Anda di halaman 1dari 2

RESUME SINGKAT

“Pembahasan Revisi RTRW Kota Banda Aceh”

Disampaikan pada pembukaan Rapat


Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)

Di Kementerian Agraria dan Tata Ruang


Pada Tanggal 14 Desember 2016

 RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029 ditetapkan dengan Qanun Kota Banda Aceh
Nomor 4 Tahun 2009, hingga pada saat ini tahun 2016 telah mencapai masa
perencanaan selama 7 Tahun.
 Proses evaluasi RTRW telah dilakukan oleh Dinas PU sejak tahun 2014 atau
pada masa perencanaan 5 (lima) tahun RTRW.
 Secara regulasi yang ada yaitu UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
dan PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, bahwa
RTRW dapat ditinjau satu kali dalam 5(lima) tahun.
 Sebagaimana yang kita ketahui, RTRW Kota Banda Aceh adalah produk RTRW
yang pertama disahkan di Indonesia oleh Tim Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasioanal (BKPRN), dan pada saat pengesahkan RTRW Kota Banda
Aceh, Permen PU No 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW
Kota belum disahkan.
 Bedasarkan hasil evaluasi dokumen RTRW yang telah dilakukan oleh Tim Dinas
PU sejak tahun 2014 sampai tahun 2016, banyak kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada materi teknis RTRW seperti nomenklatur substansi, materi
perencanaan yang tidak lengkap, inilah yang perlu disempurnakan kembali.
 Secara substansi perencanaan juga telah dilakukan evaluasi yang mendalam,
terutama pada kebijakan STRUKTUR RUANG, KEBIJAKAN POLA RUANG dan
KEBIJAKAN KAWASAN STRATEGIS KOTA.
 Berbagai dinamika pembangunan yang sangat dinamis, juga merupakan bagian
tinjauan untuk evaluasi dan revisi kembali RTRW.
 Beberapa kebijakan/issue startegis yang menjadi pertimbangan perubahan pada
RTRW Kota Banda Aceh, misalnya RTRW Kota Banda Aceh yang lalu
menetapkan Wilayah Kota Banda Aceh sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
sedangkan sekarang harus dirubah menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
sebab dalam RTRW Aceh yang disahkan tahun 2013 (Qanun Aceh No 19 Tahun
2013) menetapkan Kota Banda Aceh sebagai kegiatan primer yang berstatus
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), adanya pengembangan infrastruktur
kawasan masjid raya baiturrahman, pengembangan BSB Madani, ini juga
merupakan pertimbangan dalam Rencana Struktur Ruang Kota.
 Terhadap kebijakan pola ruang, issue utama yang menjadi pertimbangan yaitu
mengenai pemanfaatan RTH Kota, rencana yang telah ditetapkan dalam RTRW
yaitu seluas 1.258 Hektar atau 20,52 % berdasarkan evaluasi yang telah dikaji,
ternyata banyak area-area RTH yang telah ditetapkan tidak relevan lagi dengan
kondisi dilapangan, sehingga area tersebut perlu disesuaikan kembali kawasan-
kawasan yang sangat potensial sebagai ruang RTH yang dapat dipertahankan
selama masa perencanaan RTRW kota (sisa masa perencanaan 13 Tahun).

 Hal lain yang dipertegas dalam revisi RTRW Kota adalah Indikasi Program
Pembangunan, karena kedapannya berbagai usulan pembangunan harus
sinkron dengan rencana tata ruang yang ditetapkan, baik RPJP maupun
RPJM Kota Banda Aceh.

 Oleh karena itu, pada pertemuan hari ini dalam rangka Rapat Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional (BKPRN) dengan agenda pembahasan Pesetujuan
Substansi atas Revisi RTRW Kota Banda Aceh, sangat dinantikan oleh
Pemko.Banda Aceh untuk dapat memberikan masukan-masukan dari lintas
sektoral agar materi teknis rencana maupun kebijakan-kebijakan yang ada di lintas
sektoral dapat disampaikan pada pertemuan ini, agar dokumen RTRW Kota
Banda Aceh yang revisi ini betul-betul memiliki kualitas rencana yang baik dan
berkelanjutan.

Demikian...
 Selanjutnya, Pembahasan teknis materi revisi RTRW Kota Banda Aceh
akan disampaikan oleh Tim Dinas PU Kota Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai