Anda di halaman 1dari 8

BENTUK-BENTUK KOROSI

BENTUK-BENTUK
KOROSI

Bentuk-bentuk korosi
1. KOROSI MERATA

) Berlangsung pada seluruh permukaan


logam/paduan yang terpapar (terbuka) ke
lingkungan korosif dengan laju korosi yang
kurang lebih sama.
) Proses anodik dan katodik terdistribusi secara
merata pada permukaan logam.
) Umumnya terjadi pada struktur baja yang
terpapar di atmosfir dan pada logam/paduan yang
aktif terkorosi (potensial korosinya berada pada
daerah kestabilan ionnya pada diagram potensial-
pH.

1
Kerusakan material akibat korosi merata dinyatakan
dalam LAJU PENETRASI (mpy, mmpy, µmpy) ) Korosi merata secara teknis dianggap tidak
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel I. berbahaya, karena laju korosinya dapat
TABEL I. KRITERIA KETAHANAN KOROSI MATERIAL TERHADAP diketahui dan dapat diukur dengan ketelitian
SERANGAN KOROSI MERATA YANG DiNYATAKAN OLEH LAJU
PENETRASINYA yang tinggi
CORROSION LAJU KOROSI
RESISTANCE mpy mmpy µ mpy
) Kegagalan material akibat bentuk serangan
Outstanding <1 <0,02 <25 korosi ini dapat dihindari dengan
Excellent 1-5 0,02-0,1 25 –100
Good 5-20 0,1-0,5 100-500 PEMERIKSAAN DAN MONITORING secara
Fair 20-50 0,5-1 500-1000
Poor 50-200 1-5 1000 -5000 teratur, serta memberikan kompensasi
Unacceptable 200+ 5+ 5000+
ketebalan (corrosion allowance)
mpy = mils per year, 1 mils = 0,001 inchi = 0,00254 cm

CONTOH BENTUK KOROSI MERATA


PADA PILING BAJA PENGENDALIAN

1. Pemilihan material
2. Coating
3. Penggunaan inhibitor
4. Proteksi katodik

2
Potensial beberapa logam/paduan
dalam air laut (galvanic series)
2. KOROSI GALVANIK

Terjadi apabila dua logam/paduan yang berbeda


saling kontak listrik dalam media korosif yang
sama
Logam yang lebih aktif akan terkorosi lebih cepat
(terpolarisasi anodik), sebaliknya logam yang
lebih mulia akan terproteksi
Penyambungan dua logam berbeda dengan
selisih potensial korosi yang jauh (> 300 mV)
tidak disarankan karena rawan terkena korosi
galvanik ini
CONTOH: PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN TEMBAGA
PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN ALUMINIUM

HARUS DIHINDARI TERJADINYA LUAS


PERMUKAAN KATODIK YANG LEBIH BESAR
DARI LUAS PERMUKAAN ANODIK PADA
LOGAM.
MISALNYA BILA DIGUNAKAN BAUT, BAUT
HARUS LEBIH TAHAN KOROSI DIBANDINGKAN
STRUKTUR ATAU KOMPONEN YANG
DIKENCANGKAN.
Gambar Korosi galvanik akibat penyambungan pipa dan flange
aluminium juga antara BAUT baja dengan flange

Catatan: Baik flange maupun baut dua-duanya pilih


bahan dari stainless steel

3
PENGENDALIAN

Bila terpaksa menggabungkan lebih dari satu


logam, digunakan logam-logam yang potensial
korosinya saling berdekatan.
Dihindari kontak listrik antara dua logam,
misalnya dengan memberikan insulasi (lihat
gambar)
Dihindari sambungan ulir untuk dua logam yang
selisih potensial korosinya sangat besar Salahsatu cara untuk menghindari korosi galvanik
PEMBERIAN COATING. dengan cara memberikan INSULASI

3. KOROSI CELAH Dalam lingkungan yang mengandung ion-


Akibat perbedaan konsentrasi oksigen terlarut ion Cl- kation logam yang larut dalam
antara lokasi di dalam celah dan di luar celah celah mendorong migrasi Cl- ke dalam
Permukaan logam di dalam celah menjadi LEBIH celah dan membentuk senyawa metal
ANODIK dibandingkan permukaan logam di luar klorida (MCl)
celah Di muka celah MCl terhidrolisis sesuai
dengan reaksi
Mekanisme M++ + 2Cl- + 2H2O → M(OH)2 + 2H+ + 2Cl-
dan tahap- Ion-ion H+ akan masuk ke dalam celah
tahap mengkompensasi ion positif yang berpindah ke
terjadinya luar celah sehingga KEASAMAN DI DALAM
korosi celah
CELAH SEMAKIN MENINGKAT

4
PENGENDALIAN
Kandungan ion-ion H+ dan Cl- yang
 Perencanaan dan desain yang benar sehingga
tinggi dalam celah → mencegah terbentuknya celah dapat dihindari.
pasivasi logam → meningkatkan  Menutup celah yang ada dengan las, dempul
proses pelarutan logam.  Mengurangi agresivitas lingkungan dengan
menurunkan kandungan klorida, keasaman
Siklus tersebut berlangsung terus- temperatur.
menerus sehingga proses korosi  Penghilangan atau pengurangan padatan
tersuspensi sehingga terbentuknya endapan
dalam celah berlangsung secara
(scale) yang dapat menyebabkan korosi celah
AUTOKATALITIK. dapat dihindari.
 Digunakan inhibitor

Contoh-contoh desain yang baik dan jelek dalam 4. KOROSI SUMURAN


kaitannya terhadap kerawanan korosi celah (PITTING CORROSION)
Korosi setempat yang menghasilkan lubang
(sumuran) pada permukaan logam akibat
pecahnya selaput pasif pada permukaan logam
tersebut dalam media yang mengandung ion-ion
agresif (Cl-, Br-, SCN-)
Merupakan salahsatu bentuk korosi yang
berbahaya dan tidak dapat diprediksi, misalnya
kebocoran tangki tiba-tiba dapat terjadi akibat
korosi sumuran ini

5
Mekanisme korosi sumuran Sebagaimana mekanisme korosi celah, kation
logam yang telah larut, kemudian menarik ion-ion
Diawali dengan kerusakan selaput pasif protektif Cl- ke dalam sumuran. Misalnya untuk baja akan
pada permukaan logam akibat interaksi dengan
berlangsung reaksi sebagai berikut:
ion-ion agresif atau erosi oleh aliran fluida yang
mengandung partikel-partikel padat. Fe++ + 2Cl- + 2H2O → Fe(OH)2 + 2H+ + 2Cl-

Kerusakan selaput pasif berlangsung setempat Dengan terbentuknya ion-ion H+ sumuran menjadi
(localized) pada lokasi-lokasi dimana akumulasi semakin asam sehingga proses pelarutan logam
ion-ion agresif misalnya Cl- paling besar. menjadi semakin meningkat. Siklus ini
Pelarutan selaput protektif selanjutnya akan berlangsung terus-menerus sehingga sumuran
diikuti oleh pelarutan logam pada bagian-bagian tumbuh semakin LEBAR atau DALAM dengan
yang selaput pasifnya telah larut mekanisme autokatalitik

Bentuk sumuran yang terjadi bergantung


pada jenislogam/paduan dan konduktivitas
lingkungannya

Gambar Korosi sumuran pada stainless steel tipe 410


(a). penampakan sumuran pada permukaan (perbesaran 50x)
(b). Penampang melintang sumuran (perbesaran 6x)

Bentuk-bentuk sumuran yang mungkin terbentuk (ASTM G-46 – 72)

6
Standard rating chart untuk mengevaluasi
Untuk mengevaluasi kerawanan korosi sumuran korosi sumuran (ASTM G 46 – 76)
digunakan besaran pitting factor

kedalaman sumuran terdalam p


pitting factor = =
kehilangan ketebalan akibat korosi merata d

Semakin besar pitting factor, tingkat kerawanan


terhadap korosi sumuran semakin besar

Korosi sumuran dimulai apabila logam/paduan


Nilai potensial korosi sumuran kritik suatu
berada pada potensial korosi sumuran kritik. Selaput
material dalam lingkungan tertentu menunjukkan
pasif pecah saat potensial korosinya naik melewati ketahanannya terhadap serangan korosi sumuran
potensial korosi sumuran (Epit). Makin tinggi potensial korosi sumuran suatu
Potensial korosi sumuran kritik dapat diprediksi material, makin tahan terhadap serangan korosi
secara elektrokimia dengan pengukuran sumuran.
potensiodinamik sesuai dengan ASTM G 61 – A.
Tabel Potensial korosi dan potensial korosi sumuran kritik
beberapa paduan logam
Skematik
penentuan
potensial korosi
sumuran kritik (Epit)
dengan polarisasi
anodik

7
z Potensial korosi sumuran turun dengan kenaikan
temperatur
PENGENDALIAN
 Pemilihan material
 Penurunan agresivitas lingkungan
Gambar  Penambahan inhibitor dengan
Pengaruh
temperatur pada
catatan jumlah yang ditambahkan
potensial korosi memadai
sumuran kritik  Proteksi katodik
untuk beberapa
paduan

Anda mungkin juga menyukai