dibangun harus bisa diandalkan dalam pelaksanaan operasi
sehari-hari sehingga down time bisa diminimalisir. Fungsi keandalan infrastruktur
sistem teknologi harus dimulai dari lapisan fisik. Salah satu faktor keandalan sistem
teknologi informasi adalah dengan menetapkan konfigurasi yang berlebihan untuk
membentuk koneksi fisik yang aktif - aktif jadi jika ada masalah pada satu baris,
maka jalur lainnya bisa digunakan.

• SECURE/AMAN   
Keamanan jaringan faktor (Security) harus diperhatikan karena infrastruktur jaringan
yang akan dibangun bukanlah infrastruktur jaringan yang berdiri sendiri yang hanya
akan diakses oleh pihak internal namun infrastruktur ini akan bersentuhan langsung
dengan infrastruktur publik seperti halnya Internet. Oleh karena itu infrastruktur yang
dibangun untuk bisa mengetahui serangan dan mengambil tindakan untuk
mengamankan perlindungan sumber daya jaringan.
 

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

•       KUALITAS LAYANAN
Salah satu faktor yang mendorong pesatnya perkembangan teknologi tersebut
adalah kemampuan protokol TCP / IP. Sehingga infrastruktur teknologi informasi
yang digunakan untuk trafik data, bisa juga digunakan untuk aplikasi Voice and
Video. Infrastruktur yang dibangun pada tahap awal ini harus digunakan untuk
layanan data, Suara, Video dan bahkan Konvergensi. Mengingat masing-masing
layanan ini memiliki karakteristik khusus dari infrastruktur lalu lintas yang dibangun
harus memiliki kemampuan untuk memilah lalu lintas dan memprioritaskan lalu
lintas kritis dan layanan penjaminan untuk lalu lintas.
 
• Scalable   
Infrastruktur kapasitas dan teknologi yang dibangun harus disesuaikan dengan
kebutuhan saat ini dan dapat mengantisipasi perkembangan masa depan. Sehingga
sistem bisa dibangun seminimal mungkin sesuai kebutuhan mulai saat ini, namun
bisa dikembangkan menjadi sistem yang lebih besar di masa depan tanpa harus
melakukan penggantian teknologi dan perangkat. Agar perangkat yang digunakan
untuk mendukung rencana pengembangan infrastruktur dan teknologi baru memiliki
masa depan yang cerah.
 
• Dapat dikelola   
Manajemen jaringan yang baik sangat dibutuhkan terutama dalam jaringan besar
yang cukup kompleks. Perangkat infrastruktur jaringan harus memiliki kemampuan
untuk diakses melalui infrastruktur jaringan yang ada (Manageable). Hal ini
diperlukan untuk mempermudah proses maintenance dan troubleshooting. Konsep
dapat diterapkan dalam Manajemen Sentralisasi aktual.
 
• BIAYA EFEKTIF   
Pembangunan infrastruktur harus menjadi solusi Biaya Efektif yang dapat
memberikan hasil maksimal sesuai kebutuhan.
 
Dengan mempertimbangkan kriteria ini dan untuk menjaga investasi yang akan
digunakan dalam pembangunan infrastruktur, perangkat Switch yang digunakan
harus memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut :
 

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 
2.3 Ketentuan Khusus Perangkat Infrastruktur
 
Pengembangan infrastruktur teknologi informasi untuk proyek tersebut, terdiri dari
perangkat infrastruktur sebagai berikut:
• Kabel UTP
• Switch
• Aksesori
 
Berikut adalah spesifikasi teknis perangkat :
 
2.3.1 Kabel Twisted Pair Unshield (UTP)
 
Menggunakan kabel UTP 6 digunakan dalam proyek yang ada.
 
1. UTP Kategori 6
    • Spesifikasi
A.  Diameter diatas jaket 5.893 mm
B.   Tebal Jaket 0.559 mm
C.    ANSI / TIA Kategori 6
D.   Tegangan Operasi, maksimal 80 V
E.    Frekuensi Operasi, maksimum 300 MHz
F.    Kapasitansi Mutual 5.6 nF / 100 m @ 1 kHz
G.   Dc Resistance Unbalance, maksimal 5%
  
2 .4.        SWITCH MANAGED 48 PORT
 
 SWITCH menggunakan tipe 19 "rak kompak tipe 1 U

 405 W total udget POE

 Berat 4,5 kg

 Lapisan 2 Throughtput 77,4 Mpps (kecepatan kawat)

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 Alamat MAC maksimum di perangkat keras: 16.000

 Dukungan Layer 3 RIPv1 / v2

 OSPF v1 / v2 (dengan 4 antarmuka aktif)

 Perutean statis

 Protokol Routing

 VRF-Lite

5. PEKERJAAN SISTEM CLOSE CIRCUIT TELEVISION (CCTV)

5.1. SISTEM CLOSE CIRCUIT TELEVISION (CCTV) / MENGIKUTI SISTEM


EXISTING

5.2 LINGKUP PEKERJAAN

5.1.1 Color Outdoor Dome Camera 1080p


Type Outdoor
Image Sensor 1/2,8-inch CMOS
Lens 4,44- 142,6mm (optical 32x Zoom)
Minimum Illumination 0.3 lx
Video compression H.264 MP (Main Profile); M-JPEG
Resolutions HD 1080p

Connectivity ONVIF Profile S, Auto-MDIX

IPv4, IPv6, UDP, TCP, HTTP, HTTPS,


RTP/RTCP, IGMP V2/V3, ICMP,
ICMPv6, RTSP, FTP, Telnet, ARP,
Supported DHCP, SNTP, SNMP (V1, MIB-II),
protocols 802.1x, DNS, DNSv6, DDNS, SMTP,
iSCSI, UPnP (SSDP), DiffServ (QoS),
LLDP, SOAP, Dropbox, CHAP, Digest
Authentication.
Video watermarking, Alarm mode
stamping, Image mirror, Image flip,
Contrast, Saturation, Brightness,
Video Settings
White balance, Backlight
Compensation, Privacy Mask, Motion
detection, Tamper alarm, Pixel counter
+12 VDC, +24 VDC or
Power Power-over-Ethernet (48 VDC
nominal)

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Type Outdoor
Supports up to 32 GB microSDHC /
2 TB microSDXC card
Edge storage
(An SD card of Class 6 or higher is
recommended for HD recording)

Operating temperature -20 ºC to +50 ºC (-4 ºF to +122 ºF)

Positioner
a) Panning range : 360o Endless
b) Preset speed to 100o/second in preset
c)Proportional Pan/Tilt on/off
d) Patrol : learn/play/stop, up to 30 seconds
e) Panning angle setting : possible
f) Panning : manual/sequential portion/sort position/auto pan
g) Tilting range : 0 – 180o
h) Tilting mode : manual/sequential portion/sort position
i) Controls : pan/tilt, lens 64 preset positions, home position
j) Alarm inputs available

Environmental Housing
a) Die cast and alumunium construction
b) IP66
c)Weather Proof
d) Electro Magnetic Interference rules
e) Fan / blower included

Color Indoor Dome Camera

Type Indoor
Image Sensor 1/2.8-inch CMOS
Lens 4.0mm fixed lens
Minimum Illumination 0.1Lux
Video compression H.264 (MP); M- JPEG
720p HD: 1280 x 720, 2MP (4:3): 1280 x 960,Upright 9:16
(cropped) : 400 x 720, D1 4:3 (downscaled/ cropped): 704 x 480,
Resolutions
480p SD: Encoding: 704 x 480; Displayed: 854 x 480,432p SD: 768
x 432, 288p SD: 512 x 288

Connectivity: Auto-MDIX, Interoperability: ONVIF Profile S; GB/T


Connectivity
28181

IPv4, IPv6, UDP, TCP, HTTP, HTTPS, RTP/ RTCP, IGMP V2/V3,
ICMP, ICMPv6, RTSP, FTP, Telnet, ARP, DHCP, APIPA (Auto-IP,
Supported
link local address), NTP (SNTP), SNMP (V1, MIBII), 802.1x, DNS,
protocols
DNSv6, DDNS (DynDNS.org, selfHOST.de, no-ip.com), SMTP,
iSCSI, UPnP (SSDP), DiffServ (QoS), LLDP, SOAP, Dropbox,

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Type Indoor
CHAP, digest authentication

Configurations: Silent VCA / Profile1/2 / Scheduled / Event trig-


Video Settings
gered, Analysis type: MOTION+, Tamper detection: Maskable

View angle (H x V) Horizontal field of view: 32° - 100°, Vertical field of view: 18° - 53°

Input voltage: Power-over-Ethernet (48 VDC nominal); or 24 VAC /


+12 VDC, PoE: IEEE 802.3af (802.3at Type 1) Power level: Class
Power
3, Power consumption: PoE (12 W); 24 VAC (12.13 W); +12 VDC
(13.2 W)

Supports up to 32 GB microSDHC / 2 TB microSDXC card. (An SD


Edge storage
card of Class 6 or higher is recommended for HD recording)

30 ºC to +60 ºC (-22 ºF to +148 ºF) for continuous operation; -34 ºC


Operating temperature to +74 ºC (-30 ºF to +165 ºF) according to NEMA TS 2-2003
(R2008), para 2.1.5.1 using fig. 2.1 test profile
Casing Ingress protection: IP66

a. Access Switch
a) Switch ini harus mengakomodasi seluruh koneksi user dan menyediakan uplink via
Gigabit Ethernet ke Distribution switch
b) Memiliki ukuran sesuai standard rack mounts 19”.
c) Mempunyai kapasitas backplane yang mampu mendukung akses seluruh port
pada utilisasi maksimal tanpa terjadi blocking
d) Memiliki minimal 24 port auto sensing 10/100 Base-Tx PoE ports.
e) Dilengkapi 2 port GE untuk uplink yang dilengkapi dengan GBIC (SFP) 1000 Base
SX atau 1000 Base LX
f) Mampu mengakomodasi minimal 8,000 MAC address
g) Mendukung traffic multicast.
h) Mampu mendukung minimal 200 VLANs. Dilengkapi dengan kemapuan 802.1Q
VLAN tagging
i) QoS and Traffic Management
j) Memiliki kemampuan QoS pada setiap portnya
k) Mampu mendukung penerapan QoS berbasis IEEE 802.1p dan diffserv (DSCP)

b. Kabel UTP CAT 6


Memenuhi standar-standar berikut:
 ANSI/TIA-EIA (for Cat.6)
 Class E - ISO/IEC FDIS 11801 2nd edition draft
 Class E – CENELEC EN50173
 Class E - ISO/IEC 11801 2nd edition LATEST DRAFT
Spesifikasi teknis kabel UTP sebagai berikut:
 Pair to Ground Capacitance Unbalance : 131,2 pF/100m
 Max. Conductor Resistance : 9.38 ohms/100 m

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 Max. Resistance unbalance : < 5%


 Gauge : 24 AWG
 Outside diameter : 5.0 mm
 Insulation thickness : 0.21 mm
 Jacket thickness : 0.5 mm
 Operating temp. Range : -20 to 60 degree C.
 Category : 6
Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam
gambar dan semua kabel dipasang dalam konduit.

c. Personal Computer c/w Monitor


Intel Core i3, RAM 8Gb, c/w monitor 22” dan windows

5.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.3.1 Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan , Kontraktor harus membuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang berupa jadwal keseluruhan pekerjaan, dari
pekerjaan pengadaan sampai dengan pekerjaan perawatan peralatan secara garis
besar dan detail.
Setiap jadwal dipresentasikan dalam bentuk Gantt Chart dan Network Diagram
dengan format standar Microsoft Project sehingga dapat terlihat ada atau tidaknya
critical path.
Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja dan bantu yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan.

5.3.2 Syarat-Syarat Pekerjaan Pengadaan


Semua peralatan, perangkat, dan material yang akan diintegrasikan menjadi
CCTV-Surveillance System harus dalam keadaan baru, dalam kondisi baik dan
dirancang untuk memenuhi fungsi dan kinerja yang disyaratkan, bebas dari cacat
dan atau kerusakan serta masing-masing memiliki :
a) Brand name
b) Technical specification document yang dikeluarkan dan diberi cap oleh
pabrikan.
c) Part number dan Serial number.
d) Sekurang-kurangnya 1(satu) set buku Operation Manual dan 1 (satu) set buku
Maintenance Manual.
e) Certificate of Origin (CoO).
f) Jaminan Ketersediaan Suku Cadang.

5.3.4. Syarat-Syarat Pekerjaan Pemasangan


Yang dimaksud dengan pekerjaan pemasangan, adalah pemasangan peralatan /
elemen sistem sebagai berikut:
a) Pemasangan kamera dengan lokasi posisi seperti gambar pada Lampiran
Denah lokasi pemasangan kamera.
b) Pemasangan jaringan kabel Fiber Optik dan UTP beserta perangkat
penunjangnya.
c) Pemasangan perangkat / elemen sistem yang terdiri dari : Distribution
switch, Monitor, PC client, kabel antara dan lain-lain.

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

d) Pemasangan perangkat / elemen system di Gedung Security, yang terdiri


dari :Main server, PC client, Core Switch , Monitor, Mimic Board, kabel dan
lain-lain.
e) Pemasangan jaringan kerja tenaga listrik dan UPS.
Didalam melaksanakan pekerjaan pemasangan, Kontraktor harus mengacu
kepada manual dari setiap elemen CCTV-Surveillance System yang terkait, yang
diketahui dan disetujui oleh pengawas pekerjaan.
Semua elemen sistem dari CCTV-Surveillance System, termasuk kabel dan patch
kabel diberi LABEL sesuai dengan ID peralatan. Label dimaksud juga harus
dituangkan didalam suatu daftar dan diagram/skema CCTV-Surveillance System,
serta termasuk dalam dokumen yang harus diserahkan kepada owner proyek
Selain dari pada itu, apabila dari aktivitas pemasangan, berakibat kepada tidak
berfungsinya atau rusaknya suatu perangkat dan/atau bagian Gd VIP Existing
maka Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaikinya atas biaya Kontraktor.

6. IP TELEPON ( MENGIKUTI SISTIM EXISTING )


7.1 URAIAN PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM
Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Outlet Telephone dan Unit IP Phone , meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
Peraturan dan Standard
a. Peraturan Perumtel No. 5 tahun 1977 dan No. 1 tahun 1979, tentang Tata
Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Instalasi Telephone dan
Sentral Key Telephone.
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
c. SNI 03-3985-2000, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
d. UU 36/1999, tentang Telekomunikasi.
e. PP No. 52/2000, tentang Penyelenggara Telekomunikasi.
f. UU No. 20/2003, tentang Bangunan Gedung; BUILDING LAW & PP No.
38/2005 GOVERNMENT REGULATION RELATED TO UU No. 20/2003.
g. UU Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30 Desember
2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

i. Surat Keputusan Dirjen Pos & Tel No. 004 / Dirjen 1999 Penetapan
Persyaratan Teknis Alat / Perangkat Telekomunikasi untuk Bangunan
Gedung.
j. Data teknis dari product di bidang peralatan Telephone & Data system yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara dan memiliki ISO-9001.
Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
didalam :
a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.
d. Berita acara aanweijzing.
Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN),
Diesel Generator Set (Genset) dan Battery, battery digunakan bilamana daya
dari PLN dan genset mengalami gangguan.
Semua panel telephone dan data harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 4
mm dan MDF dengan kawat NYA 50 mm.
7. DATA
8.1 UMUM :
Sistem Instalasi Data Lokal Area Network adalah jaringan milik sendiri
dilingkungan Gedung yang berjarak sampai beberapa kilometer yang
infrastruktur instalasinya menggunakan kabel fiber optic, LAN ini berfungsi
untuk memudahkan, mempercepat dan mengakses data secara bersama-
sama dengan authority/ wewenang masing-masing dari komputer satu ke
komputer lain yang lalu lintas datanya ditentukan oleh base Servernya.
Kabel yang digunakan UTP kategori 6 dimana paling reliable dan memiliki
kompatibilitas yang tinggi, berjalan baik pada 10 Mbps dan Fast Ethernet 100
Mbps, kabel UTP Cat 6 dIbuat straight-trought untuk menghubungkan
komputer ke Switch Hub dan Crossed digunakan untuk menghubungkan dari
Switch Hub ke Switch Hub. Panjang kabel maksimum kabel UTP adalah 100
meter. Khusus untuk kabel penghubung antara Core Switch ke Distribusi-
switch yang letaknya cukup jauh menggunakan kabel Fiber Optic (FO),
demikian juga untuk kabel penghubung dari Distribusi switch ke access switch
menggunakan kabel Fiber Optic (FO).
Sistem LAN yang akan direncanakan menggunakan topologi Star, dimana
masing-masing workstation/ client dihubungkan secara langsung ke server
atau Switch. Keunggulan dari tipe star ini adalah adanya kabel tersendiri untuk
setiap workstation/ client ke server maka bandwidth atau lebar jalur
komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan
unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.
Jika terdapat gangguan disuatu jalur kabel maka gangguan hanya akan terjadi
untuk komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server
sehingga jaringan secara keseluruhan tidak mengalami gangguan.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

8.2. STANDAR / PERATURAN :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-tahun 2000), SPLN dan standar
international yang berlaku di negara Republik Indonesia untuk sistem
Jaringan Data.

8.3 LINGKUP PEKERJAAN :


Lingkup pekerjaan sistem Jaring Data ini meliputi seperti yang diuraikan tetapi
tidak terbatas pada pengadaan dan pemasangan namun termasuk
kelengkapan peralatan pendukung, alat bantu dan accessories, yaitu :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan utama jaringan kabel
data dan access switch, patch panel, dan lain-lain.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel penghubung Fiber Optic
(FO), UTP Cat 6.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel listrik untuk kebutuhan
peralatan instalasi Jaringan Data.
4. Pengadaan dan pemasangan outlet data sesuai gambar.
5. Membuat Shop drawings, As built drawings dan menyiapkan Manual
operation (edisi deluxe) serta Standard Operational and Procedure (SOP).
Setiap mulai pelaksanaan dan atau sebelum pemasangan instalasi
maupun pengadaan material Penyedia Jasa/Kontraktor wajib mengajukan
pada owner Proyek, MK dan Perencana gambar kerja, brosure dan lain-
lain untuk disetujui. Gambar kerja / shop drawings dimasukkan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya SPK
untuk diperiksa dan disetujui sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan.
6. Instruksi Pemakaian, Operasi peralatan dan Cara-cara Pemeliharaan
Peralatan wajib disediakan dan dimasukkan oleh Penyedia
Jasa/Kontraktor kepadá owner proyek, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum Serah Terima Pertama, sebanyak 4 (empat) set instalasi /
manual untuk menjalankan, menggunakan / mengoperasikan dan
pemeliharaan / maintenance semua peralatan.
7. Melakukan testing dan commissioning
8. T r a i n i n g :
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib mendidik (Training) operator atau Tim
Engineering yang ditunjuk oleh Owner proyek untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap
instalasi Jaringan Data.
Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan tersebut adalah
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor pekerjaan ini, dan
sudah termasuk dalam penawarannya. ( lihat Persyaratan Umum )
9. Masa Jaminan :

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Seluruh pekerjaan instalasi Jaringan Data harus dijamin akan bekerja


dengan baik dan sempurna. Semua peralatan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan Jaringan Data ini pula harus diberi pemeliharaan cuma-
cuma selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan pekerjaan (Serah
Terima Pekerjaan) tersebut selesai, dimana garansi selama 1 (satu)
tahun.
Setelah masa pemeliharaan cuma-cuma selesai, Penyedia
Jasa/Kontraktor dapat saja mengajukan usulan untuk mengadakan
kontrak pemeliharaan kepada owner proyek kecuali apabila ditentukan
lain.

6.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN :


Bahan dan peralatan yang digunakan harus memenuhi atau minimal
mendekati persyaratan teknis dimaksud, antara lain :

8.4.2.2 Switch
2.1. Persyaratan Umum Rack Server :
Rack Server harus mampu menampung peralatan Server dan peralatan
Network serta peralatan UPS kapasitas minimal 3 kVA sinus 380 Volt, 3
pH, 50 Hz.

2.2. Spesifikasi teknis minimum Rack Server (27 U), Rack Distribution Switch
(37 U), Rack Access Switch (15 U)
a. 19” 800mm X 800mm
b. Depth of at least 800mm
c. Steel front door (vented) with lock
d. Steel rear door (vented) with lock
e. Removable side panels (vented)
f. Minimum 2 x 10 position power strip with circuit breaker ;
g. Minimum 3 fans with guards assembly
h. 19” mounting rails c/w cage-nuts
i. Adjustable levellers/rubber feet
j. Vertical cable management ring

8.4.2.3. Persyaratan Umum Perangkat Jaringan :


a. Mendukung switching teknologi Ethernet, Fast Ethernet maupun Gigabit
Ethernet.
b. Mampu dikembangkan di masa yang akan datang.
c. Harus mempunyai dukungan teknis selama 1 tahun dalam periode 24x7
dari provider yang berada di Jakarta, Indonesia.
d. Mempunyai tingkat keamanan yang tinggi.
e. Mempunyai garansi spare part selama 1 tahun.
f. Mendukung sistem redundancy.
g. Rack mounted
h. Distribution switch harus mampu mendukung pembatasan traffic (Filtering)
pada port maupun VLAN berdasarkan MAC Address; Source/Destination IP
atau kombinasinya dan Source/Destination Protocol maupun kombinasinya.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

i. Mendukung penerapan single IP address untuk me-manage keseluruhan


system.
j. Mendukung Simple Network Management Protocol (SNMP) berdasarkan IP
(IP-based SNMP)
k. Mendukung penerapan external syslog server
l. Memiliki kemampuan QoS pada setiap portnya.
m. Distribution switch harus mampu melayani multi policy minimal sebanyak
500 policies.
n. Mampu mendukung teknologi bandwidth management Weighted Round
Robin (WRR ) atau sejenisnya.
o. Mendukung sentralisasi Kontrol dan authentikasi baik dengan local
database maupun external database dengan Radius.
p. Mendukung penerapan IP permit list untuk fungsi management switch
q. Mendukung teknologi MD5 authentication
r. Mampu mendukung 802.1x user authentication
s. Distribution harus mampu mendukung DNS dan NTP Server.
t. Memiliki kemampuan port Mirroring untuk mendukung traffic management
seperti monitoring dan analysis menggunakan perangkat probe external

6.4.2.5 Spesifikasi Minimum Access Switch :


a. Switch ini harus mengakomodasi seluruh koneksi user dan menyediakan
uplink via Gigabit Ethernet ke Distribution switch
b. Memiliki ukuran sesuai standard rack mounts 19”.
c. Mempunyai kapasitas backplane yang mampu mendukung akses seluruh
port pada utilisasi maksimal tanpa terjadi blocking
d. Memiliki minimal 24 port auto sensing 10/100Base-Tx
e. Dilengkapi 2 port GE untuk uplink yang dilengkapi dengan GBIC (SFP)
2000 Base SX atau 1000 Base LX
f. Mampu mengakomodasi minimal 8,000 MAC address
g. Mendukung traffic multicast.
h. Mampu mendukung minimal 100 VLANs. Dilengkapi dengan kemapuan
802.1Q VLAN tagging
i. QoS and Traffic Management
 Memiliki kemampuan QoS pada setiap portnya
 Mampu mendukung penerapan QoS berbasis IEEE 802.1p dan diffserv
(DSCP)

8.4.2.6 Patch Panel Fiber Optic (FO) :


Patch Panel RJ 45 ,cat 6 , 48 port
 Fiber dimension : 50 m - core, 125 m cladding ( 50/ 125 ) : 8.3 m - core
 Digunakan untuk terminasi atau splicing kabel fiber optik
 Bersifat modular dan memungkinkan aplikasi cros-connect, interconnect,
terminasi serta splicing kabel fiber optic
 Dapat diletakkan di dinding.
 Type Konektor :ST/SC/LC, ceramic dg average loss 0,3 db, operating
temperatur - 40 s/d 85 derajat celcius dengan perubahan performa rata-rata
= 0,1 db.
8.4.2.7 Patch Panel UTP :
 Harus dapat mendukung UTP cat-6
 Menggunakan sistem modular

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

 Setiap patch panel harus mampu menampung kapasitas sesuai dengan


gambar lay-out.
8.4.2.8 Outlet Data :
 Tipe: RJ 45 Faceplate (catagory 6)
 High density modular information jack designed untuk mendukung jaringan
kecepatan tinggi dalam penggunaan transmisi data dengan frekuensi
sampai dengan 100 MHz.
 Category : 6
 Modular jack merupakan entity yang terpisah dari faceplate

8.4.2.9 Kabel:
Kabel Fiber Optic (FO)
 Terdiri dari Fiber single mode 12 core outdoor, armoured.
 Harus dari jenis yang umum dipergunakan pada gedung tinggi,
 Harus memenuhi standar spesifikasi ANSI/EIA/TIA-568 dan spesifikasi
EIA/TIA 492.
 Fiber dimension : 50 m- core (Indoor)
 125 m – cladding
 Operating temperature range : -20 degree C to 85 degree C
 Attenuation : 2.3 db/km at 850 nm (multimode)
0.55 db/km at 1.300 nm
(multimode)
0.40 db/km at 1.310 nm
(singlemode)
0.21 db/km at 1.550 nm
(singlemode)
 Minimal bandwidth : 400 Mhz – km at 850 nm
(multimode)
800 Mhz – km at 1.300 nm
(multimode)
 Numerical aperture : 0.2  0.015 (multimode)

Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)


UTP Cat.6
Kabel UTP harus memenuhi persyaratan dan standar berikut :
1. ANSI/TIA-EIA-568-B.2-1 (Category 6)
2. Class E - ISO/IEC FDIS 11801 2nd edition draft
c. Class E – CENELEC EN50173
2. Class E - ISO/IEC 11801 2nd edition LATEST DRAFT
Spesifikasi teknis kabel UTP sebagai berikut :
 Pair to Ground Capacitance Unbalance : 131,2 pF/100m
 Max. Conductor Resistance : 9.38 ohms/100 m
 Max. Resistance unbalance : < 5%
 Gauge : 24 AWG
 Outside diameter : 5.0 mm
 Insulation thickness : 0.21 mm
 Jacket thickness : 0.5 mm
 Operating temp. Range : -20 degree to 60 degree C.
 Category : 6

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Proyek Revitalisasi Gedung Jasa Marga
Denpasar - Bali

Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam
gambar dan semua kabel dipasang dalam konduit PVC lengkap klem dan
accessories.

30

Anda mungkin juga menyukai