Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
1) Umur
Pada bayi dan anak-anak, makanan akan lebih cepat melewati sitem
pencernaan karena gerakan peristaltik yang cepat. Sedangkan pada
lansia adanya perubahan pola fungsi digestif dan absorpsi nutrisi
lansia lebih disebabkan oleh sistem kardiovaskular dan neurogis
lansia, daripada sistem pencernaan itu sendiri (Potter & Perry, 2010).
2) Diet
3) Asupan cairan
4) Aktivitas fisik
5) Pengobatan
Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, dapat
mengakibatkan diare dan konstipasi, seperti penggunaan laksansia
atau antasida yang terlalu sering (Hidayat, 2008).
6) Penyakit
7) Nyeri
8) Faktor psikologis
Stress emosional mengganggu fungsi hampir seluruh sistem
pecernaan tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).
9) Kebiasaan diri
1) Usus Halus
Kolon merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : kolon asenden,
kolontransversum, dan kolon desenden.
3) Rektum
b. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian
setelah dilakukan validasi data dengan mengidentifikasi pola atau masalah
yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi
kesehatan (Hidayat, 2009).
c. Masalah Keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), masalah keperawatan
yang mungkin muncul yaitu: Diare.
1) Pengertian
2) Penyebab
a) Fisiologi :
Proses infeksi.
b) Psikologis :
c) Situasional :
Kriteria Mayor :
a) Subjektif : -
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Urgency
b) Objektif :
d. Intervensi Keperawatan
e. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.
Manajemen diare
Observasi:
1) Mengidentifikasi penyebab diare
2) Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan
3) Memoonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
4) Mengidentifikasi gejala invaginasi
5) Memonitor tanda dan gejala hipovolemia
6) Memonitor jumlah pengeluaran diare
7) Memonitor ulserasi dan iritasi kulit di daerah perineal
8) Memonitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik:
1) Memberikan asupan cairan oral
2) Memasang jalur intravena
3) Memberikan cairan intravena
4) Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
5) Mengambil sampel feses untuk kultur jika diperlukan.
Edukasi :
1) Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
2) Menganjurkan menghindari makanan pembentuk gas
3) Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI.
Kolaborasi :
1) Berkolaborasi pemberian obat.
16
f. Evaluasi
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2009).
Isi format pengkajian keluarga :
1) Data umum
yaitu meliputi: nama keluarga, alamat dan telepon,
komposisi keluarga (dilengkapi dengan genogran keluarga),
tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan dengan suku
kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorangatau
keluarga), agama (dikaji tentang agama yang dianut), aktifitas
rekreasi keluarga (dikaji data tentang kebiasaan dan
pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga.
2) Keluhan Utama
Buang air besar lebih dari 3 kali sehari. BAB kurang dari 4 kali
dengan konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). Buang air besar
17
j. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan terakhir dari tahap pengkajian
setelah dilakukan validasi data dengan mengidentifikasi pola atau
masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian
pola fungsi kesehatan (Hidayat, 2009).
k. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon
keluarga tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi,
2008).
1) Diagnosis sehat/wellness
Diagnosis sehat/wellness, digunakan bila keluarga mempunyai
21
Tabel 2.1
Prioritas Masalah
• Cukup 2
• Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
• Masalah berat, harus segera 2 1
ditangani
• Ada masalah, tetapi tidak 1
perlu segera ditangani 0
• Masalah tidak dirasakan
Keterangan :
Proses skoring dilakukan umtuk diagnose keperawatan dengan ketentuan :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
2) Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.
l. Perencanaan keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai
serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan terdiri
dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan
jangkapanjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E).
Tujuan jangka pendek harus SMART (S= spesifik, M= measurable/dapat
diukur, A= achievable/ dapat dicapai, R= reality, T= time limited/ punya
limit waktu).
m. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah
perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan
program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk
merencanakan implementasi. Tindakan keperawatan terhadap keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini:
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
a) Memberikan informasi
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
24
n. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencanan
keperawatan tercapai atau tidak. (Hidayat, 2009).
1) Tujuan Tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila klien telah menunjukan
perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah
yang ditetapkan (Hidayat, 2009).
2) Tujuan Tercapai Sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak
tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai
25
a. Kalsifikasi Diare
Menurut (Nursalam, 2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung
paling lama 3-5 hari.
2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare
kronik bukan suatu kesatuan penyakit melainkan suatu sindrom
yang penyebab, patogenisisnya multkompleks. Mengingat
banyaknya kemungkinan penyakit yang dapat mengakibatkan
diare kronik dan banyak pemeriksaan yang harus dikerjakan maka
26
e) Sistem Sirkulasi
Dari daire dapat terjadi gangguan pada system sirkulasi darah
menyebakan darah melemah, tekanan darah rendah, kulit pucat,
akral dingin yang mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik.
f) Sistem Otak
Syok hipovolemikdapat menyebabkan aliran darah dan oksigen
berkurang. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya penurunan
kesadaran dan bila tidak segera ditolong dapat mengakibatkan
kematian.
g) Sistem Eliminasi
Warna tinja anak yang mengalami diare makin lama berubah
kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya akan lecet karena sering defekaki dan tinja makin
asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal
dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare.
c. Penyebab
Ngastiyah (2005), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai
infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya
merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal
atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih
dikenal dengan “penyakit diare”, karena denga sebutan penyakit diare
akan mempercepat tindakan penanggulangannya.
Menurut Wong (2008), penyebab infeksius dari diare akut yaitu :
1) Agens virus
a) Rotavirus, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan mengalami
demam (380 C atau lebih tinggi), nausea atau Vomitus, abdomen,
disertai infeksi saluran pernafasan atas dan diare dapat berlangsung
lebih dari 1 minggu. Biasanya terjadi pada bayi usia 6-12 bulan,
sedangkan pada anak terjadi di usia lebih dari 3 tahun.
b) Mikroorganisme, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan demam,
nafsu makan terganggu, malaise. Sumber infeksi bisa didapat dari
28
air minum, air ditempat rekreasi (air kolam renang, dll). Dapat
menjangkit segala usian dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 2-3
hari.
2) Agen bacteri
a) Escherichia coli, masa inkubasinya bervariasi tergantung pada
strainnya. Biasanya anak akan mengalami distensi abdomen,
demam, vomitus, BAB berupa cairan berwarna hijau dengan darah
atau mucus bersifat menyembur. Dapat ditularkan antar individu,
disebabkan karena daging yang kurang matang, pemberian ASI
tidak ekslusif.
b) Kelompok salmonella, masa inkubasi 6-72 jam untuk
gastroenteritis. Gejalanya bervariasi, anak bisa mengalami nausea
atau vomitus, nyeri abdomen, demam, BAB kadang berdarah dan
ada lendir, peristaltic hiperaktif, nyeri tekan ringan pada abdomen,
sakit kepala, kejang. Dapat disebabkan oleh makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh binatang seperti kucing,
burung dan lainnya.
d. Patofisiologi
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan
oleh berbagai kemungkinan factor diantaranya :
1) Factor infeksi
a) Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan
infeksi rotavirus. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus
akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan
minuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang
kemudian melekat sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa
usus menjadi rusak yang dapat menurunkan daerah permukaan
usus. Sel-sel mukosa yang rusak akan digantikan oleh sel
enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang
belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus. Hal
29
b) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
c) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan atau berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu berat badan turun, turgor
kembali sangat lambat,mata dan ubun-ubun besar menjadi
cekung,mucosa bibir kering. Dehidrasi merupakan keadaan yang
paling berbahaya karena dapat menyebabkan hypovolemia,kolaps
cardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Untuk
mengetahui keadaan dehidrasi dpat dilakukan penilaian sebagai
berikut:
3) Test Diagnostik
a) Pemeriksaan tinja
(1) Markoskopik dan mikroskop
(2) kadar gula tinja
(3) Biakan dan resistensi feces (color )
b) Analisa gas dada apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasan kusmaoul)
c) Pemeriksaan kadar ureum kreatif untuk mengetahui faal ginjal
d) Pemeriksaa elektrolitterutama kadar Na,K,Kalsium dan fosfat
e. Penanganan/penatalaksanaan
1) Pembenaan cairan
Pembenaan cairan pada pasien diare dangan memperhatikan darajat
dehidrasinya dengan keadaan umum.
2) Diatetik
Pembenaan makanan dan minum khusus pada klien dangan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu
31
diperhatikan adalah:
a) Memberikan cairan
b) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori protein,
vitamin,mineral dan makanan yang bersih.
c) Obat-obatan
d) Obat anti sekresi
e) Obat anti sparmolitik
f) Anti biotic
f. Komplikasi
Menurut (Nursalam, 2008), komplikasi yang dapat terjadi dari diare
akut maupun kronis,Yaitu:
1) kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (Asidosis
metabolic), Karena:
a) kehilangan natrium bicarbonate bersama tinja.
b) walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pencernaan
dalam waktu yang terlalu lama.
c) makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi
dengan baik karena adanya hiperperstaltik.
2) Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka dapat
terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan natau syok
hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadinya
hipoksia, asidosis bertambah berta sehingga dapat mengakibatkan
perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tida segera
ditolong maka penderita meninggal.
g. Penatalaksanaan
1) Pentalaksanaan Medis
a) Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal
pentin perlu diperhatikan:
(1) Jenis cairan
32
2) Pathway Diare
Gambar 2.1
Ansietas
Berkembang diusus Toksistas tidak dapat diserap
Osmotik
elektrolit ke usus
Diare
Mual, muntah
Resiko Syok
Kekurangan volume
(hiporvolemik
cairan
34
D. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998).
2) Mempertahankan keintiman.
kematian.
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
39
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun.:
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1) Mempertahankan kesehatan