Hunbungan perawat klien lebih dari hubungan mutual. Hubungan tersebut merupakan proses
dimana campur tangan dalam kehidupah klien menetapkan tingkah laku yang lebih efektif.
Hubungan klien perawat adalah suatu proses dinamis yang meliputi usaha kolaborasi perawat
dan klien untuk mengatasi masalah dan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan
hubungan yaitu : Relationship adalah proses interpersonal antara dua atau lebih orang pada
keseluruhan kehidupan kita menemui orang dalam setting yang bervariasi dan membagi berbagai
hunbungan dengan klien yang dapat meningkatkan pemahaman mereka sebagai manusia
seutuhnya. Hubungan yang membantu ini adalah teurapetik, yang meeningkatkan iklim psikologis
yang membawa perubahan dan pertumbuhan klien yang positif. Meskipun perawat banyak
mendapat kepuasan dari hubungan, klien harus menjadi penerima utama dan penentu keuntungan.
Bentuk hubungan
a. Hubungan social
Kebutuhan bersama dipenuhi selama hubungan social seperti berbagi ide, perasaan, dan
kebutuhan dasar, seperti meminjam uang dan membantu pekerjaan. Sering hanya superficial.selama
interaksi social peran mungkin berganti. Dalam hubungan social, terdapat sedikit penekanan dalam
b. Hubungan intim
Terjadi diantara dua individu yang mempunyai komitmen emosional antara satu dengan yang lain.
Dalam hubungan ini sering kali mereka peduli tentang kebutuhan untuk pertumbuhan dan
kepuasan. Dalam hubungan ini pula, kebutuhan bersama dipenuhi dan keinginan keintiman serta
fantasi dibagi. Orang mungkin ingin membina hubungan intim untuk beberapa alasan : menjadi
ayah, kepuasan seksual atau emosi, kesamaan ekonomi, memiliki secara social, dan penurunan
c. Hubungan terapeutik
Hubngan terapeutik berbeda dari hubungan diatas dimana perawat memaksimalkan keterampilan
komunikasi, pemahaman tingkah laku manusia dan kekuatan pribadi untuk meningkatkan
pertmbuhan klien. Fokus hubungan adalah pad aide klien, pengalaman dan perasaan klien.
d. Perawat dan klien mengidentifikasi area yang memerlukan ekplorasi dan evaluasi secara periodik
terhadap tingkah perubahan klien. Peran tidak akan berubah dan hubungan tetap konsisten
Keterampilan komunikasi dan pengetahuan dari tahap dan fenomena yang terjadi dalam
hubungan terapeutik merupakan alat yang penting sekali dalam pembentukan dan pemeliharaan
hubungan, kebutuhan diri klien diidentifikasi dan pendekatan alternatif penyelesaian masalah dibuat
baik bagi klien dan perawat. Dia mengidentifikasi empat tindakan yang harus diambil di antara
3. Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan.
4. Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan hubungan.
Tujuan hubungan
a. Realisasi diri, pengalaman diri, dan rasa hormat terhadap diri sendiri
b. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi
c. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai
d. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang
realistis
Dalam hubungan timbal balik ini perawat dan dokter tidak bisadipisahkan dalam pemberian layanan
Sedangkan perbedaannya, ilmu kedokteran bersifat Fathernalistik (figur seorang bapak, pemimpin dan
(Mother Instinc) dalam memberikan asuhan keperawatandengan kasih sayang dan bantuan (Helping
Relationship).
Model Hubungan
1. Aktivitas – Positifistis
Dokter berperan aktif, klien berperan pasif, tepat diterpkan pada klien anak-anak, bayi, pasien tidak
sadar, koma, pasien pada kedaruratan. Biasanya dokter bersifat otoriter, pasienkurang diperhatikan.
2. Hubungan Membantu
Klien yang mengalami gangguan / masalah kesehatan akanmencari bantuan kepada dokter untuk
3. Partisipasi Mutual
Individu memiliki hak yang sma / kesejajaran antara umatmanusia merupakan nilai yang tinggi. Pada
model inimencerminkan azas demokrasi. Interaksi yang dilakukanmerupakan interaksi dari masing-
masing individu yangmemiliki hak yang sama (sejajar) dalam memperoleh pelayanan, saling
membutuhkan, dan interaksi yang dilakukan memberikan kepuasan kedua belah pihak.Dalam hal ini
peran dokter membantu klien menolong dirisendiri. Peran ini penting untuk mengenal diri klien
dankemampuan diri klien, serta menjelaskan bahwa manusiamemiliki kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang.Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yangunik atau berbeda satu
dengan yang lain, membantukemampuan dalam menentukan dan mengatur diri sendiri.
Dalam pelayanan kesehatan, perawat menjalin hubungannyadengan dokter dan klien, dalam
Peran perawat dalam memberikan askep dapat dipertanggung jawabkan secara mandiri oleh
perawat.
Peran dalam melaksanakan peran pemberian obat-obatan dantanggung jawab penuh oleh dokter.
Peran dalam melakukan pelayanan kesehatan bekerja samasebagai tim work dengan tim kesehatan
lain.
Untuk mendapatkan perlindungan hukum pada tindakan (perandependent), perawat dan
dokter perlu berkomunikasi yang jelasdan diketahui oleh kedua belah pihak.
Contohnya, The Standing Order Dokter memberi kepercayaankepada perawat untuk pemberian
Kondisi yang dihadapi klien merupakan penentu peran perawat terhadap klien. Seorang klien
dalam situasi tertentu,mempunyai tujuan tertentu, begitu juga perawat, dalam situasi tertentu
memiliki tujuan tertentu. Hubungan perawat dan klien mendasari nilai dan martabat manusia,
pengembangan rasa terpercaya, pengukuran pemecahan masalah (Problem Solving) dan kolaborasi.
Dalam hubungan in perawat bisa berperan sebagai konselor, sebagai pengganti orang tua, saudara
hubungan perawat dengan klien bersifat alamiah.Dalam interaksi antar perawat dan klien masing-
masingmemiliki kesepakatan dan persetujuan dimana klien mempunyai peran dan hak, begitu juga
perawat mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dalam setiap hubungan, perlu didahului
dengan kontrak dan kesepakatan bersama, sehingga kesepakatan ini bisa menjadi parameter dalam
seseorang, memnumbuhkanrasa percaya, kepedulian terhadap satu sama lain dan sikap positif yang
bisa meningkatkan kesehatan. Bila kehadiran dan kepedulian menjiwai pelayanan kesehatan,
seluruh tantangan lingkungan akan berubah sehingga tercipta terapi yang adekuat, klien juga
Penghargaan yang datang dari klien terhadap kehadiran kepedulian akan menimbulkan
perasaan tenang dan puas atas pelayanan keperawatan yang telah di berikan kepada klien yang
mereka di dunia.
Contoh, Ketika perawat menyuntik dengan tenang, akan memberikan perasaan nyaman dan
mengurangi kecemasan, sehingga waktudisuntik klien tidak menjalani ketegangan otot dan
a. Dimensi tindakan
Dimensi ini termasuk konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri perawat, katarsisemosional, dan
bermain peran (Stuart dan Sundeen, 1995, h.23). Dimensi ini harusdi implementasikan dalam
1) Konfrontasi
memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff (dikutip oleh Stuart dan Sundeen,1998, h.41)
a. Ketidak sesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya) dan idealdiri
(cita-cita/keinginan klien).
c. Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat Konfrontasi seharusnyadilakukan secara
asertif bukan agresif/marah. Oleh karena itu sebelum melakukankonfrontasi perawat perlu mengkaji
antara lain: tingkat hubungan saling percaya denganklien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan
kekuatan koping klien. Konfrontasisangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri
2) Kesegeraan
Terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan pada dan digunakan untuk mempelajarifungsi klien
dalam hubungan interpersonal lainnya. Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan
3) Keterbukaan perawat
Tampak ketika perawat meberikan informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dansikapnya sendiri
untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis, atau dukunganklien. Melalui penelitian yang
dilakukan oleh Johnson (dikutip oleh Stuart dan Sundeen,1987, h.134) ditemukan bahwa
untuk mendapatkan efek terapeutik. Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapanklien
perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.
darisudut pandang lain; juga memperkenankan klien untuk mencobakan situasi yang barudalam
a. Rasa Percaya
Rasa percaya dapat didefenisikan sebagai kepercayaan bahwa orang lain akan memberi bantuan
ketika membutuhkan, selalu ada jika sedang diperlukan. Hubungan yang mempercaya ini tidak dapat
berkembang kecuali jika klien percaya bahwa perawat ingin merawat demi kebaikan klien sendiri.
Komunikasi perawat dengan klien yang tidak sadar rasa percaya dapat tumbuh pada klien jika
perawat dapat menunjukan semua tindakan ingin membantu klien serta dengan komunikasi yang
baik pula. Untuk meningkatkan rasa percaya klien, perawat harus bertindak secara konsisten, dapat
dipercaya dan kompeten. Kejujuran dalam memberikan informasi kepada klien juga dapat
b. Empati
Empati telah diterima secara luas sebagai komponen klinis dalam hubungan membantu. Rasa empati
yaitu merasakan, memahami kondisi klien pada saat itu. Empati adalah kemampuan untuk
memahami dan memasuki kerangka referensi klien (Haber at al, 1994). Rasa empati ini sangat
membantu hubungan terapeutik perawat dengan klien. Dari point ini perawat dapat menjadi
pemotivasi terhadap klien dengan adanya rasa empati, hubungan yang terjalin akan menjadi lebih
efektif. Empati juga membantu klien untuk menjelaskan dan mengkaji perasaan mereka sehingga
c. Perhatian
Perhatian adalah memiliki penghargaan positif terhadap orang lain, merupakan dasar untuk
hubungan yang membantu. Perawat menunjukkan perhatian dengan menerima klien sebagaimana
mereka adanya dan menghargai mereka sebagai individu. Perawat menghargai pasien yang tidak
sadar selayaknya pasien yang sadar, bahwa klien tetap mengetahui apa yang perawat komunikasikan
selayaknya ia sadar. Klien akan merasakan bahwa perawat menunjukan perhatian dengan menerima
klien sebagaimana mereka adanya. Perhatian juga meningkatkan rasa percaya dan mengurangi
kecemasan. Penghilangan kecemasan dan stress akan meningkatkan daya tahan tubuh dan
membantu penyembuhan.
d. Autonomi
Autonomi adalah kemampuan mengontrol diri. Perawat dituntut untuk tidak menyepelekan hal ini.
Setiap manusia itu unik dan tiada yang sama. Perawat harus berusaha mengontrol diri terhadap hal-
hal yang sensitif terhadap klien. Pada pasien yang tidak sadar, perawat harus berhati-hati untuk
berbicara hal yang negatif di dekat klien, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap klien.
e. Mutualitas
Mutualitas meliputi perasaan untuk berbagi dengan sesama. Perawat dan klien bekerja sebagai tim
yang ikut serta dalam perawatan. Perasaan untuk merasakan bahwa kita saling membutuhkan dapat
menumbuhkan hubungan yang membantu dalam komunikasi terapeutik. Akan terjalin rasa percaya
b. DIMENSI RESPON
1. Kesejatian
Kesejatian adalah pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang
a. Kepercayaan diri
Orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan mampu menunjukkan kesejatiannya pada
pada saat keadaan yang tidak nyaman dimana kesejatian yang ditampilkan akan mengakibatkan
Apabila seorang melihat orang lain meempunyai kekuatan yang lebih besar dan menguasai kita akan
mempengaruhi bagaimana kita akan menampilkan seperti apa diri kita yang sebenarnya.
c. Lingkungan.
d. Lingkungan terdiri dari waktu dan tempat. Tempat dimana seseorang berada dimuka publik
(auditorium, panggung, dan lain-lain) akan mengakibatkan seseorang merasa sulit untuk
menunjukkan seperti apa dirinya yang sebenarnya. Wakyu yang terbatas juga akan mengakibatkan
Ada seseorang klien yang menyukai anda sebagai perawat di sebuah bangsal. Dia menanyakan
nomor telepon anda, sering memandang anda dengan mesra, dan berusaha membuat kotak badan
yang sering. Dia bahkan akan mengundang anda untuk makan malam.Sebagai perawat,
Perasaan anda : Capek juga nih orang, sebenarnya saya juga suka, tapi … (terdapat inkongruen
Contoh respons :
“yah … mungkin saya akan pergi dengan anda, … kita lihat saja nanti.
(Respons ini kurang tepat karena tidak ada kejelasan didalamnya akan maksud dari perawat)
“Semua lelaki sama saja, … anda menangani perawat seperti bermain sesuatu. Diamlah tuan, … saya
“saya senang menerima undangan anda setelah anda pulang dari rumah sakit. Meskipun begitu, saat
anda disini saya ingin membuat hubungan dimana saya merasa member anda dank klien lain asuhan
keperawatan yang terbaik. Saya ingin menangani semua klien dengan sama karena saya piker
tidaklah adil untuk menunjukkan kefavoritan kepada anda. Dapatkah anda mengerti posisi saya ?”
2. Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah memahami
bagaimana perasaan orang lain tersebut dan apa yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita
Kemampuan melihat dunia orang lain dengan menggunakanparadigma orang lain tersebut. Aspek
mental juga berarti memahami orang tersebut serta memahami orang tersebut secara emosional
dan intelektual.
b. Verbal
Kemampuan mengungkapkan secara verbal pemahaman terhadap perasaan dan alasan reaksi emosi
1. Kekuratan ;
2. Kejelasan
Ungkapan empati harus jelas mengenai topik tertentu dan sesuai dengan apa yang dirasakan orang
3. Kealamiahan
4. Mengecek
Fungsi dari mengecek adalah untuk mengetahui apakah response empatik yang kita lakukan tersebut
efektif.
c. Aspek non verbal
Aspek non verbal yang diperlukan adalah kemampuan menunjukkan empati dengan kehangatan dan
kesejatian.
1. Kehangatan;
a. Kondisi muka;
Mulut : rileks, tidak cemberut dan menggit bibir, tersenyum jika perlu, rahan rileks.
Ekspresi : tampak rileks, tidak ada ketakutan, kekhawatiran, menunjukkan perhatian dan
ketertarikan.
b. Kondisi postur/sikap.
Kepala : duduk atau berdiri dengan tinggi yang sama, menganggukkan kepala jika perlu.
Mundur tiba-tiba.
Tidak tersenyum.
Terburu-buru.
Emosi berlebihan.
Shock/terkejut.
Penilaian tentang orang lain sehingga membuat kita menjadi mengalihkan perhatian pada masalah
kita sendiri.
2. Kesejatian
Kesejatian merupakan kesamaan respons non verbal dan respons verbal serta ketertarikan dan
3. Respek/hormat
Respek mempunyai pengertian perilaku yang menunjukkan kepedulian/perhatian, rasa suka, dan
menghargai klien,. Perawat menghargai klien seorang yang bernilai dan menerima klien tanpa syarat
(Stuart dan Sundeen, 1995).
Dengan respek maka perawat akan dapat mengakui kebutuhan orang lain untuk dipenuhi,
dimengerti dan dibantu dalam keterbatasan waktu yang dimiliki oleh perawat.
4. Konkret
Yang spesifik dan bukan abstrak pada saat mendiskusikan dengan klien mengenai perasaan,
pengalaman, dan tindak lakunya. Fungsi dari dimensi ini adalah daapt mempertahankan respons
perawat terhadap perasaan klien, penjelasan dengan akurat tentang masalah dan mendorong klien
Contoh :
o Klien : “Aku tidak akan punya masalah jika orang-orang tidak menggangguku.
o Mereka : “membuat aku marah karena mereka tahu bahwa aku sangat berperasaan halus.”
o Klien : “Keluargaku. Orang berpikir berada dalam keluarga besar merupakan berkah. Itu adalah
kutukan.”
o Perawat : “Apakah kamu dapat memberi saya contoh dari seseorang yang membuatku marah
di rumah?”
Hubungan membantu di tetapkan dan di pertahankan oleh perawat profesional. Hubungan
adalah sesuatu yang bersifat resiprokal; perawat dan klien saling berhubungan ketika mereka
bergerak ke arah hubungan terapeutik. Hubunngan yang membantu bergeraktanpa mengenal waktu
ketika kliendan perawat berinteraksi, namun hubungan membantu tidak sama dengan proses
keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu seri tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah
kesehatan klien. Hubungan membantu adalah suatu ikatan yang membuat perawat menjadi lebih
efektif dalam menjalankan proses keperawatan. Perawat bertanggung jawab untuk mengarahkan
klien melalui hubungan yang membantu untuk meyakinkan bahwa seluruh kebutuhan klien
terpenuhi. Tatangan bagi perawat adalah untuk menetapkan hubungan yang membantu dalam
waktu yang menimal dengan waktu denag memasukkan komunikasi efektif yang melibatkan klien,
Prainteraksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan
klien. Anda perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yang anda miliki. Jika merasakan
ketidakpastian maka anda perlu membaca kembali, diskusi dengan teman sekelompok atau diskusi
dengan tutor. Jika saudara telah siap, maka anda perlu membuat rencana interaksi dengan klien.
1) Evaluasi diri
c) Bagaimana respon selanjutnya jika klien diam, menolak, marah atau inkoheren?
d) pengalaman interaksi dengan klien yang negatif/buruk/ tidak menyenangkan? Jika ada, lakukan
dengan koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan klien. Konsultasi dengan
e) Bagaimana tingkat kecemasan saya? Jika cemas ringan , lakukan interaksi. Jika cemas sedang,
3) Rencana interaksi
a) Siapkan secara tertulis rencana percakapan yang akan anda lakukan pada saat berhubungan dengan
b) Teknik komunikasi apa yang anda akan terapkan, kaitkan dengan tujuan anda melakukan hubungan
dengan klien. Hal ini berhubungan dengan tahapan hubungan yang akan dilakukan. Teknik observasi
d) Setelah anda belajar membuat rencana interaksi berarti anda sudah siap bertemu dan
b. Fase perkenalan/Orientasi
a. Fase perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang anda lakukan saat pertama kali bertemu dengan klien. Hal- hal
a) Memberi salam;
Assalamu alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan latar belakang social budaya
Bunyi kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan kebersediaan klien untuk bercakap-cakap
Contoh kominikasi :
e) Menghadapi kontrak;
Pada pertemuan awal saudara perlu melengkapi penjelasan identitas saudara sehingga saat interaksi
Contoh komunikasi :
“Saya perawat yang bekerja di…., saya yang akan merawat Yanti selama 3 hari.”(Contoh jika
panggilan sayangnyan Yanti) “Dimulai saat ini s.d …, saya dating jam 07.00 dan pulang jam 14.00”.
Kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama. Jika mungkin
“Saya tidak dapat membantu jika Yanti tidak mau menceritakan hal yang Yanti hadapi. Tampaknya
Yanti belum mau cerita, kita duduk saj bersama.” (10 menit).
Setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara sepakati masalah atau kebutuhan klien.
Contoh komunikasi :
“Dari percakapan kita tadi tampaknya Yanti…. ” (Sesuai dengan kesimpulan masalah/kebutuhan
“Tampaknya Yanti tidak nafsu makankarena merasa nyeri pada ulu hati” (untuk masalah Gastritis);
h) Mengakhiri perkenalan;
c. Fase Orientasi
Fase orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan fase
orientasi adalah memvalidasi kekurangan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat
ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan
bersam klien.
a) Member salam;
“Adakah hal yang terjadi selam kita tidak bertemu? Coba ceritakan!”
c) Mengingat kontrak;
Setiap berinteraksi dengan klien dikaitkan dengan kontrak yang pertemuan sebelumnya.
“Yanti masih ingat jam berapa kita bertemu hari ini/pagi ini/siang ini/sore ini?”
Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu jam…. (sebutkan sesuai perjanjian) ”
“Sesuai dengan janji kita yang lalu sekarang saya akan memberikansuntikan lagi.”
“Sesuai dengan penjelasan saya tadi, sekarang ibu akan saya bantu latihan batuk efektif”.
Jika klien dapat menyebutkan waktu,tempat,topic pembicaraan, anda wajib memberikan pujian
(reinforcement). Fase orientasi selalu diikuti oleh fase kerja dan terminasi sementara. Oleh karena itu
“Baiklah sekarang kita akan bicarakan tentang cara mengatasi tidak nafsu makan/cara mengelola
d. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
a) Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan dirinya , perilakunya, perasaanya, pikirannya.
Contoh :
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan efektif dan psikomotor.
Contoh :
“Yanti ingin mencoba cara yang mana?” Baik saya akan beri contoh (lakukan demonstrasi). “Coba
Yanti tiru cara tadi.” ”Bagus, Yanti dapat melakukan dengan baik. Bagaimana kalau Yanti coba
sendiri. ”
Contoh :
“Pertama : ibu dapat mengalihkan pikiran pada pengalaman yang menyenangkan, atau membaca,
“Mari kita coba.” (Bantu klien melakukannya, beri pujian jika dapat melakukan)
Contoh :
“Sesuai dengan janji kita tadi pagi, saya akan memberi penjelasan tentang cara merawat tali pusat
Jelaskan tentang merawat tali pusat bayi baru lahir (jelaskan dengan alat bantu [lembar
balik/leaflet/booklet]).
e) Melaksanakan kolaborasi.
Contoh :
“Sedikit sakit Bu (katakan pada saat akan menyuntik), tarik napas dalam Bu,ya,sudah.”
“Bagaimana Bu?”
Contohnya
“Bu, sesuai dengan keadaan suhu Ibu yang tinggi maka setiap dua jam saya akan mengukur
“Sekarang saya akan ukur suhu ibu di ketiak.” Kemudian perawat meletakkan thermometer di ketiak
“Saya ambil ya Bu, sekarang Ibu istirahat lagi,nanti dua jam lagi saya datang”.
e. Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan klien. Terminasi dibagi dua, yaitu
1) Terminasi sementara;
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien. Pada terminasi sementara,
perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan, misalnya : 1 (satu) atau
Isi percakapan
Evaluasi hasil;
Tindak lanjut;
Topik :
2) Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit atau saudara selesai praktek dirumah
sakit.
Isi percakapan :
Evaluasi hasil
Tindak lanjut
I. PENGERTIAN
Istilah Autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri “Isme” yang berarti suatu
aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri. Autistik adalah suatu
gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas
imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil
Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan 20% dari
mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu (savant).
1. Komunikasi
2. Interaksi sosial
3. Gangguan sensoris
4. Pola bermain
5. Perilaku
6. Emosi
Apa Penyebab Autistik?
Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada
terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan
saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga
Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan;
keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat
menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi
dan interaksi.
Akhir-akhir ini dari penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan pencernaan dan gejala
autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik ini mempunyai sistem pencernaan yang
kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak
tercerna dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam
amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang seharusnya dibuang
lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik, peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk
kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu
casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak
terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku.
II. KARAKTERISTIK
1. Komunikasi:
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain
Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya.
Sebagian dari anak ini tidak berbicara ( non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia
dewasa.
Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin
meminta sesuatu.
2. Interaksi sosial:
Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
3. Gangguan sensoris:
Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya di putar-putar
Senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda,
Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana.
5. Perilaku:
6. Emosi:
Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan.
Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya.
III. IDENTIFIKASI
1. Diagnosa Autisme
Waktu adalah bagian terpenting. Jika anak memperlihatkan beberapa gejala diatas segera
hubungi psikolog klinis, dokter ahli perkembangan, anak, psikiater anak atau neurologis khusus
autistik dan gangguan perkembangan yang akan membuat suatu assesstment/pengkajian yang
diikuti dengan penegakan diagnosa. Jika terdiagnosa dini, maka anak autistik dapat ditangani segera
melalui terapi-terapi terstruktur dan terpadu. Dengan demikian lebih terbuka peluang perubahan ke
Perlu diketahui bahwa setiap anak autis memiliki kemampuan serta hambatan yang berbeda-beda.
Ada anak autis yang mampu berbaur dengan anak-anak ’normal’ lainnya di dalam kelas reguler dan
menghabiskan hanya sedikit waktu berada dalam kelas khusus namun ada pula anak autis yang
disarankan untuk selalu berada dalam kelas khusus yang terstruktur untuk dirinya. Anak-anak yang
dapat belajar dalam kelas reguler tersebut biasanya mereka memiliki kemampuan berkomunikasi,
kognitif dan bantu diri yang memadai. Sedangkan yang masih membutuhkan kelas khusus biasanya
anak autis dimasukkan dalam kelas terpadu, yaitu kelas perkenalan dan persiapan bagi anak autis
untuk dapat masuk ke sekolah umum biasa dengan kurikulum umum namun tetap dalam tata
belajar anak autis, yaitu kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat visual/gambar/kartu,
Metode belajar yang tepat bagi anak autis disesuaikan dengan usia anak serta, kemampuan serta
hambatan yang dimiliki anak saat belajar, dan gaya belajar atau learning style masing-masing anak
autis. Metode yang digunakan biasanya bersifat kombinasi beberapa metode. Banyak, walaupun
tidak semuanya, anak autis yang berespon sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode
belajar yang banyak menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Pembelajaran yang
menggunakan alat bantu sebagai media pengajarannya menjadi pilihan. Alat Bantu dapat berupa
Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak.
Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah
dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering
diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua
mengajak anak mengitari kamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu
Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-
apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat
harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak
telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan
secara visual (melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Masukkan komunikasi augmentatif ke
dalam kegiatan rutin sehari-hari dengan menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat
Tujuan dari pengobatan adalah membuat anak autis berbicara. Tetapi sebagian anak autis
tidak dapat bermain dengan baik, padahal anak-anak mempelajari kata-kata baru melalui
permainan. Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak autis, sambil menggunakan semua alat
komunikasi dengan mereka, apakah berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh
maupun teknologi. Jadwal kegiatan sehari-hari, makanan dan aktivitas favorit, serta teman dan
anggota keluarga lainnya bisa menjadi bagian dari sistem gambar dan membantu anak untuk
Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini
yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial
anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, mengguanakan
berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu)
Perangsangan sensorik.
Program intervensi dini akan membantu orang tua dan anak autis pindah dari intervensi dini
ke dalam sistem sekolah umum. Program ini juga akan membantu memilihkan lingkungan yang
paling tepat untuk pendidikan anak autis, apakah di sekolah biasa atau di kelas khusus anak austik
yang menawarkan pendidikan dan pelayanan pengobatan yang lebih intensif dengan jumlah murid
yang terbatas.
Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada
kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif. Strategi yang
digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan
fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda. Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi
REFERENSI :
An evaluation of outcome from intensive care in major medical centers. Ann Intern Med 104,