Anda di halaman 1dari 3

Nama : YOPICHANDRA

NIM : 1608015113

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara telah menjamin atas kehidupan setiap masyarakat . Hal ini yang
melandaskan bahwa setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan . Dalam upaya
mewujudkan penghidupan yang layak bagi pekerja atau buruh, pemerintah
menetapkan upah minimun ditiap-tiap daerah.

Pengupahan tenaga kerja bongkar muat ( TKBM ) pelabuhan merupakan hal


yang sangat mudah terjadi perubahan upah yang diperolehnya . Pedoman atas
tarif bongkar muat pelabuhan ditentukan berdasarkan nilai suatu proyek bongkar
muat kapal yang ditetapkan bersama oleh penyedia jasa bongkar muat dan
pengguna jasa bongkar muat sebagamana yang diatur dalam Permehub KM 35
Tahun 2007. Sehingga bisa mencapai upah yang layak bagi TKBM didaerah .

Koperasi TKBM Pelabuhan Tursina PKT merupakan hal yang sangat mudah
terjadi atas perubahan upah pekerja. Pemberian upah pekerja TKBM ditentukan
atas nilai suatu tender proyek perusahaan. Didalam melakukan lelang tender
atas penggunaan jasa pengangkutan barang di pelabuhan tursina PKT,
perusahaan hanya bertujuan dengan menentukan harga terendah agar bisa
mendapat suatu tender proyek kerena Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang memuat pemenang suatu
tender atas proyek melihat pada harga penawaran terendah. Hal ini yang akan
menjadi problem pengupahan TKBM yang seharusnya perusahaan mengajukan
harga tender proyek bongkar muat yang harus berpedoman pada Permehub KM
35 Tahun 2007.

B. ANALISIS KASUS TERHADAP UU NO 5 TAHUN 1999 TENTANG


LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK
SEHAT
Dalam kasus di atas dalam menentukan nilai penawaran suatu tender dalam
penggunaan jasa pengangkutan barang di pelabuhan Tursina Pupuk Kalimantan
Timur di kota Bontang, Perusahaan yang melakukan tender tersebut tidak
memperhitungkan dengan baik terhadap biaya pengupahan terhadap Tenaga
Kerja Bongkar Muat sesuai dengan permenhub KM 35 Tahun 2007 Tentang
Pedoman tarif tenaga kerja bongkar muat. dalam hal ini juga pihak perusahaan
dalam melakukan tender untuk mendapatkan suatu tender membanting harga
agar mendapatkan nilai terendah sehingga mengakibatkan terabainya
kesejahteraan Tenaga kerja bongkat muat.
Dalam pasal 2 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat menjelaskan “pelaku usaha di
indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum”. kententuan tersebut menjelaskan bahwa setiap pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan nya harus mempertimbangkan kepentingan
umum hal ini merupakan tujuan dari aturan tersebut . sehingga apa yang
dilakukan perusahaan ketika melakukan penawaran harga harus
mempertimbangkan suatu kepentingan umum untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat. Pasal 7 juga menjelaskan bahwa pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha pesaingannya untuk menetapkan harga dibawah
harga pasar yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat.sehingga dalam hal ini juga disampaikan bahwa dalam melakukan
penawaran harga tidak selayaknya perusahaan membanting harga untuk
mendapatkan tender. Tampah menimbang kesejahteraan Tenaga Kerja Bongkar
Muat.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut melanggar ketentuan
yang ada di dalam pasal 2 dan 7 Undang Undang No 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat dengan sanksi
berdasarkan pasal 47 dengan tindakan administratif dan pidana pokok pasal 48
ayat 2 UU No 5 Tahun 1999 dengan pidana denda serendah-rendah nya 5 milyar
rupiah dan setinggi-tingginya 25 milyar rupiah atau pidana penganti denda
selama 5 bulan kurungan.

Anda mungkin juga menyukai