Aksi Nyata
Aksi Nyata
4
DISEMINASI BUDAYA POSITIF
DI UPT SD NEGERI 368 GRESIK
RAHMAT NANANG PUJIANTO, S.Pd ARI EKA ZULLAYLI, S.Pd SYAIFUL ROCHMAN, S.Pd
CGP ANGKATAN 8 FASILITATOR PENGAJAR PRAKTIK
UPT SD NEGERI 368
GRESIK
SELAMAT DATANG
DI UPT SD NEGERI 368
GRESIK
KONSEP UTAMA
MODUL
BUDAYA POSITIF
Kebutuhan
Dasar Perubahan
Manusia DISIPLIN
Paradigma POSITIF
Belajar
MOTIVASI posisi
PERILAKU kontrol
MANUSIA restitusi
Keyakinan SE TIT IG A
Kelas RE ST ITU SI
Pro
sil a
lP
ca
fi
Bernalar Kritis elaja r Pan
Bergotong Royong
Rahmat Nanang Pujianto, S.Pd
Berkhebinekaan Global
DISIPLIN POSITIF
Apa Makna disiplin
Bapak/Ibu Guru
Hebat?
Makna Kata Disiplin
Ketika mendengar kata ‘disiplin’, apa yang terbayang di benak
Bapak/Ibu? Apa yang terlintas di pikiran Bapak/Ibu? Kebanyakan
orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib,
teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata ‘disiplin’ juga
sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh
berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus
dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif
terakhir dan bila perlu tidak digunakan sama sekali.
Dalam budaya kita, makna kata
‘disiplin’ dimaknai menjadi
sesuatu yang dilakukan
seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kita
cenderung menghubungkan
kata ‘disiplin’ dengan
ketidaknyamanan.
Rahmat Nanang Pujianto, S.Pd
1 2 3
Untuk menghindari Untuk Untuk menjadi orang yang
ketidaknyamanan mendapatkan mereka inginkan dan
atau hukuman imbalan atau menghargai diri sendiri
penghargaan dari dengan nilai-nilai yang
orang lain. mereka percaya.
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
Ini adalah tingkat terendah dari motivasi perilaku manusia.
Biasanya orang yang motivasi perilakunya untuk menghindari
hukuman atau ketidaknyamanan, akan bertanya, apa yang akan
terjadi apabila saya tidak melakukannya?
Motivasi ini bersifat eksternal.
7. Penghargaan Menghukum
Dihukum oleh penghargaan jenis ini adalah perlu diberikan penguuatan pada disi
siswa bahwa bentuk penghargaan ini adalah untuk jangka pendek saja, penghargaan
yang sesungguhnya adalah ketika siswa dapat meraih kesuksesan dalam belajar itu
sendiri.
7. Penghargaan Menghukum
Dihukum oleh penghargaan jenis ini adalah perlu diberikan penguuatan pada disi
siswa bahwa bentuk penghargaan ini adalah untuk jangka pendek saja, penghargaan
yang sesungguhnya adalah ketika siswa dapat meraih kesuksesan dalam belajar itu
sendiri.
Ketika anak berbuat salah, kita tidak bisa memotivasi anak untuk menjadi baik, kita
hanya bisa menciptakan kondisi agar mereka bisa melihat ke dalam diri mereka.
Kita seharusnya mengajari mereka untuk menyelesaikan masalah mereka, dan
berusaha mengembalikan mereka ke kelompok mereka dengan karakter yang
lebih kuat.
Contoh: Kalau ada anak remaja nakal, orangtua menyuruh pergi dari rumah.
Padahal kalau mereka jauh dari orang tuanya, orang tuanya jadi tidak bisa
mengajari mereka dan mereka tidak belajar nilai-nilai kebajikan. Kalau mereka tidak
belajar, bagaimana nasib generasi kita ke depan? Kalau kita menjauhkan remaja
kita, maka mereka akan putus hubungan dengan kita.
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau
prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara
universal, lepas darI latar belakang suku, negara,
bahasa maupun agama.
Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih
memotivasi seseorang dari dalam (Intrinsik). Seseorang
akan lebih bersemangat untuk menjalankan keyakinannya
daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?
Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai
kendaraan roda dua?
Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan
danmenjaga jarak 1.5 meter?
Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti
pelatihan?
Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan
lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-
peraturan.
Bentuk Keyakinan Kelas
Contoh penerapan Restitusi dengan posisi sebagai Manager
Menstabilkan Identitas
"Berbuat salah itu tidak apa-apa."
Tidak ada manusia yang sempurna
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin
mencari solusi dari permasalahan ini.
Kamu berhak merasa begitu.
Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Validasi Tindakan yang Salah
“Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
“Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
“Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi
sesuatu yang penting buatmu”.
“Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus
menambahkan sikap yang baru.”
Mananyakan Keyakinan
Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
DISEMINASI BUDAYA POSITIF DI UPT SD NEGERI 368 GRESIK
https://youtu.be/J-PQpCaANhQ
ARI EKA ZULLAYLI, S.Pd SYAIFUL ROCHMAN, S.Pd
RAHMAT NANANG PUJIANTO, S.Pd
PENGAJAR PRAKTIK
CGP ANGKATAN 8 FASILITATOR
TERIMA KASIH