Pasar Bersangkutan dapat menjelaskan posisi antara pelaku usaha dan pesaingnya.
Pasar bersangkutan dibagi menjadi 2, yaitu pasar produk dan pasar geografis. Pasar
produk pada kasus ini adalah penyediaan jasa kepada para pemilik barang yang
hendak mengirimkan barangnya dengan petikemas melalui laut dengan menggunakan
kapal. Sedangkan pasar geografisnya adalah pelayanan jasa yang terbatas hanya pada
trayek Jakarta-Pontianak-Jakarta.
2.2 Perjanjian
Menurut Pasal 1 angka 7 UU No. 5 tahun 1999, Perjanjian adalah suatu
perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu
atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Unsur-Unsur perjanjian :
oPerbuatan satu atau lebuh pelaku usaha
oMengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain
oDengan nama apapun
oBaik tetulis maupun tidak tertulis
3.1 Kesimpulan
Penetapan harga menurut Pasal 5 ayat 1 UU No. 5 tahun 1999
adalah pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu
barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. Dilihat dari
pengertian tersebut dapat dilihat bahwa unsur dari Penetapan
harga adalah adanya unsur pelaku usaha, adanya unsur
perjanjian, adanya unsur pelaku usaha pesaing, adanya
perbuatan menetapkan harga, adanya barang dan atau jasa,
adanya konsumen atau pelanggan, dan adanya pasar
bersangkutan. Putusan Perkara Inisiatif No. 02/KPPU-I/2003
yang dibahas dalam penelitian hukum ini termasuk ke dalam
Perjanjian Penetapan Harga atau price fixing yang bentuknya
adalah perjanjian tertulis dengan jenis perjanjian horizontal.
Pelaku usaha yang terlibat dalam Putusan Perkara Inisiatif
No. 02/KPPU- I/2003 adalah PT. Perusahaan Pelayaran
Nusantara Panurjwan (Terlapor I), PT. Pelayaran Tempuran
Emas, Tbk. (Terlapor II), PT. Tanto Intim Line (Terlapor
III) dan PT. Perusahaan Pelayaran Wahana
Barunakhatulistiwa (Terlapor IV). Objek yang diperjanjikan
dalam kesepakatan penetapan harga ini adalah tarif uang
tambang petikemas Jakarta–Pontianak–Jakarta.
Kesepakatan bersama tarif uang tambang sebagaimana
dimaksud merupakan upaya guna mencegah terjadinya
penurunan pangsa pasar yang lebih signifikan dari terlapor I
dan Terlapor II akibat pemberlakuan tarif Terlapor III yang
lebih rendah daripada tarif Terlapor I dan Terlapor II.
Pendekatan hukum yang diterapkan dalam perkara ini adalah
pendekatan per se illegal. Prosedur pembuktian dalam kasus
ini melewati beberapa tahapan, yaitu tahap pengumpulan
indikasi, tahap pemeriksaan pendahuluan, tahap pemeriksaan
lanjutan, tahap penjatuhan putusan, dan tahap eksekusi
putusan. Pasar bersangkutan di dalam perkara ini dapat
dipenuhi oleh dua faktor definisi suatu pasar bersangkutan
yaitu definisi jenis produk dan definisi geografis.
Definisi jenis produk yaitu berupa penyediaan jasa
kepada para pemilik barang yang hendak
mengirimkan barangnya dengan petikemas melalui
laut dengan menggunakan kapal sedangkan definisi
geografis yaitu pelayanan jasa dimaksud terbatas
untuk trayek Jakarta-Pontianak-Jakarta. Putusan
Perkara Inisiatif No. 02/KPPU-I/2003 merupakan
bentuk pelanggaran terhadap Pasal 5 UU No. 5
Tahun 1999. Cara menentukan dampak atas
pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999 adalah
melakukan analisis rasionalitas penetapan harga,
analisis struktur pasar, analisis data kerja dan analisis
penggunaan fasilitas kolusi.
Penetapan KPPU Menyatakan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III
dan Terlapor IV secara sah dan meyakinkan terbukti melanggar
Pasal 5 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1999 dan Menetapkan pembatalan
perjanjian yang dituangkan dalam bentuk Kesepakatan Bersama
Tarif Uang Tambang Peti Kemas Jakarta – Pontianak – Jakarta
Nomor 01/SKB/PNP-TEWBK-TIL/06/2002 yang ditandatangani
pada tanggal 26 Juni 2002 oleh Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III,
dan Terlapor IV sebagai para pihak sudah sesuai dengan Pasal 47
ayat (2) UU No. 5 Tahun 1999.
-0-0-0-
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
• Galuh Puspaningrum, Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang dalam Hukum Persaingan
di Indonesia, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013)
• Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2009)
• Draft Pedoman Pasal 5 tentang Penetapan Harga UU No. 5 tahun 1999
• Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 4 tahun 2000 tentang Pedoman Pasal
5 UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak
sehat
• UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat
• https://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/draf%20pedoman%20pasal%205.010611.pdf
• https://www.kppu.go.id/docs/Perkom/2011/Nomor%204%202011%20Pedoman%20Ps
%205%20(Penetapan%20Harga).pdf
• https://business-law.binus.ac.id/2013/01/20/prosedur-beracara-di-kppu-komisi-
pengawas-persaingan-usaha/
• http://e-journal.uajy.ac.id/12083/3/MIH024212.pdf
• https://www.ojk.go.id/id/ojk-pedia/default.aspx
Daftar Pustaka