Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Andi Nabila Aprilia

NIM : 201120401
MATA KULIYAH : HUKUM ISLAM I
SEMESTER : GANJIL (III) / KELAS A

1. Jelaskan pengertian Hukum Islam dalam arti bahasa dan istilah ?

JAWAB :

Hukum secara lughawiyah: Mencega, Meniadakan, Menghalangi,


Melarang, Melerai, Menetapkan/Memutuskan. Dengan demikian
hukum berarti “menetapkan sesuatu, atau meniadakan sesuatu atas
sesuatu, atau penetapan dan pencegahan (al-qadha, al-man’u)”.
Secara Istilah menurut T.M Hasbi As Shiddiqiy “koleksi daya upaya
para Ahli hukum untuk menerapkan syari’at atas kebutuhan
masyarakat.

2. Sebutkan makna Hukum Islam dalam arti syariah, fiqih, dan qanun?
JAWAB :

 Secara syariah

Secara Bahasa “jalan ke sumber air” dan “tempat pada orang-orang


minum”. Secara Istilah: Ketetapan Allah yang berhubungan dengan
perbuatan orang-orang mukallaf. Baik berupa iqtidha’ (perintah untuk
mengerjakan atau meninggalkan larangan), takhyir (pilihan), maupun
wadh’i (sebab akibat).
 Secara fiqih
Secara Bahasa: tahu dan paham yang mendalam terhadap sesuatu.
Secara Istilah: ”Ilmu tentang hukum-hukum syara’ yg berhubungan
dengan perbuatan manusia yg digali atau diambil dari dalil-dalil yang
tafshili.
 Secara qanun
Secara Bahasa: Undang-undang. Secara Istilah yaitu Hukum yang
bersumber dari ajaran agama dan berlaku disuatu negara (positivis).
3. Kemukakan masing-masing satu contoh kasus hukum Islam baik dalam
arti syariah, fiqih, dan qanun?

JAWAB :

 Contoh kasus hukum islam arti syariah

Contohnya adalah salat lima waktu, puasa Ramadan, membayar


zakat, dan menunaikan haji bagi yang mampu. Beberapa contohnya
dalam kehidupan sehari hari sebagai berikut : Ketika sedang
bepergian, maka diperbolehkan untuk menjamak atau mengqasar
shalat. Apabila sedang sakit atau kesulitan dalam menemukan air,
maka diperbolehkan melakukan tayammum dengan menggunakan
debu.
 Contoh kasus hukum islam arti fiqih
fikih adalah kitab yang tentang islam yang menjelaskan tentang
misalnya syarat sholat, syarat puasa, bagaimana wudhu, dll.
contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah berikut ini: Ketika
terkena najis, boleh membersihkan dengan memercikkan air atau
berwudhu. Gerakan shalat dilakukan berdasarkan yang dicontohkan
oleh Rasulullah Saw. Tata cara berpuasa dilakukan berdasarkan
perintah Allah Swt.

 Contoh kasus hukum islam arti qanun


Qanun adalah PeraturaPerundang-undangan sejenis Peraturan
Daerah yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan
kehidupan masyarakat di Provinsi Aceh. Qanun terdiri atas: Qanun
Aceh, yang berlaku di seluruh wilayah Provinsi Aceh. Qanun Aceh
disahkan oleh Gubernur setelah mendapat persetujuan dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Qanun Kabupaten/Kota, yang
berlaku di kabupaten/kota tersebut. Qanun kabupaten/kota disahkan
oleh bupati/wali kota setelah mendapat persetujuan bersama dengan
DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten atau Dewan Perwakilan
Rakyat Kota).

4. Sebutkan tiga minimal sebab sebab terjadinya perbedan pedapat di


kalangan para fuqaha (ahli hukum Islam)?

JAWAB :

1) Cara pandang, Kemampan Berfikir & latar belakang lingkungan


2) Tabiyat bahasa Arab yangg Merupakan bahasa Asli al-Qur’an &
Assunnah terdiri dari hakikat majas, musytarak, siaqul kalam, dll.
3) Tabiyat Nushush Taklifiyah ada muhkam, mutasyabih, qath’I,
dzanniy, mujmal, mufassar, mutlaq, muqayyad, sharih, muawwal dll.
4) Perbedaan qiraat
5) Sampai atau tidaknya hadis
6) Kuat atau tidknya hadits yg diterima
7) Perbedaan dalil yg dianggap hujjah
8) Tidak adanya nash
9) Perbedaan dalam qawaid al ushuliyah

5. Kemukakan satu kasus atau peristiwa hukum yang merupakan hasil


ijetihad oleh fuqaha (ahli hukum Islam), baik yang sudah ada nash-nya
(al-Qura’n, al-Hadits) maupun yang belum ada nash-nya ?

JAWAB :

Salah satu contoh ijtihad adalah suatu peristiwa yang pernah terjadi di
zaman Khalifah Umar bin Khattab, yang mana pada saat itu para
pedagang muslim mengajukan suatu pertanyaan kepada Khalifah yakni
berapa besar cukai yang wajib dikenakan kepada para pedagang asing
yang melakukan perdagangan di wilayah Khalifah. Jawaban dari
pertanyaan tersebut belum termuat secara terperinci di dalam Al-Quran
atau hadis, maka Khalifah Umar bin Khattab selanjutnya melakukan
berijtihad dengan menetapkan bahwasanya cukai yang dibayarkan oleh
pedagang adalah dengan disamakan dengan taraf yang umumnya
dikenakan kepada para pedagang muslim dari negara asing, di mana
mereka berdagang.
Sedangkan contoh yang lebih dekat lagi dengan kehidupan seharihari,
yaitu penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal. Proses penentuan 1
Ramadhan dan 1 Syawal, di mana para ulama berdiskusi berdasarkan
hukum Islam untuk menentukan dan menetapkannya merupakan salah
satu contoh ijtihad yang nantinya diikuti oleh seluruh umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai