ASURANSI
STUDI KASUS : STUDI PUTUSAN KPPU NOMOR 32/KPPU-L/2009 TENTANG
PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DALAM PENJUALAN JASA
ASURANSI PENUMPANG FERRY BATAM-SINGAPURA/MALAYSIA DI TERMINAL
FERRY KOTA BATAM
Disusun Oleh :
Nathalia Shelin Panjaitan NIM : 21416274201136
Primawan Yunior NIM : 21416274201197
Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Buana Perjuangan Karawang
ABSTRACT
Competition between business actors is not always carried out honestly, which often results in
unhealthy competition. Law Number 5 of 1999 concerning Prohibition of Monopolistic Practices
and Unfair Business Competition is a guideline for business actors to carry out their business
activities. One of the cases of unfair business competition that has been handled by the KPPU is
the case of selling insurance services for ferry passengers bound for Batam, Singapore/Malaysia
at the Batam city ferry port, namely in decision number 32/KPPU-L/2009. The implementation of
insurance which is facilitated by BP Batam (the Batam Business Agency, formerly the Batam
Island Industrial Regional Development Authority) allows for market domination because the
term of the insurance agreement entered into by the above companies is long enough to prevent
other insurance companies from entering the market. the insurance service.
Keywords: Unfair Competition Practices In Sales Batam-Singapore/Malaysia Ferry Passenger
Insurance Services At The Batam City Ferry Terminal
ABSTRAK
Persaingan diantara pelaku usaha tidak selalu dijalankan secara jujur sehingga seringkali
menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha tidak sehat merupakan pedoman bagi pelaku
usaha untuk menjalankan kegiatan usahanya. Salah satu kasus persaingan usaha tidak sehat yang
telah ditangani oleh KPPU adalah kasus penjualan jasa asuransi penumpang ferry tujuan Batam
Singapura/Malaysia dipelabuhan ferry kota Batam, yakni pada putusan nomor 32/KPPU-L/2009.
penyelenggaraan asuransi yang difasilitasi oleh BP Batam (Badan Pengusahaan Batam dahulu
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam) memungkinkan timbulnya penguasaan
pasar karena jangka waktu perjanjian asuransi yang dilakukan perusahaan-perusahaan diatas
adalah dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menutup perusahaan asuransi lain untuk
masuk ke pasar jasa asuransi tersebut.
Kata kunci : Raktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam Penjualan Jasa Asuransi
Penumpang Ferry Batam-Singapura/Malaysia Di Terminal Ferry Kota Batam
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,permasalahan dalam penelitian ini tentang
"Bagaimana akibat hukum praktek persaingan usaha tidak sehat dalam penjualan jasa asuransi
penumpang ferry Batam-Singapura/Malaysia di terminal ferry kota Batam terhadap pelaku usaha
sejenis lainnya".
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan faktor penting dalam penulisan atau penyusunan karya tulis
yang bersifat ilmiah agar pengkajian dan analisa terhadap suatu permasalahan dapat dilakukan
dengan benar. Dalam penulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah :
1. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif yang artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan
hakim. Bahan hukum primer yang akan dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
b. Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Perkara Nomor : 32/KPPU-L/2009;
c. Surat Keputusan Kepala Badan Pelaksana Otorita Batam Nomor 10/SKEP/KA/IV/90
Tentang Jaminan Asuransi Kecelakaan Diri Wisatawan.
2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari
semua publikasi tentang hukum yang merupakan bukan dokumen-dokumen resmi. Publikasi
tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan.
PEMBAHASAN
Suatu perusahaan dapat dikatakan telah melakukan suatu praktik monopoli apabila pelaku
usaha mempunyai kekuatan untuk mengeluarkan atau mematikan perusahaan lain, dan pelaku
usaha yang bersangkutan telah malakukannya atau mempunyai tujuan untuk melakukannya.
Tidak ada suatu larangan bahwa bagi pelaku usaha untuk terus mengembangkan usaha yang telah
dijalankannya untuk menjadi besar dan terus berkembang, namun demikian hendaknya
pengembangan usaha tersebut harus dilakukan dengan cara-cara sesuai atau benar. Pada dasarnya
dunia usaha memiliki general intent untuk menjadi besar dan cenderung monopolistik. Sering
sekali dijumpai pada suatu pasar yang telah jenuh kehendak suatu perusahaan untuk menjadi
besar biasanya dilakukan dengan cara yang tidak wajar dan atau tidak sehat. Salah satu contoh
kegiatan usaha yang dianggap menyebabkan timbulnya praktek monopoli dalam persaingan
usaha adalah penjualan jasa asuransi penumpang ferry Batam singapura/ Malaysia di terminal
ferry kota Batam. Kasus praktik monopoli penjualan jasa asuransi kecelakaan diri penumpang
ferry Batam Singapura/Malaysia di terminal ferry kota batam dilakukan oleh pelaku usaha yang
bertindak sebagai pengelola pelabuhan dan beberapa pelaku usaha yang menjalankan usaha
dalam bidang perasuransian yakni dalam bidang asuransi kecelakaan penumpang dan juga
melibatkan pihak BP Batam sebagai pemerintah Daerah otorita Batam. Salah satu kegiatan yang
dianggap melanggar peraturan dalam persaingan usaha adalah praktek monopoli yang
pengaturannya tercantum dalam pasal 17 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak sehat. Pasal 17 Undang-Undang Anti
Monopoli melarang kegiatan monopoli. Dalam pasal 17 menyatakan sebagai berikut:
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat.
2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:
a. Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk kedalam persaingan usaha barang
dan atau jasa yang sama; atau
c. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Dengan demikian agar suatu monopoli dapat dilarang oleh Undang-Undang Anti
Monopoli, haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Melakukan penguasaan atas produksi atas suatu produk; dan atau
2. Melakukan penguasaan atas pemasaran suatu produk;
3. Penguasaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli; dan/atau
4. Penguasaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktik persaingan usaha tidak sehat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Praktek monopoli dalam penjualan jasa asuransi kecelakaan diri penumpang/ wisatawan
di Terminal Ferry Internasional di Kota Batam memenuhi unsur-unsur praktek monopoli
yang tercantum dalam pasal 17 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yakni pelaku usaha yang
melakukan praktek monopoli dalam kasus ini adalah Badan Pengusahaan Batam atau BP
Batam (d/h Otorita Pengembangan daerah Industri Pulau Batam, PT. Indodharma
Corpora, PT. Synergy Tharada, PT. Senimba Bay Resort, PT. Jasa Raharja (Persero)
Batam, PT. Asuransi Jasa Raharja Putera Batam, PT. Jasa Asuransi Indonesia (Persero)
Batam.
2. Pada kasus penjualan jasa asuransi ini bahwa adanya pelaksanaan penjualan jasa asuransi
tidak diketahui oleh pelaku usaha lain karena dalam penyelenggaraan tender tidak
terdapat informasi yang transparan bahwa ada pasar jasa asuransi di Terminal Ferry
Internasional di Kota Batam, sehingga para pelaku tidak mengetahui pasar jasa asuransi
tersebut atau adanya pasar jasa asuransi hanya diketahui oleh pelaku usaha taertentu.
Tindakan dengan memberikan informasi yang terbatas tersebut dapat dikategorikan
praktek diskriminasi Karena telah memberikan perlakuan yang berbeda kepada pelaku
usaha lain sehingga menghambat terjadinya persaingan usaha yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fahmi Lubis, dkk. 2010. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan
Konteks.Jakarta:GTZ.Hal ix
Andi Fahmi Lubis, dkk. Op.Cit. hal xPutusan KPPU No.32 Tahun 2009. Hal 16
Peter Mahmud Marzuki. 2010. Penelitian Hukum. Jakarta: KencanaPersada Group. Hal 35
Herowati Poesoko. Diktat Matakuliah Metode Penulisan Dan Penelitian Hukum. Fakultas
Hukum. Universitas Jember. Hal 35