Anda di halaman 1dari 4

9 Contoh Analogi Induktif & Struktur

Penulisan yang Tepat


Sebelum membahas mengenai contoh analogi induktif, alangkah baiknya jika kita
mencari tahu mengenai pengertiannya terlebih dahulu. Analogi induktif itu sendiri
adalah analogi yang disusun berdasarkan sebuah persamaan yang terdapat pada 2
fenomena yang nantinya akan ditarik kesimpulan apa yang terjadi pada fenomena
pertama juga akan terjadi pada fenomena kedua.

Analogi induktif ialah salah satu jenis analogi selain analogi deklaratif. Jenis analogi
yang satu ini bisa dikatakan sebagai suatu metode yang memiliki manfaat tinggi untuk
membuat suatu kesimpulan yang bisa diterima berdasarkan pada persamaan yang telah
terbukti ada pada 2 barang khusus yang diperbandingkan.

Namun, terdapat 1 hal yang perlu kamu ketahui mengenai topik yang satu ini, yaitu
bentuk argumen ini sebagaimana generalisasi kemungkinan besar tidak akan pernah
menghasilkan kebenaran yang mutlak.

Jadi, kamu hanya bisa memanfaatkan jenis analogi ini untuk dijadikan cara
menyimpulkan suatu pengalaman dari barang khusus pertama menuju barang yang
serupa dalam hal pokok.

Beberapa contoh analogi induktif


Contoh dari analogi induktif dapat dengan mudah kamu temukan di sela-sela waktu
luangmu. Selain itu, contoh dari analogi induktif juga sangat mudah untuk dipahami
sehingga kamu hanya perlu memahaminya dalam waktu yang sebentar saja.

Di jaman yang semakin canggih seperti sekarang ini, kamu bisa dengan mudah
menemukan informasi apapun melalui internet, tak terkecuali informasi perihal contoh
dari analogi induktif. Sekarang ini, informasi seputar hal ini sudah tersedia cukup
banyak di internet.

Sebelum kita masuk ke pembahasan seputar contohnya, ada 1 informasi penting lagi
mengenai analogi induktif yang perlu untuk kamu ketahui, yaitu dalam analogi
induktif juga bisa terjadi kekeliruan besar yang diakibatkan perbandingan tidak
dilakukan dengan memperhatikan adanya beberapa perbedaan penting sehingga
membuat praktek hasil berbeda dengan hasil yang dicapai.

Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, kamu perlu menguji ukuran sah tidaknya
persamaan dan kesimpulan. Caranya sangat mudah untuk diikuti, kamu hanya perlu
menyingkirkan hal-hal yang hanya bersifat menjelaskan dan ganti dengan hal-hal yang
memang merupakan dasar pemikiran.
Kemudian, jika yang ada hanyalah persamaan yang dangkal dalam perbandingan
keduanya, maka hal ini memiliki arti bahwa kamu tidak akan bisa membuat suatu
kesimpulan yang benar. Maka dari itu, hal ini perlu diperhatikan sejak awal
pembuatan analogi induktif.

Setelah mengetahui beberapa hal di atas, sekarang sudah waktunya untuk kita
membahas mengenai beberapa contoh dari analogi induktif yang di antara lainnya
adalah:

 Contoh #1
Indah belajar dengan sangat giat hingga akhirnya bisa keterima di Universitas
Indonesia. Maka, Yani juga harus belajar dengan sangat giat supaya bisa masuk ke
Universitas Airlangga. Oleh karena itu, jika memang ingin masuk dan sekolah di
Universitas favorit, maka belajar dengan giat harus dilakukan.

 Contoh #2
Sifat manusia dapat diibaratkan seperti padi yang terhampar di sawah yang luas. Saat
manusia mendapatkan sebuah anugerah yang sangat besar, sifatnya akan menjadi
lebih rendah hati serta dermawan. Hal ini juga terjadi pada sebuah padi, semakin padi
itu berisi maka mereka akan semakin menunduk.

 Contoh #3
Pohon sudah pasti tidak bisa tumbuh tinggi secara langsung dengan sendirinya.
Sebuah pohon harus diberi pupuk dan disirami secara konsisten terlebih dahulu
supaya dapat tumbuh tinggi dan menjadi kuat. Hal ini juga akan terjadi dengan
seorang murid, meskipun murid tersebut memiliki bakat terpendamnya sejak lahir,
akan tetapi sudah bisa dipastikan murid tersebut tidak akan langsung pintar dengan
sendirinya. Adanya pendidikan dan pengajaran yang rutin dibutuhkan untuk
menjadikannya lebih pintar dan berakhlak baik.

 Contoh #4
Keimanan manusia dapat diibaratkan seperti sebuah tiang yang diciptakan dengan
bahan berkualitas tinggi. Sebuah tiang yang dibangun dengan bahan berkualitas tinggi,
tentu tidak akan mudah dirobohkan oleh siapapun itu. Begitu pun juga dengan
keimanan manusia. Seorang manusia yang memiliki iman dengan dasar keagamaan
yang tepat dan kuat, pasti tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan atau pengaruh
yang ada di dunia fana ini, karena pondasi dari keimanan manusia tersebut sudah
melebihi batas apapun.

 Contoh #5
Tari dengan terpaksa harus cuti dari Universitas Padjajaran karena terlambat mengisi
KRS. Nindy juga akan terpaksa cuti dari Universitas Padjajaran jika dia terlambat
mengisi KRS. Mereka berdua kurang infoahwa ada aturan baru mengenai pengisian
KRS harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

 Contoh #6
Sifat dari seorang manusia dapat diibaratkan sebagai padi yang terhampar di sawah
yang luas. Saat seorang manusia mendapatkan kebesaran, kepandaian, kekayaan,
sifatnya pun akan menjadi lebih rendah hati juga dermawan. Begitu pun juga dengan
padi, semakin padi itu berisi maka mereka akan semakin menunduk.

 Contoh #7
Tim Miss Indonesia mampu masuk ke babak final karena berlatih secara rutin setiap
harinya. Maka tim Indonesia Next Top Model pun akan masuk ke babak final jika
berlatih secara rutin setiap harinya. Tim Miss Indonesia percaya bahwa hasil tidak
akan mengkhianati usaha dan kerja keras selama ini.

 Contoh #8
Belajar matematika membutuhkan ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab
tertentu yang butuh tingkat konsentrasi yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum
di tumpukan jerami
ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan dengan penuh semangat
dan
fokus.

 Contoh #9
Sebuah tiang yang dibuat dengan bahan yang berkualitas tinggi maka tidak akan
mudah digoyahkan maupun dirobohkan. Siapa pun yang hendak merusak, mereka
hanya akan menyia-nyiakan tenaganya saja karena kekuatan yang dimiliki tiang
dengan bahan kualitas tinggi ini jauh berbeda dengan tiang yang terbuat dari bahan
kualitas rendah.

Hal ini juga sama dengan keimanan dari seseorang. Seseorang yang memiliki iman
dengan dasar keagamaan yang benar dan kuat maka tidak akan mudah digoyahkan
oleh godaan dan pengaruh lainnya yang dapat merusak keimanannya.

Bagaimana, apakah setelah membaca keempat contoh di atas kamu jadi bisa lebih
memahami apa arti dari analogi induktif? Sebenarnya pemahaman dari analogi
induktif itu sendiri dapat dengan cepat kita pahami, hanya saja tergantung dari niat
kita masing-masing lagi, apakah memang berniat memahaminya atau tidak.

Cara menilai analogi yang tepat


Karena analogi induktif itu sendiri adalah salah satu jenis analogi, maka sekarang mari
kita membahas tentang cara untuk menilai analogi yang tepat. Dalam sebuah analogi
jenis apapun itu, memang diperlukan alat ukur yang berguna untuk mengukur tingkat
keterpercayaan dari analogi itu sendiri.

Berikut beberapa alat atau cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
keterpercayaan dari suatu analogi tertentu:

 Jumlah atau sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang termasuk pada analogi
tersebut
Banyak ahli yang mengatakan dan percaya dengan istilah “Semakin besar peristiwa
sejenis yang akan dianalogikan, maka semakin besar pula tingkat keterpercayaannya
itu.”. Oleh karena itulah alat atau cara yang satu ini menjadi cara paling utama yang
perlu dilakukan ketika ingin menganalisa keterpercayaan dari suatu analogi.

 Jumlah atau sedikit banyaknya aspek yang menjadi dasar analogi


Untuk pembahasan cara yang satu ini, kamu bisa mengambil contoh dari kegiatan
membeli sepatu di sebuah toko. Misalnya, setelah kamu membeli sepasang sepatu dari
sebuah toko, maka sepatu baru tersebut akan awet dan enak dipakai, karena sepatu
yang dulu pernah kamu beli dari toko yang sama juga awet dan enak dipakai.

Nah, contoh analogi di atas akan terasa lebih kuat lagi jika kamu juga
memperhitungkan persamaan harga, merek, dan bahan dari sepatu tersebut. Hal inilah
yang membuat aspek yang menjadi dasar analogi juga penting untuk diperhatikan
dengan baik.

 Sifat dari analogi itu sendiri


Yang dimaksud dengan alat atau cara yang satu ini adalah semakin rendah taksiran
perbandingan yang hendak kita analogikan, maka semakin kuat analogi tersebut.
Maka dari itu, lebih baik jika kamu memperhatikan sifat analogi yang hendak kamu
buat sejak awal kamu memikirkannya.
 Pertimbangan pada unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang
dianalogikan
Arti dari cara yang satu ini adalah semakin banyak pertimbangan pada unsur-unsur
yang berbeda, maka akan semakin kuat tingkat keterpercayaan analogi tersebut.
Pertimbangan seperti ini perlu dilakukan dengan teliti dan serinci mungkin supaya
tidak terjadi kesalahan yang fatal pada analogi yang hendak kamu buat.
 Tingkat relevan dari masalah yang hendak dianalogikan
Ketika masalah yang akan kamu analogikan tidak relevan, maka sudah pasti
analoginya pun tidak akan kuat atau bahkan gagal. Karena analoginya ini tidak kuat
dan bisa menjadi gagal, maka bisa dibilang tingkat keterpercayaannya pun akan
mencapai angka yang sangat rendah.

Contoh paragraf induktif analogi


Kotaro Minami adalah anak yang minder dan penakut. Watak ini membuatnya jadi
bahan olokan teman-teman sebayanya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu
mengikuti apa kata temen-temennya. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu
hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok
untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya

Anda mungkin juga menyukai