Anda di halaman 1dari 17

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM PENDETEKSIAN DINI TERHADAP KEBAKARAN ( FIRE ALARM )

13.1. PENJELASAN UMUM :


Penyediaan seluruh pekerjaan sistem listrik Elektronika Bandara sehingga dapat
beroperasi secara sempurna.
Gambar-gambar, spesifikasi teknis dan bill of quantity adalah merupakan bagian
yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi
teknis bersifat mengikat.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dan dikerjakan oleh Penyedia
Jasa/Kontraktor maupun Instalatur haruslah oleh Badan atau Institusi yang dapat
dipercaya, mempunyai reputasi kerja yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja
yang cakap, berpengalaman dalam bidangnya.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan Pengawas yaitu seorang atau lebih
sarjana teknik yang dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan yang dapat
memberikan keputusan-keputusan perihal proyek ini, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Pemilik/Wakil Pemilik PT.Angkasa Pura I (Persero), MK, Perencana dapat meminta
penggantian Pengawas yang lain apabila pengawas yang ditempatkan oleh Penyedia
Jasa/Kontraktor dianggap tidak mampu melaksanakan tugasnya.
13.1.1. Gambar-Gambar :
 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi Sistem
Pendeteksian Dinin terhadap Kebakaran (Fire Alarm) dalam Dokumen Tender ini
adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EF.
 Penyedia Jasa/Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Jika ditemukan hal-hal yang kurang berkenan perihal
diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan
tender/aanwijzing.
 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Kontraktor wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 3 (tiga) set gambar
yang disebut "As Built Drawings" yaitu gambar dari semua material, peralatan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

dan instalasi sistem listrik Elektronik yang terpasang, (1 set kalkir dan 3 set
blueprint dan Compact Disk).
 Gambar-gambar sistem Elektronik ini menunjukkan keseluruhan besaran dan
jumlahnya serta persyaratan dari keperluan instalasi yang harus sesuai kondisi
dan atau pelaksanaan di lapangan.
 Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur berkaitan dengan kontruksi dan detail
akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan
kontruksi dan detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut
seperti "Shop Drawings" dan gambar-gambar detail lainnya.
 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 (empat) hari sebelum dilakukan pekerjaan, untuk
dilaporkan kepada MK/Perencana di lapangan sebagai langkah pelaksanaan,
dimana biaya sudah dicakup pada unit price dari item penawaran yang diajukan.
13.1.2. Klausal Yang Disebutkan Kembali :
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain
maka hal ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain
tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antar gambar dan spesifikasi teknis maupun Bill Of Quantity, maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
13.1.3 Koordinasi Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan ini Penyedia Jasa/Kontraktor harus mengadakan
koordinasi pada seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktivitas yang menyangkut bagian pekerjaan instalasi Elektronik di dalam
proyek ini harus dikoordinasikan lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan lainnya dapat dihindarkan, termasuk melokalisasi/memperinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.
13.1.4. Material Dan "Workmanship" :
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru (new
product) dan material harus tahan terhadap iklim tropis.
Seluruh pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan dibidangnya.
Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah tanggung jawab Penyedia
Jasa/Kontraktor, melengkapi surat sertifikat yang SAH untuk setiap personal ahli,
yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus
ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian
masing-masing.
13.1.5. Daftar Material :
Pada waktu mengajukan penawaran, Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyertakan,
melampirkan "Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari seluruh bahan yang
akan dipasangkan pada proyek ini, dan harus disebutkan pabrik, merk,
manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog.
Daftar pengajuan material ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak
boleh sebagian-sebagian untuk diperiksa dan disetujui MK/Perencana.
13.1.6. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Apabila dalam spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen tertentu maka Penyedia Jasa/Kontraktor wajib menawarkan dan
memasangkan sesuai dengan yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa/Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak diproduksi lagi ataupun sukar didapat
dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk
sebagai pemenang, Penyedia Jasa/Kontraktor harus sesegera mungkin memesannya
pada keagenannya di Indonesia.
Apabila Penyedia Jasa/Kontraktor telah berusaha untuk memesannya namun pada
saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh maka MK/Perencana
akan menentukan alternatif, merk lain dengan spesifikasi teknis minimal yang sama.
Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, Penyedia Jasa/Kontraktor harus
memberikan foto copy dari bukti pemesanan material yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (order import).

13.1.7. Shop Drawings :


Setelah persetujuan dan penetapan pemenang lelang, Penyedia Jasa/Kontraktor
diharuskan menyerahkan shop drawings untuk disetujui Perencana dan MK. Shop
drawings harus diberi catatan yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi ruangan yang disediakan untuk
penempatan peralatan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi juga komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian dari penggambaran tidak akan
diperhatikan.
Gambar shop drawings harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
13.1.8. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya (As Built Drawings) :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap
gambar-gambar di lapangan yang harus diberi tanda dengan tepat pada lokasi
seluruh jenis atau sistem Outlet panel/kabinet, Peralatan, Pengkabelan dan
seterusnya dengan dimensi yang diambil dari patokan center kolom (as kolom).
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya
("as installed") dari seluruh instalasi.
Penyedia Jasa/Kontraktor pada saat mendekati penyerahan (2 minggu sebelum
Serah Terima Pertama) harus menyerahkan gambar "as built drawings" yang
menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk diserahkan pada
Perencana/MK yaitu sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru dan 1 (satu) set
kalkir dan 1 set Copy Compact Disk.
13.1.9. S u b s t i t u s i :
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya
harus menjelaskan produk, teknis, kondisi penggunaan sesuai spesifikasi teknis
atau Penyedia Jasa/Kontraktor dapat mengajukan produk pengganti yang
setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
Perencana/MK sebelum pemesanan jika disetujui.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak


disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi teknis, Penyedia Jasa/Kontraktor
harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari Pabrik asal peralatan,
katalog yang menguraikan data secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan dalam proyek ini adalah sesuai dengan spesifikasi teknis serta
kondisi proyek.
13.1.10 Contoh Material :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/MK sebelumnya.
Seluruh biaya pengadaan contoh material ditanggung atau atas biaya Penyedia
Jasa/Kontraktor. Contoh-contoh tersebut (mock-up) harus dimasukkan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
13.1.11 Proteksi :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara
memadai oleh Penyedia Jasa/Kontraktor, sebelum atau selama pengerjaan dan
sesudah selesai pekerjaan instalasi (dalam masa garansi).
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan
yang ceroboh dan sistem proteksi yang kurang memadai tidak dapat diterima untuk
instalasi proyek ini.
13.1.12 Access Opening :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan)
untuk instalasi dan pemeliharaan dari instalasi listrik.
Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan seperti
dinding-dinding, langit-langit dan seterusnya harus dilengkapi dengan fasilitas
penutup yang tepat bagi permukaan peralatan.
Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan
pada permukaan yang berdekatan.
13.1.13 Pengecatan :
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak di spesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus
diperbaiki atau dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan
yang sempurna.
13.1.14 Pengetesan :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan seluruh pengetesan dan harus
melakukan percobaan seperti operasional sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan/cacat/salah dan harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi.
13.1.15 Data Suku Cadang :
Sejak pengiriman bagian-bagian dan peralatan ke lapangan, Penyedia Jasa/
Kontraktor harus menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare
parts) untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat
supplier serta tambahan daftar dari suku cadang atau suplai yang normal pada
setiap pembelian suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi teknis ini harus
dilengkapi oleh Penyedia Jasa/Kontraktor.
Biaya yang timbul dengan adanya pendataan atau pengadaan spare parts tersebut
merupakan tanggung jawab dan resiko penyedia Jasa/Kontraktor.
13.1.16 Peraturan Hak Patent :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Penyedia Jasa/Kontraktor harus melindungi Pemilik, Perencana/MK terhadap semua


klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana dalam hubungan
dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta, hak patent pada semua
material atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
Pemilik, Perencana/MK terbebaskan dari segala tuntutan perihal Hak Cipta, Hak
patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang digunakan dalam
proyek ini.

13.1.17 Kebersihan :
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-
sisa material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus
diselesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur serta rapid an dikoordinasikan
bersama Penyedia Jasa/Kontraktor lain atas persetujuan MK.
13.1.18 Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam
beton atau pekerjaan konstruksi.

13.1.19 Buku Petunjuk (Manual) , Instruksi , dukungan pabrik,suku cadang dan garansi.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan
dan manual cara mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian
peralatan ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyiapkan penjelasan tentang penyediaan suku
cadang seluruh peralatan2.
Seluruh peralatan harus disiapkan kartu garansinya .Garansi untuk seluruh peralatan
dan seluruh sistim adalah 1 (satu ) tahun.
13.1.20 Kelengkapan Instalasi :
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang
dapat beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau
komponen dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini
maupun pada gambar, maka ini berarti Kontraktor harus mengadakan dan menjamin
sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.
13.1.21 Masa Jaminan :
Seluruh pekerjaan instalasi Sistem Pendeteksian dini terhadap Kebakaran (Fire
Alarm) harus dijamin akan bekerja dengan baik dan sempurna, serta semua
peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm ini harus diberi
pemeliharaan secara cuma-cuma selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan
pekerjaan (Serah Terima Kedua).
Garansi peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan cuma-cuma
berakhir dan Penyedia Jasa/Kontraktor dapat saja mengajukan usulan untuk
mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik kecuali ditentukan lain.
13.1.22 Factory Inspection and Checking (FIC) :
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib mengadakan Factory Inspection dan Pengecekan
(FIC) terhadap unit yang akan dipakai pada proyek ini pada pabrik asal peralatan,
dimana untuk kegiatan Inspeksi dan pengecekan peralatan tersebut harus di ikuti
oleh orang-orang yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan ini (sifatnya “given”) menjadi tanggungan
Penyedia Jasa/Kontraktor ini dan sudah termasuk dalam penawarannya.
13.1.23 Site Training (ST) :
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib melakukan Site Training (ST), yaitu; mendidik
operator di lokasi atau orang-orang yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I (Persero)
untuk menjalankan, mengoperasikan, melakukan pengujian dan maintenance
seperlunya terhadap sistem unit yang dipakai dan segala biaya yang timbul akibat
kegiatan ini (sifatnya “given”) menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Kontraktor dan
sudah termasuk dalam penawarannya.
13.1.24 Site Acceptance Test (SAT) and Commissioning :
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib mengadakan Site Acceptance Test (SAT) and
Commissioning terhadap peralatan dan material yang telah dipasangkan pada
proyek ini, dimana untuk kegiatan pengujian peralatan tersebut harus di ikuti oleh
orang-orang yang ditunjuk oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).
Site Acceptance Test (SAT) and Commissioning dimaksudkan untuk mengetahui
apakah peralatan secara sistem telah berfungsi sesuai yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis.
Seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan ini (sifatnya “given”) menjadi tanggungan
Penyedia Jasa/Kontraktor ini dan sudah termasuk di dalam penawarannya.

13.2. SPESIFIKASI TEKNIS SYSTEM FIRE ALARM :


13.2.1 Uraian System :
Sistem Fire Alarm pada Bandara Syamsudin Noor menggunakan Master Control
Panel - Fire Alarm (MCP-FA) type Fully Addressable, kapasitas; minimal 8 Loops dan
diharuskan diletakkan di ruang Operator yang berfungsi selama 24 Jam, sedangkan
panel Annunciator diletakkan pada ruang Keamanan / Security.
Master Control Panel - Fire Alarm (MCP-FA) dapat menunjukkan address/alamat
asal lokasi kebakaran dan dengan segera dapat melakukan tindakan mereset
(cancel) Alarm tersebut, bila hanya terjadi “fault alarm “ atau alarm palsu.
Untuk gedung Penunjang yang lokasinya cukup jauh dari ruang Operator
dipasangkan LCP-FA, yang kemudian dihubungkan dengan MCP-FA central dan
Annunciator di gedung Terminal.
Sistem dilengkapi dengan penggunaan Smoke Detector, Heat Detector, Rate of
Rised Detector, Fixed Temperatur Detector, Manual Push Button, Break Glass
Station dan Alarm Bell.
Dengan adanya Fire Alarm ini, maka Pendeteksian Dini dapat dilakukan secara
automatis maupun dengan cara manual terhadap setiap kejadian atau sumber
kebakaran.
Monitoring maupun deteksi awal dilakukan dengan menggunakan : temperature
detector dan sistem kontrol dirancang per bagian lantai ruang atau zone untuk
memudahkan pendeteksian awal (asal api).
Khusus pendeteksian kebakaran menggunakan Rate Of Rised detector ataupun
Smoke detector dimana setiap pendeteksian di ruangan akan pula meng 'initiate'
lampu dan alarm di ruang kontrol, alarm di dalam ruangan serta indikator di depan
ruangan yang bersangkutan dan di panel kontrol.
Cara kerja sistem ini adalah :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Apabila salah satu zone bekerja maka akan terjadi alarm bell didaerah tersebut atau
bila sangat membahayakan akan di ikuti general alarm total, dan secara serentak
MCP-FA bekerja untuk :
1. Menghidupkan Pressurized Fan,
2. Menurunkan semua Lift ke ground floor dan hanya lift kebakaran yang
dioperasikan,
3. Mematikan unit-unit Air Conditioning,
4. Memicu (trigger) / mengaktifkan bekerjanya sistem pompa kebakaran,
5. Mengembangkan komunikasi emergency telephone ke Dinas Kebakaran
Setempat.
6. Memicu (trigger) / mengaktifkan bekerjanya sistem Access Control, membuka
pintu-pintu dan access jalan keluar gedung,
7. Memicu (trigger) / mengaktifkan bekerjanya sistem BCMS/BAS, agar seluruh
peralatan yang di control terselektif bekerjanya, antara lain Pressureization Fan,
Pompa Hydrant/Sprinkler, dsb
13.2.2 Standard dan Peraturan :
Dasar acuan, standard dan peraturan-peraturan, persyaratan yang digunakan dalam
membuat Instalasi Fire Alarm, yang wajib di-ikuti oleh Penyedia Jasa/Kontraktor,
adalah sebagai berikut :
1) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987, tentang Pedoman
Pemasangan sistem deteksi alarm kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan dan gedung.
2) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985, tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada gedung.
3) Standar Nasional Indonesia/SNI.03-0255-2000 atau Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL tahun 2000) dan SNI No. 04-0225-2011 (PUIL tahun 2011) khusus
untuk pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan Fire Alarm, edisi terakhir.
4) Peraturan Dinas Kebakaran daerah setempat.
5) Standard International; NFPA, UL/FM dan lain-lain.
6) Persyaratan dari Peralatan Fire Alarm Detector yang dikeluarkan oleh Produsen
pembuat peralatan yang bersangkutan.
13.2.3 Lingkup Pekerjaan System Fire Alarm :
Sebagaimana tertera dalam gambar rencana, Penyedia Jasa/Kontraktor pekerjaan
Fire Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta pengujian dan
menyerahkan dalam keadaan baik, siap untuk dipergunakan (peralatan Fire Alarm)
pada Kawasan Bandara Syamsudin Noor.
Secara garis besar, Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksudkan adalah
sebagai berikut :
1) Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCP-FA dan Kinerja
Sistem yang ditawarkan.
2) Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detector, Manual Station,
Indicator Lamp, Alarm bell, Flow Switch, Main Control Valve Switch dan sistem
Fire Intercome.
3) Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

4) Pengadaan, pemasangan dan pengujian pengkabelan untuk keperluan


Monitoring dan Kontrol.
5) Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabeling untuk keperluan Interface
dengan :
a. Pompa Kebakaran,
b. Flow Switch,
c. Sistem Tata Suara,
d. Building Control and Management System (BCMS/BAS),
e. Sistem Listrik,
f. Sistem Lift / Elevator dan Escalator,
g. Sistem Pressurized Fan,
h. Fire Damper,
i. Access Door.
6) Pengurusan perijinan Instalasi Fire Alarm dari Instansi yang berwenang,
7) Melakukan testing dan commissioning,
8) Melaksanakan Training dan menyerahkan buku manual (on site dan class room),
9) Menyerahkan 5 (lima) set “shop drawings” dan “as built drawings” instalasi Fire
Alarm untuk diberikan kepada MK sebanyak 2 (dua) set dan Perencana sebanyak
1 (satu) set dan Pemilik proyek 2 (dua) set dalam cetakan delux.

13.3. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN FIRE ALARM :


13.3.1 Main Control Panel - Fire Alarm (MCP-FA) :
Peralatan Master Control Panel - Fire Alarm (MCP-FA) harus memiliki fasilitas
sebagai berikut; MCP-FA dilengkapi dengan visual indicator menggunakan LED
maupun melalui Display. Apabila komunikasi data antara MCP-FA dan line detectors
terputus, secara serentak visual indicator akan menyala dan timbul tone alert.
Disamping itu MCP-FA juga harus memiliki kemampuan :
1. Stand - alone control unit :
Merupakan suatu peralatan control unit yang berdiri sendiri sepenuhnya dengan
dilengkapi sumber daya emergency.
2. Sattelite control unit :
Selain merupakan suatu control unit yang berdiri sendiri sepenuhnya dilengkapi
sumber daya emergency, juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan level sistem diatasnya melalui jaringan yang ter-integrasi.

13.3.2 Kemampuan Dasar MCP-FA :


Kemampuan sistem secara umum digambarkan bahwa; sistem harus mampu
mendeteksi dan mengevaluasi timbulnya gejala kemungkinan terjadinya kebakaran
dengan dasar pendeteksian dini melalui detectors kebakaran.
MCP-FA harus dapat memverifikasi dan memproses output sinyal detectors yang
digabungkan dengan data-data yang harus diketahui oleh pengguna (operator)
antara lain; display event (kejadian/peristiwa), kontrol apa saja yang harus
dijalankan, tugas apa yang harus dikerjakan serta respon terhadap perintah yang
harus dijalankan secara manual oleh Operator.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Sistem MCP-FA harus bersifat modular yang dapat dikembangkan dari kapasitas
minimum hingga maksimum yang diperbolehkan sesuai standar masing-masing
produk yang ditawarkan.
MCP-FA harus dapat memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan remote
operating terminal, dimana Remote operating terminal tersebut memiliki
kemampuan untuk melakukan atau pemprogram secara sebagian atau secara
keseluruhan kinerja detectors yang berada dibawahnya.
MCP-FA harus juga memiliki kemampuan untuk memonitor peralatan-peralatan lain
yang berhubungan dengan sistem pendeteksian kebakaran yang berasal dari signal,
sebagai berikut :
1. Flow switch Sprinkler,
2. Stand alone automatic extinguishing system (bila ada),
3. Stand alone gas detection system (bila ada),
4. Informasi dari peralatan-peralatan teknis lainnya (sesuai gambar rencana).

13.3.3 Spesifikasi Teknis MCP-FA :


1. MCP-FA terdiri dari suatu komponen perangkat keras (hardware) dan lunak
(software) yang terintegrasi terhadap beberapa kefungsian system pendeteksian
dini, antara lain diuraikan :
Type of communication network : Analog Multiplex Addressable
a. Transmission Speed : Min 9.600
b. System capacity of LED : 80 character Alphanumeric
c. Permissible ambient temperature : 10 – 50 oC
d. Permissible relative humidity : 10 – 90 %
e. Kemungkinan software historical log, field programable, network diagnostic,
f. Kapasitas Addressable loop minimum 10,
g. Kapasitas Addressable detektor per-loop minimum 128,
h. Kapasitas Addressable modul per-loop minimum 128,
i. Sistem bersifat modular,
j. Sistem dapat dikembangkan melalui jaringan,
k. Sistem harus memiliki fasilitas back-up (power dan CPU),
l. Sistem harus dapat mendeteksi devices secara address maupun secara
zoning,
m. Sistem harus memiliki fasilitas program terhadap time delay dan sensitivity
setting per-detectors,
n. Sistem harus dapat mendeteksi sinyal false alarm.
o. Juga sistem harus memiliki fasilitas interkoneksi dan terintegrasi dengan
sistem serta fasilitas lainnya :
1) Sistem Tata Suara :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Memberikan signal audio ke sistem Tata Suara (Sound System) yang


berisi petunjuk evakuasi message berupa rekaman suara manusia
dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang diaktifkan saat general alarm
terjadi.
2) Sistem Tata Udara :
Memberikan indikasi bila terjadi alarm, untuk menghidupkan
Pressurized Fan dan mematikan kinerja AHU dan FCU.
3) Sistem Transportasi Dalam Gedung :
Menurunkan dan parkir Lift ke lantai dasar dan atau lantai terdekat,
bila terjadi general alarm.
4) Sistem Telepon :
Mengirim alarm dan mengumumkan dalam keadaan kebakaran kepada
Dinas Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) setempat, melalui PABX
(hanya berupa fasilitas auto dial).
2. Data - Data Teknis MCP-FA :
MCP-FA (adalah juga Inteligent Fire Alarm Panel) :
a. Operation Voltage : 24 Volt
b. Power Suply : 110/230 volt
c. Temperatur : 0 oC to 49 oC
d. Humidity : 93 % RH, non condensing
e. Approval : UL, ULC.CSFM.MEA.FM,CE
f. Max No of addressable module /loop : 99 – 255
g. Signal line : 24 volt DC
h. Max No of addressable detector/panel : 2590
i. Max No of Annunciator panel : 64 unit
j. Display : LED panel
k. Type : Wall mounting/standing
l. UPS : min.2kVA External battery 50 AH
3. Power Supply :
Power supply diperlukan untuk mengaktifkan peralatan Fire Alarm berupa
sumber utama maupun sumber cadangan.
Seluruh peralatan Fire Alarm harus dapat dioperasikan pada sumber tegangan
utama 220 VAC + 15% dengan 48 - 52 Hz.
4. B a t t e r y :
Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan untuk MCP-FA dan
Transponder agar bila sewaktu-waktu supply daya listrik utama PLN /Genset
padam, sistem Fire Alarm masih dapat berfungsi dengan baik.
Jenis yang digunakan harus dari jenis rechargeable type Sealed Lead Acid Battery
(24 Vdc). Battery ini harus bertegangan Normal sesuai tegangan sistem (24 Vdc)
dengan kapasitas kebutuhan (ampere-hour) yang disesuaikan, sehingga battery
sanggup memberikan supply secara Normal dan secara terus menerus selama 24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

(dua puluh empat) Jam sistem bekerja secara penuh dan diikuti dalam keadaan
general alarm 4 (empat) Jam.
5. C h a r g i n g :
Sistem harus dilengkapi dengan battery charger (pengisian battery) yang dengan
automatis mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan tegangan
battery (refresh) bilamana battery tidak terpakai.
Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang digunakan.
6. Rack Battery :
Battery harus ditempatkan pada rak/lemari yang terkunci, bagian dalam lemari
harus dilindungi dari pengaruh korosi, kelembaban dan adanya bukaan terhadap
kemungkinan udara luar dapat masuk kedalam rak/lemari.
Penyusun battery dalam rak harus mudah dicapai saat dilaksanakan
maintenance dan atau jika diperlukan penggantian battery.
7. C a p a c i t y :
Pengoperasian MCP-FA menggunakan battery secara darurat (emergency)
minimum harus dapat bekerja atau mendeteksi fully capacity selama 4 (empat)
Jam penuh, tanpa supply daya listrik dari sumber PLN dan atau Diesel Generator
Set.

8. Detector, Manual Break Glass, Lamp Indikator, Bell :


a. Addressable Smoke Detectors Type Photo Electric :
(Photo Electric Smoke Detector)
Berfungsi sebagai media input automatis pendeteksi dini terhadap
kepekatan asap (sesuai pemrograman sensitivitas).
Pada saat detectors ini aktif maka pada MCP-FA, akan langsung terlihat
address dimana detectors tersebut berada, sehingga dengan mudah dapat
segera diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
Type addressable detectors, adalah :
1) Operating voltage : 15 – 35 Vdc
2) Operating current : < 200 mA
3) Data transmission speed : 167 Baud
4) Alarm current : 5 – 50 mA Max
5) Operating temperature : - 25 oC – + 50 oC
6) Storage temperature : - 30 – + 75 oC
7) Relative humidity : < 34 oC ; 95 % max
8) Sensitivity : 0,03 – 1,6/ ft smoke obscuration
9) Photo electric : Light Scattering
b. Addressable Detectors Panas Type Temperatur Tetap :
(Fixed Temperature Detectors)
Berfungsi sebagai media input automatis pendeteksi panas, pada saat
detectors ini aktif maka pada MCP-FA, color graphic computer akan langsung
memperlihatkan address dimana detectors tersebut berada, sehingga
dengan mudah dapat segera diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
Type addressable detectors temperatur tetap, adalah :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

1) Operating voltage : 15 – 35 Vdc


2) Operating current : < 200 mA
3) Data transmission speed : 167 Baud
4) Alarm current : 5 – 50 mA Max
5) Operating temperature : - 25 oC– + 50 oC
6) Storage temperature : - 30 oC – + 75oC
7) Relative humidity : < 34oC ; 100 % max
8) Response sensitivity : 54 – 62 oC
9) Max stand by current : 100 uA
c. Addressable Detectors Panas Type ROR (Rate Of Rised) :
Berfungsi sebagai media input otomatis pendeteksi kenaikan panas, pada
saat detectors ini aktif pada MCP-FA, color graphic computer akan langsung
terlihat address dimana detectors tersebut berada sehingga dengan mudah
dapat segera diketahui asal alarm secara cepat dan tepat.
1) Operating voltage : 15 – 35 Vdc
2) Operating current : < 200 mA
3) Data transmission speed : 167 Baud
4) Alarm current : 5 – 50 mA Max
5) Operating temperature : - 25 oC – + 50 oC
6) Storage temperature : - 30 oC – + 75 oC
7) Relative humidity : < 34 oC ; 100 % max
8) Response sensitivity : 54 oC – 62 oC ± 10 oC/menit
9) Max stand by current : 100 uA
d. Addressable Beam Smoke Detectors :
Berfungsi sebagai media input automatis mendeteksi kepekatan asap (sesuai
pemrograman sensitivitas). Detektor jenis ini memiliki transmitter dan
receiver dalam housing yang sama. Reflector ditempatkan pada remote area
pada sisi ujung yang berlawanan dengan transmitter untuk merefleksikan
sinar yang ditransmisikan oleh transmitter.
Reflector ini tidak memerlukan pengkabelan apapun dan pada saat detektor
ini aktif maka pada MCP-FA, color graphic computer akan langsung terlihat
address dimana detektor tersebut berada sehingga dengan mudah dapat
segera diketahui asal alarm tersebut secara cepat dan tepat.
1) Operating voltage : 21.2 – 31.2 Vdc
2) Operating current : 1.5 mA
3) Self test interval : 15 min
4) Data transmission speed : 4800 Baud
5) Operating temperature : - 25 oC – + 70 oC
6) Storage temperature : - 30 oC – + 75 oC
7) Relative humidity : < 30 oC ; 95 % max
e. Addressable Manual Break Glass :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

1) T y p e : Jenis yang dipakai merupakan surface


mounted dan dilengkapi dengan Break
Glass
2) W a r n a : Merah
3) Operating voltage : 15 – 35 VDC
4) Ambient temp. : 0 oC – 80 oC
5) Relative humidity : 95 %
6) Contract Load : 0.1 A / 1 w
7) Current Capacity : 3 Amps @ 125 VAC
f. Alarm Lamp (Strobe)
1) T y p e : 24 VDC xenon strobe available with 75
candela output (strobe candela rating is
clearly indicated on reflector)
2) Housing Color : Red with white “FIRE” lettering
3) Operating temperature : - 40 oC to 70 oC
4) Flash Rate : 1 Hz
g. Alarm Bell
1) Diameter : 6 inch
2) Sound level : 85 dB at/3m
3) Operating voltage : 24 VDC
h. Alarm Bell (Strobe c/w Horn/Optional)
1) T y p e : Low current, 24 VDC electronic horn with
harmonicallyrich output sound suitable for
either coded or steady operation
2) Sound level : 88 - 91 dB at/3 m’
Catatan :
Penyedia Jasa/Kontraktor wajib menawarkan alarm lamp (strobe) dan alarm
bell lengkap dengan horn dalam satu merk.
Setiap lantai harus dilengkapi dengan minimum satu rangkaian independent
bell dan masing-masing harus programmable pada control unit untuk
mengaktifkan individual bell circuit dengan berdasarkan lantai atau general
alarm.
13.3.4 Arrester Unit :
Arrester unit akan melindungi peralatan MCP-FA dari bahaya transient surges
switching dan electromagnetic pulses. Pemasangan arrester unit harus dekat
dengan power masuk dari panel dan terhubungkan paralel dengan beban listrik
serta unit ini harus ditanahkan dengan tahanan maximum 0,5 Ohm (Ώ).
13.3.5 Cabeling:
Kabel instalasi Fire Alarm yang dipakai adalah dari jenis, antara lain :
1. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi addressable detektor/Addressable
modul Monitoring/addressable kontrol/Addressable manual break glass menuju
MCP-FA menggunakan kabel dengan jenis Twisted Shielded Type AWG–18”
Flame Resistant Cable,
2. Instalasi menggunakan standard NFPA style 7 (class A),
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

3. Kabel yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya pada modul/


Transponder dari main control panel adalah kabel Fire Resistant 2 x 1.5 mm2.
4. Kabel yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya pada modul/
Transponder ke detektor konvensional adalah jenis NYA 2 x 1.5 mm2.
5. Kabel Power yang dipergunakan untuk interkoneksi dengan sistem lain adalah
Fire Resistant Cable (FRC) yang memiliki daya tahan minimum 3 Jam terhadap
api yang memiliki suhu 300oC sampai dengan 750oC.
6. Kabel Instalasi yang digunakan untuk interkoneksi dengan peralatan Fire Alarm
pada gedung lain, menggunakan ITC multipairs Steel-K 0,6mm 2 atau 0,8mm2,
dalam conduits.
13.3.6 Main Distribution Frame (MDF) :
MDF hendaknya rust proof steel plate dengan ketebalan minimum 2 mm dan di-
finish dengan gray color baked acrylic paint (jika tidak ditetapkan). MDF harus
diketanahkan (grounding) maximum 1 Ohm (Ώ).
13.3.7 C o n d u i t s :
Seluruh kabel harus dipasangkan di dalam conduit, bahan pipa PVC high impact
dengan dimensi yang cukup dibuat sedemikian rupa, sehingga sisa rongga conduit
sekitar 40 % untuk ventilasi.
13.3.8 Fire Management Station (FMS) :
Di area Kawasan Bandara Syamsudin Noor ini dilengkapi pusat pengendalian
kebakaran dimana lokasinya terpusat di-bangunan Terminal.
Dalam pusat pengendali kebakaran inilah terdapat suatu system Fire Management
Station (FMS) yang memiliki kemampuan antar muka untuk monitoring terhadap
adanya bahaya kebakaran di area Terminal dan gedung Penunjang melalui
pengamatan dalam satu monitor workstation.
Apabila terjadi suatu kejadian, FMS akan menampilkan type dan lokasi pastinya
sumber signal tersebut dalam bentuk grafik CAD. Fungsi utama FMS adalah
perencanaan/pengaturan setiap kejadian, mengaktifkan dan memonitor fungsi
system dan fungsi laporan.
Karena itu ketika ada suatu kejadian, Tim pemadam kebakaran atau personel yang
terkait harus dapat menentukan macam keadaan bahaya yang terjadi yang di ikuti
dengan tindakan yang harus diambil.
FMS harus memiliki aturan yang sederhana, mudah dipahami oleh Operator dan
yang dapat memberikan arahan kepada Operator selama terjadi aktivitas bahaya.
13.3.9 Kefungsian peralatan :
Software grafis tersebut harus memiliki kemampuan untuk dapat menampilkan
display kapanpun bila dikehendaki. Operator dapat menghentikan buzzer atau
pesan suara dengan tombol tertentu. Pengaturan setiap kejadian harus dalam
daftar yang baik dalam format urutan dari atas ke bawah dan diberi kode warna
sehingga tingkat bahaya dapat diterjemahkan dengan baik. Untuk mencegah dari
serangan virus, direkomendasikan dilengkapi dengan suatu antivirus versi terakhir.
13.3.10 Data Teknis :
Personal Computer (PC) yang digunakan untuk FMS ini minimal memiliki spesifikasi
teknis sebagai berikut :
 Processor : Intel Pentium Core i7 3.0 Ghz
 Hard disk : 500 GB
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

 Memory RAM : 4 GB
 Power Supply : 220 Volt ± 10, 50 hz
 Disk Storage : 3,5 inch/DVD ROM c/w internal modem
 Ethernet Card : 10/100 Mb
 Display unit : 1024 x 768 video adapter (42”) LED borderless
 Control system : Keyboard and Mouse
 Port : Com (2), LPT (1), USB (1)

13.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN :


13.4.1 Peralatan Fire Alarm :
 Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian, Manual Break
Glass dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di
luar Hydrant Box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
 Alarm bell dipasang bersatu dengan Hydrant Box dan bilamana ada yang berada
di luar Hydrant Box maka dipasang pada jarak + 0,5 m dibawah plafond atau
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
 Alarm Strobe dipasang bersatu dengan Hydrant Box.
 Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detector.
 Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus diketanahkan (grounding) dengan
hambatan maximum 1 Ohm.
 Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load
dari Diesel Generator Set.
13.4.2 Instalasi Kabel dan Konduit :
1. Semua kabel yang dipasangkan mendatar harus dipasang diTrunking Kabel/ Tray
dan instalasinya memakai pipa konduit.
2. Semua kabel yang dipasang di Shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan saddle klem.
3. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit, Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M.Ohm.
4. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di Shaft harus diberi marker
setiap jarak 10 m dengan warna merah (fire alarm), hitam (tata suara/bas), biru
(telepon), hijau (data), kuning (security), coklat (bcms), orange (fids) dan ungu
(master clock).
13.4.3 Kabel Trunking (Kabel Tray) dan Tangga Kabel :
1. Kabel Tray harus terbuat dari bahan baja yang telah mengalami proses Hot Dip
Galvanized minimum 10 micron dengan lebar sesuai gambar perencanaan,
dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan dengan
gambar rencana.
2. Kabel Tray ini dipakai untuk instalasi sistem elektronik (untuk instalasi : Fire
Alarm, Public Address System (Sound System), Telepon (PABX), Kabel Data,
Security, BCMS/BAS, Master Clock, FIDS).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

3. Cara pemasangan kabel Tray harus digantung pada dak beton dengan besi
bundar berulir (iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung
maksimum 150 cm.
4. Pada setiap belokan atau pencabangan, bentuk kabel Tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
5. Tangga kabel (Ladder) terbuat dari baja yang telah diproses Hot Dip Galvanized
dengan lebar sesuai gambar perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-
masing ukuran tersebut disesuaikan dengan gambar rencana.
6. Kabel kabel (Ladder) dipakai untuk instalasi sistem elektronik (untuk instalasi :
Fire Alarm, Public Address System (Sound System), Telepon (PABX), Kabel Data,
Security, BCMS/BAS, Master Clock, FIDS).
7. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem
(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
8. Sebelum dilakukan pemasagan kabel Tray, letak dan jarak dari dinding atau
ceiling dikoordinasikan dengan instalasi lainnya (misal : VAC, Plumbing dan
Listrik) dan atas petunjuk MK.
9. Jarak minimum antara kabel Tray Elektrikal dan Elektronik adalah 30 cm.
10. Tangga kabel (Ladder) dipasang ke dinding dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½” x 2” pada tiap kelipatan maksimum 75 cm.
13.4.4 Pengujian:
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan
sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
Pengujian terhadap tahan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan
sesuai dengan PUIL edisi tahun 2000.
13.4.5 Referensi Produk :
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi
teknis, Penyedia Jasa/Kontraktor pekerjaan ini dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setara. Penyedia Jasa/Kontraktor dapat melakukan penggantian
material jika sudah mendapat persetujuan resmi dan tertulis dari Pemilik proyek/PT.
Angkasa Pura I (Persero) / MK / Perencana.

13.4.6 Daftar Material, Produk Pabrik / merk yang direkomendasikan :

No Uraian Material Spesifikasi Teknis


1. MCFA Fully Addressable system, minimum 10 loops
2. Power supply Tegangan 220 VAC  15% dengan 48 - 52% Hz
3. Battery Jenis : Rechargeable type sealed lead Acid battery
(24V dc)
4. Battery charge Nilai rating disesuaikan dengan battery
5. Rak battery Plate baja “hot dip galvanized”, minimum 10 micron.
6. Conventional smoke Temperatur Range : 0o C - 60o C
detectors Photo Electric : Light scattering
7. Conventional Heat Temperatur : 57o C - 60o C
detectors
8. Addressable detector 15 – 35V dc
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek Pengembangan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

asap type photo electric Photo electric : Light scattering


9. Addressable detector 15 – 35V dc
panas type temperatur Response sensitivity : 54 – 62 oC
tetap (fixed temperatur
detector)
10. Addressable detector 15 – 35Vdc
panas (Rate of Rised) Response sensitivity : 54 - 62 oC
11. Addressable beam 21,2 – 31,2 Vdc
smoke detector
12. Addressable manual Jenis yang dipakai surface mounted dan dilengkapi
break glass dengan Break Glass
13. Alarm lamp / strobe 24 Vdc xenon strobe available with 75 candela Output
14. Alarm Bell 24 Vdc; sound level : 850 bat/3m ’
15. Alarm bell strobe Low current, 24 VDC electronic horn with harmonically
c/w horn optimal rich Output sound suitable for either coded or steady
Operation.
16. Surge Arrester unit Sesuai kebutuhan
17. Kabeling Twisted shielded type AWG 18 Flame Resistant Cable
18. MDF Rust proof steel plate, tebal 2mm dan difinish dengan
gray color baked acrylic paint.
19. Conduit, Does, Tee, PVC high impact dia.20mm,
Bracket/Support
20. Grounding system Sesuai spesifikasi teknis

SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM TATA SUARA (PUBLIC ADDRESS SYSTEM)

14.1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM :


14.1.1 Penjelasan Umum :
Penyediaan seluruh pekerjaan sistem listrik Elektronika Bandara sehingga dapat
beroperasi secara sempurna.
Gambar-gambar, spesifikasi teknis dan bill of quantity adalah merupakan bagian
yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi
teknis bersifat mengikat, dengan kode gambar ETS.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dan dikerjakan oleh Penyedia
Jasa/Kontraktor maupun Instalatur haruslah oleh Badan atau Institusi yang dapat
dipercaya, mempunyai reputasi kerja yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja
yang cakap, berpengalaman dalam bidangnya.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan Pengawas yaitu seorang atau lebih
sarjana teknik yang dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan yang dapat
memberikan keputusan-keputusan perihal proyek ini, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Pemilik/Wakil Pemilik PT. Angkasa Pura I (Persero), MK, Perencana dapat meminta
penggantian Pengawas yang lain apabila pengawas yang ditempatkan oleh Penyedia
Jasa/Kontraktor dianggap tidak mampu melaksanakan tugasnya.
14.1.2 Gambar-gambar :
1. Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar ETS.

Anda mungkin juga menyukai