AKTRIS : LASTIRANI INDIRA INA PENI GEKA Pesona Biru Laut tergelar, pasir putih gradasi Abu membentang sepanjang bibir pantai, terpesona mata memandang setiap keramahan alam yang tersuguh diranah lepan batan. Ah... Ya Allah, terimakasih kuucapkan atas berkah ini, Riang gembira anak-anak berlarian berkejaran Perempuan -perempuan bertangan kokoh menampis beras tanda kepastian raga segera tersaji gizi. Laki-laki Cemara angin melangkah pasti menuju tanah garapan, dan sebagian mengais rezeki dibentangkan samudera yang kaya atas anugerah Ilahi. Lembataku engkau Anugerah. Baru semalam mata terpejam Corona datang menjadi tabir, kunjung mengunjungi terhalang, belum hilang ketakutan Sang Pasak Bumi Mengguncang, memuntahkan segala isi dari perutnya, debu-debu berterbngan, membatasi jarak Pandak, kerikil panas menghantam ubun-ubun, berbaur suara pekikan tangis anak kecil kehilangan induk dan suara Ina Ama mencari tangan-tangan kecil yang hilang arah mencari tempat berlindung, Ina .... Ama ... Taku Nai ? Go mehak ... Gemuruh mengguncang tubuh kecilku bersembunyi "Tuhan Inikah Akhir Dunia?" Baru sebentar nafas lega kuhirup, kembali Gemuruh badai Hitam pekat menerjang batu-batu besar menghantam rumah, Seroja bergemuruh dari arah puncak dan tengah lautan, lumpur-lumpur hitam menyembur diantara sela tanah, sungai pasir bercampur lumpur menghalangi kaki untuk berlari mengalir deras... Aku bingung kemana berlari yang kulihat hanya gelap, suara minta tolong kudengar sayup-sayup lalu menghilang mencekam-mencekam sekali, air dari langit tidak berhenti menghujani hingga aku lupa sudah berapa tinggi tanganku gapai keatas... Ina ... Ama ... Goe meha ... Ina Taku Nai ???
sayup-sayup kudengar orang-orang dating mengangkat tubuhku, memberiku Air coba menyadarkanku. Ya Tuhan… Apakah aku masih hidup? Dengan tangan lembut mereka datang membantu kami, menguatkan kami, manghapus air mata kami, wajha- wajah lembut itu mulai mengobati luka ini, mengajak kami membangun apa yang telah hancur. Kami percaya Tuhan seperti, kami seperti satu tubuh saling menguatkan seperti menenun kami yang berbeda saling merajut hati membangun lewotana, agar menjadi yang kuat seperti warisan yang leluhur kami tinggalkan. “ TAAN ONEKET TOU PAI SOGA NARANG LEWOTANA LEMBATA, TANA LEPAN BATAN”